•Pertemuan ke - 2

Sebuah paradoks

 Salah satu sumbangan terbesar psikologi

 Sekaligus topik yang most controversial

(Nisbett, dkk; 2012)

 Mengapa ?

 Kecerdasan itu = abstrak

 Bagaimana suatu hal abstrak bisa diukur?
 Jika bisa diukur, bisakah diterima?
 Sebarapa pintar anda?
 Kira2 brp skor IQ?
 Bgm anda yakin dengan itu?
 Apa yg bs anda capai dengan itu?
Apa yg jadi ide dasar inteligensi?
Mengapa orang tertentu mampu
dengan baik melakukan suatu hal,
yang lain tidak?

Mengapa sebagian orang mampu

dengan mudah & cepat melakukan
suatu hal, yang lain tidak?

Ternyata orang itu berbeda dlm

kemampuan!

2000 tahun lalu Plato diskusikan Ide

bahwa orang bervariasi
(Woolfolk, 2009)
Faktor penting apa yang membuat perbedaan
kemampuan itu?

Muncullah ide intelegensi

Eksperimen awal
 Galton tes kecepatan & motorik
 Gunakan konsep darwin :survival of the
fittest and individual differences
 General Mental Ability
Apa pengertian inteligensi?

 Pengertian Inteligensi sangat luas

 ada banyak perbedaan, meskipun tidak

mengandung perbedaan yang tajam
DEFINISI INTELIGENSI

 1941 : 13 psikolog melakukan temu ilmiah diskusikan

inteligensi
semuanya berpandangan beda

 1984 : 24 psikolog bertemu lagi

semuanya berpandangan beda juga

sebagian besar mengkaitkan dengan problem solving

1986 ditambahkan metakognisi & proses eksekutif

 1986 : kembali psikolog beda pendapat soal struktur

intelegensi : kemampuan tunggal? Atau majemuk?
Pengertian intelegensi
 Spearman & Jones
inteligensi : kekuatan atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu

Terman
inteligensi : kemampuan untuk berpikir abstrak

 Ahli psikologi lebih memusatkan pada perilaku inteligen

 lebih observable
 Misal, kemampuan untuk memahami dan
menyelesaikan problem mental lebih cepat,
kemampuan mengingat, kreativitas tinggi, dan
imajinasi berkembang
DEFINISI INTELIGENSI

 Binet :
“It seems to us that in intelligence there is
a fundamental faculty, the alteration or
the lack of which, is of the utmost
importance for practical life.
This faculty is judgement, otherwise
called good sense, practical sense,
initiative, the faculty of adapting ones self
to circumstances.”
Masih menurut Binet

intelligence is the capacity to …

 Find and maintain a definite direction or

purpose

 Make necessary adaptations to achieve a

purpose

 Engage in self-criticism so that necessary

adjustments in strategy can be made.
Piaget
 “Intelligence is assimilation to the extent that it
incorporates all the given data of experience
within its framework . . .
There can be no doubt either, that mental life is
also accommodation to the environment.
Assimilation can never be pure because by
incorporating new elements into its earlier
schemata the intelligence constantly modifies the
latter in order to adjust them to new elements.”
Masih menurut Piaget

 “Intelligence is an adaptation…
To say that intelligence is a particular
instance of biological adaptation is thus
to suppose that it is essentially an
organization and that its function is to
structure the universe just as the
organism structures its immediate
environment"
DEFINISI INTELIGENSI

 Goddard (1964), inteligensi : tingkat kemampuan

pengalaman seseorang unuk menyelesaikan
masalah-masalah yang langsung dihadapi dan
untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan
datang

 Thorndike (1913) inteligensi : kemampuan dalam

memberikan respon yang baik dari pandangan
kebenaran atau fakta
DEFINISI INTELIGENSI

 Stoddard (1941) inteligensi sebagai bentuk

kemampuan untuk memahami masalah-masalah
yang bercirikan :
a. mengandung kesukaran,
b. kompleks, yaitu mengandung bermacam jenis
tugas yang harus diatasi individu,
c. abstrak : mengandung simbol-simbol yang
memerlukan analisis dan interpretasi,
d. ekonomis : dapat diselesaikan dengan
menggunakan proses mental yang efisien dari
segi waktu,
DEFINISI INTELIGENSI

e. diarahkan pada suatu tujuan,

f. mempunyai nilai sosial,
g. berasal dari sumbernya, yaitu pola pikir
yang membangkitkan kreativitas untuk
menciptakan sesuatu yang baru
DEFINISI INTELIGENSI

 Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi

sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan
seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,
berfikir secara rasional, serta menghadapi
lingkungannya dengan efektif

 Gottfredson (2000) Inteligensi adalah kemampuan

umum untuk berpikir, merencanakan, memecahkan
masalah, berpikir abstrak, belajar dengan cepat,
dan belajar dari pengalaman.
Gottfredson (1997)
 Intelligence :....“involves the ability to reason, plan,
solve problems, think abstractly, comprehend complex
ideas, learn quickly and learn from experience

 It is not merely book learning, anarrow academic skill,

or test-taking smarts

 Rather it reflects abroader and deeper capability for

comprehending our surroundings —“catching on,”
“making sense” of things, or “figuring out” what to do.
TEORI INTELIGENSI
 GEORGE D.
 FRANK S FREEMAN STODDARD
 FLYNN  CHARLES
 BALDWIN SPEARMAN
 V.A.C. HENMON  EDWARD LEE
THORNDIKE
 DAVID WECHSLER
 J.P. GUILFORD
 ALFRED BINET
 THURSTONE
 THEODORE SIMON
 VERNON
 H.H. GODDARD
 CATTELL
 WALTER & GARDNER
 PIAGET
 AMTHAUER
Faktor yg pengaruhi inteligensi

 Biologis
 genetis
 Kematangan
 Nutrisi
 pembentukan
 Minat
 budaya
Catatan penting intelegensi
 Merupakan faktor total

 inteligensi diketahui dari perilaku yang tampak

 dipengaruhi baik biologis maupun lingkungan,

pendidikan

 manusia selalu bertujuan

PENGUKURAN INTELIGENSI
 Tes Inteligensi
 The assesment of cognitive ability
 Intelligence is manifested by
performance on a variety of tasks  can
be measured by responses to a sample
of those tasks (Binet)
INDIVIDUAL
 Dilakukan terhadap satu orang pada satu
waktu tertentu
 Fokus: lebih global atau holistik
 Tujuan utama adalah mengukur
kemampuan umum (general trait) dari
individu
 Time consuming
 Observasi terhadap testee bisa dilakukan
dengan lebih intensif
 Skor tidak tergantung pada kemampuan
membaca testee
KLASIKAL
 Dilakukan pada banyak orang sekaligus
pada satu waktu/waktu yang sama
 Fokusnya lebih sempit, yaitu untuk
memprediksi kinerja akademik atau
profesi
 Skor tes sangat tergantung pada
kemampuan membaca testee
 Validitasnya lebih tinggi
 Lebih sering digunakan untuk proses
screening (pendidikan atau pekerjaan)
JENIS TES INDIVIDUAL
 Stanford-Binet
 Wechsler
 Wechsler Adult Intellegence Scale-Revised
 Wechsler Intelligence Scale for Children -III
(WISC-III)
 Wechsler Preschool and Primary Scale of
Intelligence (WPPSI)
 Differential Ability Test
 Hasilnya profile kemampuan untuk analisis
dan deteksi kesulitan belajar anak
 Detroit Test of Learning Aptitude
 Didesain untuk anak usia 3-9 tahun
 Waktu 15-20 menit
JENIS TES INDIVIDUAL
 Individual Pictorial Test
 testing time limit, poor reading skill,
hanya menggunakan gambar sebagai
materi tes
 Peabody Picture Vocabulary Test
○ 175 pictorial plate
 Columbia Mental Maturity Scale
○ Memilih gambar yang bukan bagian dari
kelompok
JENIS TES INDIVIDUAL
 Non-verbal Test for handicapped
 Single-task Test
 Performace Test Batteries
 Developmental Scales for Infant and Young
Children
 Brazelton Neonatal Behavioral Assesment
Scale
 Bayley Scales of Infant Development
 McCarthy Scales of Children Ability
 Kauffman Assesment Battery for Children
JENIS TES KLASIKAL
 Multilevel Group Intelligence Test
 Otis Test
 Cognitive Abilities Test
 Wonderlic Personal Test
 Academic Ability and Admissions Test
 Scholastic Assessment Test
 American College Test
 Graduate Record Examination
JENIS TES KLASIKAL
 Nonverbal and Culture-fair Group
Intelligence Tests
 Goodenough-Harris Drawing Test
 Raven Progressive Matrices
 Culture Fair Intelligence Test
Task Force APA 1994
Studi intelegensi yang membuat pro-kontra

1. Differences in genetic endowment contribute substantially to

individual differences in (psychometric) intelligence, but the
pathway by which genes produce their effects is still unknown.
The impact of genetic differences appears to increase with age,
but we do not know why.

2. Environmental factors also contribute substantially to the

development of intelligence, but we do not clearly understand
what those factors are or how they work. Attendance at school is
certainly important, for example, but we do not know what aspects
of schooling are critical.
3. The role of nutrition in intelligence remains obscure. Severe
childhood malnutrition has clear negative effects, but the
hypothesis that particular "micro-nutrients" may affect
intelligence in otherwise adequately-fed populations has not yet
been convincingly demonstrated.

4. There are significant correlations between measures of

information processing speed and psychometric intelligence, but
the overall pattern of these findings yields no easy theoretical
interpretation.

5. Mean scores on intelligence tests are rising steadily. They

have gone up a full standard deviation in the last fifty years or
so, and the rate of gain may be increasing. No one is sure why
these gains are happening or what they mean.
6. The differential between the mean intelligence test scores of
Blacks and Whites (about one standard deviation, although it may
be diminishing) does not result from any obvious biases in test
construction and administration, nor does it simply reflect differences
in socio-economic status. Explanations based on factors of caste
and culture may be appropriate, but so far have little direct empirical
support. There is certainly no such support for a genetic
interpretation. At present, no one knows what causes this
differential.

7. It is widely agreed that standardized tests do not sample all forms

of intelligence. Obvious examples include creativity, wisdom,
practical sense and social sensitivity; there are surely others.
Despite the importance of these abilities we know very little about
them: how they develop, what factors influence that development,
how they are related to more traditional measures.
 Tugas meringkas
 Ringkas isi tulisan McCLelland:
 “Testing for Competence Rather
Than for "Intelligence"
 Buat max 2 halaman A4
 Tidak perlu cover/jilid
 Dikumpul senin depan: 29 Sept 2014