Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
IBU PRE-EKLAMPSIA
PENGERTIAN PRE-EKLAMPSIA
• Preeklampsia adalah terjadinya peningkatan tekanan darah
paling sedikit 140/90, proteinuria, dan oedema (Rozikan,
2007).

• Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan


dapat terjadi ante, intra, dan postpartum.

• Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi


preeklampsia ringan dan preeklampsia berat
(Sarwono,2008).
PREEKLAMPSIA RINGAN

• Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi


disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

• Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20


minggu pada penyakit trofoblas.
KRITERIA PREEKLAMPSIA RINGAN

• Hipertensi dengan sistolik/diastolik > 140/90 mmHg,


sedikitnya enam jam pada dua kali pemeriksaan tanpa
kerusakan organ.

• Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik.

• Edema generalisata yaitu pada lengan, muka, dan


perut.
PREEKLAMPSIA BERAT

• Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan


yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110
mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
KRITERIA PREEKLAMPSIA BERAT :

• Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg


sedikitnya enam jam pada dua kali pemeriksaan.
Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil
sudah dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah
baring.
• Proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 3+ dipstik pada
sampel urin sewaktu yang dikumpulkan paling sedikit
empat jam sekali.
• Oliguria < 400 ml / 24 jam.
• Kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl.
• Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran,
nyeri kepala persisten, skotoma, dan pandangan
kabur.
CONTINUE
• Nyeri epigastrium pada kuadran kanan atas abdomen
akibat teregangnya kapsula glisson.
• Edema paru dan sianosis.
• Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim
laktat dehidrogenase.
• Trombositopenia ( trombosit < 100.000 mm).
• Oligohidroamnion, pertumbuhan janin terhambat, dan
abrupsio plasenta.
• Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar
enzim ALT dan AST.
GEJALA DAN TANDA PREEKLAMPSIA
1. Hipertensi
• Hipertensi merupakan kriteria paling penting dalam
diagnosa penyakit preeklampsia.
• Hipertensi ini sering terjadi sangat tiba-tiba.
• Banyak primigravida dengan usia muda memiliki
tekanan darah sekitar 100-110/60-70 mmHg selama
trimester kedua.
• Peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau
peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg harus
dipertimbangkan.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium
• Proteinuria merupakan gejala terakhir timbul.

• Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang


melebihi 0,3 gr/liter dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kualitatif menunjukan (+1 sampai 2+
dengan metode dipstik) atau > 1 gr/liter melalui proses
urinalisis dengan menggunakan kateter atau
midstream yang diambil urin sewaktu minimal dua kali
dengan jarak waktu 6 jam
3. Edema
• Edema pada kehamilan normal dapat ditemukan
edema dependen, tetapi jika terdapat edema
independen yang djumpai di tangan dan wajah yang
meningkat saat bangun pagi merupakan edema yang
patologis.
• Kriteria edema lain dari pemeriksaan fisik yaitu:
penambahan berat badan > 2 pon/minggu dan
penumpukan cairan didalam jaringan secara
generalisata yang disebut pitting edema> +1 setelah
tirah baring 1 jam.
AKIBAT PREEKLAMPSIA PADA IBU
• Jantung: Perubahan pada jantung disebabkan oleh
peningkatan cardiac afterloadakibat hipertensi dan
aktivasi endotel sehingga terjadi ekstravasasi cairan
intravaskular ke ekstraselular terutama paru. Terjadi
penurunan cardiac preloadakibat hipovolemia.
• Otak: Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan
autoregulasi tidak berfungsi. Jika autoregulasi tidak
berfungsi, penghubung penguat endotel akan terbuka
menyebabkan plasma dan sel-sel darah merah keluar
ke ruang ekstravaskular.
• Mata: tampak edema retina, spasmus menyeluruh
pada satu atau beberapa arteri, jarang terjadi
perdarahan atau eksudat.
• Paru: Edema paru biasanya terjadi pada pasien
preeklampsia berat yang mengalami kelainan
pulmonal maupun non-pulmonal setelah proses
persalinan dikarenakan peningkatan cairan yang
sangat banyak, penurunan tekanan onkotik koloid
plasma akibat proteinuria, penggunaan kristaloid
sebagai pengganti darah yang hilang, dan penurunan
albumin yang diproduksi oleh hati.
• Hati: Pada preeklampsia berat terdapat perubahan
fungsi dan integritas hepar, perlambatan ekskresi
bromosulfoftalein, dan peningkatan kadar aspartat
aminotransferase serum.
• Ginjal: Lesi khas pada ginjal pasien preeklampsia
terutama glomeruloendoteliosis, yaitu pembengkakan
dari kapiler endotel glomerular yang menyebabkan
penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal.
• Darah: Kebanyakan pasien preeklampsia mengalami
koagulasi intravaskular (DIC) dan destruksi pada
eritrosit
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA
• Tujuan utama penanganan preeklampsia adalah
mencegah terjadinya eklampsia, melahirkan bayi
tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan
mencegah mortalitas maternal dan perinatal.
PREEKLAMPSIA RINGAN
• Istirahat di tempat tidur merupakan terapi utama
dalam penanganan preeklampsia ringan.
• Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh
menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran
darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada
ekstremitas bawah menurun dan reabsorpsi cairan
bertambah.
• Selain itu dengan istirahat di tempat tidur mengurangi
kebutuhan volume darah yang beredar dan juga
dapat menurunkan tekanan darah.
• Apabila preeklampsia tersebut tidak membaik dengan
penanganan konservatif, dalam hal ini kehamilan harus
diterminasi jika mengancam nyawa maternal.
PREEKLAMPSIA BERAT
• Pada pasien preeklampsia berat segera harus diberi obat sedatif kuat
untuk mencegah timbulnya kejang.
• Apabila sesudah 12 – 24 jam bahaya akut sudah diatasi, tindakan
terbaik adalah menghentikan kehamilan.
• Sebagai pengobatan Mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan
larutan magnesium sulfat (MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara
intravena loading dose dalam 4-5 menit.
• Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gram dalam
500 cc ringer laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/menit Tambahan
magnesium sulfat hanya dapat diberikan jika diuresis pasien baik,
refleks patella positif dan frekuensi pernafasan lebih dari 16 kali/menit.
• Obat ini memiliki efek menenangkan, menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan diuresis.
• Selain magnesium sulfat, pasien dengan preeklampsia dapat juga
diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara intramuskular
ataupun diazepam 20 mg secara intramuscular.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
• Pengkajian Primer
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :
a. Airway (jalan napas) dengan kontrol servikal
• Bersihan jalan napas
• Ada/tidak adanya sumbatan jalan napas
• Distress pernapasan
• Tanda-tanda perdarahn di jalan napas, muntahan,
edema laring
b. Breathing dan ventilasi
• Frekuensi napas, usaha napas, dan pergeraka dinding
dada
• Suara napas melalui hidung dan atau mulut
• Udara yang dikeluarkan melalui jalan napas
c. Circulation dengan kontrol perdarahan
• Denyut nadi karotis
• Tekanan darah
• Warna kulit
• Warna kulit, kelembapa kulit
• Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
PENGKAJIAN SEKUNDER
• Data subyektif
• Identitas pasien Identitas penanggung jawab (nama,
umur, agama)
• Umur
• Riwayat kesehatan ibu sekarang
• Riwayat kesehatan ibu sebelumnya
• Riwayat kehamilan
• Riwayat kesehatan keluarga
• Pola nutrisi
• Psiko sosial spiritual
• Data Objektif
• - inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu
24 jam
• - palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi
edema
• - Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui
adanya fetal distress
• - Perkusi : untuk mengetahui reflek patella sebagi syarat
pemberian SM (jika refleks +)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Tidak efektifnya kebersihan jalan napa b.d kejang

b. Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin b.d


perubahan pada plasenta

c. Resiko cedera pada janin b.d tidak adekuatnya


perfusi darah placenta

d. Gangguan psikologi (cemas) b.d koping yang tidak


efektif terhadap proses peralinan)
RENCANA KEPERAWATAN
• Diagnosa: Tidak efektifnya kebersihan jalan
napas b.d kejang
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawata
diharapkan bersihan jalan napas meksimal.
• Kriteria Hasil : pasien akan mempertahankan
pernapsan efektif dengan jalan napas paten
atau aspirasi dicegah
INTERVENSI :
• Anjuran pasien untuk mengosongkan mulut dari benda atau
zat tertentu atau alat yang lain untuk menghindari rahag
mengatup jika kejang terjadi.
• Rasional : menurunkan resiko aspirasi atau masuknya sesuatu
benda asing ke faring.
• Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar,
miringkan kepala selama serangan kejang.
• Rasional : meningkatkan aliran secret, mencegah lidah jatuh
dan menyumbat jalan napas.
• Tanggalkan pakaian pada daeah leher atau
dada dan abdomen
• Rasional : untuk memfasilitai usaha napas dan
ekspansi dada.
• Lakukan pengiapan sesuai indikasi
• Rasional : menurunkan resiko aspirasi atau aspiksia
• Berikan tambahan oksigen atau ventilasi menual
sesuai kebutuan
• Rasional : dapat menurunkan hipoksia cerebral
• Diagnosa: Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada
janin b.d perubahan pada plasenta
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan tidak
terjadi fetal distress pada janin.
• Kriteria hasil : DJJ (+) : 12-12-12, hasil NST : normal, hasil
USG : normal
• Intervensi :
• Monitor DJJ seuai indikasi
• Rasional : peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya
hipoksia, prematur dan solusio plasenta
• Kaji tentang pertumbuhan janin
• Rasional : penurunan fungsi plasenta mungkin
diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
• Jelaska adanya tanda-tanda solutio plasenta (nyeri
perut, perdarahan, rahim tegang, aktivitas janin turun)
• Rasional : ibu dapat mengetahui tanda dan gejala
solutio plaseta dan tahu akibat hipoksia bagi janin
• Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
• Rasional : reaksi terapi dapat menurunan pernafasan
janin dan fungsi jantung serta aktivitas janin
• Kolaborasi dengan medis daam pemeriksaan USG dan
NST
• Rasional : USG dan NST untuk mengetahui
keadaan/kesejahteraan janin
• Diagnosa: Resiko cedera pada janin b.d tidak
adekuatnya perfusi darah ke placenta
• Tujuan : agar cedera tidak terjadi pada janin
• Kriteria hasil :
• Intervensi :
• Istirahatkan ibu
• Rasional : dengan mengintiraatkan ibu diarapkan
metabolime tubuh menurun dan peredaran darah e
placenta menjadi adekuat, sehingga O2 untuk janin
dapat dipenuhi
• Anjurkan ibu agar segera tidur miring ke kiri
• Rasional : dengan tidur miring ke kiri iharpakna vana
cava dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga darah ke placenta menjadi
lancar
• Pantau tekanan darah ibu
• Rasional : untukmengetahui keadaan aliran darah ke
placenta seperti tekanan darah tinggi, aliran darah ke
placenta berkurang, sehingga suplasi oksigen ke janin
berkurang.
• Memantau bunyi jantung ibu
• Rasional : dapat mengetahui keadaan jantung
janinlemah atau menurun menandakan suplai oksigen
ke plasenta berkurang sehingga dapar direncanakan
tindakan selanjutnya.
• Beri obat hipertensi setelah kolaborasi dengan dokter
• Rasional : dapat menurunkan tonu arteri dan
menyebabkan penurunan after load jantung dengan
vasodilatasi pembuluh darah, sehingga tekana darah
turun. Dengan menurunnya tekanan darah, maka
aliran darah ke plasenta menjadi adekuat.
• Diagnosa: Gangguan psikologi (cemas) b.d koping
yang tidak efektif terhadap proses peralinan
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan
kecemasan ibu berkurang atau hilang.
• Kriteria hasil : ibu tampak tenang, ibu kooperatif
terhadap tindakan perawatan, ibu dapat menerima
kondisi yang dialami sekarang
• Intervensi :
• Kaji tingkat kecemasan ibu
• Rasional : tingkat kecemasan ringan dan sedang
dapat ditoleransi dengan pemberian pengertian
dangkan berat diperlukan tindakan medikamentosa
• Jelaskan mekanisme proses persalinan
• Rasional : pengetahuan terhadap proses persalinan
diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang
maladaptif.
• Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efetif
• Rasional : kecemasam akan dapat teratasi jika
mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif.
• Beri support sistem pada ibu
• Rasional : ibu dapat mempunya motivasi untu
menghadapai keadaan yang ekarang secara lapang
dada sehingga dapat membawa ketenangan hati
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai