Anda di halaman 1dari 14

GNB

(Gerakan Non-Blok)

Disusun Oleh:
1.Agustri Wulandari (01)
2.Al-Awal Salsabila Putri (02)
3.Alfin Bagas Ramadana (03)
Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua
kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua
blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok Barat
dipimpin oleh Amerika Serikat, sementara Blog Timur dipimpin oleh Uni
Soviet.

Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain.


Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat
maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non-Blok.
Perkembangan Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok muncul setelah penyelenggaraan


Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam
Dasasila Bandung dikemukakan tentang kemerdekaan, hidup
berdampingan secara damai, serta kerja sama internasional
untuk keuntungan bersama dan perdamainan.
Berdasarkan hasil Konferensi Asia-Afrika tersebut, lahirlah
organisasi Gerakan Non-Blok pada tanggal 1 September 1962.
Gerakan Non-Blok diprakarsasi oleh pemimpin-pemimpin negara merdeka, yaitu

Presiden Gamal Abddul Nasser Presiden Joseph Broz Tito


(Mesir) (Yugoslavia)
Presiden Ir. Soekarno
(Indonesia)

Presiden Kwame Nkrumah Perdana Menteri Pandit Jawaharlal


(Ghana) (India)
Latar Belakang

Faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non-Blok


adalah sebagai berikut :

1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan
Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh
di dunia.
2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-
negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden
Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden
Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara
non blok.
4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan
militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
Tujuan Gerakan Non-Blok

• Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya


dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam
mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
• Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh
Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dingin.
• Membendung pengaruh negatif dari Blok Barat maupun Blok Timur
ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.

Meskipun persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur telah berakhir,
organisasi Gerakan Non-Blok tetap berjalan. Hal ini disebabkan GNB
lahir dari keinginan dan semangat mencegah perang dan memperkukuh
perdamaian. Setelah perang dingin berakhir, perang dan konflik
bersenjata masih muncul di beberapa negara.
Prinsip GNB
1. Saling menghormati kedaulatan teritorial
2. Saling tidak melakukan agresi
3. Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
4. Setara dan saling menguntungkan, serta
5. Berdampingan dengan Damai
Asas Gerakan Non Blok

1) GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung


ke dalam blok dunia yang saling bertentangan.
2) GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang
sedang berkembang yang gerakannya tidak pasif.
3) GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di
semua tempat, memegang teguh perjuangan melawan
imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme,
apartheid, dan zionisme.
Keanggotaan GNB

Pada waktu berdirinya, GNB hanya beranggota 25 negara.


Setiap diselenggarakan KTT anggotanya selalu bertambah, sebab
setiap negara dapat diterima menjadi anggota GNB dengan
memenuhi persyaratan. Adapun syarat menjadi anggota GNB
adalah sebagai berikut:
1) menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai;
2) mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional;
3) tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat
atau Uni Soviet.
Kegiatan Gerakan Non Blok meliputi 2 bidang

1) Bidang Politik dan Perdamaian Dunia


Kegiatan yang dilakukan antara lain ikut berusaha:
a) meredakan ketegangan dunia;
b) mengusahakan terciptanya perdamaian dunia;
c) mengusahakan pelucutan senjata dan pengurangan senjata nuklir;
d) melenyapkan kolonialisme;
e) menghapus persekutuan militer;
f) menentang rasialisme dan apartheid.

Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarkan melalui forum PBB, konferensi-


konferensi internasional dan pendekatan langsung dengan negara-negara yang
terlibat.
2) Bidang Ekonomi
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan
dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan
derajat;
b) ikut berusaha mewujudkan suatu tatanan ekonomi dunia
baru (TEBD) sehingga terdapat hubungan kerja sama saling
menguntungkan antara negara maju dan negara sedang
berkembang.
KTT GERAKAN NON BLOK

• KTT Non Blok I 1 – 6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia


• KTT Non Blok II 5 – 10 Oktober 1964 di Kairo, Mesir
• KTT Non Blok III 8 – 10 September 1970 di Lusaka, zambia
• KTT Non Blok IV 5 – 9 September 1973 di Algier, Aljazair
• KTT Non Blok V 16 – 19 September 1976 di Colombo, Srilanka
• KTT Non Blok VI 3 - 9 September 1979 di Havana, Cuba
• KTT Non Blok VII 7 – 12 Maret 1983 di New Delhi, India
• KTT Non Blok VIII tahun 1986 di Harare, Zimbabwe
• KTT Non Blok IX tahun 1989 di Beograd, Yugoslavia
• KTT Non Blok X tahun 1992 di Jakarta, Indonesia
• KTT Non Blok XI tahun 1995 di Cartagena, Colombia
Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Indonesia menganut politik luar negeri bebas dan aktif. Oleh karena itu,
Indonesia berusaha menunjukkan peran serta dalam organisasi Gerakan
Non-Blok. Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok, antara lain
sebagai berkut.
• Sebagai salah satu negara pemrakarsa.
• Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi
GNB yang pertama.
• Ketua GNB pada tahun 1992-1995. Indonesia menjadi tuan rumah
penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT
X berjumlah 106 negara.
• Indonesia turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan
perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia
yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia memandang GNB
sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk
memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen
diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai