Anda di halaman 1dari 62

EROSI & TRANSPORT SEDIMEN

4/7/2019
 BOBOT PENILAIAN:
 Nilai UTS : 30%
 Nilai UAS : 40%
 NilaiTugas (T): 20%
 Kehadiran (K): 10%
Permasalahan

 Adanya pertambahan/perkembangan penduduk dari waktu ke


waktu telah menyebabkan pertambahan kebutuhan akan bahan
pangan, terutama bahan pangan pokok.
 Saat ini keadaan perkembangan penduduk dengan keadaan tanah
sebagai sarana untuk memproduksi bahan pangan berada dalam
kondisi yang tidak seimbang, dimana faktor tanah keadaannya
praktis tetap (bahkan cenderung berkurang) sementara faktor
manusia selalu bertambah seiring dengan pertambahan
penduduk.
 Dari tanah-tanah yang adapun tidak semuanya produktif, bahkan
dari sebagian tanah yang produktif banyak pula yang telah
mengalami kerusakan-kerusakan atau daya produksinya
menurun
Permasalahan

Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan tanah/lahan :


 Tanah dieksploitasi untuk memproduksi secara terus
menerus, bahkan diupayakan dapat meningkatkan
produksinya sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan;
Daya produksi dari tanah lama kelamaan akan mengalami
penurunan meskipun pemeliharaan yang baik terhadap
tanah-tanah tersebut sudah dilaksanakan.
 Adanya eksploitasi terhadap tanah secara berlebihan tanpa
adanya pemeliharaan yang memadai (di bawah kewajaran).
 Adanya kegiatan pemanfaatan tanah yang bersifat negatif :
shifting cultivation (melakukan pertanian secara berpindah-
pindah), penebangan pepohonan pelindung tanah tanpa aturan,
menelantarkan tanah, dll.
penggunaan tanah/lahan

Penggunaan lahan untuk kebun campuran di desa


Penggunaan lahan sawah di Daerah Irigasi Serayu Kab. Catgawen Kab. Temanggung (Sumber : Arsip Pribadi,
Cilacap (Sumber : Arsip Pribadi, 2014) 2014)

Penggunaan lahan untuk tanaman sayuran di desa


Penggunaan lahan Pisang, Jagung ,Padi di Desa Kali Parakan Kab. Temanggung (Sumber : Arsip Pribadi,
Kajar Kab. Wonosobo (Sumber : Arsip Pribadi, 2014) 2014)
penggunaan tanah/lahan

Contoh kerusakan tanah/lahan :


Sungai Jelitik di kab.Bangka (Miskar Maini, 2010)
penggunaan tanah/lahan

Contoh kerusakan tanah/lahan :


Muntok Kab. Bangka Barat (Sumber : Arsip Pribadi, 2011)
Kerusakan tanah/lahan di Pulau Bangka

(Sumber : SNVT PJSA Bangka Belitung, 2010)


APA YANG TERJADI…….???
Permasalahan
Erosi

4/7/2019
Permasalahan Konservasi
Permasalahan
Sedimentasi

Sungai di Pulau Bangka (Sumber : Arsip Pribadi, 2009)


Permasalahan
Banjir

4/7/2019
Permasalahan Konservasi
Permasalahan
Kekeringan

4/7/2019
Permasalahan Konservasi
Upaya Mengatasi Permasalahan

 Pada kondisi dimana tanah-tanah masih belum parah


keadaannya, atau pada kondisi dimana tanah-tanah produktif
masih belum banyak mengalami kerusakan, maka perlu
diperhatikan langkah-langkah pemeliharaan dan pengawetan
tanah yang ada secara benar (upaya konservasi).
 Upaya konservasi dalam rangka mempertahankan tanah yang
belum rusak jauh lebih baik dan lebih mudah dari pada
melakukan upaya konservasi pada kondisi tanah yg sudah rusak.
 Pemerintah telah berupaya melakukan rehabilitasi dan/atau
konservasi tanah, baik melalui peraturan-peraturan maupun
kerja-kerja secara nyata, namun demikian masih banyak
penyimpangan dijumpai di lapangan (banyak DAS di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa yang kondisinya kritis).
Pengertian Erosi & Sedimentasi
Erosi : proses penghanyutan tanah oleh kekuatan air
(dan angin), baik yang terjadi secara alamiah maupun
sebagai akibat tindakan manusia  normal atau
geological erosion dan accelerated erosion
 Normal / geological erosion : erosi yang berlangsung
secara alamiah, yang terjadi secara normal di lapangan
melalui tahap-tahap :
 pemecahan agregat atau bongkah-bongkah tanah ke dalam
partikel-partikel tanah yang berukuran lebih kecil
 pemindahan partikel-partikel tanah, baik dengan melalui
penghanyutan oleh air (maupun karena kekuatan angin);
 pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan
atau terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah atau di
dasar-dasar sungai/waduk/muara sungai/laut.
Pengertian Erosi & Sedimentasi

 Accelerated erosion : proses-proses kejadian erosi seperti


normal/geological erosion akan tetapi kejadiannya dipercepat
akibat tindakan-tindakan atau perbuatan manusia yang bersifat
negatif, atau karena adanya kesalahan dalam pengelolaan tanah
 Erosi yang dipercepat menimbulkan dampak yang merugikan
bagi kehidupan manusia.
 Erosi yang dipercepat menimbulkan ketidakseimbangan, dimana
bagian-bagian tanah yang terhanyutkan atau terpindahkan,
jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan pembentukan
tanah di tempat-tempat yang lebih rendah
 Adanya erosi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
ataupun perusakan lingkungan hidup, yang tidak jarang
menimbulkan korban manusia, misal : banjir dan kelongsoran
yang menimpa tempat-tempat pemukiman.
Pengertian Erosi & Sedimentasi

 Permasalahan erosi terkait dengan permasalahan sedimentasi.


 Sedimentasi adalah merupakan proses pengendapan butir-butir
tanah yang telah terhanyutkan atau terangkut, pada tempat-
tempat yang lebih rendah dan/atau pada sungai-sungai atau
waduk-waduk.
 Sedimentasi yang terjadi pada sungai-sungai dapat menyebabkan
dangkalnya sungai, mempersempit lebar sungai yang disebabkan
oleh proses pembentukan-pembentukan tanah-tanah baru.
Pengertian Erosi & Sedimentasi

 Kalau lumpur-lumpur tanah hasil erosi tersebut terus


terhanyutkan bersama aliran air, maka anslibbing itu akan terjadi
di muara-muara sungai (pembentukan delta), seperti yang banyak
dijumpai pada sungai-sungai yang bermuara di pantai utara
Pulau Jawa.
 Sedangkan kalau lumpur-lumpur tersebut mengendap di dalam
waduk, pendangkalan waduk akan terjadi, yang berdampak pada
terganggu/ berkurang usia operasi waduk.
Erosi Lokal (Local Erosion)
 Pilar Jembatan
 Pangkal jembatan
Erosi dan (kemungkinan endapan)
 Penyempitan Sungai
(Erosi)
 Bangunan Air
Erosi dan (kemungkinan endapan)
Faktor Penyebab Erosi
 Faktor-faktor penyebab erosi : iklim, tanah, topografi, vegetasi,
pengelolaan
 Korelasi faktor-faktor penyebab erosi : A = f (C, S, T, V, H)
A = besar erosi, yang merupakan fungsi (f) dari faktor-faktor :
C = Iklim (hujan), S = sifat-sifat tanah (soil), T = topografi,
V = vegetasi, dan H = Peranan manusia (human activities).
 Iklim menentukan nilai indeks erosivitas hujan; yaitu hujan
yang menjadi penyebab terjadinya erosi.
 Tanah dengan sifat-sifatnya menentukan besar kecilnya laju
pengikisan (erosi) tanah, yang dinyatakan sebagai faktor
erodibilitas tanah  kepekaan tanah terhadap erosi atau mudah
dan tidaknya tanah itu tererosi.
Faktor Penyebab Erosi

 Faktor bentuk kewilayahan (topografi) berpengaruh terhadap


kecepatan lajunya air di permukaan, yang berperan terhadap
pengangkutan partikel-partikel tanah,
 Faktor tanaman penutup tanah (vegetasi) memiliki sifat
melindungi tanah dari timpaan-timpaan keras butir-butir air
hujan langsung ke permukaan tanah; Vegetasi dapat pula
memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akarnya yang
menyebar.
 Faktor kegiatan/perlakuan manusia terhadap tanah, selain dapat
mempercepat terjadinya erosi karena perlakuan-perlakuannya
yang bersifat negatif, dapat pula memegang peranan yang
penting dalam usaha pencegahan erosi yaitu dengan perbuatan
atau perlakuan-perlakuan yang bersifat positif.
Siklus Hidrologi
Faktor Penyebab Erosi

 Korelasi faktor-faktor penyebab erosi yang saling terkait satu


sama lainnya.

Erosi bilamana vegetasi


terganggu
Erosi Tanah akibat hujan

Erosi bilamana
vegetasi tidak
terganggu

Hujan tahunan rata-rata (mm)


Proses Erosi

Proses Erosi (Foster dan Meyer; dalam Kartasapoetra, 1991)


didefenisikan sebagai : suatu proses yang diawali dengan
 pelepasan partikel-partikel tanah (detachment) oleh timpaan
tetes-tetes air hujan, dilanjutkan dengan
 penghanyutan partikel-partikel tanah yang sudah terurai
(transportation), dan diakhiri dengan
 pengendapan partikel-partikel tanah yang telah terhanyutkan
(deposition).

Proses Erosi merupakan penyebab utama terjadinya


kemerosotan produktivitas tanah-tanah pertanian, kemerosotan
kuantitas dan kualitas air, penurunan kapasitas struktur saluran
air dan bangunan air, dan lain-lain.
Detachment

1. Daya kinetik tetes air


2. Pertikel-partikel tanah
terlepaskan
3. Run off
4. Partikel mengikuti
infiltrasi, menyumbat
pori
Detachment
 Proses detachment atau proses pelepasan partikel tanah dari
bongkah atau agregatnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Akibat kuatnya timpaan tetes-tetes air hujan yang mengenai
permukaan tanah, telah menyebabkan pecahnya bongkahan-
bongkahan tanah atau agregat-agregat tanah ke dalam partikel-
partikel tanah yang berukuran lebih kecil dan halus.
 Bersamaan dengan terjadinya aliran permukaan (run off) akibat
hujan, partikel-partikel tanah yang sudah pecah dan terurai
(yang berukuran kecil dan halus) beserta unsur haranya akan
terhanyutkan bersama dengan aliran permukaan.
Detachment
 Sebagian dari butiran tanah yang terhanyutkan akan ikut
terinfiltrasi bersama aliran air, dan bagian ini dapat menutupi
pori-pori tanah sehingga infiltrasi air ke dalam lapisan-lapisan
tanah di bawahnya menjadi terhambat.
 Dengan menurunnya kapasitas infiltrasi maka run off aliran
permukaan menjadi bertambah dan daya tekan aliran air
permukaan menjadi lebih kuat.
 Tekanan aliran permukaan yang semakian kuat ini akan
mempercepat dan memperbesar terjadinya pengikisan dan
penghanyutan partikel-partikel tanah.
Detachment
 Daya jatuh atau daya timpa tetes-tetes air hujan terhadap tanah
tergantung pada: kecepatan jatuhnya tetes-tetes air hujan,
diameter tetes-tetes air hujan, dan intensitas hujan.
 Makin besar intensitas hujan, makin besar pula partikel tanah
terlepaskan, karena daya (energi) kinetiknya makin besar (kuat).
 Makin besar diameter tetes air hujan, daya kinetiknya juga
makin besar (kuat), dan partikel tanah yang lepas dari
agregatnya akan semakin banyak, dan erosipun akan terjadi.
 Dari penelitian yang ada menunjukkan bahwa semakin besar
diameter tetes-tetes air hujan, semakin banyak pula partikel-
partikel tanah dilepaskan dari agregatnya, karena dengan
kecepatan tetes-tetes air yang semakin kencang, daya timpanya
terhadap tanah juga semakin kuat.
Detachment
Tabel Pengaruh kecepatan, diameter, dan intensitas hujan
terhadap pelepasaan partikel.

Kecepatan tetes Diameter tetes Intensitas hujan Gaya pelepasan partikel


air (cm/dt) air (mm) (cm/jam) dari agregat (gram)

540 3.5 12.00 223


540 5.1 12.00 446
540 5.1 20.25 690

Sumber: Allison (1947, dalam Kartasapoestra, dkk, 1991)


Transportation
 Run off atau aliran air permukaan mempunyai kemampuan
untuk memindahkan, mengangkut atau menghanyutkan partikel-
partikel tanah yang telah terlepas dari agregatnya, yang biasanya
dimulai dari lahan-lahan yang memiliki kemiringan cukup.
 Disamping kemiringan lahan, ukuran partikel dan ada tidaknya
tanaman penutup lahan sangat berpengaruh terhadap kelancaran
pengangkutan partikel tanah.
 Dalam proses pengangkutan partikel tanah, semakin miring
keadaan lahan, aliran air permukaan akan semakin cepat, dan
partikel-partikel tanah akan terangkut semakin jauh; pada
tanah-tanah yang relatif datar dimana kecepatan run off mulai
berkurang akan terjadi sedimentasi sementara.
Transportation
 Pengendapan (sementara) yang terus menerus pada tanah-tanah
yang datar, pada akhirnya akan membentuk lahan miring, yang
pada gilirannya pada waktu hujan, partikel-partikel tanah yang
mengalami pengendapan (sementara) tersebut akan terangkut
kembali ke tempat-tempat yang lebih datar atau langsung masuk
ke dalam sungai-sungai atau waduk.
 Pada lereng-lereng yang bergelombang dengan bagian-bagian
cekungannya yang melebar, proses pengendapan sementara akan
terjadi, dan proses pengangkutan partikel-partikel tanah akan
terhambat.
 Sebaliknya kalau bagian yang cekung itu hanya merupakan
bagian yang sempit dan dangkal, keadaan demikian bahkan
dapat menambah daya angkut aliran air permukaan itu.
Transportation
 Dengan demikian jauh dekatnya partikel-partikel tanah
terangkut oleh aliran air permukaan, tergantung pada :
 kemiringan dan panjang lereng,

 kecepatan aliran air permukaan,

 ukuran partikel,

 ada tidaknya tanaman penutup lahan,

 ada tidaknya cekungan-cekungan alami, dan atau


penyengkedan dan parit-parit sebagai perlakuan positif
manusia guna menghambat aliran air permukaan.
Deposition
 Proses pengendapan (deposition) dari partikel-partikel tanah
merupakan proses lanjutan dan akhir dari proses sebelumnya,
yaitu proses detachment dan transportation.
 Akibat terkikisnya lahan atau berpindahnya lapisan tanah bagian
atas, unsur-unsur hara yang terkandung di dalam tanah akan ikut
hilang dan terhanyutkan.
 Akibatnya tanaman tidak dapat lagi hidup dengan subur
sebagaimana sebelumnya, yang disebabkan karena berkurangnya
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
 Dari sisi pandang lingkungan, pengendapan pada tanah-tanah
datar dan atau terbentuknya tanah-tanah baru di muara-muara
sungai atau pesisir (aanslibing), di satu pihak memang sangat
menguntungkan, tetapi di lain pihak sangat merugikan.
Deposition
 Dari sisi pandang konservasi tanah dan air, baik erosi maupun
sedimentasi harus dicegah karena kedua-duanya dapat
merugikan.
 Tererosinya lapisan tanah atas (top soil) dapat menyebabkan
tanah tidak dapat lagi ditanami; disamping itu, karena tidak
adanya perakaran tanaman yang mampu mengikat air, maka
tanah akan menjadi kering dan gersang.
 Adanya sedimentasi, dapat menyebabkan pendangkalan alur-
alur sungai, dimana pada waktu terjadi hujan deras kapasitas
alur sungai tidak mampu lagi menampung debit banjir, yang
pada gilirannya menyebabkan limpasan air di kanan kiri sungai
dan menimbulkan bencana lingkungan.
 Melihat dampak yang ditimbulkannya, erosi haruslah dicegah
sedemikian rupa dengan tindakan-tindakan dan perlakuan-
perlakuan yang positif melalui tindakan konservasi.
Jenis-jenis Erosi

Sheet erosion

Rill erosion
Accelerated
erosion
Pengaruh iklim + Gully erosion
tindakan manusia
Stream bank
Erosi erosion
(erosion)

secara alamiah

Normal
erosion
Jenis-jenis Erosi
 Erosi permukaan (sheet erosion)
ss

Erosi permukaan pada mulanya agak sulit dilihat dengan pandangan


mata, karena seakan-akan tidak terjadi perubahan bentuk tanah. Hal
ini tidak lain karena berlangsungnya pengangkutan atau pemindahan
tanah terjadi secara merata.
Jenis-jenis Erosi
 Erosi alur (rill erosion)

Daya aliran air dengan mudah akan melakukan pengikisan-pengikisan


ke bagian bawahnya, dan terus merambat ke bagian bawah lagi, yang
pada akhirnya membentuk alur-alur pada permukaan.
Jenis-jenis Erosi
 Erosi parit (gully erosion)

Erosi parit sangat erat hubungannya dengan erosi alur, karena memang
erosi parit merupakan hasil kelanjutan aktivitas daya pengikisan
partikel-partikel tanah pada alur-alur yang sudah terbentuk; jadi kalau
pada erosi alur kita mendapati alur-alur yang dangkal, maka pada erosi
parit kita mendapati alur-alurnya yang lebih lebar dan dalam.
Jenis-jenis Erosi
 Stream bank erosion

Stream bank erosion atau erosi tebing sungai umumnya terjadi pada
sungai yang berbelok-belok tergantung dari derasnya arus sungai.
Sungai yang lurus jarang sekali menimbulkan erosi tebing, bahkan
sebaliknya dapat menimbulkan pendangkalan. Hal ini disebabkan
karena sungai yang lurus, kecepatan aliran/arus terbesar berada di
tengah sedangkan di kedua sisi tebis arus berjalan sangat lamban.
Dampak Erosi
Bentuk Dampak di tempat kejadian erosi Dampak di luar tempat kejadian
dampak

Langsung  Kehilangan lapisan tanah yang a. Pelumpuran dan


baik bagi berjangkarnya akar pendangkalan waduk, sungai,
tanaman saluran dan badan air lainnya
 Kehilangan unsur hara dan b. Tertimbunnya lahan
kerusakan struktur tanah pertanian, jalan dan
bangunan lainnya
 Peningkatan penggunaan energi
untuk produksi c. Menghilangnya mata air dan
memburuknya kualitas air
 Kemerosotan produktifitas
tanah atau bahkan menjadi tidak d. Kerusakan ekosistem
dapat dipergunakan untuk perairan (tempat bertelur
berproduksi ikan, terumbu karang dan
sebagainya)
 Kerusakan bangunan
konservasi dan bangunan e. Kehilangan nyawa dan harta
lainnya oleh banjir

 pemiskinan petani penggarap / f. Meningkatnya frekuensi dan


pemilik tanah masa kekeringan

Tidak a. Berkurangnya alternatif a. Kerugian oleh


langsung penggunaan tanah memendeknya umur
waduk
b. Timbulnya dorongan / tekanan
untuk membuka lahan baru b. Meningkatnya
frekuensi dan
c. Timbulnya keperluan akan
besarnya banjir
perbaikan lahan dan bangunan
yang rusak
TUGAS PERSENTASI
KELOMPOK
Jelaskan secara detail tema dibawah ini:
1. Sheet Erosion
2. Rill Erosion
3. Gully Erosion
4. Stream Bank Erosion
5. Faktor-Faktor Erosi (Pengaruh Vegetasi)
 Kerusakan yang dialami pada tempat dimana erosi
terjadi adalah berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan
fisik tanah, seperti kehilangan unsur hara dan bahan
organik dan memburuknya sifat-sifat fisik yang
tercermin antara lain pada:
 menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan
tanah menahan air,
 meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi
tanah, dan
 berkurangnya kemantapan struktur tanah, yang pada
akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan
tanaman dan menurunnya produktivitas
 Hal ini disebabkan karena lapisan tanah permukaan
setebal 15 sampai 30 cm  yang tererosi 
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik lebih baik dari
pada lapisan di bawahnya.
 Banyaknya unsur hara yang hilang tergantung pada
besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh
sedimen dan besarnya erosi yang terjadi.
 Secara kasar banyaknya unsur hara yang hilang dapat
dihitung dengan mengalikan prosentase kandungan
unsur hara tanah semula dengan banyaknya tanah
yang tererosi
 Sebagai contoh (sumber Arsyad, 1989), misalnya
suatu tanah Latosol Merah yang mengandung 0.17
% Nitrogen, 3,46 % bahan organik, 0,042 % P2O5,
0.008 % K2O dan 0.074 % Ca terjadi erosi sebesar
121,1 ton/ha dalam satu musim tanam, maka pada
tanah tersebut terjadi kehilangan unsur hara
sebanyak : 206 kg N, 4190 kg bahan organik, 52 kg
P2O5, 10 kg K2O dan 90 kg CaO per hektar
 Contoh lain adalah suatu jenis tanah Latosol Merah Citayam
(Suwardjo, 1981 dalam Arsyad, 1989) yang terbuka dan
tidak ditanami selama 10 bulan mengalami erosi sebesar
524,5 ton/ha. Dengan berat volume rata-rata 1 gr/cm3,
erosi tersebut ekivalen dengan 52,45 mm lapisan tanah.
Dengan adanya erosi tanah tersebut diketahui telah terjadi :
 peningkatan berat volume tanah dari 0.93 gram/cm3
menjadi 1,05 gram/cm3, dan
 penurunan laju permeabilitas tanah dari 3.11 cm/jam
menjadi 1.43 cm/jam.
 Meningkatnya berat volume tanah menunjukkan bahwa tanah
menjadi lebih padat, yang dalam contoh ini mengakibatkan
meningkatnya ketahanan penetrasi tanah dari 14,5 kgF/cm2
menjadi 30,3 kgF/cm2; yang berarti bahwa perakaran
tanaman makin sulit masuk ke dalam tanah.
 Laju permeabiltas tanah yang berkurang mengakibatkan
semakin sedikit air hujan yang masuk ke dalam tanah dan
semakin besar aliran permukaan
 Pengaruh tingkat erosi terhadap besarnya kemerosotan
produksi tergantung pada jenis tanaman dan perubahan sifat-
sifat tanah menurut kedalaman lapisan atas.
 Dari hasil berbagai penelitian yang ada di daerah pertanian
jagung di Amerika serikat diketahui adanya hubungan antara
besarnya erosi dan produksi jagung (Stalling, 1964, dalam
Arsyad, 1989) sebagaimana diberikan pada tabel berikut:
 Shah (1982; dalam Arsyad, 1989) mendapatkan hubungan antara
produktivitas tanah dengan tebalnya lapisan tanah yang tererosi,
yang mana tanah dalam hal ini dibedakan dalam tiga kelompok
tanah. Pengelompokan tanah ini didasarkan pada penilaian atas
sifat-sifat fisik dan kimia profil tanah
 Unsur-unsur hara dan bahan organik yang terbawa dalam
peristiwa erosi dan kemudian diendapkan di dalam waduk
dan danau juga akan mengakibatkan terjadinya eutrofikasi
 Eutrofikasi adalah proses pengkayaan yang dipercepat dari
badan-badan air dengan unsur hara, yang mengakibatkan
lebih cepatnya pertumbuhan vegetatif berbagai jenis
mikroba dan tetumbuhan air (enceng gondok, dll).

 Beberapa defenisi penting terkait dengan permasalahan


erosi- sedimentasi:
Sediment Delivery Ratio
 Perbandingan antara jumlah sedimen yang betul-betul
terbawa oleh aliran sungai terhadap jumlah tanah yang
tererosi pada suatu daerah aliran sungai disebut sebagai
Sediment Delevery Ratio, SDR
 Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu
tempat yang tererosi secara umum disebut sebagai sedimen.
 Tidak semua sedimen yang terangkut akan masuk ke dalam
sungai atau terbawa ke luar dari suatu daerah aliran sungai,
karena ada sebagian dari sedimen tersebut akan terendapkan
lagi di tempat lain pada permukaan tanah
 Nilai SDR mendekati satu berarti bahwa semua tanah yang
tererosi masuk ke dalam sungai; hal ini hanya mungkin terjadi
pada daerah aliran sungai yang kecil dan tidak mempunyai
daerah-daerah datar atau yang mempunyai lereng-lereng
curam, mempunyai kerapatan drainase yang tinggi, dan tanah
yang terangkut mempunyai banyak butir-butir halus, atau
secara umum dikatakan bahwa daerah tersebut tidak memiliki
sifat yang cenderung menghambat pengendapan sedimen di
dalam daerah aliran sungainya.
 Makin luas suatu daerah aliran sungai, makin kecil nilai SDR.
Nilai SDR sebagai fungsi luas daerah aliran sungai diberikan
pada Tabel di bawah.
Enrichment Ratio
 Dalam peristiwa erosi, fraksi halus dari tanah akan terangkut
terlebih dahulu, dan jumlahnya lebih banyak dari pada fraksi
kasar, sehingga sedimen yang terangkut biasanya mempunyai
kandungan lempung yang lebih tinggi dari pada tanah asli.
 Kejadian ini disebut sebagai selektivitas erosi, dan tanah yang
telah mengalami erosi biasanya mempunyai tekstur tanah
yang lebih kasar.
 Disamping itu, sedimen hasil erosi biasanya mempunyai
kandungan unsur hara dan bahan organik yang lebih tinggi dari
pada tanah yang tertinggal.
 Hal ini sebagian disebabkan oleh karena peristiwa selektivitas
erosi, dan sebagian lagi disebabkan oleh karena lapisan atas tanah
mengandung lebih banyak unsur hara dari pada lapisan tanah
bawah.
 Perbandingan antara kandungan unsur hara dan bahan organik
dalam sedimen yang terbawa erosi terhadap kandungan unsur
hara dan bahan organik dalam tanah yang tertinggal disebut
perbandingan pengkayaan (enrichment ratio). Makin
besar nilai ER, makin cepat pemiskinan tanah terjadi.
 Enrichment ratio memberikan petunjuk tentang tingkat atau
kecepatan pemiskinan tanah, dan merupakan petunjuk apakah
kehilangan unsur hara merupakan faktor utama yang
menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas tanah atau
tidak.
 Enrichment ratio memberikan petunjuk tentang tingkat atau
kecepatan pemiskinan tanah, dan merupakan petunjuk apakah
kehilangan unsur hara merupakan faktor utama yang
menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas tanah atau
tidak.
 Enrichment ratio (ER) sedimen dapat dinyatakan dalam
persamaan

 dimana Cus adalah konsentrasi unsur hara (atau bahan organik)


dalam sedimen yang telah terangkut, dan Cut adalah konsentrasi
unsur hara (atau bahan organik) pada tanah yang tertinggal.

Anda mungkin juga menyukai