Anda di halaman 1dari 11

HISTORY URBAN

AREA”
PENGANTAR KOTA

KELOMPOK III
BHIBI FIRDAUS E1B115053
MUH. ALFIAN FRADANA E1B115069
PERDINAL SAPUTRA E1B115073
HERISMAN E1B115081
YEYEN PRICILIA TASYA D. E1B115083
PENGERTIAN BANGUNAN
BERSEJARAH
Bangunan bersejarah adalah bangunan yang
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan serta mempunyai kaitannya dengan peristiwa
nasional maupun internasional. Memiliki sifat rapuh, unik,
langka, terbatas, dan tidak terbarui, sehingga dalam
rangka menjaga Cagar Budaya dari ancaman
pembangunan fisik, baik di wilayah perkotaan, pedesaan,
maupun yang berada di lingkungan air, diperlukan
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatannya.
FUNGSI DAN MANFAAT
BANGUNAN
BERSEJARAH
Bangunan bersejarah mempunyai fungsi sosial dan
budaya yaitu sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan
budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan,
sosial dan budaya. Ada beberapa fungsi dan manfaat dari
bangunan bersejarah tersebut, diantaranya:
a. Objek Pariwisata
b. Objek Penelitian dari Berbagai Disiplin Ilmu Bangunan-
bangunan
c. Sumber Devisa yang Dapat Menambah Pendapatan
Daerah
d. Pengayoman Budaya Daerah Setempat
Klasifikasi Bangunan
Bersejarah
Penetapan klasifikasi bangunan gedung dan
lingkungan sebagai cagar budaya dilakukan berdasarkan
klasifikasi tingkat perlindungan dan pelestarian
bangunan gedung dan lingkungannya sesuai dengan nilai
sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan termasuk
nilai arsitektur dan teknologi.Klasifikasi bangunan
gedung dan lingkungannya terdiri atas:
a. Klasifikasi Utama
b. Madya
c. Pratama
Hak dan Kewajiban Pemilik
atau Pengelola Bangunan
Bersejarah
Hak pemilik atau pengguna bangunan bersejarah
terdapat dalamPasal 9 Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kawasan Dan
Bangunan Cagar Budaya yang menyatakan bahwa:
(1) Setiap orang yang memiliki, menguasai dan/atau
memanfaatkan kawasan dan/atau bangunan cagar budaya
wajib memelihara kelestarian kawasan dan/bangunan cagar
budaya.
(2) Pemilik, penghuni dan/atau pengelola kawasan dan/atau
bangunan cagar budaya yang melaksanakan pemugaran
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, berhak
mendapat kemudahan perizinan dan/atau insentif
pembangunan lainnya, yang ditetapkan dengan Peraturan
Walikota .
Studi Kasus kawasan Kota tua
Jakarta
O KOTA Tua Jakarta terletak di Kelurahan Pinangsia Kecamatan Tamansari
Kotamadya Jakarta Barat. Saat ini, kawasan Kota Tua berada di dua
wilayah kotamadya, yaitu Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
O Pada 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak, menyerang
pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran, kemudian
dinamai Jayakarta.
O Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan
tradisional Jawa. Tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah
komando Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun
kota baru bernamaBatavia untuk menghormati Batavieren, leluhur
bangsa Belanda.
O Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama
menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia hingga
sekarang.
O Pada 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang
resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur
ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota atau setidaknya
bangunan yang masih tersisa di sana.
Lokasi pada kawasan kota tua
jakarta

KOTA Tua Jakarta terletak di Kelurahan Pinangsia Kecamatan


Tamansari Kotamadya Jakarta Barat. Saat ini, kawasan Kota Tua
berada di dua wilayah kotamadya, yaitu Jakarta Utara dan Jakarta
Barat. Kota Tua sebagai cikal bakal Jakarta, tentunya menyimpan
banyak cerita di balik megahnya bangunan (tua) cagar budaya
peninggalan masa lalu dari zaman kolonial Belanda.
Museum Bank
Indonesia
Museum ini awalnya
merupakan sebuah rumah
sakit Binnen Hospitaal, lalu
kemudian digunakan menjadi
sebuah bank yaitu De
Javashe Bank (DJB) pada
tahun 1828. Lalu setelah
kemerdekaan yaitu pada
tahun 1953, bank ini di-
nasionalisasikan menjadi
bank sentral Indonesia atau
Bank Indonesia.
Jakarta History
Museum

Museum Sejarah Jakarta pada mulanya digunakan sebagai gedung


Balaikota (Stadhuis). Gedung ini merupakan gedung Balaikota kedua
yang dibangun pada masa pemerintahan VOC di Batavia.
Selain sebagai Balaikota, gedung ini juga berfungsi sebagai
Pengadilan, Kantor Catatan Sipil, Setelah pada tahun 1968 gedung
ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan
sebagai Museum pada tahun 1974.
Museum Wayang
jakarta

Gedung ini semula merupakan gereja tua yang didirikan oleh VOC
pada tahun 1640 dengan nama “de oude Hollandsche Kerk” sampai
tahun 1732. Diadakan perbaikan pada tahun 1733 berganti nama
yaitu “de nieuwe Hollandsche Kerk” sampai dengan tahun 1808.
Pada tanggal 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada
Republik Indonesia dan pada tanggal 23 Juni 1968 diserahkan
kepada Propinsi DKI Jakarta sebagai kantor Dinas Museum dan
Sejarah DKI Jakarta. Dan pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan
sebagai Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai