Contoh:
1 −4 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
−2 0
, 0 1 0, 0 1 0 , 0 1 0 , 0 1 0 .
0 1
0 0 1 1 0 0 0 5 1 0 0 1
Matriks Elementer
1 2 4 1 2 4
Pandang 𝐴 = 2 4 8 , maka 𝐸𝐴 = 0 0 0
3 6 13 3 6 13
Operasi-operasi Baris dan Operasi-
operasi Baris Invers
Operasi Baris pada I Operasi Baris pada E
menghasilkan E menghasilkan I
Kalikan baris i dengan c ≠ 0 Kalikan baris i dengan 1/c
1 0 1 3 1 0
→ →
0 1 0 1 0 1
𝑅1 + 3𝑅2 𝑅1 − 3𝑅2
Teorema: Setiap matriks elementer dapat dibalik (invertible), dan matriks
balikannya (inversnya) adalah juga sebuah matriks elementer.
Bukti:
Jika E adalah sebuah matriks elementer, maka E dihasilkan dari sebuah
operasi baris yang dilakukan pada matriks identitas I.
Misalkan 𝐸0 adalah matriks yang dihasilkan jika invers dari operasi tersebut
dilakukan pada matriks I.
Maka berdasarkan teorema operasi baris oleh perkalian matriks dan sifat dari
operasi invers baris yang menganulir operasi baris sebelumnya (lihat tabel
operasi baris dan operasi baris invers dapat diperoleh):
𝐸0 𝐸 = 𝐼 dan 𝐸𝐸0 = 𝐼 (dapatkah anda menunjukkannya ?)
Berdasarkan persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks elementer
𝐸0 adalah invers dari matriks E.
1 2 1 −2
Contoh: 𝐸 = maka 𝐸0 = , dan 𝐸0 𝐸 = 𝐼 dan 𝐸𝐸0 = 𝐼.
0 1 0 1
Pernyataan-pernyataan yang Ekivalen
dan asumsikan SPL hanya memiliki solusi trivial. Jika metode Gauss-Jordan
digunakan dalam mencari solusi, maka SPL yang terkait dengan bentuk
eselon baris tereduksi yang dihasilkan adalah berbentuk:
𝑥1 = 0
𝑥2 = 0
⋱ = 0
𝑥𝑛 = 0
Dengan kata lain matriks yang diperluas dari SPL (1), yaitu
Jika sebuah matriks B dapat diperoleh dari matriks A setelah pada matriks A
tersebut dilakukan sejumlah hingga operasi –operasi baris elementer, berarti
dimulai dari matriks B dapat ditentukan matriks A kembali dengan
mengimplementasikan invers-invers dari operasi baris elementer dengan
urutan terbalik pada B.
Matriks yang diperoleh dari matriks lain melalui sejumlah hingga operasi-
operasi baris elementer disebut ekivalen baris.
Metode untuk menentukan Invers
sebuah Matriks
Perhatikan persamaan (3) sebelumnya, yaitu 𝐸𝑘 ⋯ 𝐸2 𝐸1 𝐴 = 𝐼𝑛 .
Kalikan sebelah kanan pada persamaan tersebut dengan 𝐴−1 menjadi
𝐸𝑘 ⋯ 𝐸2 𝐸1 𝐴𝐴−1 = 𝐼𝑛 𝐴−1
yang dapat ditulis sebagai
𝐸𝑘 ⋯ 𝐸2 𝐸1 𝐼𝑛 = 𝐴−1 (5)
Bandingkan persamaan (3) dan (5) , ternyata barisan operasi baris elementer
yang mereduksi A menjadi 𝐼𝑛 adalah sama dengan barisan operasi baris
elementer yang mereduksi 𝐼𝑛 menjadi 𝐴−1.
Metode untuk menentukan Invers
sebuah Matriks
Kesimpulan:
Untuk mencari invers dari sebuah matriks A yang dapat dibalik, kita harus
dapat menemukan sebuah barisan operasi baris elementer yang mereduksi A
menjadi matriks identitas 𝐼𝑛 , kemudian implementasikan barisan operasi baris
elementer yang sama pada 𝐼𝑛 untuk mendapatkan 𝐴−1 .
𝐴 | 𝐼 𝐼 | 𝐴−1
Metode untuk menentukan Invers
sebuah Matriks
Jika sebuah matriks A berukuran n x n tidak dapat dibalik, maka matriks A
tersebut tidak dapat direduksi menjadi matriks 𝐼𝑛 dengan
mengimplementasikan operasi-operasi baris elementer. Dengan kata lain
bentuk eselon baris tereduksi yang dihasilkan dari matriks A mengandung
paling tidak satu baris nol.
Metode untuk menentukan Invers
sebuah Matriks
Contoh:
1 6 4
Tunjukkan bahwa matriks 2 4 −1 tidak dapat dibalik.
−1 2 5
Jawab:
1 6 4 1 0 0 1 6 4 1 0 0
2 4 −1 0 1 0 0 −8 −9 −2 1 0
−1 2 5 0 0 1 0 0 0 −1 1 1
Terima Kasih