Anda di halaman 1dari 17

Use of Topical Antibiotics before Primary

Incision Closure to Prevent Surgical Site


Infection: A Meta-Analysis

Disusun oleh:
Haryogi Maulana
1365050372
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN BEDAH
PERIODE 4 MARET - 31 MARET 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR MINGGU
JAKARTA TIMUR
2019
Abstrak

 Surgical Site Infection (SSI)  perhatian ahli bedah karena dari segi
dampak negatif yang ditimbulkan dan biaya perawatan.
 Control and Prevention (CDC)  insisi, insisi dalam, dan organ/ruang infeksi.
Terjadi dalam 30 hari dari prosedur operasi dan melibatkan kulit atau
jaringan dalam dari insisi
 Tujuan : menilai apakah pemberian antibiotik topikal sebelum penutupan
insisi primer dapat mengurangi tingkat SSI.
 5% pasien operasi  SSI
 Melibatkan beberapa faktor: tipe dan frekuensi prosedur pembedahan,
konteks operasi yang dilakukan, kriteria pengawasan, dan kualitas data
yang di kumpulkan
 WHO & CDC  panduan preventif SSI
 Antibiotik topical  telah lama digunakan meski konsistensi penggunaan
berdasarkan kefektifannya ada kekurangan
 CDC  irigasi insisi dengan agen antibiotik sebelum penutupan tidak boleh
dilakukan (salep, larutan, atau bubuk  belum jelas)
 Antibiotik yang harus diberikan atau tidak  belum jelas
 Pandangan lain  antibiotik topikal sebelum penutupan insisi
menanggulangi SSI (baik operasi elektif ataupun darurat)
 Berdasarkan pandangan berbeda ini  ingin menunjukan bukti yang kuat
yang dapat menyatakan bahwa pemberian antibiotik topical pada insisi
sebelum ditutup dapat mencegah SSI secara efektif
Metode

 Meta-analisis berdasarkan metodelogikal yang ada  Preffered Reporting


Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA)
 Protokol terdaftar pada data PROSPERO pada Februari 2017
 Kriteria Inklusi:
 Berdasarkan PICO (Population, Intervention, Control, Outcomes)
 Populasi : pasien menjalani colorectal, jaringan lunak (sinus/hidradenitis), hernia,
kardiovaskular, traktus bilier, payudara, bermacam-macam masalah abdominal,
trauma pembedahan, pasien dengan insisi pembedahan dimana profilaksis
antibiotik topikal tidak dilakukan
 Intervention : penggunaan antibiotik topical pada bagian insisi sebelum
penutupan (irigasi solusio, bubuk, karier (ex.implan kolagen), injeksi insisi,
pemberian lainnya.
 Outcomes : utama tingkat SSI setelah terapi antibiotik topikal. Sekunder 
tingkat SSI berdasarkan parameter
Parameter :
1. Jenis agen antibiotik
2. Jenis pembedahan yang dilakukan (elektif/darurat)
3. Kelas kontaminasi pembedahan (bersih, bersih-kontaminasi, kontaminasi,
kotor)
4. Jenis pemberian antibiotik
5. Penggunaan antibiotik dengan dan tanpa berkaitan pengobatan
antibiotik sistemik
 Kriteria esklusi:
 Populasi: pasien operasi mata, dalam penggunaan antibiotik
(pembedahan ortopedi), penggabungan, pembalutan antibiotik.
 Perbandingan antibiotik dengan antiseptik
Hasil
Hasil (Primary Outcome)

 3699 sumber esklusi 3646  Sisa 53


 13 esklusi karna penggunaan komparator lain selain placebo dan 5 esklusi
karna penggunaan agen lain  35 kriteria inklusi (10.870 pasien)
 Randomized Controlled Trials  melaporkan penggunaan 2 antibiotik
berbeda dalam 2 periode berbeda:
 B-lactam  3.569 pasien (1960-1990)
Bedah urgent
 Amminoglikosida  7.301 pasien (1990- sekarang).
Derajat kontaminasi

 Bersih, bersih-terkontaminasi, kontaminasi  b-lactams (bubuk dan irigasi


solusio)  pembedahan abdomen
 Bersih, bersih-terkontaminasi, kontaminasi  aminoglikosit (karier dan irigasi
solusio)

 Antibiotik sistemik umumnya berkaitan dengan oemberian aminoglikosit


topikal dibandingkan dengan b-lactam
Secondary Outcome

 12 RCT (6.211 pasien)  diluar kondisi kualitas tidak pasti dan waktu
pengamatan < 30 hari
 B-lactam  efektif mengurangi SSI (operasi elektif)
 Bersih-terkontaminasi  b-lactam tidak menunjukan penurunan SSI, serta
penggunaan b-lactam dengan solusio irigasi tidak efektif mengurangi SSI
 Data selanjutnya tidak mencukupi untuk menampilkan hasil secondary
outcome : Pembedahan segera, agen antibiotik sistemik yang berkaitan,
area bersih dan terkontaminasi, dan bentuk lain penggunaan b-lactam
 Topikal aminoglikosit (5.218 pasien)  tidak menunjukan penurunan SSI
Diskusi

 Journal menunjukan  penggunaan antibiotik topikan sebelum penutupan


luka insisi primer efektif dibandingkan dengan placebo.
 Pengukuran keefektifan muncul setelah mengecualikan penelitian
berkualitas tidak pasti dan yang dengan pemantauan < 30 hari
 Hubungan dengan tipe agen antibiotik :
o B-lactam (ampisilin)  efektif
o Aminoglikosit (gentamisin)  tidak efektif
Penggunaan b-lactam terganggu

1. Penelitian tidak berkembang  peningkatan resistensi dari patogen gram


positif maupun negative terhadap ampisilin
2. Pengenalan profilaksis sistemik antibiotik pada tahun 1990
3. Kualitas penelitian sebelumnya yang kurang bagus
4. Ada penelitian tahun 1990 yang menunjukan SSI berkaitan dengan
heterogenitas
5. Faktor lain yang berkaitan dengan SSI: obesitas, merokok, atau DM
Konklusi

 Penggunaan agen antibiotik topical (b-lactam & aminoglikosida) sebelum


penutupan insisi  tidak direkomendasikan
 Tidak dapat di kecualikan dari armamentarium profilaksis
 Kedepannya:
o Evaluasi mikroorganisme yang paling sering berkaitan
o Lingkungan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai