Anda di halaman 1dari 13

 DISUSUN OLEH :

 Aditya Bima P. (02)


 Aulia lathifah (07)
 Devinda Dyah P.P (09)
 Firdalista Nur A. (12)
 Rosita Immas N. (27)
 Syahriar Warman (29)
 Pengertian riba dari segi bahasa adalah
“tambah”, karena salah satu pengertian
riba adalah meminta tambahan dari
sesuatu yang dihutangkan.
 Pengertian umum riba adalah bunga
uang atau nilai lebih atas penukaran
barang.
1. Jenis riba utang piutang
 Riba dalam hutang artinya mengambil manfaat
tambahan terhadap suatu hutang. Riba ini terjadi
dalam transaksi utang-piutang (qardh) atau pun
dalam transaksi tak tunai selain qardh, semisal
transaksi jual-beli kredit (bai’ muajjal).
 Perbedaan antara utang yang muncul karena qardh
dengan utang karena jual-beli adalah asal akadnya.
Utang qardh muncul karena semata-mata akad
utang-piutang, yaitu meminjam harta orang lain
untuk dihabiskan lalu diganti pada waktu lain.
 Sedangkan utang dalam jual-beli muncul karena
harga yang belum diserahkan pada saat transaksi,
baik sebagian atau keseluruhan.
2. Riba dalam jual beli
 Riba Fadhli
Riba Fadhli merupakan jenis riba
dengan cara menukar barang sejenis
dengan kadar ukuran yang berbeda.
 Riba Qardhin
Riba Qardhin adalah riba dengan cara
menghutangi dengan syarat orang yang
meminjamkan menarik keuntungan dari
orang yang dipinjami.
 Riba Yad
Riba Yad adalah berpisah dari tempat
transaksi jual beli sebelum serah terima
barang yang jadi dibeli.
 Riba Nasi’ah
Riba Nasi’ah adalah menukar barang
yang disyaratkan terlambat salah satu
dari dua barang, sehingga harganya
menjadi bertambah.
 Riba Dain (jahiliyah)
Riba Dain (jahiliyah) disebabkan karena
ada hutang yang dimana dibayar lebih
daripada hutang pokok nya
dikarenakan si peminjam tidak bisa
membayar atau melunasi hutangnya
stlh jatuh tempo.
 Q.S. Al-Baqarah : 278
 ‫الربَا‬ َ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ي‬ ‫ق‬
ِ َ ‫ب‬ ‫َا‬
‫م‬ ‫وا‬‫ر‬ُ َ
‫ذ‬ َ
‫و‬ َّ
‫َّللا‬
َ ‫وا‬ ُ
‫ق‬ َّ ‫ات‬ ‫وا‬‫ن‬ُ َ
‫م‬ ‫آ‬ َ‫ين‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ال‬ ‫َا‬
‫ه‬ ُّ ‫ي‬َ‫يَا أ‬
ِ َ
َ‫م ُم ْؤ ِمنِين‬ ْ ‫إِ ْن ُك ْن ُت‬
 “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Al-Baqarah : 278)
 Q.S Ali ‘Imran : 130
 ‫الربَا‬ ‫وا‬‫ل‬ُ ُ
‫ك‬ ْ
‫أ‬ َ ‫ت‬ َ
‫َل‬ ‫وا‬ ُ
‫ن‬ َ
‫م‬ ‫آ‬ َ‫ين‬ ‫ذ‬ َّ ‫يَا أَيُّهَا ال‬
ِ ِ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba…” (Ali
‘Imran/3: 130)
 Q.S Ar-Ruum 39
ِ ‫اس َف ََل يَ ْر ُبو‬
َ ‫ع ْن‬ َّ ْ َ‫ن ربًا لِيَ ْر ُب َو فِي أ‬ ْ ‫َومَا آتَ ْي ُت‬
 ‫د‬ ِ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ل‬
ِ ‫َا‬ ‫و‬ ‫م‬ ِ ْ ‫م ِم‬
ِ َّ
‫َّللا‬
Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan)
yang kamu berikan agar dia menambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah…” (Ar-Ruum/30:
39)
 Setiap
perbuatan haram pasti
menyimpan akibat yang tidak baik
bagi manusia. Sering manusia tidak
tahu akibatnya secara langsung,
meskipun Allah sudah mengingatkan
dalam kitab suci Al-qur'an. Riba
adalah salah satu bentuk kegiatan
perekonomian yang dilarang agama
dan haram hukumnya.
Akibat yang ditimbulkan dari riba adalah:
1. Riba dapat menimbulkan permusuhan antara pribadi
dan dapat mengikis semangat kerjasama, tolong-
menolong sesama manusia.
2. Riba hanya menimbulkan perasaan iri kecewa dan
marah sesama manusia, karena praktik riba dapat
mengarah pada sifat egois dan tama' untuk kepentingan
diri sendiri tanpa mau melihat kesusahan orang lain.
3. Riba merupakan salah satu setrategi menjajah orang lain.
Tetapi sebetulnya adalah menjerat dan mengikat kuat
pada orang lain tanpa belas kasih.
4. Dapat menimbulkan sifat pemboros, karena dengan
banyaknya keuntungan (riba) manusia menjadi terlena
dalam kemewahan dan tidak perduli terhadap orang di
sekelilingnya.
5. Nabi Muhammad saw menjelaskan siksaan pemakan
riba yaitu menyelam di dalam darah yang
kotor dan berbau, kemudian Allah SWT memberi kuasa
kepada malaikat Zabaniyah untuk
melemparkan batu-batu panas ke arah orang-orang
yang berbuat riba.
6. Riba dapat menimbulkan kesulitan hidup dan
penderitaan yang panjang.
7. Riba hanya akan melahirkan orang-orang yang miskin
di satu pihak dan orang yang semakin
kaya di pihak lain, sehingga yang timbul adalah rasa
saling benci, iri, dan dendam serta
menghilangkan sifat kasih sayang kepada orang lain.
 Riba dalam apapun bentuknya, dalam
syariat Islam hukumnya haram. Sanksi
hukumnya juga sangat berat.
Diterangkan dalam hadits yang
diriwayatkan bahwa “Rasulullah
mengutuk orang yang mengambil riba,
orang yang mewakilkan, orang yang
mencatat, dan orang yang mengambil
riba, dan orang yang menyaksikannya.”
(HR. Muslim).

Anda mungkin juga menyukai