Anda di halaman 1dari 42

Konsep Timbang Terima Pasien

Dan Pendelegasian Tugas


NAMA KELOMPOK

NI LUH SRI NARSIH


(P07120014083)

NI WAYAN EKA JULI P.


(P07120014080)
Konsep Timbang Terima Pasien

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain


a. Handover
b. Handoffs
c. shift report
d. signout,
e. signover
f. cross coverage.
Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

Menurut Australian Medical Association/AMA (2006),


timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab
profesional dan akuntabilitas untuk beberapa atau semua
aspek perawatan pasien, atau kelompok pasien, kepada orang
lain atau kelompok profesional secara sementara atau
permanen.
Tujuan Timbang Terima

Menurut Australian Health Care and Hospitals


Association/ AHHA (2009) tujuan timbang terima adalah
untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai
pengaturan kesehatan.
Menurut Nursalam (2011) tujuan dilaksanakan
timbang terima adalah:
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara
umum.
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat timbang terima

Manfaat timbang terima menurut AHHA (2009) adalah:


a. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan.
b. Sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh
perawat.
c. Memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk melepaskan
beban emosional yang terpendam)
d. Memiliki dampak yang positif bagi perawattimbang terima
e. Memiliki manfaat bagi pasien
Prinsip Timbang Terima

Prinsip timbang terima Friesen, White dan Byers (2009)


memperkenalkan enam standar prinsip timbang terima pasien, yaitu:
a. Kepemimpinan dalam timbang terima pasien
b. Pemahaman tentang timbang terima pasien
c. Peserta yang mengikuti timbang terima pasien
d. Waktu timbang terima pasien
e. Tempat timbang terima pasien
f. Proses timbang terima pasien
• Standar protocol
• Kondisi pasien memburuk
• Informasi kritis lainnya
Jenis timbang terima

Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terima


pasien yang berhubungan dengan perawat, antara lain:
a. Timbang terima pasien antar dinas
b. Timbang terima pasien antar unit keperawatan
c. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan
unit pemeriksaan diagnostik
d. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan
e. Timbang terima pasien dan obat-obatan
Macam-macam timbang terima

Secara umum terdapat empat jenis timbang terima


diantaranya:
a. Timbang terima secara verbal Scovell (2010)
b. Rekaman timbang terima Hopkinson (2002)
c. Bedside timbang terima
d. Timbang terima secara tertulis
Langkah-langkah Pelaksanaan
Timbang Terima

Menurut Nursalam (2011) langkah-langkah dalam


pelaksanaan timbang terima adalah:
a. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap.
b. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan
perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan
disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab dinas yang
selanjutnya meliputi:
1. Kondisi atau keadaan pasien secara umum.
2. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima.
3. Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima.
4. Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien.
Pelaksanaan Timbang terima yang
baik dan benar
Menurut AMA (2006) pelaksanaan timbang terima yang baik dan benar
diantaranya:
a. Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan waktu
yang cukup panjang.
b. Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri semua perawat, kecuali
dalam keadaan.
c. Perawat yang terlibat dalam pergantian dinas harus mengetahui
informasi dari dinas selanjutnya.
d. Timbang terima umumnya dilakukan di pagi hari.
e. Timbang terima pada dinas pagi memungkinkan tim untuk membahas
penerimaan pasien rawat inap dan merencanakan apa yang akan
dikerjakan.
f. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh.
Pemilihan tempat untuk pelaksanaan
timbang terima
AMA (2006) menyatakan bahwa tempat yang tepat
pada saat akan dilakukan pelaksanaan timbang terima
adalah:
a.Idealnya dilakukan di ruang perawat atau nurse station.
b.Tempatnya luas dan besar.
c.Bebas dari gangguan
d.Terdapat hasil lab, X-ray, informasi klinis lainnya.
Prosedur timbang terima

Nursalam (2011) menyatakan bahwa terdapat beberapa


hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur timbang terima
pasien, yaitu:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
Tahapan dan bentuk pelaksanaan
timbang terima
Lardner (1996) proses timbang terima memiliki 3
tahapan yaitu:
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan
melimpahkan tanggung.
b. Pertukaran dinas jaga, dimana antara perawat yang akan
pulang dan datang melakukan pertukaran informasi.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang
tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan
Hambatan dalam pelaksanaan
timbang terima

Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton,


et al., (2004) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang dapat menghambat dalam pelaksanaan timbang
terima, diantaranya adalah:
a. Perawat tidak hadir pada saat timbang terima
b. Perawat tidak peduli dengan timbang terima
c. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima
Efek Timbang Terima

Efek-efek dari timbang terima menurut Yasir (2009)


adalah sebagai berikut:
a. Efek Fisiologis
b. Efek Psikososial
c. Efek Kinerja
d. Efek Terhadap Kesehatan Dinas
e. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Efek Timbang Terima

Efek-efek dari timbang terima menurut Yasir (2009)


adalah sebagai berikut:
a. Efek Fisiologis
b. Efek Psikososial
c. Efek Kinerja
d. Efek Terhadap Kesehatan Dinas
e. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Dokumentasi dalam Timbang Terima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan
dalam komunikasi keperawatan.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara
lain:
• Identitas pasien.
• Diagnosa medis pesien.
• Dokter yang menangani.
• Kondisi umum pasien saat ini.
• Masalah keperawatan.
• Intervensi yang sudah dilakukan.
• Intervensi yang belum dilakukan.
• Tindakan kolaborasi.
Manfaat pendokumentasian adalah:
a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan
tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang sudah dan
akan dilakukan kepada pasien.
c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat
karena berbagai informasi mengenai pasien telah
dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)
Evaluasi dalam Timbang Terima

Ada 3 jenis evaluasi, yaitu :


a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
Konsep Pendelegasian Tugas

Pendelegasian adalah proses penyerahan tugas


dari seseorang kepada orang lain. Pendelegasian
merupakan pengambilan keputusan, tugas-tugas
mana yang dikerjakan manajer sendiri serta mana
yang diserahkan kepada dan dikerjakan oleh orang
lain ( karyawan / staf ).
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Ada empat
kegiatan dalam delegasi wewenang:
a. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan
tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi
pelimpahan
b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan
c. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit
maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung
jawab
d. Manajer perawat/bidan menerima pertanggung jawaban
(akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Alasan Pendelegasian

Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.


a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan
mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan
ditangani sendiri.
b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan
dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas
yang lebih penting.
d. Memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang,
bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Cara Melakukan Pendelegasian
Cara manajer perawat/bidan dalam melakukan
pendelegasian
a. Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.
b. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
c. Menyetujui standar kerja
d. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan
bawahan
e. Melatih dan mengembangkan staf bawahan
f.Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan
bawahan
g.Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan
keluhannya.
h.Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya
i.Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai.
j.Jangan mengambil kembali tugas yang sudah
didelegasikan.
Teknik Pendelegasian

Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat


menyiapkan tugas-tugas yang dapat didelegasikan dari
eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala
unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Tugas-
tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan
untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban
didelegasikan pada satu waktu.
Hambatan Dalam Delegasi

Hambatan hambatan pada delegator

a. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri


b. Kurangnya pengalaman dalam mendelegasikan
c. Rasa tidak aman serta takut tidak disukai
d. Penolakan untuk mengakui kesalahan
e. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
f. Kurangnya ketrampilan organisasional
g. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut
yang efektif.
Hambatan hambatan pada yang diberi delegasi
a. Kurangnya pengalaman
b. Kurangnya kompetensi
c. Menghindari tanggung jawab
d. Sangat tergantung dengan boss
e. Kekacauan [disorganization]
f. Kelebihan beban kerja
g. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang
bermanfaat
Hambatan hambatan dalam situasi

a. Kebijakan tertuju pada satu orang


b. Tidak ada toleransi kesalahan
c. Kekritisan keputusan
d. Urgensi, (krisis manajemen)
e. Kebingungan dalam tanggungjawab dan kewenangan
f. Kekurangan tenaga
Delegatif Dapat Efektif

Louis Allen mengemukakan beberapa teknik khusus untuk


membantu manager perawat dan bidan dalam melakukan
delegasi:
a. Tetapkan tujuan yang didelegasikan.
b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenangnya dan berikan
informasi yang jelas
c. Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri
d. Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan
e. Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya
f. Adakan pengawasan yang memadai baik langsung
maupun melalui laporan.
Konsep Pengelolaan dan Pemberian Obat

Pengelolaan Pemberian Obat - Obatan

Mengatur penyediaan, penyimpanan,


persiapan, jenis/golongan, cara pemberian,
efek samping, antagonis obat.
Tipe Order Pemberian Obat

Jalur pemberian obat


tergantung pada bentuk
obat dan efek yang
diharapkan,serta kondisi
fisik dan mental klien.
• Per Oral • Intranasal
• Aural • Intrarespiratoral
• Sublingual • Rektal
• Parenteral(injeksi) • Vaginal
• Intraokular • Uretral
Syarat dan Komponen Pemberian Obat

Perawat menggunakan “ lima benar” pemberian obat


untuk menjamin pemberian obat yang aman
a) Benar Obat
b) Benar Dosis
c) Benar Klien
d) Benar Rute Pemberian
e) Benar Waktu
Askep Dalam Pemberian Obat

a. Pengkajian
1) Riwayat medis
2) Data obat
3) Sikap klien terhadap penggunaan obat
b. Diagnosa keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
Beberapa Hal yang Dapat Menyebabkan
Kesalahan dan Pencegahannya

a. Kesalahan pengobatan
b. Kesalahan pembuatan resep, transkripsi, persiapan,
penyaluran, dan pemberian obat
c. Sistem penyaluran obat dengan sistem pemeriksaan dan
keseimbangan
d. Perawat sebaiknya tidak menyembunyikan kesalahan
pengobatan.
e. Perawat bertanggung jawab melengkapi laporan yang
menjelaskan sifat insiden tersebut
f. Laporan insiden bukan pengakuan tentang suatu kesalahan.
Laporan ini merupakan analisis objektif tentang apa yang
terjadi dan merupakan penatalaksanaan risiko yang dilakukan
institusi untuk memantau kejadian semacam ini.
Untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien,perawat
harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ;
a. Seorang perawat harus teliti membaca label obat.
b. Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal.
c. Mewaspadai obat-obatan yang bernama sama.
d. Mencermati angka di belakang koma
e. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan.
f. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim diprogramkan,
konsultasikan kepada sumbernya.
g. Jangan memberikan obat yang diprogramkan dengan nama pendek
atau singkatan tidak resmi.
h. Jangan berupaya untuk menguraikan dan mengartikan tulisan yang
tidak dapat dibaca.
i. Kenali klien yang memiliki nama akhir sama dan juga minta klien
menyebutkan nama lengkapnya
j. Perawat juga mencermati ekuivalen.
Cara Menghitung Dosis Obat

Rumus berikut dapat digunakan ketika perawat


mempersiapkan obat dalam benuk padat atau cair :

Dosis yang diprogramkan x Jumlah yang tersedia


Dosis yang tersedia = Jumlah yang akan diberikan
Prosedur Menyiapkan Obat

a. Oral g. Melalui sublingual


b. Melalui parenteral h. Melalui mata
c. Melalui supositoria i. Melalui telinga
d. IM j. Melalui hidung
e. IV k. Melalui Bukal
f. IC l. Melalui topical

Anda mungkin juga menyukai