Anda di halaman 1dari 25

ASKEP KLIEN DENGAN

GANGGUAN SUHU TUBUH


Oleh: Ns. Sri Rahayu, S.Kep., M.S.
Konsep Suhu Tubuh
 Suhu tubuh adalah perbedaan antara
jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar.
 Suhu tubuh normal = 360-37,50C
 Pusat pengaturan suhu  hipotalamus
Regulasi Suhu Tubuh
Estimated Range of Body Temperature
0F 0C

104 40

Hard exercise
102 39

Emotion or moderate exercise, Emotion or moderate exercise,


Active children 38 Active children
100

37
Usual range or normal Usual range or normal
98
36
Early morning,Cold weather,etc 96 Early morning,Cold weather,etc
Process of Thermal Transfer
 Radiation
 Conduction
 Convection
 Evaporation
Process of Thermal Transfer
1. Radiasi → pengeluaran
panas dalam bentuk infra
merah
2. Konduksi → akibat kontak
dengan suatu benda
3. Konveksi → akibat gerakan
udara
4. Evaporasi → penguapan
dari tubuh
Faktor yang Mempengaruhi Suhu
Tubuh

1. Usia → rentan pada bayi dan lansia


2. Olahraga → suhu ↑ pada aktivitas berat
3. Kadar hormon → siklus menstruasi
4. Irama sirkardian  pola tubuh dalam
aktivitas sehari-hari
5. Stress → suhu
6. Lingkungan
Gangguan Suhu Tubuh

1. Hyperthermia
2. Hypothermia
3. Demam
HYPERTHERMIA
 Merupakan peningkatan suhu tubuh sbgai akibat
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi
panas.
 Disebabkan  penyakit/trauma pada
hipotalamus
 Kriteria mayor  suhu tubuh lebih tinggi dari
37,80C per oral atau 38,80C per rektal, kulit
hangat, takikardi
Faktor Yang Berhubungan
 Dehidrasi
 Penyakit/trauma
 Ketidakmampuan/menurunnya kemampuan
untuk berkeringat
 Kecepatan metabolisme meningkat
 Pengobatan/anesthesia
 Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka
panjang)
Intervensi Keperawatan Hipertermia
1. Pantau suhu minimal setiap 2 jam
2. Pantau warna dan suhu kulit
3. Pantau hidrasi (misalnya, turgor, kulit, kelembapan
membran mukosa)
4. Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan
5. Lakukan Kompres
6. Gunakan matras dingin dan mandi air hangat
7. Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien
hanya dengan selembar pakaian
8. Gunakan kipas yang berputar di ruangan pasien
9. Anjurkan asupan cairan oral yang adekuat (>2000 ml/hari
kecuali terdapat kontraindikasi penyakit jantung atau ginjal
10. Kolaborasi : pemberian obat antipiretik
HYPOTHERMIA
 Merupakan pengeluaran panas akibat
paparan terus menerus terhadap dingin
yang mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk memproduksi panas.
 Kriteria mayor  penurunan suhu
dibawah 35,50C per rektal, kulit dingin,
pucat (sedang), menggigil (ringan)
Mekanisme terjadinya hypothermia
1. Kehilangan panas berlebihan
2. Produksi panas tidak adekuat untuk
mengatasi kehilangan panas
3. Gangguan termoregulasi hypotalamus
Tanda Klinis Hypotermia
 Temperatur tubuh menurun
 Merasa dingin/mengigil
 Kulit pucat, dingin
 Hypotensi
 Out put urine berkurang
 Koordinasi otot berkurang
 Disorientasi
 Penurunan kesadaran - Koma
Faktor Resiko Hypotermia
 Terpajan lingkungan dingin yang lama
 Penurunan kecepatan metabolisme basal
 Penyakit/trauma
 Penyakit neurovaskuler/ Vaskuler perifer
 Obat-obatan yang menyebabkan vasodilatasi
 Malnutrisi/ Kahexia
 Usia yang ekstrem (bayi baru lahir/lansia)
 Ketidakmampuan/ penurunan kemampuan
untuk menggigil
Intervensi Keperawatan Hipotermia
1. Pantau tanda-tanda vital terutama suhu
2. Kaji gejala hipotermia misalnya perubahan
warna kulit, menggigil, kelelahan, kelemahan,
apatis, dan bicara yg berguman
3. Berikan pakaian yang hangat, kering, selimut
penghangat, alat-alat pemanas mekanis, suhu
ruangan yang disesuaikan, dan minum air
hangat sesuai toleransi.
3. Demam
 Demam : suatu keadaan peningkatan
suhu inti, dan merupakan bagian dari
respons pertahanan organisme
multiselular (host) terhadap invasi
mikroorganisme atau benda mati yang
patogenik atau dianggap asing oleh host.
 Demam tinggi spt 41C disbt Hyperpyrexia
 Demam = febris
Etiologi Demam
 Kelainan di batang otak
 Pirogen (protein, toksin bakteri)
Type demam

 Intermittent
 Remittent
 Relapsing
 Constant
 Demam Intermittent : Suhu tubuh menunjukan
interval yang teratur antara periode demam dan
periode suhu normal/subnormal (Demam
selang–seling).
 Demam Remittent : Suhu berfluktuasi lebih dari
20C terjadi lebih dari 24 jam tetapi diatas normal.
 Demam Relapsing : Periode demam pendek
beberapa hari diselingi suhu normal 1-2 hari.
 Demam Constant : Temperatur tubuh
berfluktuasi minimal tetapi selalu diatas normal
Tanda – Tanda Demam

 Onset (Stadium Menggigil)


 Course (dampak)
 Defervesense (Fever abatemen)
Tanda – Tanda Demam
 Onset (Stadium Menggigil):
1. Peningkatan denyut jantung
2. Nafas cepat dan dalam
3. Mengigil selama peningkatan aktifitas
kontraksi otot dan mengkerutnya pori-pori
4. Mengeluh kedinginan
5. Kuku jari sianosis
6. Tampak bercak – bercak pd kulit selama
kontriksi
7. Berkeringat
8. Temperatur meningkat
 Course / dampak
1. Kedinginan
2. Kulit panas
3. Merasa panas dingin
4. Peningkatan pernafasan
5. Kehausan terus
6. Dehidrasi
7. Kelelahan
8. Delirium
9. Kejang selama iritasi dari sel saraf
10. Mukosa bibir kering
11. Kehilangan nafsu makan
12. Lemah
13. Katabolisme protein
 Defervesense (Fever abatemen)
1. Kulit kelihatan mengkerut dan terasa
panas
2. Berkeringat
3. Tambah mengigil
4. Dehidrasi
Intervensi Keperawatan Demam
1. Monitor tanda- tanda vital
2. Kaji warna kulit dan suhu
3. Monitor jumlah leukosit, hematokrit, dsb.
4. Beri kompres
5. Sediakan makanan yg adekuat dan cairan (2500-
3000ml/hari) untuk mencegah dehidrasi.
6. Pasang cairan intravena
7. Ukur intake dan output
8. Kurangi aktivitas fisik
9. Lakukan oral hygiene utk menjaga mukosa bibir tetap
lembab.
10. Sediakan baju yang kering dan sprai untuk
meningkatkan kehilangan panas secara konduksi.
11. Kolaborasi obat antipiretik

Anda mungkin juga menyukai