Anda di halaman 1dari 54

INTERAKSI OBAT DAN

MAKANAN
Disusun Oleh :
Cut Hafiah
Dorna Yanti Silaban
Hayfa Husaen
Imelda Wiradarma
Komarunisa
Merdina Manik
Nesyana Nurmadilla
Ni’ma Nuraeni
Paulina Togina
Zuainah Saswati
Tn M, 52 thn, berkonsultasi ke dokter dengan keluhan badan lemah
dan sering pusing. Akhir-akhir ini tidur malam terganggu karena
sering buang air kecil.

Pada pemeriksaan : TD: 165/95 mmHg, BB: 76 kg, TB: 160 cm. J/P:
dalam batas normal, abdomen: H/L tak membesar, asites (-),
ekstremitas: tak ada kelainan, edema -/-.
Sebelumnya sudah berobat kedokter pertama disuruh diet
mengurangi gorengan, nasi, gula, garam, nasi diganti
kentang. Tapi pasien tidak kuat karena tidak tahan lapar.

Dokter pertama memberi obat metformin 500 mg 1x1 tab,


gol. Captopril 1 x 25 mg pagi hari, Amlodipine 1 x 5 mg sore
hari

Oleh dokter yang sekarang diet & obat-obat tersebut


diteruskan, ditambah dietilpropion 1x75 mg; orlistat 2x
tablet per hari sebelum makan siang & makan malam,
gemfibrozil 2x600 mg; juga dianjurkan berolah raga secara
teratur minimal 3x/minggu 30-45 menit
LABORATORIUM

Hb: 13,5 g/dL

Gula darah N: 168 mg/dL; pp: 270 mg/dL

Profil lipid:
Kol total: 295 mg/dL
Kol-LDL: 234 mg/dL
Kol-HDL: 40 mg/dL
Trigliserida: 285 mg/dL
1. Keterangan apa lagi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis?
2. Pemeriksaan pendukung yang dibutuhkan?
3. Apa diagnosis kerja pada pasien ini?
4. Rencana penatalaksanaan pasien ini?
5. Bagaimana pendapat saudara dengan tatalaksana farmakologi?
Kaitkan dengan tatalaksana nutrisi saudara
Keterangan apa lagi yang
dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosis?
 Riwayat/pola makan sebelumnya (food recall)?
 Riwayat penyakit sebelumnya?
 Riwayat penyakit dalam keluarga?
 Apa agama pasien?
 Aktivitas fisik / pekerjaan (ringan/sedang/berat) dan olah
raga?
 Apakah ada penurunan berat badan/ nafsu makan/
keluhan mual-muntah?
 Riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya, sudah
berapa lama. Frekuensi, dosis, waktu minum obat, ketaatan
minum obat? Apakah ada keluhan/ efek samping?
 Riwayat alergi?
 Riwayat merokok? Minum alkohol?
 Gangguan BAK sejak kapan, apakah sering disertai rasa
haus?
Pemeriksaan pendukung
yang dibutuhkan?

 Pemeriksaan Fisik : Tanda  Elektrolit (K, Na, Cl)


Vital (nadi, suhu, frekuensi
 Urin lengkap
nafas)
 Apo A/ Apo B
 Darah Rutin
 C-reactive Protein
 HbA1c
 PSA
 Fungsi ginjal (ureum, kreatinin,
asam urat)  USG abdomen/ prostat
 Fungsi hati (SGOT/SGPT)  EKG dan Rontgen thorax
 Albumin  Lingkar pinggang
Apa diagnosis kerja pada
pasien ini?
 Hipertensi stadium II
 Obesitas (IMT = 29,7 kg/m2)
 DM tipe II
 Dislipidemia

SINDROM
METABOLIK
SINDROM METABOLIK

Berdasarkan National Cholesterol Education Program


Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP), 2001. Minimal
ada 3 gejala :

 Obesitas sentral : lingkar pinggang  >40 inch


(>102cm), >35 inch (>88cm)

 Dislipidemia : trigliserida >150mg/dl;

 Dislipidemia :  HDL <40mg/dl,  <50mg/dl

 Tekanan darah : >130/85 (atau riwayat


hipertensi terkontrol dengan obat)

 GD puasa : > 100mg/dl


Faktor Risiko Sindrom
Metabolik
 Obesitas sentral
 Resistensi insulin
 Faktor genetik
 Jarang beraktivitas fisik
 Usia lanjut
 Status proinflamasi
 Gangguan hormonal
PJK, Hipertensi, Diabetes
Melitus, Stroke,
Fatty Liver, Gagal jantung
Terapi Sindrom Metabolik

 Menurunkan BB

 Meningkatkan aktivitas fisik/olah raga teratur

 Diet sehat dengan mengubah komposisi


makanan  mengurangi asupan kalori, lemak
jenuh, meningkatkan asupan serat, garam
secukupnya

 Stop merokok

Target jangka panjang PERUBAHAN GAYA


HIDUP IMT/ lingkar pinggang normal
Kebutuhan Energi Basal
 Ideal Body Weight = TB – 100 = 60 kg

 Harris Benedict :

= 66.47 + (13.75xBB) + (5xTB) – (6.76xU)


= 1559,95 kkal  1500 kkal

 Rule of Thumb : 25-30 kkal/kgBB


KEB = 25 kkal x 60 = 1500 kkal

 Cairan : 30-35cc x BB =2280 cc  2300cc


Tatalaksana Nutrisi

Karbohidrat : 50-60% x KET


Protein : 10-20% x KET
Lemak : 20-25% x KET
Serat : 14 gram/ 1000 kalori
Tatalaksana Nutrisi

Sarapan  20%
Snack pagi  10%
Makan siang  30%
Snack sore  10%
Makan malam  20%
Snack malam  10%
Rencana penatalaksanaan
pasien ini?
 Penurunan BB dengan menambah aktivitas
fisik/ olah raga, mengatur pola makan
seimbang dengan mengurangi asupan kalori,
serta obat-obatan untuk mengurangi
absorpsi lemak dan penurun nafsu makan

 Pengendalian tekanan darah tinggi,


kolesterol dan gula darah dengan mengatur
asupan kalori-lemak dengan 3 J (jumlah,
jenis, jadwal), obat-obatan dan pemeriksaan
rutin ke dokter
Bagaimana tatalaksana
farmakologi- kaitannya dengan
tatalaksana nutrisi

 Metformin 500 mg 1x1 tab

 Captopril 1 x 25 mg pagi hari

 Amlodipine 1 x 5 mg sore hari

 Dietilpropion 1x75 mg

 Orlistat 2x 1 tablet sebelum makan siang dan


makan malam

 Gemfibrozil 2x600 mg
METFORMIN

Mekanisme :

 menambah up-take (utilisasi) glukosa diperifer


dengan meningkatkan sensitifitas jaringan
terhadap insulin

 menekan produksi glukosa oleh hati,


menurunkan oksidasi Fatty Acid

 meningkatkan pemakaian glukosa dalam usus


melalui proses non oksidatif
Indikasi Metformin

 Untuk terapi DM Tipe II yang kelebihan berat


badan atau gagal dengan kontrol diet, gagal
monoterapi dengan sulfonilurea, tambahan
terapi pada DM Tipe I untuk mengurangi dosis
insulin

 Dapat diberikan tunggal atau kombinasi


dengan sulfonilurea
Dosis Metformin

Dosis :
• Dosis awal 3 x 500mg atau 1 x 850mg (dosis
maximum : 3 gr/hari) saat atau sesudah makan
• Kombinasi dengan sulfonilurea : dosis awal
metformin 500mg, bila perlu dosis dinaikkan
bertahap.
• Kombinasi dengan insulin :
– Bila dosis insulin < 60 unit/hari,diberikan
metformin 1 tablet 500mg atau ½-1 tablet
850mg dengan penurunan bertahap dosis
insulin
– Bila dosis insulin > 60 unit/hari : pemberian
metformin bisa menurunkan gula darah
secara cepat—observasi 24 jam
Interaksi dan Efek Samping
Metformin
Interaksi : Efek samping :
 Kemungkinan terjadi  Gangguan GIT (mual,
interaksi antara muntah, anorexia,diare),
Metformin dan pusing, sakit kepala,
antikoagulan tertentu  gangguan pengecapan
diperlukan penyesuaian
dosis antikoagulan.
 Berkurangnya absorpsi
vitamin B12
 Terjadi penurunan
clearance ginjal
Metformin pada
penggunaan bersama
dengan simetidin 
maka dosis harus
dikurangi.
Kontra Indikasi Metformin

 Pasien dg umur > 80 th


 Gangguan fungsi ginjal berat
 Koma diabetikum, ketoasidosis
 Penyakit hati kronis
 Gagal jantung atau MCI
 Peminum alkohol
 Penyakit yang berkaitan dengan hipoxia
jaringan, asidosis laktat dan shock
 Insuffisiensi pulmoner
CAPTOPRIL
(ACE inhibitor)
Mekanisme :

 Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEi)


menghambat secara kompetitif pembentukan
angiotensin II dari prekursor angiotensin I yang inaktif,
yang terdapat pada darah, pembuluh darah, ginjal,
jantung, kelenjar adrenal dan otak.

 Angiotensin II merupakan vaso‐konstriktor kuat yang


memacu pelepasan aldosteron dan aktivitas simpatis
sentral dan perifer.

 Penghambatan pembentukan angiotensin II ini akan


menurunkan tekanan darah
ACE inhibitor

• Jika sistem angiotensin‐renin‐aldosteron teraktivasi


(misalnya pada keadaan penurunan sodium, atau
pada terapi diuretik) efek antihipertensi ACEi akan
lebih besar

• ACE juga bertanggung jawab terhadap degradasi


kinin, termasuk bradikinin, yang mempunyai efek
vasodilatasi.

• Penghambatan degradasi ini akan menghasilkan efek


antihipertensi yang lebih kuat.
Dosis ACE inhibitor

 Captopril cepat diabsorpsi tetapi mempunyai durasi


kerja yang pendek, sehingga bermanfaat untuk
menentukan apakah seorang pasien akan berespon
baik pada pemberian ACEi.

 Dosis pertama ACEi harus diberikan pada malam hari


karena penurunan tekanan darah mendadak
mungkin terjadi; efek ini akan meningkat jika pasien
mempunyai kadar sodium rendah.

 Dosis awal Captopril : 2 x 12,5mg/hari dititrasi hingga


dosis maximum 3 x 50mg/hari
Interaksi ACE inhibitor
 Bioavailabilitas ACE-I menurun dengan concomitant food
atau antacida yang dapat memperlambat pengosongan
lambung dan meningkatkan pH lambung.

 Interaksi Obat-Makanan : harus diberikan 1 jam sebelum


makan atau 2 jam sesudah makan.

 ACE-I dapat meningkatkan kadar kalium serum 


pertimbangkan diet rendah kalium

 Efek hipotensi meningkat pada pemberian diuretik atau


antihipertensi lainnya.

 Kerja obat dihambat bila berbarengan dengan pemberian


indomethacin, salisilat atau NSAID

Shionori H. Clin Pharmacokinet. 1993 Jul;25(1):20-58. Pharmacokinetic drug interactions with


ACE inhibitors. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8354016.
MIMS Inndonesia. 115th ed. 2010
Efek Samping ACE inhibitor

 Sebelum mulai memberikan terapi dengan ACEi fungsi


ginjal dan kadar elektrolit pasien harus dicek 
monitoring ini harus terus dilakukan selama terapi karena
golongan obat ini dapat mengganggu fungsi ginjal
 ACEi dapat menyebabkan hiperkalemia karena
menurunkan produksi aldosteron, sehingga suplementasi
kalium dan penggunaan diuretik hemat kalium harus
dihindari jika pasien mendapat terapi ACEi
 Efek samping yang dijumpai pada 15% pasien yang
mendapat terapi ACEi adalah batuk kering karena
mendegaradasi bradikinin.
Kontra Indikasi ACE inhibitor

 Gagal ginjal
 Stenosis aorta
 Kehamilan dan laktasi
AMLODIPIN
Calcium Channel Blocker (CCB)

Mekanisme :
Menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel
miokard, sel‐sel dalam sistem konduksi
jantung, dan sel‐sel otot polos pembuluh
darah.
Efek ini akan menurunkan kontraktilitas
jantung, menekan pembentukan dan
propagasi impuls elektrik dalam jantung
Memacu aktivitas vasodilatasi, interferensi
dengan konstriksi otot polos pembuluh
darah.
Dosis, Efek Samping dan
Kontra Indikasi Amlodipin
Dosis : 1 x 5mg/ hari, maximal 1 x 10mg/hari, pada
orang tua dan gangguan hati 1x 2,5mg/hari

Efek samping :
 Kemerahan pada wajah, pusing dan
pembengkakan pergelangan kaki sering
dijumpai, karena efek vasodilatasi
 Nyeri abdomen dan mual juga sering terjadi,
serta gangguan gastro‐intestinal, termasuk
konstipasi.

Kontra Indikasi :
 Hipersensitif terhadap dihydropyridines
Interaksi Obat Anti Hipertensi
Mekanisme Kerja Obat Mekanisme
No Obat A Obat B Interaksi Obat
A Kerja Obat B

Menghambat enzim Meningkatkan


Angiotensin Converting ekskresi Na, Cl,
Enzyme (ACE) sehingga dan air melalui Efek
captopril pembentukan Angiotensin Tiazida penghambatan antihipertensif
II yang diindikasikan transport ion Na yang aditif
sebagai vasokonstriktor melalui epitel
kuat terhambat tubuli ginjal.
ACE-inhibitor
dan ARB

efek
antihipertensif
yang aditif bahkan
Garlic Menurunkan
Lisinopril mampun
capsule tekanan darah
menyebabkan
pasien kehilangan
kesadaran.
Mekanisme Kerja Mekanisme
No Obat A Obat B Interaksi Obat
Obat A Kerja Obat B
Kemungkinan
Hipotensi
postural
meningkat
dengan
meningkatnya
felodipine alcohol -
efek
antihipertensif.
Efek
Mendepresi fungsi
antihipertensif
nodus SA dan AV, juga
Antagonis biasanya
vasodilatasi arteri dan
Kalsium bersifat aditif
arteriol koroner serta
Menghambat
perifer
reseptor A1
sehingga
Ca- menyebabkan
Menurunkan
Channel Alpha vasodilatasi
tekanan darah
Blockers blocker arteriol dan
secara aditif
(CCB) venula sehingga
menurunkan
resistensi
perifer
ORLISTAT

Mekanisme :
 Orlistat bereaksi dengan residu serine pada sisi aktif dari
lipase gaster dan lipase pankreas  menginhibisi kerja
enzim  mencegah pemecahan asam lemak bebas
dan gliserol dari asupan makanan ↓ pembentukan
micel  ↓ absorpsi asam lemak rantai panjang,
kolesterol dan beberapa vitamin larut lemak

 ↑ ekskresi lemak dari feses (30% dari asupan lemak)


Orlistat + asupan rendah kalori  penurunan berat
badan yang sedang tetapi konsisten dibandingkan
dengan plasebo

Rang & Dale’s Pharmacology, Ed 7, p385-393


Obesity, Klein Samuel, p1622
Indikasi Orlistat

• Indikasi : terapi gabungan dengan


diet rendah kalori untuk pasien obese
(IMT >30kg/m2) atau pasien
overweight (IMT >28 kg/m2) dengan
faktor risiko, juga dilaporkan efektif
untuk pasien DM tipe 2 
menurunkan kadar leptin dan
tekanan darah, memperlambat
sekresi dan pengosongan lambung.

Rang & Dale’s Pharmacology, Ed 7, p385-393


Obesity, Klein Samuel, p1622
Interaksi dan Dosis Orlistat

 Interaksi obat : orlistat akan mempengaruhi


status vitamin larut lemak  menurunkan
absorpsi vitamin D, E, dan β caroten

 Dosis : 1 tab 120mg diminum


sebelum/bersama/ 1 jam sesudah makan
utama, bila makanan tidak mengandung
lemak, boleh tidak diberikan.
Orlistat diminum 2 jam sebelum atau
sesudah mengkonsumsi suplemen vitamin
dan obat-obatan yang larut lemak

Rang & Dale’s Pharmacology, Ed 7, p385-


393
Obesity, Klein Samuel, p1622
Efek Samping dan Kontra
Indikasi Orlistat

 Efek samping : keluhan saluran cerna (70 –


80%), seperti flatus dan BAB berminyak. Hal ini
diinduksi oleh malabsorpsi lemak  umumnya
terjadi dalam 4 minggu pertama
pengobatan  intensitasnya ringan – sedang

 Kontraindikasi :
Sindroma malabsorpsi kronik
Cholestasis
DIETHYLPROPION

Mekanisme :
• Secara struktur dan kimia dihubungkan dengan
amphetamin  efek farmakologi mirip
• Mekanisme kerja belum diketahui pasti 
diperkirakan dengan menekan nafsu makan yang
dihasilkan oleh efek stimulan pada pusat rasa
kenyang di daerah hipotalamus dan limbik otak
• Mekanisme kedua melalui stimulasi CNS dan
peningkatan tekanan darah  bekerja pada jalur
adrenergik  meningkatkan pelepasan
norepineprin dari terminal saraf dan menginhibisi
reuptake dari norepineprin.
Indikasi Diethylpropion

 Digunakan untuk penatalaksanaan


obesitas jangka pendek dalam
regimen restriksi kalori pada pasien
dengan IMT ≥ 30 kg/m2 dan yang
tidak memiliki respon penurunan
berat badan dengan regimen diet
saja atau olahraga saja

 Penggunaan jangka panjang sampai


25 minggu masih aman dan bisa
digunakan tanpa ada
ketergantungan obat
Dosis Diethylpropion
Immediate-release tablet :
3 x 25mg/hari/oral  diminum 1 jam sebelum
makan.
Satu tablet 25 mg juga dapat diminum pada
mid-evening jika ingin mengatasi rasa lapar
di tengah malam
Sustained-release tablet
1 x 75 mg/hari/oral pada mid morning
Anak-anak dan remaja  efikasi dan
keamanan nya belum diketahui
Interaksi Obat dan Kontra
Indikasi Diethylpropion

Interaksi obat : Kontra indikasi :


• Obat antidiabetes • Ibu hamil dan
• Inhibitor MAO menyusui

• Fluoxetine • Anak-anak

• Sibutramine • Hipertensi

• Antidepresan trisiklik • Gagal ginjal

• Hormon tiroid • Penyakit Thyroid


Efek Samping Diethylpropion

 Kardiovaskular : palpitasi, takikardi, naiknya


tekanan darah, nyeri prekardial

 SSP : overstimulasi, gugup, insomnia, tremor,


lesu, lemas

 GIT : mulut kering, mual, muntah, konstipasi

 Allergi : urtikaria, kulit merah, ekimosis, eritema

 Endokrin : impotensi, perubahan libido, haid


tidak teratur
GEMFIBROZIL

Mekanisme :

- Meningkatkan aktivitas peroxisome proliferatif


activated receptor α (PPAR-α)  meningkatkan
aktivitas lipoprotein lipase  menghidrolisa
triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL dan
mempercepat pengeluarannya dari plasma
GEMFIBROZIL
Efek terhadap lipid plasma :
• penurunan triasilgliserol plasma oleh peningkatan
aktivitas lipoprotein lipase.
• Pengeluaran partikel kilomikron dan VLDL plasma
• Peningkatan HDL
• Penurunan LDL

Efek metabolik :
• Peningkatan aktifitas hepatic α-glycerophospatase
dehidrogenase atau liver katalase sangat minimal
• Meningkatkan proliferasi peroxisome
Indikasi dan Dosis
Gemfibrozil
 Indikasi :
 Hiperkolesterolemia, mixed dislipidemia,
hipertrigliseridemia dan Fredrickson tipe IIA, IIB, III, IV
dan V. Hiperlipidemia yang berkaitan dengan DM
atau xanthoma.
 Pasien dengan kadar trigliserid > 750 mg/dl yang
tidak bisa diatasi dengan diet dan obat penurun
trigliserid yang lain

 Dosis :
 2 x 600 mg (maximal 1500mg/hari), ½ jam sebelum
makan pagi dan makan malam  Selama
pemberian kontrol lipoprotein serum,bila tidak ada
perbaikan 3 bulan—hentikan pengobatan.
Interaksi Obat

 Gemfibrozil bersaing dengan antikoagulan


kumarin, warfarin atau indanedione dalam
pengikatan pada protein plasma sehingga
meningkatkan efek antikoagulan.

 Menghambat metabolisme sulfonil urea


sehingga meningkatkan konsentrasi plasmanya
dan meningkatkan efek obat sulfonil urea.

 HMG CoA Reduktase Inhibitor: Interaksi


farmakodinamik efek obat. Pemberian
gemfibrozil bersamaan obat ini juga
meningkatkan efek obat, tetapi harus dilakukan
dengan hati-hati karena dapat terjadi
rhabdomyolisis
Interaksi Obat

• β blocker: Interaksi farmakodinamik efek obat. Obat β


blocker dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan
HDL serum. Hal ini bersifat antagonis dengan efek
gemfibrozil sehingga dapat mengurangi efek terapi
gemfibrozil.

• Diuretik Thiazide: Interaksi farmakokinetik efek obat. Thiazide


dapat meningkatkan total kolesterol, konsentarsi trigliserida
dan LDL serum. Hal ini bersifat antagonis dengan efek
gemfibrozil sehingga dapat mengurangi efek terapi
gemfibrozil.

• Methyldopa: Methyldopa menurunkan HDL dan LDL dan


estrogen yang dapat meningkatkan trigliserida serum. Hal ini
dapat mengaburkan dan mengurangi efek dari
gemfibrozil.
Efek Samping dan Kontra
Indikasi Gemfibrozil
Efek Samping : Kontra Indikasi :
sakit kepala, Gangguan fungsi hati,
ginjal dan kandung
pandangan kabur, empedu
Gangguan GIT (diare,
mual, nyeri perut),
dermatitis,
rhabdomyolisis,
gangguan hemotopoesis
STATIN

 Analog 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A
 Fungsi utama: menurunkan kadar LDL dengan cara
menghambat enzim HMG-CoA reduktase

 Memiliki efek pleiotropik


Interaksi Makanan

 Dapat dikonsumsi saat perut penuh atau kosong.


Beberapa statin bekerja lebih baik bila
dikonsumsi saat makan malam.

 Sejumlah besar grapefruit dapat meningkatkan


kadar beberapa jenis statin dalam tubuh dan
meningkatkan kemungkinan efek samping

 Hindari alkohol karena dapat meningkatkan


kemungkinan kerusakan hati
Efek Samping Statin

 Mual

 Diare

 Konstipasi

 Rhabdomiolisis (jarang)

 Peningkatan SGOT SGPT hingga 3x (jarang dan


dapat sembuh spontan)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai