Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Masalah: Manajemen
• Ketidakstabilan suhu • Penghangatan
• Kesulitan pernafasan • Terapi oksigen dan ventlasi
• Kelainan gastrointestinal • Pemantauan adanya PDA
• Imaturitas hati • Terapi cairan dan elektrolit
• Imaturitas ginjal • Nutrisi
• Imaturitas imunologis • Perawatan
• Kelianan neurologis hiperbilirubinemia
• Kelainan kardiovaskuler • Pengelolaan infeksi
• Kelainan hematologis • imunisasi
• Metabolisme
Penyebabnya BBLR
Kurang bulan
PJT
keduanya
pe
nye
bab
Pla ma
Jan Ute lali
sen ter
in rus n
ta nal
Ink
Ke Hi
om
ha drp pre Pe
Ga erit pet Dr
mil s Bik ekl nya inf
wat obl ens ug KP
an no PP SP orn am kit eks
jan sto i ab D
ke n us psi kro i
in sis ser use
mb im a nik
vik
ar un
s
1. Ketidakstabilan suhu
2. Kesulitan bernafas
3. Masalah gastrointestinal dan nutrisi
4. Imaturitas hati
5. Imaturits ginjal
6. Imaturitas imunologi
7. Imaturitas neurologis
8. Masalah kardiovaskuler
9. Masalah hematologis
10. Masalah metabolisme
Ketidak stabilan suhu
Peningkatan
hilangnya panas Produksi panas
Rasio luas
• Evaporasi, kunduksi, berkurang, defisit
radiasi, konveksi Defisit lemak permukaan tubuh
brown fat,
subcutan terhadap berat
ketidakmampuan
badan besar
menggigil
Resiko aspirasi Thoraks yang
• Refleks menelan lunak
dan batuk lemah, • Otot respirasi
penghisapan dan lemah
menelan yang tidak
terkoordinasi
Defisiensi
surfaktan
Periodic
• Mengarah ke RDS
breathing, apnea
Kesulitan
bernafas
Saluran pernafasan bayi berukuran kecil dan relatif rapuh,
dan memberikan perlindungan yang tidak adekuat
terhadap infeksi.
Terlalu dekatnya struktur satu dengan struktur lainnya
secara anatomi pada bayi akan memudahkan penyebaran
infeksi.
Permukaan alveolus pada bayi juga terbatas sehingga
sangat tinggi resiko terjadinya ganguan dalam pertukaran
gas.
Frekwensi pernafasan pada bayi (0 – 1 tahun) adalah 30 –
35 kali/menit (Muscari, 2005), sedangkan frekwensi nafas
normal pada neonatus adalah 30 – 60 kali/per menit
(Depkes, 2008).
Masalah umum pada NKB
Normal : RR 40 – 60 x/menit
Bedakan “Periodic Breathing” dengan apnea
Apnea : stop napas > 20 detik, atau kurang dari 20 detik,
tapi disertai bradikardi dan atau SpO2 menurun
11
Sistem terlibat
Struktur paru
Otot dada dan diafragma
Pusat syaraf
Kimia otak
Sesnoris otak
masalah pada salah satu penyakit respirasi
Gawat nafas yang umum
Taklipnea sementara pada neonatus (TTN)
RDS -- HMD
Apnea
Sindrom aspirasi mekonium (MAS)
Sindrom kebocoran udara
pneumonia
RDs juga disebut HMD (hyaline membran disease)
Disfungsi primer: sintesis surfaktan yang berkurang
Biasa ditemui saat lahir, bisa muncul dalam 12 jam
kelahiran
Gawat nafas yang semakin parah
Peningkatan WOB dan RR
Sianosis bertahan sampai 48 jam pertama
Takipnea > 60 x per menit
Merintih saat espirasi dan retraksi
Laboratorium
AGD ; hipoksia, hiperkapnia, asidosis
Darah : kemungkinan infeksi
Glukosa darah biasanya rendah
Rontgen: retikulogranular bilateral, udara bronkogram
Evaluasi Respiratory Distress dengan
Skor Downe
0 1 2
Frekuensi Napas < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
17
Berikan O2 seoptimal mungkin
O2 nasal 0,5 – 2 L/menit
O2 head box 3 – 5 L/menit
Kadang-kadang boleh dimix antara O2 head box 5
L/menit + O2 nasal s/d 2 L/menit sambil dipersiapkan
CPAP atau ventilator
18
Refleks hisap dan menelan lemah sebelum 34 minggu
Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh
• Defisiensi vitamin K
Naiknya kadar bilirubin serum melebihi normal
Hiperbilirubin tidak terkonjugasi/indirek atau
terkonjugasi/direk
Gejala khas adalah ikterus
75% heme
dalam sel Bilirubin Diubah Bilirubin
Bilirubin:
Uraian dari
darah indirek menjadi direk
merah, 25% dilepaska Bilirubin bilirubin masuk
produk Tidak
dari n dalam melewati terkonjug saluran
protein yang
mioglobin, melewati
mengandun
sitokrom sistem selaput asi yang gastrointe
g heme pada sawar otak
dan peredaran plasma larut stinal dan
sistem darah.
eritropoesis darah hepatosit dalam air dikeluarka
retikuloend
otelial.
pada diikat oleh n sebagai
sumsum albumin UDPGT feses.
tulang.
Terganggunya
pengambilan
bilirubin oleh
hati
Terganggunya Terganggunya
transpor konyugasi
bilirubin bilirubin
27
Curiga pada bayi lahir saat:
Ibu demam saat inpartu >38 derajat C
Keputihan berat
Infeksi saluran kemih
Ketuban pecah > 18 – 24 jam dan berbau
28
sindroma klinik yang merupakan manifestasi
dari penyakit sistemik akibat bakteremia
yang terjadi pada satu bulan pertama kehidupan
(Gomella, Cunningham, & Eyal, 2009).
Universitas Indonesia
klinik
Bervariasi
Tergantung Suhu tubuh :
perjalanan infeksi • hipotermi, hipertermi
Hemo
Nadi
dinamik
Perfusi
Tekanan darah
Jaringan
Capilary refill
inflamasi
Adjuvant
theraphy
Perawatan
precaution
Refleks hisap
Penurunan motilitas usus
Apnea dan bradikardi berulang
Perdarahan intgraventrikel dan leukomalasia
periventrikel
Pengaturan perfusi serebral yang buruk
Ensefalopati iskemik hipoksik
ROP
Kejang
hipotonia
PDA
Hipotensi dan hipertensi
Anemia (dini atau lambat)
Hiperbilirubinemia, indirek lebih utama
DIC
Penyakit perdarahan pada neonatus/HDN
Hipokalsemia
Hipoglikemia atau hiperglikemia
Makrosomia
Hipoglikemia
Glukosa < 45 mg/dl pada BKB atau BCB
Ditemui pada 40% IDM
Ditemui dalam 1-2jam setelah persalinan
Pada saat lahir pasokan glukosa transplasental dihentikan dan akibat
konsentrasi insulin plasma yang tinggi maka kadar glukosa darah
turun
Pening
Respon akatan
pankre Pening berat
Hipergl Sintesis Sintesis
Hipergl as fetal akatan plasent
ikemia hati Lipoge protein
ikemia asupan a dan
matern mening nesis mening
fetus hiperin glukosa organ
al kat kat
suline hati bayi,
mia kecuali
otak
Pada saat lahir
Wajah sembab, pletorik, gemetar, dapat besar atau kecil
Setelah lahir
Hipoglikemia
Letargi, hisap lemah, apnea, jitteriness 6 – 12 jam
pertama
Gawat nafas
Penyakit jantung
Kelainan bawaan.
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Riwayat
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain
1 Perfusi jaringan tidak efektif b.d pengaturan mekanisme neurologik
pada pusat pernafasan tidak adekuat sekunder terhadap prematuritas.
1. Monitor dan catat apnea dan 1. Tempatkan klien dalam tempat yang kering,
bradikardi; hangat dan bebas aliran udara;
2. Monitor suhu tubuh klien setiap 30 menit – 1
2. Periksa tanda vital: frekwensi jam;
nafas, CRT, dan saturasi oksigen; 3. Jika klien ditempatkan dalam inkubator, pastikan
3. Kolaborasi pemeriksaan AGD jika perawat dapat mengoperasionalkan
penggunaan inkubator,
ada indikasi; 4. Jaga suhu lingkungan kamar antara 24 – 26 C;
4. Berikan posisi yang baik dan 5. Pantau adanya stres cold: kaki teraba dingin,
lakukan penghisapan lendir jika menghisap lemah, menangis lemah, warna kulit
ada sumbatan; pucat dan sianosis, takipnea atau takikardi, dan
letargi, apnea atau bradikardi, risiko tinggi
5. Berikan suplementasi oksigen hipoglikemia, asidosis metabolik, sesak nafas;
sesuai indikasi; 6. Jika terjadi hipertermia, perhatikan suhu
6. Monitor jalan nafas dan pastikan lingkungan yang terlalu tinggi, adanya dehidrasi,
saluran nafas terbuka perdarahan intrakranial dan infeksi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
PK: Hiperbilirubinemia
dari kebutuhan tubuh
1. Monitor tanda klinik 1. pastikan kesiapan klien dalam memulai asupan.
hiperbilirubin; 2. perhatikan kontraindikasi pemberian ASI sangat
2. Kaji riwayat dan faktor risiko dini
hiperbilirubin; 3. Pertimbangan pemberian trophic feeding
3. Berikan ASI, tingkatkan asupan dengan memperhatikan indikasi dan
dalam volume maupun kalorinya; kontraindikasi;
4. Berikan kontak kulit dengan kulit; 4. Gunakan selang lambung orogastrik tube atau
5. Koreksi adanya hipoksia, infeksi NGT pada bayi kurang bulan, cacat neurologis
dan asidosis; dan residual respiratory distress;
6. Berikan terapi sinar sesuai 5. Berikan asupan secara bolus/gavage feeding
dengan kadar bilirubin dan usia pada bayi kurang bulan BB> 1000 gram
bayi; 6. Berikan asupan per drip secara
7. Monitor dampak terapi sinar: berkesinambungan pada bayi;
8. kolaborasi transfusi tukar jika 7. Lakukan penilaian nutrisi
terdapat tanda-tanda kern ikterus 8. Monitor toleransi dan intoleransi pemberian
asupan
Kurang pengetahuan orang tua
1. Kaji pengetahuan orang tua tentang kondisi
anaknya;
2. Berikan penyuluhan tentang perawatan pada
klien
3. Observasi ketrampilan dan mengevaluasi
pengetahuan klien
4. Libatkan ibu dalam perawatan klien
5. Berikan kesempatan pada ibu untuk diskusi dan
memberi kesempatan bertanya
6. Evaluasi kepuasan ibu tentang pelayanan
perawatan
Masalah Evaluasi
keperawatan ?
Teratasi atau
tidak teratasi
1. Perfusi jaringan
tidak efektif
2. Termoregulasi tidak Intervensi
efektif
3. Hiperbilirubinemia
4. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
5. Kurang
pengetahuan
peneliti
praktisi
Kompetensi
utama
pengelola
pendidik
advokat
Terimakasih