Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

PERTUSIS

Pembimbing:
dr. Putri Evalda Rizki Zulkarnain, Sp. A

Oleh:
dr. Krismeikesari

PROGRAM INTERSHIP DOKTER INDONESIA


KUALA KAPUAS, KALIMANTAN TENGAH
2019
Identitas Pasien
• Nama Pasien : An. MA

• Usia : 3 Tahun 6 Bulan

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Nama Orang tua : Tn. M

• Agama : Islam

• Alamat : Jln. Pemuda

• Masuk Rumah Sakit : 22-11-2018

• Tanggal pemeriksaan : 23-11-2018


ALLOANAMNESIS
• Keluhan Utama :
Batuk berdahak lebih dari 2 minggu

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke Poli anak RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo dengan keluhan batuk berdahak yang
sulit di keluarkan lebih dari 2 minggu SMRS,
ANAMNESIS
• Awalnya minggu 1 dan ke 2 : batuk ringan,
tidak berdahak, hilang timbul muncul pada
malam hari disertai pilek dengan lendir cair,
badan terasa hangat.

• Minggu ke 3 : batuk yang mula-mula malam


hari,kemudian pada siang hari dan batuk
menjadi semakin hebat. Sekret menjadi kental
dan banyak, tidur terganggu. Bila menangis,
batuk bertambah hebat
…ANAMNESIS
• Minggu 3 & 4 : frekuensi batuk semakin
bertambah >10 kali batuk dalam sehari, dan
ditandai oleh whoop (batuk berbunyi nyaring)

• saat serangan, batuknya panjang dan sulit


berhenti, wajah kemerahan disertai dengan
keluarnya air mata, lidah menjulur, dan di
akhiri dengan muntah lendir atau makanan
…ANAMNESIS
Keluhan penyerta :
• demam tidak terlalu tinggi, kejang (-)
penurunan kesadaran (-) mimisan(-), ptekie(-),
nyeri telinga(-)

• Sesak nafas sejak 1 minggu SMRS yang di


dahului oleh batuk, bunyi “ngik” (-), tidak
dipengaruhi oleh aktifitas,debu,udara, ujung jari
kebiruan (-), bengkak pada kelopak mata(-)
…ANAMNESIS
• Bagian dalam mata kanan merah sejak 3
hari SMRS, sekret (-) gatal (-)

• Nafsu makan berkurang disertai dengan


penurunan berat badan
Riwayat Penyakit Dahulu
• alergi disangkal
• asma disangkal
• sakit jantung disangkal
• radang paru disangkal
• tuberkulosis disangkal

Kesan : Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama

sebelumnya, pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit


Riwayat Penyakit Keluarga
• Sakit seperti ini di keluarga disangkal
• Riwayat TB Paru dalam keluarga disangkal
• Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal
• Riwayat Asma dalam keluarga disangkal
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Kehamilan Kelahiran
• Tempat kelahiran : Rumah
• Perawatan antenatal : bersalin
Teratur • Penolong persalinan : Bidan
• Tempat perawatan : • Cara persalinan : Spontan
Rumah Sakit • Masa gestasi : 39-40 minggu
• Berat badan lahir :2,9 gram
• Penyakit kehamilan :
• Panjang badan lahir : Tidak
Tidak ada diketahui
• Lingkar kepala : Tidak diketahui
• Langsung menangis kuat
• Pucat/Biru/Kuning/Kejang :
• Kesan : Neonatus cukup Tidak diketahui
bulan, sesuai masa • Nilai APGAR : Tidak diketahui
kehamilan (NCB-SMK) • Kelainan bawaan : Tidak ada
Riwayat Psikososial
• Penderita tinggal bersama dengan keluarga besar yang berjumlah 7
orang yang terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu dan 2 orang kakak
penderita yang tinggal dalam 1 rumah. Jumlah ventilasi di dalam
rumah cukup, dan juga terdapat sinar matahari yang dapat masuk
melalui jendela rumah.

• Didalam rumah terdapat anggota keluarga yang merokok,


diantaranya ayah dan kakek penderita. Ibu penderita mengatakan
ada kontak penderita dengan asap rokok, ketika ayah merokok. Ibu
dan nenek penderita memiliki 2 jenis kompor, diantaranya kompor
gas dan konpor yang menggunakan bahan bakar kayu bakar,
kompor yang menggunakan kayu bakar jarang digunakan oleh ibu
penderita.
• Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik
Riwayat Tumbuh Kembang
• Motorik Kasar : Pasien mulai bisa tengkurap pada umur
4 bulan, belajar duduk umur 7 bulan,
merangkak umur 8 bulan, berjalan
umur 13 bulan.
• Motorik Halus : Meraih mainan usia 6 bulan
• Bahasa : Mengoceh usia 8 bulan
• Sosial : Mudah beradaptasi dengan orang baru

Kesan: Perkembangan sesuai usia


Riwayat Makanan
• Saat usia 0 – 6 bulan anak diberi ASI ekslusif
• Saat usia 6 bulan anak sudah mulai diberi makanan
pendamping ASI berupa bubur nasi saring yang ddibuat
orang tua penderita
• frekuensi 4 kali dalam sehari, mulai makan nasi tim
saring sejak usia 8 bulan. Saat ini pasien makan nasi
dengan sayur dan terkadang lauk pauk seperti telur saja.
Sampai sekarang nafsu makan penderita cukup baik,
makan tidak teratur kadang 2 atau 3 x sehari dan tidak
habis.

Kesan: Kualitas dan kuantitas kurang.


Riwayat Imunisasi

• Penderita hanya memiliki 1 kali riwayat


imunisasi hepatitis B saat bayi dan 1 kali
riwayat imunisasi BCG saat usia 1 bulan,
selanjutnya penderita tidak melakukan
imunisasi.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : GCS E4M6V5
• Tekanan darah : tidak diukur
• Nadi : 122 kali/menit, kuat angkat, reguler
• Suhu : 37.9 °C
• Pernapasan : 30 kali/menit,teratur,reguler
• SpO2 : 98% tanpa O2
…Pemeriksaan Fisik
Antropometri
• Panjang badan : 90 cm
• Berat badan : 12,5 Kg

Status Gizi
• BB/ U : Z score antara < -1dan <-2 SD (WHO 2006)
• TB/U : Z score < -1dan <-2 SD (WHO 2006)

Kesan: status gizi baik ( tabel antropometri, WHO 2006)


…Pemeriksaan Fisik
Kepala
• Bentuk : Normocephal,
• Wajah : Wajah seperti orang tua (-), dismorfik (-)
• Rambut : Warna hitam, mengkilat, tidak mudah rontok.
• Mata : Bentuk normal, pupil isokor +/+, kelopak mata tidak cekung,
perdarahan subkonjungtiva dan sklera (+/-), sekret (-) sklera
tidak ikterik.
• Telinga : Normotia, liang telinga lapang
• Hidung :Normosepta, deviasi septum tidak ada, sekret -/-, NCH (-)
• Mulut : Bibir kering (+), sianosis (-), stomatitis (-)
…Pemeriksaan Fisik
Leher : Trakea lurus ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, retraksi
suprasternal (-), kaku kuduk (-)

Thoraks
Paru
• Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis, retraksi intercostal ringan (+), pernafasan
abdominotorakal
• Palpasi : Fremitus baik simetris, tidak ada nyeri tekan
• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki +/+, wheezing +/+
…Pemeriksaan Fisik
Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri.
• Perkusi : Batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.
Batas kiri jantung di ICS IV, linea midclavicula kiri.
Batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
• Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
• Inspeksi : Rata
• Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba, turgor kembalicepat
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
…Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas
• Ekstremitas superior :Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT
< 2 detik
• Ekstremitas inferior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT
< 2 detik
• Tulang belakang : Tidak tampak kelainan tulang belakang
• Anus dan Rektum : Tidak ditemukan iritasi
• Genitalia : laki-laki
• Kulit :Kulit tampak licin, tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : tanggal 22 November 2018 Jam 08.37 WIB
…Pemeriksaan Penunjang

Perhitungan Absolute Neutrofil Count ( ANC ) =


Leukosit x neutrofil x 10 = 18,4 x 38 x 10
= 6.992 /mikroliter

Interpretasi hasil : infeksi sekunder bakteri


Pemeriksaan Anjuran
• Foto thoraks
• Isolasi Bordetella pertusis dari sekret
nasofaring
• Tes serologi
Daftar Masalah
• Status imunisasi anak yang tidak lengkap
• Tidak mendapatkan imunisasi DPT (Difteri,
Pertusis, Campak)
DIAGNOSIS KERJA
• Pertusis
• Pneumonia

DIAGNOSIS BANDING
• Asma
• Bronkiolitis
• TB paru
Penatalaksanaan
Medika Mentosa
Advis dr. Putri Evalda, Sp. A :
• Rawat isolasi
• 02 nasal kanul 1-2 lpm bila sesak
• IVFD D5 1/2 NS 12 tpm (makro)
• Inj. Gentamicin 65 mg/24 jam (i.v)
• Inj. Ampicilin 625 mg/6 jam (i.v) -> Skin test (dosis 50 mg/kgBB/hari)
• Inj. Ranitidin 15 mg/8 jam (i.v)
• Inj. Metilprednisolon 3 mg/6 jam (i.v)
• Inf. PCT 15cc/4-6 jam ( K/P), bila t = 38 C
• Oral : Eritromicin 4x 3,5 ml (dosis = 40 mg/kgBB/hari, dosis terbagi
empat)
• - Codein 4 mg /8jam (puyer)
• Nebulizer ventolin 1 resp + 3 cc Nacl /8 jam
• Obat tetes mata
…Penatalaksanaan
Non Medika Mentosa
• Rawat isolasi untuk mencegah penyebaran dan proteksi terhadap
anggota keluarga lain
• Rawat inap dengan lingkungan perawatan pasien yang tenang
untuk menilai kemajuan penyakit dan kemungkinan kejadian yang
mengancam jiwa pada puncak penyakit, mencegah atau mengobati
komplikasi
• Edukasi orangtua mengenai penyakit yang diderita
• Pembersihan jalan nafas
• Istirahat yang cukup
• Oksigen terutama pada serangan batuk yang hebat disertai sianosis
• Nutrisi yang cukup, hindari makanan yang sulit ditelan. Bila
penderita muntah-muntah sebaiknya diberikan cairan dan elektrolit
secara parentral
PROGNOSIS
• Ad Vitam : dubia ad bonam
• Ad Fungsionam :dubia ad bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
Follow Up
ANALISA KASUS
TEORI KLINIS
Stadium Pertusis :
1. Stadium kataral (1-2 minggu) : • anamnesis, pasien memasuki
gejala awal mirip dengan stadium akhir kataral dan
common cold, batuk kering stadium paroksismal
2. Stadium paroksismal (2-4 • P. Fisik :
minggu) : frekuensi dan derajat • takipneu ( RR= 30x/m)
batuk bertambah,batuk
berdahak, whoop, lakrimasi, • Febris ( t= 37,9 )
muka merah,lidah menjulur di • Perdarahan subkonjungtiva
akhiri muntah lendir, perdarahan dan sklera
subkonjungtiva,takipneu,febris,
• P. penunjang : leukositosis dan
salivasi,ptekie,penurunan berat
badan, lab :
limfositosis
limfositosis,leukositosis,trombosit
osis
3. Stadium
konvalesen/penyembuhan :
whoop berhenti, batuk dan
muntah berangsur menurun
TEORI KLINIS

Komplikasi pertusis : • Pada pasien hasil ANC


• Pneumonia (15-25 %) (Absolute Neutrofil Count)
= 6.992/mikroliter
• Kejang (2-4%)
-> infeksi sekunder bakteri
• Ensefalopati (0,5-1%)
• Otitis media
• Pneumotoraks
TEORI KLINIS

Kriteria Diagnosis pneumonia Pada pasien memenuhi 4


paling sedikit 3 dari 5 gejala gejala yaitu :
berikut ini :
1. Batuk,sesak nafas disertai dengan • batuk disertai sesak
pernafasan cuping hidung dan nafas, retraksi intercostal
retraksi dinding dada ringan, rhonki dikedua
2. Febris
lapang paru, dan
3. Rhonki basah
4. Foto thorax menunjukkan
leukositosis ( 18.000/uL )
gambaran infiltrat difus
5. Leukositosis ( >15.000/uL)
TEORI KLINIS

Penatalaksanaan Pertusis: • Pada pasien diberikan


• Agen antimikrob : eritromisin 4 x 3,5 ml
eritromisin estolat 40-50 (dosis: 40 mg/kgBB/hari
mg/KgBB/hari (p.o)
dibagi dalam 4 dosis
(max 2 gr/hari ) selama
14 hari.
• Kortikosteroid
• Pertussis Immune
Globulin ( P- IGIV)
TEORI KLINIS

Tindakan kontrol : • Pasien ini di rawat di


• Rawat isolasi ruang isolasi di ruang
anggrek.
• Perlindungan anggota
keluarga dan kontak erat
lain : eritromisin 40-50 • Edukasi keluarga
mg/KgBB/hari (p.o) dibagi terdekat dan petugas
dalam 4 dosis (max 2 kesehatan yang merawat
gr/hari ) selama 14 hari. untuk minum eritromisin.
Penanganan Lanjutan

• Pada pasien ini tidak pernah mendapatkan imunisasi DPT, sehingga


dapat diberikan imunisasi ketika satu bulan setelah infeksi teratasi
dengan jarak setiap satu bulan sesuai dengan jadwal pada tabel
imunisasi diatas
TEORI KLINIS

Penatalaksanaan Pneumonia: • 02 nasal kanul 1-2 lpm bila sesak


• Pemberian oksigen • IVFD D5 1/2 NS 12 tpm (makro)
• Antibiotik parenteral diberikan • Inj. Gentamicin 65 mg/24 jam (i.v)
sampai 48-72 jam setelah dosis 5-7,5 /KgBB/kali pemberian
panas turun, dilanjutkan • Inj. Ampicilin 625 mg/6 jam (i.v) ->
dengan pemberian per oral Skin test (dosis 50 mg/kgBB/hari)
selama 7-10 hari. • Inj. Ranitidin 15 mg/8 jam (i.v)
• kortikosteroid • Inj. Metilprednisolon 3 mg/6 jam
(i.v)
• Pemberian cairan dan nutrisi
• Inf. PCT 15cc/4-6 jam ( K/P), bila t
yang adekuat
= 38 C
• Pemberian terapi inhalasi • Nebulizer ventolin 1 resp + 3
dengan nebulizer cc Nacl /8 jam
• Koreksi kelainan elektrolit atau
metabolik yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarmo, Sumarmo S. Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI.
Pertusis. Buku ajar infeksi & pediatri tropis.2nded. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI ; 2010. h. 331-7.
2. Departmen Kesehatan RI. Difteri. Buku saku pelayanan
kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI ; 2008.
3. Nelson E Waldo , Behrman E Richard, Kliegman Robert, Arvin
M Ann. Nelson Textbook Of Pediatric. Edisi 15, volume 2,
cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2000. Hal :
960 – 965
4. Alberta Medical Association. 2001. Guideline for The Diagnosa
and Management of Community Acquired Pneumonia
Pediatric. http:/www.albertadoctor.org.
5. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. 2006. Pedoman
Diagnosis dan Terapi. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai