Anda di halaman 1dari 16

Rhama Wisnu Wardhana, S.H., M.H.

 Surat Permohonan ialah suatu permohonan yang


didalamnya berisi tuntutan hak Perdata oleh pihak
orang yang berkepentingan terhadap suatu hal
yang tidak mengandung sengketa, dihadapan
badan peradilan yang berwenang.
 Surat Gugatan ialah suatu surat yang diajukan
oleh penggugat kepada Ketua Pengadilan yang
berwenang, yang memuat tuntutan hak yang
didalamnya mengandung suatu sengketa dan
sekaligus merupakan dasar landasan pemeriksaan
perkara.
 Apa yg dituntut penggugat disebut gugatan & apa
yg diminta pemohon disebut permohonan, biasa
disebut surat gugatan dan surat permohonan
 Gugatan  Permohonan
 Penggugat/Tergugat  Pemohon/Termohon
 Mengandung sengketa  Tidak Mengandung
 Dua pihak /lebih sengketa
 Jurisdictio Contentiesa  Ex-parte
 Putusan  Jurisdictio Voluntaire
 Penetapan
 Gugatan:
1. Identitas para pihak
2. Fundamentum petendi/Posita (Fakta-fakta atau
hubungan hukum yang terjadi antara kedua belah
pihak
3. Petitum (isi tuntutan).

 Permohonan:
Identitas hanya pihak pemohon saja, posita ttg
situasi/peristiwa hukum yg dijadikan dasar thd
apa yg dimohonkan oleh pemohon dlm petita.
 Nama terang, (Gelar, alias/julukan, bin/binti)
 Umur
 Jenis Kelamin
 Alamat/Tempat Tinggal
 Pekerjaan
 Agama
 Status perkawinan
 Berkaitan dengan
fakta/kejadian/peristiwa( Feitelijke
Gronden)
 Berkaitan dengan Hubungan Hukum (
Rechtelijke Gronden)
 Kronologis peristiwa
Duduk masalahnya fakta /hubungan hukum
 Sebab timbulnya sengketa
 Kualifikasi perbuatan
 Kerugian
 Hal yg memperkuat/ menjamin terpenuhinya
hak-hak Penggugat
 Relevan dengan posita
 Tidak melebihi posita
 Tuntutan Primair
 Tuntutan Subsidair (ex aequo et bono)
 rekonvensi diatur dalam Pasal 132a dan b
HIR (Stbl 1941-44) yang maknanya rekonvensi
adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai
gugatan balasan terhadap gugatan yang diajukan
penggugat kepadanya. Dalam penjelasan Pasal
132a HIR disebutkan, oleh karena bagi tergugat
diberi kesempatan untuk mengajukan gugatan
melawan, artinya. untuk menggugat kembali
penggugat, maka tergugat itu tidak perlu
mengajukan tuntutan baru, akan tetapi cukup
dengan memajukan gugatan pembalasan itu
bersama-sama dengan jawabannya terhadap
gugatan lawannya
 Voeging
 Ada hubungan/kepentingan
 Kehendak sendiri
 Memihak salah satu pihak
 Tussenkomst
 menengahi
 Membela kepentingan sendiri
 Vrijwaring
 Penanggungan/pembebasan
 Ditarik salah satu pihak
Penggabungan gugatan diperbolehkan apabila
ada hubungan yang erat dan mendasar. Jenis-
jenis kumulasi gugatan:
1.Kumulasi Subyektif, ialah jika dalam satu
surat gugatan terdapat beberapa orang
penggugat/ beberapa orang Tergugat.
2.Kumulasi Obyektif, ialah jika Penggugat
mengajukan beberapa gugatan/tuntutan
kepada seorang Tergugat. (Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 pasal 66 ayat (5) dan
pasal 86 ayat (1)).
Penggugat Beberapa
Tergugat

Beberapa Tergugat
Penggugat

Beberapa Beberapa
Penggugat Tergugat
 Pengurangan
Pada dasarnya diperbolehkan krn tidak
merugikan kepentingan Tergugat dalam
pembelaan
 Penambahan
 dibolehkan asal tidak fundamental
 Diajukan saat perkara belum diperiksa /
sebelum Tergugat mengajukan hak jawabnya
 Tidak merugikan kepentingan Tergugat dalam
pembelaan.
1. Penggugat / kuasa datang ke bagian pendaftaran
perkara di PA untuk mengajukan
gugatan/permohonan dengan surat/ lisan/kuasa
ke Ketua PA dengan membawa surat bukti
identitas.
2. Penggugat wajib membayar uang muka
(voorschot) biaya/ongkos perkara. (Ps. 121 ayat 4
HIR).
3. Panitera pendaftaran perkara menyampaikan
gugatan ke bagian perkara, sehingga gugatan
secara resmi dapat diterima dan didaftar dalam
Buku Register Perkara.
4. Setelah didaftar, gugatan diteruskan ke Ketua PA,
diberi catatan mengenai nomor, tanggal perkara&
ditentukan hari sidang.
5. Ketua PA menentukan majelis Hakim yang akan
mengadili dan menentukan hari sidang.
6. Hakim ketua/anggota majelis hakim (yang akan
memeriksa perkara) memeriksa kelengkapan
surat gugatan.
7. Panitera memanggil penggugat & tergugat
dengan membawa Surat Panggilan Sidang secara
patut.
8. Semua proses pemeriksaan perkara dicatat dalam
BAP.
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai