Anda di halaman 1dari 76

HEMIPARESE SINISTRA TIPE SPASTIK + PARESE N.

VII SINISTRA
TIPE SENTRAL + PARESE N. XII SINISTRA TIPE
SENTRAL ET CAUSA STROKE HEMORAGIK
INTRACEREBRI

Ressy Irma Juwita (712018068)

Pembimbing:
dr.Budiman Juniwijaya, Sp.S
BAB I
Status Penderita Neurologis
Nama : Ny. S
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lorong Mutiara II No. 1323 RT 034 rw 009 5 Ulu/Seberang Ulu I,
Palembang
Agama : Islam
MRS Tanggal : 27 Maret 2019
No. RM : 57.17.91
Anamnesis
• Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena
tidak bisa berjalan akibat kelemahan pada tungkai dan lengan kiri yang
terjadi secara tiba-tiba.
• 3 jam sebelum masuk rumah sakit, saat penderita selesai melakukan
aktifitas tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada tungkai dan
lengan kiri disertai kehilangan kesadaran selama 30 menit. Saat serangan
penderita tidak merasakan sakit kepala yang disertai mual, muntah, dan
tidak merasakan gangguan rasa pada sisi yang lemah, namun disertai
kejang. Saat serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar yang
disertai sesak nafas. Kelemahan pada tungkai dan lengan kiri dirasakan
sama berat. Sehari-hari penderita bekerja menggunakan tangan kanan.
Penderita masih dapat mengungkapkan isi fikirannya secara lisan, tulisan
dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang
diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Saat bicara mulut penderita
mengot ke kiri dan bicaranya pelo.
• Riwayat darah tinggi ada sejak 1 tahun yang lalu namun
tidak kontrol teratur. Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal.
• Penderita mengalami penyakit ini untuk yang kedua kalinya,
pertama kali terjadi bicara pelo pada 6 bulan yang lalu dan
menghilang dalam 24 jam.
Status Praesens Status Internus
Kesadaran : E4M6V5 Jantung : BJ I & II normal, murmur (-),
gallop (-)

Gizi : Cukup Paru-paru : vesikuler (+), ronkhi (-),


wheezing (-)

Suhu Badan : 36,0 C Hepar : Tidak teraba


Nadi : 70x/menit Lien : Tidak teraba
Pernapasan : 22x/menit Anggota gerak : Lihat status neurologis

Tekanan Darah : 130/90 mmHg Genitalia : Tidak diperiksa


Status Psikiatrikus
Sikap : Kooperatif Ekspresi muka : Wajar

Perhatian : Ada Kontak psikis : Ada


A. KEPALA
Bentuk :Brachiocephali
Ukuran : Normocephali
Simetris : Simetris

B. LEHER
Sikap : Lurus Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-) Pembuluh darah : tidak ada melebar
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman Normal Normal
Anosmia tidak ada tidak ada
Hiposmia tidak ada tidak ada
Parosmia tidak ada tidak ada
N. Opticus Kanan Kiri
Visus tidak diperiksa tidak diperiksa
Campus visi

Anopsia Tidak ada


Hemianopsia Tidak ada

Fundus Oculi
- Papil edema tidak dilakukan pemeriksaan
- Papil atrofi tidak dilakukan pemeriksaan
- Perdarahan retina tidak dilakukan pemeriksaan
N. Oculomotorius, Trochlearis dan
Kanan Kiri
Abducens
Diplopia Tidak ada Tidak ada
Celah mata Normal Normal
Ptosis tidak ada tidak ada
Sikap bola mata
- Strabismus tidak ada tidak ada
- Exopthalmus tidak ada tidak ada
- Enopthalmus tidak ada tidak ada
- Deviation conjugae tidak ada tidak ada
Gerakan bola mata normal normal
Pupil
- Bentuk bulat bulat
- Diameter Ø 3 mm Ø 3 mm
- Iso/anisokor isokor isokor
- Midriasis/miosis tidak ada tidak ada
N. Oculomotorius, Trochlearis
Kanan Kiri
dan Abducens
Refleks cahaya
- Langsung positif positif
- Konsensuil positif positif
- Akomodasi positif positif
- Argyl Robetson negatif negatif
N. Trigeminus Kanan Kiri
- Menggigit kuat Kuat

- Trismus tidak ada tidak ada


- Refleks kornea positif positif
Sensorik
- Dahi normal normal
- Pipi normal normal
- Dagu normal normal
N. Facialis Kanan Kiri
• Mengerutkan dahi Simetris Simetris

• Menutup mata lagophtalmus negatif lagophtalmus negatif

• Menunjukkan gigi Normal Sudut mulut tertinggal


• Lipat nasolabialis Normal datar
• Bentuk muka
 Istirahat simetris simetris
 bicara/bersiul Normal Sudut mulut tertinggal
Sensorik
• 2/3 depan lidah Tidak dilakukan pemeriksaan
Otonom
• Salivasi tidak ada kelainan tidak ada kelainan

• Lakrimasi tidak ada kelainan tidak ada kelainan

• Chvostsek’s sign negatif negatif


N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara bisikan Terdengar Terdengar
Detik arloji Terdengar Terdengar

Test Weber tidak dilakukan pemeriksaan


Test Rinne tidak dilakukan pemeriksaan
N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri
Motorik
- Arcus pharingeus Simetris
- Uvula Ditengah
- Gangguan menelan Tidak ada
- Suara serak/sengau Normal
- Denyut jantung BJ I / II normal, reguler
- Refleks:
• Muntah Tidak diperiksa
• Batuk Tidak diperiksa
• Okulokardiak Tidak diperiksa
• Sinus karotikus Tidak diperiksa
Sensorik
− 1/3 belakang lidah Tidak ada diperiksa
N. Accessorius Kanan Kiri
Mengangkat bahu Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai
Memutar kepala belum bisa dinilai belum bisa dinilai

N. Hypoglossus Kanan Kiri


Menjulurkan lidah Deviasi ke kiri
Fasikulasi Tidak ada
Atrofi papil Tidak ada
Disartria Tidak ada
Columna Vertebralis
Kyphosis : Tidak ada
Scoliosis : Tidak ada
Lordosis : Tidak ada
Gibbus : Tidak ada
Deformitas : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
Meningocele : Tidak ada
Hematoma : Tidak ada
Nyeri ketok : Tidak ada
Badan dan Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Gerakan Cukup Kurang
Kekuatan 4 0
Tonus Eutoni hipertoni
Refleks fisiologis
- Biceps normal Hiperefleks
- Triceps normal Hiperefleks
- Radius normal Normal
- Ulnaris normal Normal
Refleks patologis
- Hoffman Tromner Negatif Negatif
Tungkai Kanan Kiri
Gerakan Cukup Kurang
Kekuatan 3 0
Tonus Eutoni Hipertoni
Klonus
- Paha negatif negatif
- Kaki negatif negatif
Refleks fisiologis
- KPR normal normal
- APR Normal normal
Refleks patologis
- Babinsky positif positif
- Chaddock negatif negatif
- Oppenheim negatif negatif
- Gordon negatif negatif
- Schaeffer negatif negatif
Tungkai Kanan Kiri
Refleks patologis
negatif negatif
- Rossolimo
negatif negatif
- Mendel Bechterew
Refleks kulit perut
Normal
- Atas
Normal
- Tengah
Normal
- Bawah
Eutrofik
- Tropik

SENSORIK
Tidak terdapat gangguan sensorik.
Bicara Pelo
Lipat Nasobialis kiri datar

Gerakan: kurang
Kekuatan: 0
Refleks fisiologis:
Hiperrefleks

Gerakan : Kurang
Kekuatan : 0
Refleks patologis: Babinsky
(+)
Chaddock (-)
Oppenheim (-)
Gordon (-)
Schaeffer (-)
Rossolimo (-)
Mendel Bechterew(-)
Gejala Rangsang Meningeal

Kaku kuduk negatif negatif


Kernig negatif negatif
Lasseque negatif negatif
Brudzinsky:
- Neck negatif negatif
- Cheek negatif negatif
- Symphisis negatif negatif
- Leg I negatif negatif
- Leg II negatif negatif
Gait dan Keseimbangan
Gait Keseimbangan
Ataxia Tidak diperiksa Romberg Tidak diperiksa
Hemiplegic Tidak diperiksa Dysmetri Tidak diperiksa
Scissor Tidak diperiksa Jari-jari Tidak diperiksa
Propulsion Tidak diperiksa Jari-hidung Tidak diperiksa
Histeric Tidak diperiksa Tumit-lutut Tidak diperiksa
Limping Tidak diperiksa Dysdiadochokine Tidak diperiksa
Steppage Tidak diperiksa Trunk Ataxia Tidak diperiksa
Astasia-abasia Tidak diperiksa Limb Ataxia Tidak diperiksa
Gerakan Abnormal Fungsi Vegetatif
• Tremor : Tidak ada
• Chorea : Tidak ada • Miksi : Normal
• Athetosis : Tidak ada • Defekasi : Normal
• Ballismus : Tidak ada
• Dystoni : Tidak ada
• Myoclonic : Tidak ada
Fungsi Luhur
• Afasia motorik : Tidak ada
• Afasia sensorik : Tidak ada
• Afasia nominal : Tidak ada
• Apraksia : Tidak ada
• Agrafia : Tidak ada
• Alexia : Tidak ada
Siriraj Skor
(2,5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 90) - (3 x 0) – 12 = -0,5
Interpretasi : Perlu pemeriksaan CT-Scan
Gajah Mada

Nyeri kepala (-), Penurunan kesadaran (+), Refleks Babinsky (+) Stroke Perdarahan
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hb 14 g/dl 14-16
Hematokrit 42 % 40- 48
Leukosit 13.700 /ul 5.000-10.000
Trombosit 317.000 /ul 150.000-400.000
Hitung jenis
 Basofil 0 % 0-1
 Eosinofil 1 % 1-3
 Batang 1 % 2-6
 Segmen 77 % 50-70
 Limfosit 18 % 20-40
 Monosit 3 % 2-8
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Glukosa sewaktu 205 mg/dl <180
Ureum 33 mg/dl 20-40
Creatinine 0.5 mg/dl 0,9-1,3
Natrium 139 mg/dl 135-155
Kalium 3,7 mg/gl 3,6-6,5

Serologi/Imunologi: Tidak diperiksa


URINE : tidak diperiksa
FAECES : tidak diperiksa
LIQUOR CEREBROSPINALIS : tidak diperiksa
Hasil EKG

Kesan
• Gambaran EKG
normal
Hasil CT SCAN
Kesan:
Intracerebral
Hemorrhagic di
Temporoparietal
dextra vol sekitar 50
cc.
Pengobatan
Farmakologi :
IVFD RL gtt. 15 x/menit
Inj. Citicoline 100 mg
Inj. Ranitidin 1 amp.
Inj. Kalnex 500 mg
Sucralfat 2 cc
Pronalger supp
Herbeser 100 mg
Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad malam

Quo ad Sanationam : Dubia ad malam


-Follow Up-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi / Rencana Therapy
28 Maret 2019 Keluhan: kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri. IVFD RL gtt. 15 x/menit
Pukul 06.30 WIB Status Generalis
Inj. Citicoline 100 mg
Inj. Ranitidin 1 amp.
• Kesadaran : E4M6V5
Inj. Kalnex 500 mg
• TD : 130/90 mmHg Sucralfat 2 c
• N : 70 x/menit, regular Pronalger supp
• RR : 20 x/menit
Herbeser 100 mg
• Temp : 36,1oC
Nervi Cranialis
N.I: Tidak Ada Kelainan
N.II: Tidak Ada Kelainan
N.III, IV, VI: Tidak Ada Kelainan
N.V: Tidak Ada Kelainan
N.VII: Parese sinistra tipe sentral
N. VIII: Tidak Ada Kelainan
N.IX, X: Tidak Ada Kelainan
N.XI : sulit di nilai
N.XII: Parese sinistra tipe sentral
Columna Vertebralis: tidak diperiksa
Fungsi Motorik Refleks patologis

LENGAN Kanan Kiri - Babinsky : Positif Positif

Gerakan : Kurang kurang - Chaddock : Negatif Negatif


- Oppenheim : Negatif Negatif
Kekuatan : 4 0
- Gordon : Negatif Negatif
Tonus : Eutoni Hipertoni
- Schaeffer : Negatif Negatif
Refleks fisiologis
- Rossolimo : Negatif Negatif
- Biceps : Hiperefleks Normal
- Mendel B : Negatif Negatif
- Triceps : Hiperefleks Normal
Gejala rangsang meningeal : (-)
- P. Radius :Normal Normal Fungsi luhur : Normal
- P. Ulna : Normal Normal Gerakan abnormal : tidak ada
Refleks patologis Fungsi vegetatif:
- Hoffman T : Negatif Negatif Miksi: Normal
TUNGKAI Kanan Kiri Defekasi:Normal

Gerakan : Kurang Kurang Ereksi: tidak diperiksa

Kekuatan : 3 0
Diagnosis Klinik :
Tonus : Eutoni Hipertoni
Hemiparese sinistra tipe spastik + Parese N.VII sinistra
Klonus
tipe central dan N.XII sinistra tipe sentral
- Paha : tidak ada tidak ada
Diagnosis Topik :
- Kaki : tidak ada tidak ada
Lesi di capsula interna hemisferium cerebri sinistra
Refleks fisiologis
Diagnosis Etiologi :
- KPR : Normal Normal CVD hemoragik
- APR : Normal Normal Diagnosis Tambahan :
-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi / Rencana Therapy
29 Maret 2019 Keluhan: kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri. IVFD RL gtt 15
Pukul 06.30 WIB Status Generalis
Inj. Citicoline 2x500 mg
Inj. Radin
Kesadaran : E4M6V5
Fenofibrat 1x300 mg
TD : 130/80 mmHg Herbeser 100 g
N : 70 x/menit, regular Inj. Asam Traneksamat 500 mg
RR : 22 x/menit
Neurodex 1 tab
Cetirizine 1x1 10 mg
Temp : 36oC
Nervi Cranialis
N.I: Tidak Ada Kelainan
N.II: Tidak Ada Kelainan
N.III, IV, VI: Tidak Ada Kelainan
N.V: Tidak Ada Kelainan
N.VII: Parese sinistra tipe sentral
N. VIII: Tidak Ada Kelainan
N.IX, X: Tidak Ada Kelainan
N.XI : sulit di nilai
N.XII: Parese sinistra tipe sentral
Columna Vertebralis: tidak diperiksa
Fungsi Motorik Refleks patologis
LENGAN Kanan Kiri Babinsky : Positif Positif
Gerakan : Kurang kurang Chaddock : Negatif Negatif
Kekuatan : 4 0 Oppenheim : Negatif Negatif
Tonus : Eutoni Hipertoni Gordon : Negatif Negatif
Schaeffer : Negatif Negatif
Refleks fisiologis Rossolimo : Negatif Negatif
Biceps : Hiperefleks Normal Mendel B : Negatif Negatif
Triceps : Hiperefleks Normal Gejala rangsang meningeal : (-)
P. Radius : Normal Normal Fungsi luhur : Normal
P. Ulna : Normal Normal Gerakan abnormal : tidak ada
Refleks patologis Fungsi vegetatif:
Hoffman T : Negatif Negatif Miksi: Normal
TUNGKAI Kanan Kiri Defekasi:Normal
Ereksi: tidak diperiksa
Gerakan : Kurang Kurang
Kekuatan : 3 0 Diagnosis Klinik :
Tonus : Eutoni Eutoni Hemiparese sinistra tipe spastik +
Klonus Parese N.VII sinistra tipe central dan
Paha : tidak ada tidak ada N.XII sinistra tipe sentral
Kaki : tidak ada tidak ada Diagnosis Topik :
Refleks fisiologis Lesi di capsula interna hemisferium
KPR : Normal Normal cerebri sinistra
Diagnosis Etiologi :
APR : Normal Normal CVD hemoragik
Diagnosis Tambahan :
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi / Rencana Therapy
30 Maret 2019 Keluhan: kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri. IVFD RL gtt 15
Pukul 07.00 WIB Status Generalis Inj. Citicoline 500 mg
Inj. Ranitidine 1 amp
Kesadaran : E4M6V5
Inj. Asam Traneksaat 500 mg
TD : 150/80 mmHg Pronalges supp 1x
N : 71 x/menit, regular Neurodex 1 tab
RR : 27 x/menit
Herbeser 100 mg
Fenofibrat 300 mg
Temp : 36,8oC
Sucralfat syr 2 c
Nervi Cranialis
N.I: Tidak Ada Kelainan
N.II: Tidak Ada Kelainan
N.III, IV, VI: Tidak Ada Kelainan
N.V: Tidak Ada Kelainan
N.VII: Parese sinistra tipe sentral
N. VIII: Tidak Ada Kelainan
N.IX, X: Tidak Ada Kelainan
N.XI : sulit di nilai
N.XII: Parese sinistra tipe sentral
Columna Vertebralis: tidak diperiksa
Fungsi Motorik Refleks patologis
LENGAN Kanan Kiri Babinsky : Positif Positif
Gerakan : Kurang kurang Chaddock : Negatif Negatif
Oppenheim : Negatif Negatif
Kekuatan : 4 0 Gordon : Negatif Negatif
Tonus : Eutoni Hipertoni Schaeffer : Negatif Negatif
Refleks fisiologis Rossolimo : Negatif Negatif
Biceps : Hiperefleks Normal Mendel B : Negatif Negatif
Triceps : Hiperefleks Normal Gejala rangsang meningeal : (-)
Fungsi luhur : Normal
P. Radius : Normal Normal Gerakan abnormal : tidak ada
P. Ulna : Normal Normal Fungsi vegetatif:
Refleks patologis Miksi: Normal
Hoffman T : Negatif Negatif Defekasi:Normal
TUNGKAI Kanan Kiri Ereksi: tidak diperiksa
Gerakan : Kurang Kurang Diagnosis Klinik :
Kekuatan : 3 0 Hemiparese sinistra tipe spastik +
Tonus : Eutoni Eutoni Parese N.VII sinistra tipe central dan
Klonus N.XII sinistra tipe sentral
Paha : tidak ada tidak ada Diagnosis Topik :
Lesi di capsula interna hemisferium
Kaki : tidak ada tidak ada cerebri sinistra
Refleks fisiologis Diagnosis Etiologi :
KPR : Normal Normal CVD hemoragik
APR : Normal Normal Diagnosis Tambahan :
-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi / Rencana Therapy
31 Maret 2019 Keluhan: kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri. IVFD RL gtt 15
Pukul 08.00 WIB Status Generalis Inj. Citicoline 500 mg
Inj. Ranitidine 1 amp
Kesadaran : E4M6V5
Inj. Asam Traneksaat 500 mg
TD : 140/70 mmHg Pronalges supp 1x
N : 64 x/menit, regular Neurodex 1 tab
RR : 21 x/menit
Candesartan 1x8 mg
Herbeser 2x100 mg
Temp : 36,1oC
Fenofibrat 1x300 mg
Nervi Cranialis Sucralfat syr 2 c
N.I: Tidak Ada Kelainan Cetirizine 1x1
N.II: Tidak Ada Kelainan
N.III, IV, VI: Tidak Ada Kelainan
N.V: Tidak Ada Kelainan
N.VII: Parese sinistra tipe sentral
N. VIII: Tidak Ada Kelainan
N.IX, X: Tidak Ada Kelainan
N.XI : sulit di nilai
N.XII: Parese sinistra tipe sentral
Columna Vertebralis: tidak diperiksa
Fungsi Motorik Refleks patologis
LENGAN Kanan Kiri Babinsky : Positif Positif
Gerakan : Kurang kurang Chaddock : Negatif Negatif
Oppenheim : Negatif Negatif
Kekuatan : 4 0 Gordon : Negatif Negatif
Tonus : Eutoni Hipertoni Schaeffer : Negatif Negatif
Refleks fisiologis Rossolimo : Negatif Negatif
Biceps : Hiperefleks Normal Mendel B : Negatif Negatif
Triceps : Hiperefleks Normal Gejala rangsang meningeal : (-)
Fungsi luhur : Normal
P. Radius : Normal Normal Gerakan abnormal : tidak ada
P. Ulna : Normal Normal Fungsi vegetatif:
Refleks patologis Miksi: Normal
Hoffman T : Negatif Negatif Defekasi:Normal
TUNGKAI Kanan Kiri Ereksi: tidak diperiksa
Gerakan : Kurang Kurang Diagnosis Klinik :
Kekuatan : 3 0 Hemiparese sinistra tipe spastik +
Tonus : Eutoni Eutoni Parese N.VII sinistra tipe central dan
Klonus N.XII sinistra tipe sentral
Paha : tidak ada tidak ada Diagnosis Topik :
Lesi di capsula interna hemisferium
Kaki : tidak ada tidak ada cerebri sinistra
Refleks fisiologis Diagnosis Etiologi :
KPR : Normal Normal CVD hemoragik
APR : Normal Normal Diagnosis Tambahan :
-
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi / Rencana Therapy
1 April 2019 Pukul Keluhan: kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri. IVFD RL gtt 15x/m
06.45 Status Generalis
Inj. Citicoline 100 mg
Inj. Ranitidine 1 amp.
Kesadaran : E4M6V5
Inj. Kalnex 500 mg
TD : 140/70 mmHg Sucralfat 2 c
N : 64 x/menit, regular Pronalger supp
RR : 21 x/menit
Herbeser 100 mg
Temp : 36,1oC
Nervi Cranialis
N.I: Tidak Ada Kelainan
N.II: Tidak Ada Kelainan
N.III, IV, VI: Tidak Ada Kelainan
N.V: Tidak Ada Kelainan
N.VII: Parese sinistra tipe sentral
N. VIII: Tidak Ada Kelainan
N.IX, X: Tidak Ada Kelainan
N.XI : sulit di nilai
N.XII: Parese sinistra tipe sentral
Columna Vertebralis: tidak diperiksa
Fungsi Motorik Refleks patologis
LENGAN Kanan Kiri Babinsky : Positif Positif
Gerakan : Kurang kurang Chaddock : Negatif Negatif
Oppenheim : Negatif Negatif
Kekuatan : 4 0 Gordon : Negatif Negatif
Tonus : Eutoni Hipertoni Schaeffer : Negatif Negatif
Refleks fisiologis Rossolimo : Negatif Negatif
Biceps : Hiperefleks Normal Mendel B : Negatif Negatif
Triceps : Hiperefleks Normal Gejala rangsang meningeal : (-)
Fungsi luhur : Normal
P. Radius : Normal Normal Gerakan abnormal : tidak ada
P. Ulna : Normal Normal Fungsi vegetatif:
Refleks patologis Miksi: Normal
Hoffman T : Negatif Negatif Defekasi:Normal
TUNGKAI Kanan Kiri Ereksi: tidak diperiksa
Gerakan : Kurang Kurang Diagnosis Klinik :
Kekuatan : 3 0 Hemiparese sinistra tipe spastik +
Tonus : Eutoni Eutoni Parese N.VII sinistra tipe central dan
Klonus N.XII sinistra tipe sentral
Paha : tidak ada tidak ada Diagnosis Topik :
Lesi di capsula interna hemisferium
Kaki : tidak ada tidak ada cerebri sinistra
Refleks fisiologis Diagnosis Etiologi :
KPR : Normal Normal CVD hemoragik
APR : Normal Normal Diagnosis Tambahan :
-
DIAGNOSA BANDING
I. Diagnosis Banding Topik

1) Lesi di subkorteks hemisferium serebri Pada penderita ditemukan gejala:


- Hemiparese (defisit motorik) sama berat - Hemiparese sama berat
- Ada afasia motorik subkortikal - Tidak ada afasia motorik subkortikal

Jadi, kemungkinan lesi di subkorteks hemisferium serebri dapat disingkirkan.

2) Lesi di korteks hemisferium serebri Pada penderita ditemukan gejala:


- Gejala iritatif (kejang pada sisi yang lemah) - Tidak ada kejang pada sisi yang lemah
- Hemiparese tidak sama berat -Hemiparese sama berat
- Gejala defisit sensorik pada sisi yang lemah - Tidak ada defisit sensorik pada sisi yang lemah
- Afasia motorik kortikalis - Tidak ada afasia motorik kortikalis
Jadi, kemungkinan lesi di korteks hemisferium cerebri dapat disingkirkan.

3) Lesi di kapsula interna hemisferium serebri


Pada penderita ditemukan gejala:
- Ada hemiparese/hemiplegia sama berat
- Hemiparese sama berat
- Parese N. VII tipe sentral
- Parese N. VII tipe sentral
- Parese N. XII tipe sentral
- Parese N. XII tipe sentral
Jadi, kemungkinan lesi di kapsula interna hemisferium serebri dapat ditegakkan.
Kesimpulan Diagnosis topik :
Lesi di kapsula interna hemisferium serebri
II. Diagnosis Banding Etiologi
Pada penderita ditemukan gejala :
1) Emboli Serebri - Ada penurunan kesadaran
- Tidak ada penurunan kesadaran - Tidak ada atrial fibrilasi
- Ada atrial fibrilasi - Terjadi saat aktifitas.
- Terjadi saat aktifitas
Jadi, kemungkinan etiologi emboli serebri dapat disingkirkan karena hanya memenuhi 1 kriteria dari 3 kriteria.
2) Trombosis Serebri
- Tidak ada penurunan kesadaran Pada penderita ditemukan gejala :
- Biasa nya terjadi saat bangun tidur
- Sering didahului TIA - Ada penurunan kesadaran

- Terjadi saat aktivitas

- Gejala mendadak

Jadi, kemungkinan etiologi trombosis serebri dapat disingkirkan karena tidak memenuhi salah satu dari 3 kriteria.

Pada penderita ditemukan gejala


3) Hemoragik Serebri - Ada penurunan kesadaran
- Penurunan kesadaran - Terjadi saat aktivitas
- Terjadi saat aktivitas - Tidak ada sakit kepala, mual dan muntah
- Didahului sakit kepala, mual dan atau muntah
- Riwayat hipertensi - Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
Jadi, kemungkinan etiologi hemoragik serebri dapat ditegakkan karena memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria.
Kesimpulan Diagnosis Etiologi :
Hemoragik Serebri
III. Diagnosis Banding Tipe Kelemahan

1) Flaksid Pada penderita ditemukan


- Hipotonus - Hipertonus
- Hiporefleks - Hiperefleks
- Refleks patologis (-) - Refleks Patologis (+) Babinsky
- Atrofi otot (+) - Atrofi Otot (-)

1) Spastik Pada penderita ditemukan


- Hipertonus - Hipertonus
- Hiperefleks - Hiperefleks
- Refleks patologi (+) atau (-) - Refleks Patologis (+) Babinsky
- Atrofi otot (-) - Atrofi Otot (-)
Jadi, kemungkinan tipe kelemahan pada kasus yaitu tipe spastik
BAB II
Tinjauan Pustaka
Anatomi Otak dan Pembuluh Darah

Sistem saraf manusia dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat yang terdiri dari
otak dan medula spinalis, dan sistem saraf perifer yang terdiri dari sistem saraf
aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf otonom.
Otak diperdarahi oleh dua arteri, yaitu dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis. Keempat arteri terletak di dalam ruang subarachnoid, dan cabang-
cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak untuk membentuk
circulus willisi.
Stroke
Stroke menurut WHO (World Health Organisation) adalah suatu tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Epidemiologi Stroke
Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kecacatan tertinggi di dunia,
serta merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Menurut American Heart Association (AHA), angka kematian penderita stroke di
Amerika setiap tahunnya adalah 50-100 dari 100.000 orang penderita. Stroke
diklasifikasikan menjadi stroke non hemoragik dan stroke hemoragik. Stroke non
hemoragik memiliki angka kejadian 85% dari seluruh stroke yang terdiri dari 80%
stroke aterotrombotik dan 20% stroke kardioemboli.
Klasifikasi Stroke
Iskemik (Non-Hemoragik) Perdarahan
Kausatif : • Perdarahan Intraserebral
• Trombosis • Perdarahan Subarachnoid
• Emboli
manifestasi klinis:
• TIA
• Reversible Ischemic Neurological
Deficit
• Progressive stroke
• Completed stroke
Faktor Resiko Stroke
• Stroke adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor atau yang sering
disebut multifaktor. Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian stroke
dibagi menjadi dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat 9 dimodifikasi (non-
modifiable risk factors) dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi (modifiable
risk factors). Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, ras,
gender, genetic atau riwayat keluarga yang menderita stroke. Sedangkan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung,
diabetes melitus, obesitas, alkohol, dan dislipidemia.
Etiologi Stroke
• Etiologi Stroke
• Stroke Hemoragik
• Perdarahan intraserebral
• Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)
• Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
• Trombosis serebri
• Emboli serebri
• Hipoperfusi sistemik
Stroke Hemoragik
• Stroke hemoragik merupakan disfungsi neurologis fokal yang akut
dan disebabkan oleh perdarahan pada substansi otak yang terjadi
secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, akibat pecahnya
pembuluh arteri dan pembuluh kapiler.
Patogenesis
• Perdarahan intraserebral terjadi dalam 3 fase, yaitu fase initial hemorrhage,
hematoma expansion dan peri-hematoma edema.
• Fase initial hemmorhage terjadi akibat rupturnya arteri serebral. hipertensi
kronis, akan menyebabkan perubahan patologi dari dinding pembuluh darah.
• Pada fase hematoma expansion, gejala-gejala klinis mulai timbul seperti
peningkatan tekanan intracranial.
• Perdarahan intraserebral lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya
inflamasi sekunder dan terbentuknya edema serebri (fase peri-hematoma
edema)
Klasifikasi Stroke Hemoragik

✢ Perdarahan Intraserberal
✢ Perdarahan intaserebral dibagi menjadi dua, yaitu perdarahan intaserebral
primer dan perdarahan intraserebral sekunder. Perdarahan intraserbral primer
disebabkan oleh hipertensi kronik yang menyebabkan vaskulopati serebral
dengan akibta pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan perdarahan sekunder
terjadi aakibat adanya anomaly vaskular congenital, koagulopati, tumor otak,
vaskulitis, maupun akibat obat-obat antikoagulan.
✢ Perdarahan subarachnoid
✢ Terjadi bila keluarnya darah ke ruang subarachnoid sehingga menyebakan reaksi
yang cukup hebat berupa sakit keapala yang hebat dan bahkan penurunan
kesadaran. Perdarahan subarachnoid dapat terjadi akibat pecahnya aneurisma
sakuler.
Gejala Stroke Hemoragik
• Gejala perdarahan intraserebral
– Terjadi pada waktu aktif
– Nyeri kepala , yang diikuti dengan muntah dan penurunan kesadaran
– Adanya riwayat hipertensi kronis
– Nyeri telinga homolaterlal (lesi pada bagian temporal), afasia (lesi pada thalamus)
– Hemiparese kontralateral
• Gejala perdarahan subarachnoid
Nyeri kepala yang hebat dan mendadak
Hilangnya kesdaran
Fotofobia
Meningismus
Mual dan muntah
Tanda-tanda perangsangan meningeal, seperti kaku kuduk.
Diagnosis
Hemoragik Iskemik
Intraserebral Subaraknoid Trombosis Emboli
 Sering pada usia  Penyebab terbanyak  Sering didahului  Gejala mendadak
dekade 5-8 pecahnya aneurisma dengan TIA  Sering terjadi pada
 Tidak ada gejala  Sering terjadi pada dekade  Sering terjadi waktu bergiat
prodormal yang 3-5 dan 7 pada waktu  Umumnya kesadaran
jelas. Kadang  Gejala prodormal yaitu istirahat dan bagus
hanya berupa nyeri kepala hebat bangun pagi  Sering terjadi pada
nyeri kepala  Kesadaran sering  Biasanya dekade 2-3 dan 7.
hebat, mual, terganggu kesadaran bagus  Harus ada sumber
muntah.  Rangsang meningeal  Sering terjadi emboli
 Sering terjadi positif pada dekade 6-8
waktu siang,
waktu bergiat,
waktu emosi
 Sering disertai
penurunan
kesadaran
Hasil CT Scan: Hasil CT Scan: hiperdens Hasil CT Scan: Hasil CT Scan: hipodens
hiperdens hipodens
Siriraj iriraj Stroke Score(SSS)

SSS= (2,5×K) + (2×M ) + (2×N)+ (0,1×TDD) – (3×A) –12

Interpretasi SSS :
SSS >1 = stroke hemoragik
SSS <-1 = stroke non hemoragik
SSS <- = stroke non hemoragik
No. Gejala/ Tanda Penilaian Indeks
1 Kesadaran (0) Kompos mentis X 2,5
(1) Mengantuk
(2) Semi koma/koma
2 Muntah (0) Tidak X2
(1) Ya
3 Nyeri kepala (0) Tidak X2
(1) Ya
4 Tekanan darah Diastolik X10%
5 Ateroma (0) Tidak X (-3)
a. DM (1) Ya
b. Angina pektoris
c. Klaudikasio termiten
Gajah Mada
Pemeriksaan Penunjang Stroke
• CT Scan dan MRI
• USG
• Pungsi Lumbal
• EKG
• Foto thoraks
• Pemeriksaan darah dan urine
Tatalaksana
• Evaluasi Cepat dan Diagnosis
• Terapi Umum
-Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
-Stabilisasi Hemodinamik (Pengendalian TIK,
Pemberian obat neuroprotektif, pengendalian
kejang, menghindari stress ulser, pengendalian TD)
• Pencegahan dan Penanganan Komplikasi
Komplikasi
• Dekubitus
• Bekuan darah
• Kekuatan otot melemah
• Osteopenia dan osteoporosis
• Depresi
• Inkontinensia dan konstipasi
• Spastisitas dan kontraktur
Prognosis
• Ad vitam: tergantung berat stroke dan
komplikasi yang timbul
• Ad functionam: penilaian dengan parameter
Pencegahan
• Mengatur pola makanan yang sehat
• Penanganan stress dan beristirahat yang cukup
• Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter dalam hal diet dan obat
• Anamnesis keluarga dapat bermanfaat untuk skrining seseorang mempunyai faktor risiko
stroke genetik.
• Merokok tidak direkomendasikan.
• Peningkatan aktifitas fisik
• Pada individu overweight dan obesitas, penurunan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
tekanan darah.
• Penghentian konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat.
Parese Nervus VII
Kelumpuhan otot-otot wajah, tidak atau kurang dapat menggerakkan otot
wajah, sehingga wajah pasien tidak simetris.

Etiologi  kelainan congenital, infeksi, tumor, trauma, gangguan


pembuluh darah, idiopatik, dan penyakit-penyakit tertentu.
Sentral Perifer
sekitar mata dan dahi yang mendapat Semua otot sesisi wajah lumpuh
persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh, yang
lumpuh ialah bagian bawah dari wajah
Parese Nervus XII

Gangguan fungsi motorik akibat adanya lesi jaringan saraf pada nervus
hipoglosus

Etiologi
-Infiltrasi karsinoma anaplastik dari
nasofaring.
-Meningitis basalis tuberkulosa atau luetika.
-Fraktur basis kranii (atau traksi pada nervus
hipoglosus pada trauma kapitis).
-Siringobulbi.
-Infeksi retrofaringeal.
MANIFESTASI KLINIS
• Separuh lidah yang menjadi atrofi
• Deviasi ujung lidah ke sisi yang sakit
• Motilitas lidah terganggu
• Sukar menelan dan bicara pelo

Diagnosis
Menyuruh pasien menjulurkan lidah lurus-lurus, kemudian menarik dan
menjulurkan lagi dengan cepat.
Lidah kemudian disuruh bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat kemudian
menekankan pada pipi kiri dan kanan sementara pemeriksa melakukan palpasi
pada kedua pipi untuk mengetahui/merasakan kekuatan lidah.
Pada lesi bilateral  gerakan lidah kurang lincah
Pada lesi unilateral  lidah akan membelok ke sisi lesi saat dijulur-kan dan akan
membelok ke sisi yang sehat saat diam di dalam mulut.
Lesi N. hipoglosus tipe LMN aksonal  atropi.
Lesi N. hipoglosus tipe LMN nuklear  atropi dan fasikulasi.
Paralisis N. hipoglosus  sukar menelan dan bicara pelo
DAFTAR PUSTAKA
• Victor, M, Ropper, A. 2001. Adams and Victor’s Principles Of Neurology 7th Ed. New York: McGraw Hill.
• Sjahrir, Hasan. 2003. Stroke Iskemik. Medan: Yandira Agung
• American Heart Association. 2015. Heart disease and stroke-2014 update: A report from American Heart
Association. Circulation. 2014 January 21; 129(3), e28–e292.
• Bambang, M, Suhartik, K.S., 2003. Pencegahan Stroke Dan Jantung Pada Usia Muda. Jakarta: FKUI.
• Sidharta, P. dan Mardjono, M. 2004. Neurologi klinis dasar. Dian Rakyat: Surabaya.
• Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.Guideline Stroke 2007. Jakarta
:Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
• Setyopranoto, I. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Cermin Dunia Kedokteran.
• Nastiti, D., 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit
Krakatau Medika Tahun 2011. Skripsi, Universitas Indonesia.
• Price, S & Wilson, L, 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.
• Aho K, Harmsen P, Hatano S, Marquardsen J, Smirnov VE, Strasser T. Cerebrovascular disease in the
community: results of a WHO collaborative study. Bull World Health Organ. 1980; 58:113–30.
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2013. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI.
• Ropper AH, Brown RH. 2005. Adams dan Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. BAB 4. Major Categories
of Neurological Disease: Cerebrovascular Disease. McGraw Hill: New York.
• Mardjono M, PrigunaS. 2009. Neurologi klinis dasar.Edisi ke-6. Jakarta : Dian Rakyat.
• Sotirios, AT. 2000. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery. New York : Thieme Stuttgart.
• Departemen Kesehatan RI. 2009. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Stroke. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
• Misbach, J. 2000. Clinical Pattern of Hospitalized Strokes in 28 Hospitals in Indonesia. Medical Journal
Indonesia.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi). 2006. Standar Pelayanan Medis dan Standar
Prosedur Operasional Neurologi: Stroke. Jakarta: Perdossi.
• Rumantir, C. U. 2007. Gangguan Peredaran Darah Otak. SMF Saraf RSUD Arifin Achmad/ FK UNRI Pekanbaru
• Corwin, E. J. 2000. Stroke dalam buku saku patofisiologi. Endah P (editor). Jakarta: EGC.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia ( Perdossi). 2011. Guidline Stroke Tahun 2011. Jakarta :Perdossi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai