Anda di halaman 1dari 11

 Nama Kelompok:  Dosen Pengampu :

 Yeni Astuti Novi Elfira S.Pd


 Nanda Aprilia
 Raudatin Nazariah
 Sutrisno
 DEFINISI MATRIKS :
 Matriks adalah sekumpulan bilangan riil
atau bilangan kompleks yang disusun
menurut baris dan kolom sehingga
membentuk jajaran (array) persegi
panjang
 UKURAN MATRIKS :
 Matriks yang mempunyai m baris dan n
kolom disebut matriks m x n atau matriks
berorde mxn
 Matriks dituliskan dalam huruf kapital Bold
 Matriks ditandai dengan simbol ( “ [a ij]”)
 Notasi 2 indeks suatu elemen matriks am x n
merupakan elemen matriks yang terletak
pada baris ke - m dan kolom ke - n
 Elemen Matriks dituliskan dalam numerik
yang menyatakan suatu koefisien untuk
matriks baris dan matriks kolom dinyatakan
dengan huruf kecil tebal
 Jika A adalah sebuah matriks persegi
dan jika sebuah matriks B yang
berukuran sama bisa didapatkan
sedemikian sehingga AB = BA = I,
maka A disebut bisa dibalik dan B
disebut invers dari A.
 Suatu matriks yang dapat dibalik
mempunyai tepat satu invers.
 Ex:
3 5
B   
adalah invers dari  2  5
1 2 A   
 1 3 
karena
 2  5  3 5   1 0 
AB         I
  1 3  1 2   0 1 
dan
 3 5  2  5   1 0 
BA         I
 1 2   1 3   0 1 
 Cara mencari invers khusus matriks
2x2: a b 
A   
Jika diketahui matriks  c d 

maka matriks A dapat dibalik jika ad-


bc0, dimana inversnya  dbisa dicari
b 
   
denganA rumus
1 1 

d b 
   ad  bc ad  bc 
ad  bc   c a    c a 
 
 ad  bc ad  bc 
 Ex:
 2  5
Carilah invers dari
A  
 1

3 

Penyelesaian:
1 1 3 5 13 5 3 5
A         
2(3)  (5)(1)  1 2  1  1 2   1 2 
Matriks Elementer: (E)
Matriks elementer adalah matriks yang diperoleh dengan melakukan operasi
baris elementer satu kali pada matriks identitas. Operasi baris elementer
pada matriks
1. mengalikan baris dengan kontanta tidak nol
2. menukarkan posisi dua baris
3. baris dijumlahkan dengan skalar kali baris yang lain
B2(5) B2(1/5
1 0 0�
� 1 0 0 �)
� 1 0 0�

I3  �
0
� 1 0 �
� E  �
�0 5 0 �
� I 3  �
�0 1 0 �


0 0 1�
� � �
�0 0 1� � �
�0 0 1� �
B12
1 0 0 �B12
� 0 1 0�
� 1 0 0�

I3  �
0
� 1 0 �
� E�
1
� 0 0 �
� I3  �
0
� 1 0 �


0 0 1�
� � �
0 0 1�
� � �
0 0 1�
� �

B (4) B (-4)
1 0 0 � 32
� 1 0 0 � 32
� �1 0 0�
I3  �
0
� 1 0 �
B = B + 4B E  �
� 3 3 20
� 1 0 �
� 3 3 2

B = B +(- 4)B I3  0 1 0




0 0 1�
� � �
0 4 1�
� � �
�0 0 1��
E = matrik elementer, maka EA = matrik
baru yang terjadi bila OBE tersebut
dilakukan pada matrik A.
Notasi sebagai berikut :
OBE Ek…..E2E1A = In
A = EA
A  (E k .....E 2 E1 ) 1 I n
[ =
I OB
E
] . (E
A k .....E 2 E1 ) 1
 E11E 21.....E k1
Contoh :
1 2 � B12
� 3 4�

A� � � �
3 4�
� 1 2
� � 0 1��
� 1 2� �
3 4�
E.  � �� � � �
1 0 �B12
� 0 1�
� 1 0 ��
� 3 4� �
1 2�
I� � E� � A
0 1�
� 1 0�

2 3�

Tunjukkan bahwa matrik
A� �
1 3�

adalah perkalian
matrik elementer !
Jawab :
2 3� B12 �
� 1 3 �B21(-2) �
1 3 �B12(1)

1 3 � �
2 3 � �
0 -3 �
� � � � � �
1 0�
� B2(-1/3)�
1 0�
� � � �  I2
0 -3�
� 0 1�

Dari penyelesaian dengan OBE yang
menghasilkan matrik identitas, maka matrik
A adalah matrik invertible
Dengan demikian, matrik A dapat dituliskan
sebagai hasil kali dari matrik elementer.
Kita memiliki E4E3E2E1A = I dengan :
0
� 1� �1 0 � 1 1�
� 1 0�

E1  � , E2  �
� , E3  � �
� , E4  � 1 �
1
� 0� 2 1�
� 0 1�
� 0  3�

Matrik elementer ini menyatakan operasi
baris elementer untuk membentuk matrik
A menjadi matrik identitas.
Dengan demikian :

A  (E 4 E 3 E 2 E1 ) 1
 E11E 21E 31E 41
0
� 1��1 0 �1
� 1�1 0�

� � 1�
1
� 0�



�2 1 �


0
� 1�
�0 
� 3�

Anda mungkin juga menyukai