Anggota Kelompok:
1. Abdul Naser Gamal
2. Aidil Arifai
3. Andi Muhammad Yunus
4. Whelby Adelindriandar
5. Wempy Novalino
PENDAHULUAN
Dimana:
a = berat arang aktif mula-mula (gram)
b = berat arang aktif setelah dikeringkan (gram)
c. Uji Kadar Abu
Karbon aktif yang ditimbang seberat 1 gram
dimasukkan ke dalam kurs porselin yang telah diketahui
beratnya. Lalu diabukan dalam furnace secara perlahan
setelah semua karbon hilang. Nyala diperbesar pada
suhu 800oC selama 2 jam. Bila seluruh karbon telah
menjadi abu, dinginkan dalam desikator lalu ditimbang
hingga diperoleh bobot tetapnya.
• d. Uji Fixed Karbon
Kadar karbon murni pada karbon aktif diperoleh dari hasil
pengurangan terhadap bagian yang hilang pada pemanasan
950oC (kadar volatile matter) dan kadar abu.
Dimana :
A = kadar abu (%)
B = kadar volatile matter (%)
e. Uji Daya Serap terhadap Iodium
Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar volatile matter yang
terkandung di dalamnya punsemakain tinggi. Tingginya kadar volatile matter
disebabkan karena tidak sempurnanya penguraian senyawa non karbon
seperti CO2, CO dan H2. Selain itu, semakin lama waktu aktivasi, kadar
volatile matter yang terkandung didalam karbon aktif meningkat.
4.2.2. Uji Kadar Air
Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar abu yang terkandung di
dalamnya semakin besar. Sedangkan waktu aktivasi tidak berpengaruh
terhadap kadar abu karbon aktif. Karbon aktif yang terbuat dari
pelepah kelapa tergolong karbon aktif fasa cair yang terbuat dari bahan
baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang
lemah, rapuh (mudah hancur), mempunyai kadar abu yang tinggi
berupa silika.
4.2.4. Uji Kadar Fixed Karbon
Besar kecilnya kadar karbon terikat pada karbon aktif (fixed karbon) yang
dihasilkan dipengaruhi oleh kadar abu dan kadar zat mudah menguap. Selain
itu, kadar fixed karbon dipengaruhi oleh ukuran karbon aktif. Semakin besar
ukuran karbon aktif, kadar abu dan kadar volatile matternya meningkat, yang
menyebabkan kadar fixed karbonnya menjadi menurun.
4.2.5. Uji Daya Serap terhadap Iodium
Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi aktivator dan
semakin lama waktu aktivasi maka kemampuan daya serap karbon aktif
terhadap metilen blue meningkat pula. Jankowska (1991) menyatakan bahwa
semua prosedur tentang pembuatan karbon aktif yang bertujuan untuk
membuka pori-pori karbon, akan sangat tergantung pada konsentrasi zat
aktivator. Semakin tinggi konsentrasi aktivator akan menyebabkan semakin
banyak zat pengotor yang berupa zat oraganik maupun anorganik melarut dan
lepas dari permukaan pori-pori karbon, sehingga akan menyebabkan
peningkatan daya serap.
4.2.7 Luas Permukaan Karbon Aktif