Sunyi
Senyap
PENCEGAHAN
• Gunakan perlindungan telinga yang tepat saat bekerja di
sekitar suara keras
• Jangan meletakkan benda asing di telinga
• Mengobati infeksi telinga sesegera mungkin
TULI KONGENITAL
• Ketulian yang terjadi pada seorang bayi, disebabkan faktor yang
mempengaruhi kehamilan maupun saat kelahiran
• Tuli kongenital biasanya berupa tuli sensorineural, yaitu tuli
sebagian (hearing impaired) dan tuli total (deaf Diperkirakan angka
di indonesia 0,1% / 2,2 juta
• Terlambat diketahui sedangkan masa penting untuk diketahui
adalah saat usia 2-3 tahun yaitu saat anak belajar bicara
• Dapat disertai dengan kelainan bentuk telinga
FAKTOR RESIKO
• Faktor risiko terjadinya tuli kongenital menurut american
academy of paediatric joint committee (1993)
1) riwayat keluarga
2) kelainan struktur kepala & leher
3) infeksi saat hamil : toksoplasma, rubella, cytomegalovirus,
herpes, sifilis
4) lahir prematur (kurang dari 37 minggu)
5) berat badan lahir rendah (kurang dari 1500 gram)
6) persalinan dengan tindakan
7) bayi kuning
8) bayi biru karena sesak nafas berat saat lahir (asfiksi).
• Faktor risiko 1x kemungkinan tuli : 10 x
• 3 faktor risiko kemungkinan tuli : 63 X
Etiologi
• Masa prenatal
– Trimester pertama (TORCHS)
– Obat ototoksik dan teratogenik (salisilat, kina neomisin,
dihidrostreptomisin, gentamisin, barbiturat, thalidomide,dll)
– Malformasi struktur anatomi telinga (atresia liang telinga dan
aplasia koklea)
• Masa perinatal
– Prematur
– BBLR
– Hiperbilirubinemia
– Asfiksia
• Masa postnatal
– Infeksi bakteri atau virus (rubela, campak, parotis, infeksi otak
(meningitis, ensefalitis))
– Perdarahan pada telinga tengah
– Trauma temporal
Perkembangan Auditorik
Perkembangan bicara
Pemeriksaan gold standard
• OAE (Oto Acoustic Emission)
• AABR (Automated Audiometry Brainstem
Response)
• Prinsip pemeriksaan cepat, mudah, tidak
invasif, dengan sensitifitas mendekati 99,96%
Pemeriksaan OAE
Pemeriksaan AABR
PENATALAKSANAAN
• Habilitasi sedini mungkin
• Alat bantu dengar anak dengan tuli saraf berat
• Penilaian tingkat kecerdasan
• Pemasangan implant koklea tuli saraf berat
bilateral
• Rehabilitasi pasca bedah terapi wicara dan
mendengar selama 6 bln
• Evaluasi pasca bedah
• Kalibrasi alat bantu dengar
Tuli Mendadak
• Tuli yang terjadi tiba - tiba Etiologi
• Iskemia koklea (penyebab
• Jenis ketulian: sensorineural, utama) spasme,
biasa unilatreral trombosis / perdarahan a.
• pendengaran sensorineural auditiva interna
30 db / >, paling sedikit 3 merupakan arteri ujung
koklea mudah rusak
frekuensi berturut – turut
• Infeksi virus
pada pemeriksaan
• Trauma kepala
audiometri dan berlangsung
dalam < 3 hari • Trauma bising yang keras
• Perubahan tekanan atmosfir
• Kerusakan di koklea,
• Autoimun
bersifat permanen ( keadaan
• Obat ototoksik
darurat)
• Penyakit meniere
• Neuroma akustik
• Iskemi degenerasi luas pada sel – sel ganglion stria vaskularis
dan ligamen spiralis jaringan ikat dan penulangan
• Beberapa jenis virus seperti virus parotis, campak, influensa B
dan mononukleosis menyebabkan kerusakan pada organ corti,
membran tektoria dan selubung myelin saraf akustik
Gejala
• Iskemi Koklea : • Infeksi virus
– Mendadak/menahun – Mendadak
– Sementara/berulang/me – Unilateral
netap – Tinitus
– Unilateral/bilateral – Vertigo
– Tinitus
– Vertigo
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Audiometri nada murni: tuli sensorineural ringan-berat
• Audiometri tutur: tuli sensorineural
• Audiometri impedans: tuli sensorineural koklea
• Tes keseimbangan elektronistagmus: paresis kanal
• Foto tulang temporal proyeksi Stenvers / CT Scan: mencari kemungkinan
neuroma akustik
• Pemeriksaan virologi
• Ct scan dan MRI dengan kontras menyingkirkan diagnosis seperti neuroma
akustik dan malformasi tulang temporal
• Pemeriksaan arteriografi yang diduga akibat trombosis
• Pemeriksaan laboratorium infeksi virus, bakteri, hiperlipidemia,
hiperfibrinogen, hipotiroid, autoimun
• Pemeriksaan faal hemostasi dan tes penyaring pembekuan darah ada/
tidaknya hiperkoagulasi darah
• Konsul ke bagian hematologi penyakit dalam dan bagian kardiologi
kelainan darah dan hal yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
Penatalaksanaan
• Tirah baring sempurna selama 2 minggu
• Vasidilatansia injeksi cukup kuat disertai pemberian tablet
vasodilator oral tiap hari
• Prednison (kortikosteroid) 4x 10 mg ( 2 tablet) tappering off
tiap 3 hari (hati-hati pada DM)
• Vitamin C 500 mg 1x1 tablet / hari, vitamin E 1x1 tablet
• Neurobion (neurotonik) 3x1 tablet / 1 hari
• Diet rendah garam dan kolesterol
• Inhalasi oksigen 4x15 menit ( 2 liter/menit) obat anti virus
sesuai dengan virus penyebab.
• Hiperbarik oksigen terapi (HB)
Evaluasi
Dilakukan setiap minggu selama 1 bulan
Perbaikan Keterangan
Sangat Baik Perbaikan lebih dari 30 dB pada 5 frekuensi
Pencegahan
• Mempertimbangkan penggunaan obat – obat ototoksik
• Menilai kerentanan pasien
• Memonitor efek samping secara dini memperhatikan
gejala – gejala keracunan telinga dalam yang timbul : tinitus,
kurang pendengaran, vertigo
• Pasien yang menunjukkan mulai ada gejala tersebut
evaluasi audiologik dan menghentikan pengobatan
Tinitus
• Sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar,
dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik
• Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging,
menderu, mendesis
• Aktivitas elektrik area auditorius perasaan adanya
bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari
bunyi eksternal yang ditransformasikan , melainkan
berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh
sendiri
Klasifikasi
• Tinitus obketif : suara dapat didengar oleh pemeriksa / dengan
auskultasi di sekitar telinga bersifat vibratorik, dari transmisi
vibrasi sistem muskuler/ kardiovaskuler di sekitar telinga
Disebabkan : kelainan vaskular mengikuti denyut jantung
(malformasi arteriovena, tumor glomus jugular dan aneurisma)
Suara click yang berhubungan dengan penyakit sendi
temporomandibular dan karena kontraksi spontan dari otot telinga
tengah atau mioklonus palatal
• Tinitus subjektif : suara hanya dapat terdengar oleh pasien
bersifat non vibratorik
Disebabkan : proses iritatif / perubahan degeneratif traktus
auditorius dari sel – sel rambut getar koklea saraf pusat
pendengar
Gejala : sensasi pendengaran dengan intensitas rendah
Anamnesa
• Kualitas dan kuantitas • Intensitas (keras atau
• Lokasi (bilateral, unilateral, lembut) mengganggu
aktivitas?
atau tidak dapat ditentukan)
• Riwayat minum obat
• Frekuensi (intremiten atau sebelumnya (terutama
menetap) golongan aspirin)
• Lama bunyi • Kebiasaan merokok atau
• Kondisi yang memperberat minum kopi
tinitus • Gejala lain yang menyertai
(vertigo, gangguan
• Riwayat cedera kepala, kesimbangan lain,
pajanan bising, trauma kehilangan pendengaran
akustik, riwayat infeksi atau gangguan
telinga dan operasi telinga audiovestibuler lain)
Diagnosis
• Tinitus subyektif unilateral curiga neuroma akustik
atau trauma kepala
• Tinitus subjektif bilateral intoksikasi obat,
presbiakusis, trauma bising, atau penyakit sistemik
• Sukar membedakan lokasi patologis di saraf pusat,
misalnya kelainan cerebrovaskular, siringomelia, atau
sklerosis multipel
• Patologis pada putaran basal koklea, saraf pendengar
perifer dan sentral tinitus nada tinggi (mendenging)
• Tinitus nada rendah seperti gemuruh ombak ciri
khas penyakit koklear (hidrop endolimfatikus)
Penatalaksanaan
• Menghilangkan penyebab dan << keparahanya
• Tinitus retraining therapy memicu dan menjaga reaksi
habituasi dan persepsi tinitus atau suara lingkungan yang
mengganggu, tidak dapat menghilangkan tinitus dengan
sempurna
– Psikologik konsultasi, ajarkan relaksasi
– Elektrofisiologik stimulus elektro akustik dengan
intensitas suara alat lebih keras dari tinitusnya, dengan alat
bantu dengar / masker tinitus
– Terapi medikamentosa (belum jelas), diantaranya
meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer,
antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral
– Tindakan bedah pada tumor akustik neuroma
Acoustic Neuroma
• Tumor jinak yang tumbuh dari selubung saraf akustikus
• Tumor yang melibatkan sel selubung myelin yang mengelilingi
vestibulocochlear (vestibular schwannoma)
• Neuromas akustik dianggap jinak (non-kanker) tumor karena
tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh
• Dapat terjadi di mana saja di sepanjang saraf vestibular, paling
sering terjadi dimana saraf vestibulocochlear melewati
saluran tulang kecil yang menghubungkan otak dan telinga
dalam
• Tumor tumbuh sangat lamban yang dapat mengenai saraf
akutikus, saraf fasialis, dan kemudian mengenai ungulus
serebelopotin
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat ditemukan 2000 sampai 3000 kasus baru
neuroma akustikus setiap tahunnya
• Angka kejadian tertinggi antara umur 50 tahun sampai 60 tahun.
(National Institutes of Health, 1991).
• Tumor primer otak yang cukup sering
• 8% dari semua tumor adalah schwannoma 90% di antaranya
neuroma akustik
• 0.7-1 orang dalam 100,000 populasi
• Autopsi prevalensi tinggi pada usia tua neuroma akustiknya
tidak pernah menimbulkan gejala klinis.
• Tersering pada dekade kelima
• Laki-laki sedikit lebih sering
Acoustic neuroma
Patofisiologi
• Perubahan / tidak adanya ke 2 gen supresor tumor di NF2 sel
saraf
• Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel tubuh
termasuk sel saraf
• 1 NF2 gen diwariskan dari sel telur ibu dan NF2 satu gen
diwariskan dari sel sperma dari ayah.
• Nf2 gen mencegah pembentukan tumor pada sel saraf,
khususnya neuromas akustik
• Jika ke 2 gen NF2 berubah/hilang di salah satu sarung mielin
sel saraf vestibular neuroma akustik akan berkembang
Perjalanan Penyakit
• Kecepatan pertumbuhan neuroma akustikus
dibagi menjadi 3 yakni :
– Pertumbuhan sangat lambat, jika dalam 1 tahun tidak
tumbuh atau tumbuh sedikit saja
– Pertumbuhan lambat, jika dalam 1 tahun diameter
tumor hanya bertambah 0,2 cm
– Pertumbuhan cepat, jika dalam 1 tahun diameter
tumor bertambah lebih atau sama dengan 1 cm
• Tumor cukup besar tumbuh kearah medial
bentuk tumor mengalami perubahan menjadi
speris
• Kadang tumor mengalami degenerasi kistik
Symptoms % Symptoms %
Vertigo
Klasifikasi
1. Vertigo spontan timbul tanpa pemberian rangsangan
– Rangsangan timbul dari penyakitnya sendiri, misalnya pada
penyakit Meniere oleh sebab tekanan endolimfa yang
meninggi
2. Vertigo posisi
– Etiologi : oleh perubahan posisi kepala
– Patofisiologi : perasangan pada kupula kanalis semi-
sirkularis oleh debris (kotoran yang menempel pada kupula
kanalis semi-sirkularis )atau pada kelainan servikal
3. Vertigo kalori Dirasakan pada pemeriksaan kalori
Diagnosa
• Sebelum memulai pengobatan,
harus ditentukan sifat dan penyebab
dari vertigo.
• Gerakan mata yang abnormal
menunjukkan adanya kelainan fungsi
di telinga bagian dalam / saraf yang
menghubungkannya dengan otak.
(Nistagmus adalah gerakan mata
yang cepat dari kiri ke kanan atau
dari atas ke bawah)
• Pemeriksaan
– Tes pendengaran
– MRI
– CT-scan • Manuver Hallpike
penatalaksanaan
• Tujuan memperbaiki ketidak seimbangan vestibuler melalui
modulasi transmisi saraf; umumnya obat antikolinergik
• Antikolinergik (seperti skopolamin)
• Antihistamin (seperti meclizine)
• Benzodiazepine (seperti diazepam atau lorazepam)
• Prometazin (untuk mengobati mual dan muntah)
K.I.E
• Tidur dengan posisi kepala agak tinggi
• Bangun secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita
berdiri dari tempat tidur
• Hindari posisi membungkuk & mendongakkan
• Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi
datar (horisontal) / leher dalam posisi mendongak.
VERTIGO PERIFER
• Vertigo perifer (peripheral vertigo) disebabkan oleh disfungsi
struktur perifer hingga ke batang otak (brain stem). Beberapa
kondisi yang dapat menyebabkan vertigo perifer antara lain:
1. Benign paroxysmal positional vertigo
2. Drug-induced vertigo (vertigo yang disebabkan oleh obat)
3. Labyrinthitis
4. Ménière's disease
5. Vestibular neuritis
• Penatalaksanaan
Untuk vertigo perifer, dokter akan memberikan antihistamin,
antikolinergik, antiemetik, dan benzodiazepines.
Vertigo Sentral
• Vertigo sentral (central vertigo) melibatkan proses penyakit yang
memengaruhi batang otak (brain stem) atau cerebellum.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan vertigo sentral
antara lain:
1. Acoustic schwannomas atau meningiomas
2. Cerebellar pontine angle tumors
3. Cerebellar infarction
4. Cerebellar hemorrhage
5. Vertebrobasilar insufficiency
• Penatalaksanaan
Untuk vertigo sentral, dokter akan menyarankan Anda segera
menemui dokter spesialis saraf (neurologist) dan juga ke dokter
ahli bedah saraf (neurosurgeon) jika diperlukan
Benign paroxysmal positional
vertigo (BPPV)
• Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut juga
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan
keseimbangan perifer yang sering dijumpai
• Ditandai dengan sensasi pergerakan yang disebabkan
pergerakan kepala mendadak atau menggerakkan kepala pada
posisi tertentu
• Epidemiologi : lebih banyak pada perempuan usia tua (51-57
tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35
tahun yang tidak memiliki riwayat cedera kepala.
Etiologi Tanda dan
• Idopatik gejala
• Infeksi virus
•Dizziness
• Neuritis
•Vertigo
• Komplikasi operasi telinga •Unsteadiness
• Efek samping obat •Kehilangan keseimbangan
• Pergerakan kepala •Nistagmus
•Pandangan kabur, terait
Faktor risiko dengan vertigo
•Mual
• Usia > 60 tahun •Muntah
• Trauma kepala
Pemeriksaan
• Electronystagmography (ENG) or videonystagmography (VNG)
• Magnetic resonance imaging (MRI)
• Manuver Hallpike
• Tes kalori
Tata laksana
• Canalith repositioning : Terdiri dari beberapa gerakan sederhana dan
manuver lambat untuk memposisikan kepala. Tiap gerakan ditahan
sekitar 30 detik, samapai gejala dan pergerakan mata abnormal
berhenti efektif setelah 2-3 pengobatan
• Surgical alternative 90% berhasil
– Bone plug digunakan untuk mem blok bagian dari telinga dalam
yang menyebabkan pusing
– Mencegah canalis semisircularis untuk berespon terhadap
pergerakan partikel atau pergerakan kepala umum
Operasi pada BPPV
PENYAKIT MENIERE/
Idiopathic endolymphatic
hydrops
• Salah satu penyakit yang menyebabkan manusia tidak mampu
berdiri tegak
• Kekacauan dari aliran cairan-cairan dari telinga dalam
• Penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa
pada koklea dan vestibulum
• Penyakit pada telinga dalam yang menyebabkan episode
vertigo spontan
• Insiden mulai antara umur 20 dan 50 tahun (meskipun telah
dilaporkan pada hampir semua kelompok umur) dengan
prevalensi pria dan wanita sama
Faktor
Etiologi
risiko
• Penyebab pasti belum • Sistem imun
diketahui abnormal
• Penambahan volume
• Alergi
endolimfe diperkirakan
oleh adanya gangguan • Infeksi virus
biokimia cairan • Faktor genetik
endolimfa dan gangguan
klinik membran labirin
• Trauma kepala
Patofisiologi
• Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul, diduga disebabkan
oleh:
– Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri
– Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler
– Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler
– Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat penimbunan cairan
endolinfa
• Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal:
– Pelebaran dan perubahan morfologi pada membran reissner
– Penonjolan ke dalam skala vestibuli (di apeks helikotrema)
– Sakulus mengalami pelebaran menekan utrikulus
– Pelebaran dimulai di apeks koklea meluas ke bagian tengah dan
basal koklea
The left diagram shows the Inner ear with a normal amount of fluid. The inner
ear on the right is swollen with excessive amount of fluid as seen In
Meniere’s disease.
Gejala DIAGNOSIS
• Vertigo
• ANAMNESA : Terdapat riwayat
Serangan pertama sangat berat
fluktuasi pendengaran
(vertigo disertai muntah)
• PEMERIKSAAN FISIK : Pada
Pada serangan berikutnya lebih pemeriksaan terdapat tuli
ringan dan semakin mereda pada sensorineural
serangan berikutnya • PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Tinitus : Kadang tinitus menetap – Tes gliserin untuk
• Tuli : Pada saat serangan terdapat membuktikan adanya hidrops
gangguan pendengaran (membaik & prognosis untuk tindakan
saat serangan menghilang), operatif
Biasanya tuli nada rendah – Elektronistagmografi
• Perasaan penuh pada telinga (khas – CT scan
pada meniere) – MRI
– Auditory brain stem response
(ABR)
KRITERIA DIAGNOSIS
• Vertigo hilang timbul
• Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli
saraf
• Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari
sentral seperti tumor N.VII