Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

RINITIS VASOMOTOR

Disusun oleh : Monica Pramana – 406182085

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSUD CIAWI
PERIODE 11 MARET– 14 APRIL 2019
Definisi

• Rinitis Vasomotor  suatu keadaan idiopatik


yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi,
eosinofilia, perubahan hormonal (kehamilan,
hipertiroid) dan pajanan obat (kontrasepsi oral,
antihipertensi , ᵦ-blocker, aspirin, klorpromazin,
dan obat topikal hidung dekongestan).
Epidemiologi
• Mygind ( 1988 ), seperti yang dikutip oleh Sunaryo ( 1998 ),
memperkirakan sebanyak 30 – 60 % dari kasus rinitis sepanjang
tahun merupakan kasus rinitis vasomotor dan lebih banyak dijumpai
pada usia dewasa terutama pada wanita. Walaupun demikian
insidens pastinya tidak diketahui. Biasanya timbul pada dekade ke 3
– 4. Secara umum prevalensi rinitis vasomotor bervariasi antara 7 –
21%.
• Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Jessen dan Janzon (
1989 ) dijumpai sebanyak 21% menderita keluhan hidung non – alergi
dan hanya 5% dengan keluhan hidung yang berhubungan dengan
alergi. Prevalensi tertinggi dari kelompok non – alergi dijumpai pada
dekade ke 3.
• Sibbald dan Rink ( 1991 ) di London menjumpai sebanyak 13% dari
pasien, menderita rinitis perenial dimana setengah diantaranya
menderita rinitis vasomotor. Sunaryo, dkk ( 1998 ) pada penelitiannya
terhadap 2383 kasus rinitis selama 1 tahun di RS Sardjito Yogyakarta
menjumpai kasus rinitis vasomotor sebanyak 33 kasus ( 1,38 % )
sedangkan pasien dengan diagnosis banding rinitis vasomotor
sebanyak 240 kasus ( 10,07 % ).
ETIOLOGI &PATOFISIOLOGI
Penyebab dan mekanisme terjadinya rinitis vasomotor belum diketahui
secara pasti .Beberapa hipotesis yang mencoba menerangkan
patofisiologi kelainan ini:

1. Neurogenik (disfungsi sistem otonom)


2. Neuropeptida
3. Nitrit Oksida
4. Trauma
• Simpatis: nonadrenalin & neuropeptida Y
fungsi: vasokonstriksi dan  sekresi

• Parasimpatis: asetil kolin


fungsi: vasodilatasi,  sekresi  kongesti

Pada hidung normal, simpatis lebih dominan


Neurogenik
Rhinitis Vasomotor

 Parasimpatis dan  simpatis

 Dilatasi arteriola & kapiler + permeabilitas kapiler

 Transudasi cairan, edema, & kongesti
Neuropeptida
• Pada mekanisme ini terjadi rangsangan abnormal terhadap saraf
sensoris hidung diikuti peningkatan pelepasan neuropeptide seperti
subtansi P dan calcitonin gene – related protein yang menyebabkan
peningkatan permeabilitas vascular dan dekresi kelenjar.1

Nitrit Oksida
• Kadar Nitrit Oksida yang tinggi di lapisan epitel hidung dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan atau nekrosis epitel sehingga
terjadi rangsangan non – spesifik ke lapisan sub epitel. Sehigga
terjadi peningkatan serabut trigeminal dan recruitment refleks
vascular dan kelenjar mukosa hidung. 1

Trauma
• Trauma dapat menyebabkan rhinitis vasomotor melalui mekanisme
neurogenik dan/atau neuropetida.1
GEJALA KLINIS
• Keluhan bersin-bersin tidak begitu
• Tidak terdapat rasa gatal di hidung dan mata.
• Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu
bangun tidur oleh karena adanya perubahan
suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga
oleh karena asap rokok dan sebagainya.1
• Dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang
jatuh ketenggorok (post nasal drip).
Gejala klinis
• Gejala pada rhinitis vasomotor sering dicetuskan oleh
berbagai rangsangan non spesifik seperti asap/rokok, bau
menyengat, parfum, minuman berakohol,makanan pedas,
perubahan kelembapan, perubahan suhu luar, kelelahan
dan stres/emosi. Pada non – allergic, non- infectious
rhinitis, gejala bervariasi terdiri dari hidung tersumbat, pilek
dan post nasal discharge dan kadang-kadang muncul juga
bersin. Tidak dijumpai adanya gelaja pergantian musim dan
gejala pada mata.
Gejala klinis
• Rinitis vasomotor dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan
gejala yang menonjol 1 :
• (1) Golongan bersin (sneezers), gejala biasanya membaik
dengan pemberian anti histamine dan glukokortikoid
topical.
• (2) golongan rinore (runners), gejala dapat diatasi dengan
pemberian anti kolinergik topikal
• (3) golongan tersumbat (blockers), basanya memberikan
respon baik dengan terapi glukokortikoid topical dan
vasokonstriksi oral.
Diagnosis
Diagnosis Banding
Tatalaksana
• Penatalaksanaan rhinitis vasomotor tergantung pada
faktor penyebab dan gejala yang menonjol. Tatalaksana
yang dapat dilakukan sebagai berikut 1,6:
• (1) Mengindari stimulus atau faktor pencetus.
• (2) Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) :
 Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk
mengurangi keluhan hidung tersumbat. Contohnya :
Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine ( oral ) serta
Phenylephrine dan Oxymetazoline ( semprot hidung )
 Anti histamin : untuk golongan rinore.
Tatalaksana
 Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinore
dan bersin-bersin dengan menekan respon inflamasi lokal yang
disebabkan oleh mediator vasoaktif. Biasanya digunakan paling sedikit
selama 1 atau 2 minggu sebelum dicapai hasil yang memuaskan. Contoh
steroid topikal : Budesonide, Fluticasone, Flunisolide atau
Beclomethasone
 Anti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai
keluhan utamanya. Contoh : Ipratropium bromide (nasal spray).

• (3) Operasi memiliki peran terbatas untuk bermain di


vasomotor rhinitis. Neurektomi n. Vidian telah ditinggalkan
dikarenakan efek tidak terduga seperti sinusitis, diplopia,
buta, gangguan lakrimasi, neuralgia atau anastesi
infraorbital dan palatum. Koreksi pada deformitas septum
dan/atau konka hipertrofi kadang-kadang dilakukan jika
pengobatan dengan obat tidak berhasil
Komplikasi
• Tidak ada komplikasi yang berbahaya dari rinitis
vasomotor, komplikasi yang mungkin terjadi hanyalah
seperti infeksi pada hidung yang menyebabkan sekret
mukopurulen, dan juga dapat memberikan manifestasi
kelainan di mata walaupun jarang dijumpai. Komplikasi
yang lebih mungkin terjadi adalah dari terapi neurektomi,
yang dapat menimbulkan sinusitis, diplopia, buta,
gangguan lakrimasi, neuralgia atau anestesis infraorbita
dan palatum.
Prognosis
• Prognosis pengobatan rinitis vasomotor golongan
obstruksi lebih baik daripada golongan rinore. Oleh
karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi,
perlu anamnesis dan pemeriksaan yang teliti untuk
memastikan diagnosisnya. Secara umum prognosis baik
karena tidak menimbulkan kelainan yang berbahaya,
hanya membuat rasa tidak nyaman, namun tanpa
tindakan pembedahan, penyakit ini tidak dapat benar-
benar hilang/sembuh.
Kesimpulan
• Rhinitis vasomotor adalah suatu inflamasi pada mukosa hidung yang bukan
merupakan proses alergi, non infeksius dan menyebabkan terjadinya
obstruksi hidung dan rhinorea.
• Etiologinya dipercaya sebagai akibat ketidakseimbangan saraf otonom
pada mukosa hidung sehingga terjadi pelebaran dan pembengkakan
pembuluh darah di hidung. Rhinitis vasomotor sering ditemukan pada usia >
20 tahun dan insidensi tertinggi pada perempuan. Diagnosa rhinitis
vasomotor ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan skin
test.
• Rhinitis vasomotor mempunyai hasil skin test yang (-) dan test allergen
yang (-). Rhinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik
neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang
hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin-bersin.
• Rhinitis vasomotor sering tidak terdiagnosis karena gejala klinisnya yang
mirip dengan rhinitis alergi, sehingga sangat diperlukan pemeriksaan-
pemeriksaan yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rhinitis lainnya
terutama rhinitis alergi dan mencari faktor pencetus yang memicu terjadinya
gangguan vasomotor. Penatalaksanaan dapat dilakukan secara konservatif
dan apabila gagal dapat dilakukan tindakan operatif.

Anda mungkin juga menyukai