Anda di halaman 1dari 30

PEMBUATAN KARBON AKTIF

DARI PELEPAH KELAPA (Cocus nucifera)


Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008

Anggota Kelompok:
1. Abdul Naser Gamal
2. Aidil Arifai
3. Andi Muhammad Yunus
4. Whelby Adelindriandar
5. Wempy Novalino
PENDAHULUAN

Dalam industri besar maupun kecil, karbon aktif sangat


diperlukan karena dapat mengabsorbsi bau, warna, gas, dan
logam. Seiring pertumbuhan industri dalam masyarakat
kita, maka permintaan penyediaan arang aktif meningkat
pula. Untuk industri di Indonesia, penggunaan karbon aktif
masih relatif tinggi. Sayangnya, pemenuhan akan kebutuhan
karbon aktif masih dilakukan dengan cara mengimpor.
Padahal, jika meninjau sumber daya alam di Indonesia yang
melimpah, maka sangatlah mungkin kebutuhan karbon aktif
dapat dipenuhi dengan produksi dari dalam negeri.
Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, penelitian
karbon aktif dari tanaman kelapa baru dilakukan untuk
bahan baku tempurung dan sabut kelapa. Padahal masih
banyak bagian dari tanaman kelapa yang dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan karbon aktif, salah satunya
adalah pelepah kelapa. Mengingat Indonesia diperkirakan
memiliki areal pohon kelapa terluas di dunia, yaitu sekitar
3.334.000 ha dengan produksi 2.346.000 ton (BPPT), maka
pelepah kelapa yang tersedia melimpah dapat digunakan
sebagai bahan aternatif pembuatan karbon aktif yang
memberikan nilai ekonomi lebih.
METODOLOGI PENELITIAN

III. 3.1. Bahan dan Alat


3.1.1. Alat
1. Furnace
2. Oven listrik
3. Neraca analitis
4. Buret digital
5. Centrifuge
6. UV Visible
7. pH meter
8. Ayakan Vibrator Screen
9. Desikator
10. Pipet ukur, pipet tetes, pipet volumetri
3.1.2. Bahan
1. Bahan baku berupa pelapah kelapa
2. Zat aktivator: HCl, NaOH, dan NaCl
3. Aquadest
4. Bahan analisa: Amilum, Natrium tiosulfat,
Iodium, dan Metilen Blue
3.2. Prosedur Penelitian b. Tahap Karbonisasi
3.2.1. Prosedur Pembuatan Karbon 1. Bahan baku dalam keadaan kering dibakar
di dalam furnace selama 15 menit. Suhu
a. Tahap Dehidrasi pembakarannya ditentukan 400oC, 500oC
1. Bahan baku dipotong-potong dan 600oC.
sepanjang 2 2. Arang yang dihasilkan tersebut digiling di
cm kurs porselin.
3. Kemudian dilakukan pengayakan dengan
2. Kemudian dipanaskan di dalam
oven pada ukuran -60 +115 mesh.
4. Didapatkan tiga macam sampel dengan
suhu 100oC selama 1 jam hingga
bahan suhu pembakaran yang berbeda.
baku kering atau hilang kadar
airnya
c. Prosedur Pengaktifan Karbon (Tahap
Aktivasi)
1. Arang direndam di dalam larutan aktivator
yang berbeda masing-masing larutan
NaOH 0,2 M, HCl 0,2 M, dan NaCl 0,2 M
dengan waktu rendaman yaitu 18 jam.
2. Dari langkah di atas didapat sampel pasta
arang.
3. Sampel disaring dengan kertas saring,
kemudian dicuci dengan aquadest hingga
pH 7.
4. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu
150oC selama 2 jam.
5. Didapatkan sembilan macam sampel
dengan larutan aktivator yang berbeda.
d. Prosedur Penentuan Suhu Karbonisasi dan
Jenis Aktivator
1. Sampel yang telah diperoleh pada langkah
sebelumnya di uji standar mutunya dengan
uji adsorpsi metilen blue dan uji daya serap
terhadap iodium pada prosedur analisa
pengujian karbon aktif (point 3.2.2.e dan
3.2.2.f).
2. Hasil pengujian akan diperoleh suhu
karbonisasi dan jenis zat aktivator yang
terbaik dalam menghasilkan karbon aktif
dengan mutu yang memenuhi syarat mutu
karbon aktif menurut Standar Industri
Indonesia (SII No. 0258-88).
d. Prosedur Penentuan Suhu Karbonisasi dan
Jenis Aktivator
1. Sampel yang telah diperoleh pada langkah
sebelumnya di uji standar mutunya dengan
uji adsorpsi metilen blue dan uji daya serap
terhadap iodium pada prosedur analisa
pengujian karbon aktif (point 3.2.2.e dan
3.2.2.f).
2. Hasil pengujian akan diperoleh suhu
karbonisasi dan jenis zat aktivator yang
terbaik dalam menghasilkan karbon aktif
dengan mutu yang memenuhi syarat mutu
karbon aktif menurut Standar Industri
Indonesia (SII No. 0258-88).
e. Prosedur Perhitungan Rendemen Arang
1. Bahan baku (pelepah kelapa) ditimbang sebanyak 600 gram.
2. Bahan baku dalam keadaan kering dibakar di dalam furnace
selama 15 menit. Suhu pembakarannya ditentukan 400oC,
500oC dan 600oC.
3. Arang yang dihasilkan ditimbang beratnya.
4. Rendemen arang dapat dihitung dengan dengan persamaan
berikut ini:
f. Prosedur Penentuan Konsentrasi Zat
Aktivator, Waktu Aktivasi dan Ukuran
Karbon Aktif
1. Sampel karbon dengan suhu karbonisasi terbaik di ayak dengan
ukuran -32 +60 mesh, -60 +115 mesh, dan -115 mesh.
2. Kemudian sampel direndam dalam larutan aktivator terbaik dengan
variasi konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M dan variasi waktu aktivasi 12
jam, 15 jam, 18 jam, 21 jam, dan 24 jam.
3. Didapatkan sampel sebanyak 45 sampel.
4. Masing-masing sampel disaring dengan kertas saring, kemudian
dicuci dengan aquadest hingga pH 7.
5. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 150oC selama 2 jam.
6. Sampel yang telah diperoleh pada langkah sebelumnya di uji standar
mutunya dengan pengujian pada prosedur analisa (point
3.2.2)
3.2.2. Prosedur Analisa Pengujian Karbon
Aktif
Ada beberapa pengujian yang dilakukan dalam pembuatan karbon
aktif, meliputi:
a. Uji Bagian yang Hilang pada Pemanasan
950oC (Volatile Matter)
Karbon aktif dipanaskan sampai suhu 950oC dalam furnace. Setelah
suhu tercapai, karbon dibiarkan dingin dalam furnace dengan tidak
berhubungan dengan udara luar. Setelah dingin dimasukkan ke dalam
desikator dan ditimbang. Dimana:

a = berat arang aktif mula-mula (gram)


b = berat arang aktif setelah dipanaskan (gram)
b. Uji Kadar Air
Karbon aktif ditimbang seberat 1 gram dandimasukkan ke dalam
kurs porselin yang telah dikeringkan, setelah itu dimasukkan ke
dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam, kemudian karbon
aktif didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

Dimana:
a = berat arang aktif mula-mula (gram)
b = berat arang aktif setelah dikeringkan (gram)
c. Uji Kadar Abu
Karbon aktif yang ditimbang seberat 1 gram
dimasukkan ke dalam kurs porselin yang telah diketahui
beratnya. Lalu diabukan dalam furnace secara perlahan
setelah semua karbon hilang. Nyala diperbesar pada
suhu 800oC selama 2 jam. Bila seluruh karbon telah
menjadi abu, dinginkan dalam desikator lalu ditimbang
hingga diperoleh bobot tetapnya.
• d. Uji Fixed Karbon
Kadar karbon murni pada karbon aktif diperoleh dari hasil
pengurangan terhadap bagian yang hilang pada pemanasan
950oC (kadar volatile matter) dan kadar abu.

Karbon aktif murni = 100% - (A+B)

Dimana :
A = kadar abu (%)
B = kadar volatile matter (%)
e. Uji Daya Serap terhadap Iodium

Pengujian terhadap daya serap iodium dilakukan melalui tahapan


sebagai berikut:
1. Karbon aktif ditimbang sebanyak 0,15 gram dan dicampurkan
dengan 15 ml larutan Iodium 0,1 N. Kemudian dikocok dengan
alat pengocok selama 15 menit.
2. Setelah itu dipindahkan ke dalam tabung sentrifugal sampai
karbon aktif turun.
3. Kemudian diambil 5 ml larutan itu dan dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat 0,1 N.
4. Jika warna kuning pada larutan mulai samar, kedalam larutan
tersebut ditambahkan larutan amilum 1% sebagai indikator.
5. Dititrasi kembali warna biru tua hingga menjadi warna bening.
f. Uji Adsorpsi terhadap Metilen Blue
Karbon aktif sebanyak 0,0075 gram dimasukkan ke
dalam erlenmeyer, kemudian ditambah 25 ml larutan
metilen blue 100 ppm, lalu dikocok selama 30 menit
setelah itu disaring. Cairan bening dipipet dan diukur
daya serapnya pada panjang gelombang maksimum
antara 600–700 nm dengan alat UV Visible. Kurva
kalibrasi atau standar larutan metilen blue dibuat
dengan konsentrasi antara 1 sampai 5 ppm.
g. Menghitung Luas Permukaan
Luas permukaan dapat ditentukan dengan
menggunakan data dari metilen blue, yang
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:

S = Luas Permukaan Adsorban (m2/mg)


Xm= Banyaknya Metilen Blue yang
terserap oleh 1 gram karbon
N = Bilangan Avogardo = 6,02 x 1023
a = Ukuran 1 molekul adsorben MB
= 197 x 10-20
M = BM metilen blue = 320,5 gr/mol
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Suhu Karbonisasi dan Jenis Zat Aktivator

4.1.1. Daya Serap terhadap Iodium


Dari grafik di atas terlihat bahwa daya serap karbon
aktif terhadap larutan iodium untuk aktivator HCl 0,2 M
lebih baik dibandingkan dengan daya serap karbon aktif
yang diaktivasi dengan aktivator larutan NaOH 0,2 M
maupun NaCl 0,2 M. Selain itu daya serap karbon aktif
yang dibuat dengan suhu karbonisasi 500oC lebih baik
dibandingkan dengan suhu karbonisasi 400oC dan
600oC. Hal ini disebabkan pada karbonisasi 600oC
terjadi pembentukan abu yang banyak sehingga abu ini
menutupi pori-pori pada karbon aktif.
4.1.2. Daya Serap terhadap Metilen Blue

Dari grafik diatas terlihat bahwa daya serap karbon aktif


terhadap metilen blue untuk aktivator larutan HCl 0,2 M lebih
baik daripada aktivator NaOH 0,2 M dan NaCl 0,2 M. Selain itu,
daya serap karbon aktif dengan suhu karbonisasi 500oC lebih
baik dibandingkan suhu karbonisasi 400oC dan 600oC.
4.1.3. Rendemen Arang

Dari grafik diatas terlihat bahwa dengan bertambahnya


suhu karbonisasi, jumlah arang yang dihasilkan semakin
sedikit. Hal ini dapat disebabkan oleh masih meningkatnya
laju reaksi antara karbon dan gas-gas di dalam furnace dan
makin banyaknya jumlah senyawa kadar zat menguap
(volatile matter) yang terlepas.
4.2. Analisa Konsentrasi Zat Aktivator, Waktu
Aktivasi dan Ukuran Karbon Aktif
• 4.2.1. Uji Bagian yang Hilang pada Pemanasan 950oC (Volatile Matter)

Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar volatile matter yang
terkandung di dalamnya punsemakain tinggi. Tingginya kadar volatile matter
disebabkan karena tidak sempurnanya penguraian senyawa non karbon
seperti CO2, CO dan H2. Selain itu, semakin lama waktu aktivasi, kadar
volatile matter yang terkandung didalam karbon aktif meningkat.
4.2.2. Uji Kadar Air

Semakin kecil ukuran karbon aktif maka kadar airnya semakin


menurun. Hal ini disebabkan pada saat dilakukan pengeringan
sesudah netralisasi, karbon aktif yang berukuran kecil mengalami
pengeringan yang maksimal karena partikelnya memiliki pori-pori
yang lebih kecil. Kadar air pada karbon aktif tidak dipengaruhi
oleh lamanya aktivasi.
4.2.3. Uji Kadar Abu

Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar abu yang terkandung di
dalamnya semakin besar. Sedangkan waktu aktivasi tidak berpengaruh
terhadap kadar abu karbon aktif. Karbon aktif yang terbuat dari
pelepah kelapa tergolong karbon aktif fasa cair yang terbuat dari bahan
baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang
lemah, rapuh (mudah hancur), mempunyai kadar abu yang tinggi
berupa silika.
4.2.4. Uji Kadar Fixed Karbon

Besar kecilnya kadar karbon terikat pada karbon aktif (fixed karbon) yang
dihasilkan dipengaruhi oleh kadar abu dan kadar zat mudah menguap. Selain
itu, kadar fixed karbon dipengaruhi oleh ukuran karbon aktif. Semakin besar
ukuran karbon aktif, kadar abu dan kadar volatile matternya meningkat, yang
menyebabkan kadar fixed karbonnya menjadi menurun.
4.2.5. Uji Daya Serap terhadap Iodium

Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi


aktivator dan semakin lama waktu aktivasi maka
kemampuan daya serap karbon aktif terhadap larutan
iodium meningkat pula. Selain itu, semakin kecil ukuran
partikel makin besar daya serapnya.
4.2.6. Uji Daya Serap terhadap Metilen
Blue

Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi aktivator dan
semakin lama waktu aktivasi maka kemampuan daya serap karbon aktif
terhadap metilen blue meningkat pula. Jankowska (1991) menyatakan bahwa
semua prosedur tentang pembuatan karbon aktif yang bertujuan untuk
membuka pori-pori karbon, akan sangat tergantung pada konsentrasi zat
aktivator. Semakin tinggi konsentrasi aktivator akan menyebabkan semakin
banyak zat pengotor yang berupa zat oraganik maupun anorganik melarut dan
lepas dari permukaan pori-pori karbon, sehingga akan menyebabkan
peningkatan daya serap.
4.2.7 Luas Permukaan Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan karbon dengan struktur


amorphous yang diperoleh dengan perlakuan khusus
sehingga memiliki luas permukaan berkisar antara 300-2000
m2/gr. Dari hasil perhitungan diperoleh luas permukaan
yang paling besar terdapat pada karbon aktif dengan ukuran
-32 +60 mesh.
V. KESIMPULAN

1) Kondisi yang paling baik dan efektif dalam pembuatan


karbon aktif dari pelepah kelapa (Cocus nucifera) adalah
pada suhu karbonisasi 500oC, dengan menggunakan
aktivator HCl 0,3 M, ukuran karbon -60 +115 mesh dan lama
aktivasi 24 jam.
2) Karbon aktif tersebut memnuhi syarat mutu karbon aktif
menurut SII No. 0258-88 dengan data sebagai berikut:
rendemen arang 9,7188%, bagian yang hilang pada
pemanasan 950oC sebesar 18,89%, kadar air 5,31%, kadar
abu 7,78%, kadar fixed karbon 73,33%, daya serap terhadap
iodium 832,5296 mg/g, daya serap terhadap metilen blue
464,1949 mg/g, dan luas permukaan 199,2601 m2/gr.

Anda mungkin juga menyukai