1. Pengertian inflasi
2. Dasar Perhitungan inflasi
3. Penyebab terjadinya inflasi
Inflasi merupakan penyakit perekonomian karena inflasi
menyebabkan kemampuan daya beli masyarakat menjadi
berkurang.
Inflasi juga berpengaruh terhadap agregat makro ekonomi,
yaitu : pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya
saing, tingkat suku bunga dan distribusi pendapatan. Tingkat
harga merupakan opportunity cost bagi masyarakat dalam
memegang aset finansial. Semakin tinggi perubahan harga,
maka semakin tinggi pula opportunity cost dalam memegang
aset finansial. Artinya masyarakat akan lebih beruntung jika
memegang aset dalam bentuk riil dibandingkan dalam bentuk
finansial, jika harga tetap tinggi.
Pengertian Inflasi (inflation)
Inflasi adalah persentase perubahan tingkat harga
sekelompok barang/jasa pada suatu periode tertentu
[ t ] terhadap harga periode sebelumnya [ t-1 ]..
Ada 3 (tiga) dasar perhitungan Inflansi yaitu :
•CPI (consumer Price Index) atau Indeks Harga Konsumen
yaitu perhitungan indeks harga sejumlah barang/jasa
untuk hidup (the living cost) berdasarkan harga
konsumen.
•WPI (wholesale Price Index) yaitu indeks dari harga atau
biaya sejumlah barang/jasa berdasarkan harga pasar
grosir.
•PPI (Produer Price Index) yaitu indeks dari harga jumlah
barang dan jasa untuk hidup berdasarkan harga pada
produsen.
Consumer Price Indeks atau Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan dasar
perhitungan yang paling sering dijadikan acuan oleh karena IHK merupakan indeks
yang berhubungan langsung dengan konsumen.
Perhitungan inflasi dapat dilakukan dengan cara menghitung perubahan harga
pada satu periode (harian, bulanan, tahunan) dibandingkan dengan periode
sebelumnya, seperti rumus berikut:
Jika nilai yang dihasilkan adalah positif maka terjadi inflasi sedangkan jika negatif
maka disebut deflasi yaitu suatu kondisi di mana perubahan tingkat harga ( %
CPI) adalah negatif.
Demand Pull Inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh
kondisi di mana aggregate demand lebih besar dari pada
aggregate supply sehingga mendorong peningkatan harga.
MV = PQ → identity
M : Money supply
V : Velocity (unaffected by monetary policy, change by
the evolution of the payments mechanism)
P : General price level
nominal expenditure
Q: level of economic activity
Inflasi merupakan penyakit dalam perekonomian karena
inflasi berarti menurunnya daya beli masyarakat (karena
meningkatnya harga-harga barang). Akibat dari menurunnya
daya beli masyarakat tersebut maka akan berpengaruh
kepada kekuatan pendapatan masyarakat. Beberapa unsur
didalam masyarakat yang paling merasakan dampak dari
inflasi diantaranya adalah pemilik pendapatan tetap dan tidak
tetap, penabung, debitur dan kreditur dan produsen.
1000
Laju Inflasi per tahun (%)
800
600
400
200
58.38708718
6.381238069
0
1961 1966 1971 1976 1981 1986 1991 1996 2001 2006
World Bank
Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand Vietnam
60
50
Laju Inflasi per tahun (%)
40
30
20
10
-10
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
World Bank
Topik Bahasan :
1. Pengertian unemployment
2. Jenis unemployment
3. Hubungan antara tingkat upah dengan
tingkat permintaan dan penawaran
tenaga kerja
Unemployment atau penganggur adalah orang yang tidak
dipekerjakan (unemployed), tapi sedang mencari pekerjaan
atau sedang menunggu untuk dipekerjakan.
Frictional Unemployment
Mereka yang tidak bekerja karena pindah dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain atau dari satu tempat ke tempat lain.
Pencatatan atau sensus dilaksanakan setiap periode
tertentu, pada saat pencatatan seringkali seseorang sedang
menunggu pekerjaan baru atau sedang pindah dari satu
tempat ke tempat lainnya pada saat pencatan (sensus)
dilakukan.
Structural unemployment
Mereka yang tidak bekerja karena permintaan lebih rendah
dari penwaran baik untuk satu jenis pekerjaan maupun pada
sektor – sektor tertentu.
Dalam pasar tenaga kerja sering terjadi adanya excess
supply dan excess demand, baik pada satu jenis pekerjaan
maupun pada sektor-sektor tertentu.
Bisa juga disebabkan karena mismatch antara skill tenaga
kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Excess Supply adalah suatu kondisi di mana terdapat
kelebihan penawaran tenaga kerja dibandingkan dengan
permintaan terhadap tenaga kerja. Jenis pekerjaan yang
sering mengalami kondisi ini biasanya pekerjaan yang tidak
memerlukan sutu keahlian atau spesifikasi—buruh tani, dll.
Excess Demand adalah suatu kondisi di mana permintaan
terhadap tenaga kerja lebih besar dari penawarn tenaga kerja
pada tingkat upah yang berlaku dipasar. Jenis pekerjaan yang
sering mengalami kondisi ini adalah pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus, atau pekerjaan yang
mengandung resiko tinggi—ex: penjaga kubur, pemadam
kebakaran
Gaji yang lebih tinggi akan menimbulkan terjadinya excess
supply atau kelebihan penawaran tenaga kerja (S) dibanding
permintaan tenaga kerja dari perusahaan (D) demikian
sebaliknya pada kondisi gaji rendah sering terjadi excess
demand dalam pasar tenaga kerja
Cyclical Unemployment
Mereka yang tidak bekerja karena siklus bisnis perekonomian
(resesi) sehingga terjadi penurunan kegiatan produksi. Pada saat
resesi, kegiatan produksi barang/jasa turun yang mengakibatkan
terjadinya pengurangan jumlah tenaga kerja (PHK pada berbagai
perusahaan atau sektor-sektor tertentu. Ex: krisis moneter pada
tahun 1998 menimbulkan banyak pengangguran jenis ini. Hal ini
disebabkan karena banyaknya perusahaan yang gulung tikar
akibat tingginya biaya bahan baku terutama bahan baku impor,
yang disebabkan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap
sejumlah mata uang asing.
12
11.25
10.29
9.86
9.50
9.06 9.11
8.39
8.10
Pengangguran (%)
7.87
8
6.30 6.08
5.46
4.70
4.44
4
0
1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
World Bank
BPS: Data Strategis
2009 8.47 7.51
2008 9.69 7.59
2007 10.77 8.11
2006 13.36 8.53
2005 14.17 9.50
2004 12.89 8.11
2003 12.97 7.60
2002
2001 10.55 6.59
2000 6.71 5.68
1999 6.84 5.96
1998 6.12 5.04
1997
1996 5.53 3.76
15 10 5 0 5 10 15
% Laki-laki % Perempuan
World Bank
2004 2009
Universitas
Diploma/Akademi
SMK
SMA
SMP
SD
Belum Tamat SD
Tidak/belum Sekolah
BPS
BPS: Data Strategis
BPS: Data Strategis
BPS: Data Strategis