Anda di halaman 1dari 20

IMA

Dian Rahmadin Akbar


IMA / AMI
Kematian miokard
diakibatkan karena
kurangnya aliran
darah yang
mengandung oksigen
didalam arteri
koroner.
Faktor Resiko
• Riwayat penyakit jantung
• HT
• Kadar kolesterol  dan trigliserida 
• DM
• Obesitas
• Risiko meningkat seiring pertambahan
usia. Wanita paling berisiko mengalami
kondisi ini setelah usia 55 tahun atau
setelah menopause, sedangkan pria di
atas usia 45 tahun.
• Menopause dini.
• Merokok
• Kurang olahraga
• Stres
• Preeklampsia
• Pengguna obat amfetamin dan kokain
Patofisiologi IMA
• Cedera pada endotel arteri  meningkatkan adhesi platelet
 respons inflamasi menyebabkan monosit dan limfosit T
bermigrasi didalam lapisan intima  magrofag dan otot
polos meluas disertai lipid membentuk garis-garis lemak dan
membentuk fibrous cap  penipisan cap meningkatkan
kerentanan untuk ruptur atau perdarahan  ruptur memicu
pembentukan trombus vasokontriksi  hasil; trombus
dengan arteri yang menyempit  Jika oklusi berlangsung
lebih dari 20 menit akan menyebabkan IMA.
Manifestasi Klinis
• Daerah nyeri: di daerah antara tulang
belikat, dada, lengan kiri, bahu, leher,
rahang, juga perut bagian atas / uluhati
• Keadaan nyeri: dapat terjadi selama
istirahat
• Jenis nyeri: bisa seperti kepalan tinju di
dada
• Tanda umum: Sesak nafas, kegelisahan,
tekanan dada, perasaan was-was, jantung
berdebar
• Seluruh tubuh: pusing, kelelahan, kulit
berkeringat dingin
• Gastrointestinal: mual, muntah, mulas
Pemeriksaan Diagnostik
• Gambaran EKG
• Marker jantung (CK, Mioglobin, dan Troponin I)
Pemeriksaan Laborat. lainnya
1. Enzym
Cardiac iso-enzym menunjukkan kerusakan yang khas : CK-MB, LDH,
AST, SGOT
2. Leukositosis : 10.000 –20.000 m3  Inflamasi
3. Peningkatan BUN dan Creatinin
 GFR menurun akibat penurunan cardiac output
4. Kolesterol  Resiko arteriosklerosis
Komplikasi IMA
1. Dysrhythmia
40-50% kematian miocard infark karena dysrhythmia
Kerusakan miocard  Gangguan sistem konduksi  AV Blok, SVT, VF
2. Cardiogenic SHOCK
9% kematian miocard infark karena cardiogenic shock  80% klien
shock  Meninggal
Penanganan
• Fokus pada penjalaran nyeri, sesak dan diaforesis
• Pemeriksaan EKG 12 sadapan dari lab untuk marker jantung.
• MONA : Morfin, O2, NTG, dan Aspirin 160-325 mg, per oral jika
alergi aspirin, berikan ticlopidine (ticlid) atau clopidogrel (plavix)
• Berilah O2 tambahan untuk mempertahankan SpO2 >90 %
• Berikan tablet NTG SL atau bentuk semprot
• Berikan morfin IV 2-4 mg stiap 15 menit sampe nyeri terkontrol.
(Pantau adanya hipotensi dan depresi pernapasan)
Penatalaksanaan Lanjutan..
Perawatan suportif
Terapi defibrilasi dan Oksigen
Farmakologis
Pengencer Darah, Obat Jantung, Narkotika, Beta blocker,
Statin, dan ACE inhibitor
Prosedur medis
Stent koroner dan angioplasti koroner
Terapi
Rehabilitasi jantung
Operasi
Bedah Bypass arteri koroner
Spesialis
Dokter Jantung, Ahli Bedah Kardiotoraks, Penyedia
Perawatan Primer (PCP), dan Dokter Pengobatan
Darurat
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d tidak seimbang suplay dan demand oksigen
2. Cemas b/d nyeri dada, takut mati, lingkungan asing
3. Penurunan cardiac output b/d gangguan kontraktilitas
4. Intoleran aktifitas b/d insufisiensi oksigenasi, kondisi efek dari bedrest
5. Resiko tinggi perdarahan b/d pemberian terapi antikoagulan dan
trombolitik
6. Gangguan perfusi jaringan (Miokard) b/d restenosis coroner, perluasan
infark
7. Tidak efektifnya koping individu b/d gangguan pola tidur-istirahat,
kurangnya support system, hilangnya kontrol diri
Perencanaan
1. Turunkan nyeri
2. Turunkan kecemasan
3. Mempertahankan hemodinamik stabil
4. Meningkatkan toleransi aktifitas
5. Mencegah perdarahan
6. Mempertahankan perfusi jaringan
7. Memperkuat kemampuan koping
8. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga
Implementasi
Menurunkan Nyeri :
1. Tindakan dilakukan hat-hati dan tenang
2. Berikan terapi O2 sesuai instruksi dokter, ajarkan cara nafas efektif
3. Kolaborasi untuk pemberian terapi :
 Morphine Sulfat  Nursing implikasi : hati-hati pada klien dengan COPD, hipotensi dan
dehidrasi
 Golongan Nitrat : Nitroglyserin  Nursing Implikasi : BP, HR, Rr, sebelum pemberian 
Mencegah hipotensi
Menurunkan Kecemasan :
1. Jelaskan alat, prosedur dan tindakan
2. Ajarkan cara meningkatakan relaksasi, penurunan ketaegangan
3. Observasi tanda-tanda peningkatan kecemasan
4. Kolaborasi pemberian terapi (Antianxiety)

Mempertahankan Hemodinamik :
1. Pantau hemodinamik secara berkala
Hipertensi : Peningkatan O2 demand
Hipotensi : Penurunan perfusi koroner
Perubahan pada ekstrimitas : dingin, lembab
2. Pantau pernafasan & lapang paru : suara abnormal, tanda gagal jantung  edema pulmonal
3. Pantau adanya aritmia yang mengancam jiwa, misal : VF, VT, SVT, total AV blok  kenali &
penanganan segera
Peningkatan Toleransi :
1. Ciptakan dan pertahankan lingkungan yang nyaman
2. Jelaskan tujuan pembatasan aktifitas  menurunkan beban jantung, menurunkan konsumsi
oksigen
3. Lakukan program bertahap peningkatan aktifitas  tidak terjadi komplikasi

Mencegah Perdarahan :
1. Awasi tanda-tanda vital selama pemberian terapi anti koagulan / trombolitik
2. Awasi adanya hematom dan perdarahan
3. Minimalkan penusukan vena dan arteri
4. Evaluasi dan interpretasi hasil laboratorium : Protrombin (PT), Hematokrit, Hb, Partial
Tromboplastin Time (PTT)
5. Lakukan tindakan : menekan arteri/vena bila perdarahan terjadi
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
Mempertahankan Perfusi Jaringan :
1. Pantau tanda dan gejala iskemia : Chest pain, diaphoresis, hipotensi
2. Laporkan secepatnya
3. Beri Oksigen
4. Rekam EKG 12 lead
5. Persiapkan klien untuk tindakan emergency, misal : kateterisasi, operasi CABG, PTCA, trombolitik

Menguatkan Kemampuan Koping :


1. Dengarkan keluhan klien  memahami stressor dan ancaman yang dialami
2. Bantu klien untuk mengembangkan sikap adaptif selama proses penyakit
3. Manipulasi lingkungan untuk meningkatkan kenyamanan tidur dan istirahat
Meningkatkan Pengetahuan Pasien :
1. Jelaskan tentang apa yang terjadi pada jantung
2. Jelaskan cara menilai respon tubuh terhadap aktifitas  tanda dan gejala respon buruk : chest
pain, kelelahan sabgat, sesak nafas
3. Ajarkan pola hidup yang sesuai dengan kondisi klien  aktifitas yang dianjurkan kebiasaan yang
harus dijauhi
4. Jelaskan tentang : diet, terapi (nama, dosis, jenis, efek sampiang, follow up teratur)
5. Segera ke layanan kesehatan bila keluhan berkelanjutan

Diet :
1. Cukup energi
2. Protein sesuai kebutuhan
3. Lemak masih boleh dikonsumsi, tapi perhatikan jenisnya
4. Vitamin dan mineral
5. Batasi garam
6. Serat yang cukup
7. Makanan lain yang harus dihindari
Diet yang harus dihindari :
1. Makanan yang mengandung gas dan alkohol : seperti ubi, singkong, tape singkong,
dan tape ketan
2. Hindari jenis kacang-kacangan yang memiliki lemak tinggi :kacang tanah, kacang
mede, dan kacang bogor
3. Makanan yang tinggi kolesterol : kerang, udang, susu full cream, serta berbagai
jeroan, pemakaian minyak kelapa sawit dan santan kental harus dihindari
4. Mengandung Gas : nangka matang dan durian, kol, kembang kol, lobak, sawi, dan
nangka muda
5. Maksimal natrium yang boleh dikonsumsi adalah sebanyak 1500 mg per hari,
Kebutuhan serat penderita penyakit jantung adalah sebanyak 25 gram per hari,
6. Hindari konsumsi : minum teh/kopi kental, minuman bersoda, dan minuman yang
beralkohol, menghindari bumbu-bumbu dapur yang memiliki rasa tajam seperti rasa
pedas dan asam

Anda mungkin juga menyukai