Pendahuluan
Pengertian Strategi Epidemiologi
Macam-macam Strategi Epidemiologi
Perbedaan Penelitian Epidemiologi dengan
Surveilans Epidemiologi
Kegiatan Pokok Strategi Epidemiologi
Hipotesa dalam Epidemiologi
Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi
Penutup
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
frekuensi, distribusi, dan determinan penyakit
Tujuan epidemiologi:
Mendiagnosis masalah kesehatan
Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit,
Memberikan informasi dalam rangka meningkatkan
manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan penilaian) pelayanan dan atau kesehatan.
Untuk mencapai tujuan epidemiologi diterapkan
strategi epidemiologi.
Diperlukan pemahaman tentang strategi epidemiologi.
Strategi epidemiologi adalah suatu pola
pendekatan berupa suatu rangkaian kegiatan
tertentu yang akan diterapkan dalam
mengkaji masalah-masalah kesehatan
sedemikian rupa sehingga diperoleh berbagai
kejelasan tentang masalah kesehatan
tersebut.
Surveilans epidemiologi
Penelitian epidemiologi
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematis atau rutin
untuk menghasilkan informasi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan manajemen
(perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
penilaian) pelayanan/program kesehatan.
Penelitian epidemiologi mempunyai kegiatan
yang sama dengan surveilans epidemiologi
tetapi kegiatan-kegiatan tersebut tidak
dilakukan secara terus-menerus.
Penelitian epidemiologi mempunyai tujuan
tertentu yang untuk mencapainya diperlukan
desain penelitian yang dibuat oleh peneliti
yang bersangkutan
Spesifikasi Perbedaan
Surveilans Epidemiologi Penelitian Epidemiologi
Pengumpulan Data Sistematis, Rutin, Terus Sistematis, Tidak Rutin,
Menerus Tidak Terus-Menerus
Analisis Data Idem Idem
Interpretasi Data Idem Idem
Jenis Desain Pada umumnya bersifat Bersifat deskriptif dan
deskriptif analitik
Pencapain Tujuan Memantau, menilai dan Mencapai semua tujuan
Epidemiologi merencanakan epidemiologi
pelayanan/program
kesehatan
Merumuskan hipotesa
Menguji hipotesa
Menarik kesimpulan
Hipotesa adalah suatu formulasi konsep yang
mengandung uraian tentang faktor-faktor
yang diperkirakan berperan sebagai
penyebab ditemukannya frekuensi, distribusi
penyakit dan ataupun masalah kesehatan
Dilakukan dengan mengkaji berbagai data
ataupun fakta tentang masalah kesehatan
yang tersedia
Sangat bagus jika diperoleh dari data
epidemiologi deskriptif (jika tersedia).
Pengujian hipotesa dilakukan dalam bentuk
penelitian epidemiologi analitik
Penelitian epidemiologi analitik dapat berupa
penelitian epidemiologi observasional
analitik (seperti cross-sectional analitik, case-
control, cohort, nested-case-control, case-
cohort) dan penelitian epidemiologi
eksperimental (seperti pure experiment dan
quasi experiment dan derivat-derivatnya).
Kesimpulan yang ditarik hakikatnya
menyangkut hubungan asosiasi kausal (sebab-
akibat kondisional)
Sebab (kondisional) adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi akibat
Akibat adalah keadaan tentang penyakit atau
masalah kesehatan yang sedang dipelajari yang
dipengaruhi oleh sebab (kondisional).
Didasarkan pada ukuran-ukuran asosiasi dalam
statistik-epidemiologi (seperti nilai-p, RP, OR,
RR, CI, dll) plus kriteria kausal lainnya.
Merumuskan Merumuskan Merumuskan
Hipotesa Hipotesa Hipotesa
90% 1,64
95% 1,96
99% 2,56
X2 = (t-1) [(ad) – (bc)]2
n1 n0 m1 m0
Faktor Efek Jumlah
Penelitian (+) (-)
(+) a b a+b m1
(-) c d c+d m0
Jumlah a+c b+d t
n1 n0
RP = 1 Faktor penelitian bukan faktor risiko yang
bermakna berhubungan dengan efek
RP > 1 dan rentang CI tidak mencakup nilai 1 Faktor
penelitian merupakan faktor risiko yang berhubungan
secara bermakna dengan efek
RP < 1 dan rentang CI tidak mencakup nilai 1 Faktor
penelitian merupakan faktor protektif yang
berhubungan secara bermakna dengan efek
Rentang CI mencakup nilai 1 Faktor penelitian tidak
dapat disimpulkan sebagai faktor risiko atau faktor
protektif yang berhubungan dengan efek.
Jika ditentukan sebelum penelitian tingkatan
kepercayaan 95%, jika nilai RP=24.09, LL=12.30,
UL=20.09, cara menulisnya:
Nilai RP=24.09; 95%CI=12.30 – 20.09
Interpretasinya:
Karena nilai RP>1, dan rentang nilai LL dan UL-nya
tidak mencakup nilai 1, maka faktor penelitian
merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan
efek, dimana kelompok yang terpapar dengan faktor
penelitian berisiko 24 kali lebih besar untuk menderita
efek dibandingkan dengan kelompok yang tidak
terpapar faktor penelitian.
Keuntungan Kerugian
Mudah dan murah, tidak perlu follow up Hasilnya lemah untuk menilai validitas
hubungan kausal, karena tidak diketahui
sekuensi waktu yang jelas antara paparan
dan penyakit
Efisien untuk deskripsi distribusi penyakit Tidak mampu memperhitungkan
dihubungkan dengan distribusi sejumlah kelangsungan hidup selektif dan
karakteristik populasi mortalitas selektif, karena menggunakan
data prevalensi, sehingga penaksiran
kasus kadang under, kadang over.
Bermanfaat untuk formulasi hipotesis
kausal untuk uji pada level studi yang
lebih tinggi
Tidak memaksa subjek untuk mengalami
paparan atau penyakit
Definisi Penelitian Case-Control
Keuntungan dan Kerugian Penelitian Case-
Control
Teknik Penelitian Case-Control
Penelitian case-control adalah rancangan
penelitian epidemiologi analitik
observasional yang mempelajari hubungan
antara paparan (faktor penelitian) dengan
penyakit, dengan cara membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya di masa lalu.
Contohnya, penelitian yang ingin
membandingkan risiko kelompok orang yang
menderita malaria (sebagai kasus) dan
kelompok orang yang tidak menderita
malaria (sebagai kontrol) berdasarkan
pengalaman menggunakan kelambu di masa
lalu.
Karena sifatnya mengacu pada pengalaman
keterpaparan yang ditelusuri di masa lalu,
disebut juga retrospective study.
Disebut juga “case referent study”, atau “case
history study”
Merumuskan Hipotesa penelitian
Menetapkan kelompok-kelompok yang akan
diteliti sesuai dengan hipotesa yang akan
diuji
Menetapkan besarnya sampel (masing-
masing kelompok kasus dengan kontrol)
menggunakan rumus besar sampel yang
sesuai
Mengobservasi dan mencatat segala
keterangan yang diperoleh dan
memasukannya dalam tabel 2x2
Melakukan interpretasi dari data yang
diperoleh untuk mengetahui kemaknaan
asosiasinya dengan melihat parameter yang
digunakan dalam uji hipotesis tertentu (misal
nilai Confidence Interval, dll), dan besar
risikonya dengan parameter asosiasi untuk
desain cohort (seperti OR, dll.).
Terpapar (+)
Kasus (+)
Tidak
Terpapar (-)
Popilasi
Sumber
Terpapar (+)
Kontrol (-) Sampling
Tidak
Terpapar (-)
Retrospektif
Masa Lalu Sekarang
Faktor Penelitian Status Penyakit Jumlah
Kasus (+) Kontrol (-)
Terpapar (+) a b a+b
Tidak Terpapar (-) c d c+d
Jumlah a+c b+d t
Lower Limit (LL) OR = OR (1-Z/X)
Keterangan:
a = Jumlah Kasus dengan risiko Positif (+)
b = Jumlah Kontrol dengan risiko Positif (+)
c = Jumlah Kasus dengan risiko Negatif (-)
d = Jumlah Kontrol dengan risiko negatif (-)
CI Nilai Z
90% 1,64
95% 1,96
99% 2,56
X2 = (t-1) [(ad) – (bc)]2
n1 n0 m1 m0
Faktor Status Penyakit Jumlah
Penelitian Kasus (+) Kontrol (-)
Terpapar (+) a b a+b m1
Tidak Terpapar c d c+d m0
(-)
Jumlah a+c b+d t
n1 n0
OR = 1 Faktor penelitian bukan faktor risiko
yang bermakna terhadap efek
OR > 1 dan rentang CI tidak mencakup nilai 1
Faktor penelitian merupakan faktor risiko yang
bermakna terhadap efek
OR < 1 dan rentang CI tidak mencakup nilai 1
Faktor penelitian merupakan faktor protektif
yang bermakna terhadap efek
Rentang CI mencakup nilai 1 Faktor penelitian
tidak dapat disimpulkan sebagai faktor risiko
atau faktor protektif yang bermakna terhadap
efek.
Jika ditentukan sebelum penelitian tingkatan
kepercayaan 95%, jika nilai OR=24.09, LL=12.30,
UL=20.09, cara menulisnya:
Nilai OR=24.09; 95%CI=12.30 – 20.09
Interpretasinya:
Karena nilai OR>1, dan rentang nilai LL dan UL-nya
tidak mencakup nilai 1, maka faktor penelitian
merupakan faktor risiko yang bermakna terhadap
efek, dimana kelompok penderita yang memiliki
pengalaman terpapar dengan faktor penelitian
berisiko 24 kali lebih besar untuk menderita efek
dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar
faktor penelitian.
Keuntungan Kerugian
Tidak membutuhkan waktu, biaya, dan Karena mengumpulkan data masa
tenaga yang besar lampau, ada kemungkinan tidak lengkap
Tidak ditemukan drop out pada Karena peristiwa telah terjadi, ada
responden kemungkinan cara pencatatan tidak
sama, sehingga sulit dianalisa
Dapat dilakukan meskipun kasus sedikit Hasil yang diperoleh mungkin akan
kurang akurat, karena adanya recall bias
Definisi Penelitian Cohort
Keuntungan dan Kerugian Penelitian Cohort
Teknik Penelitian Cohort
Penelitian cohort adalah rancangan
penelitian epidemiologi analitik
observasional yang mempelajari hubungan
antara paparan dengan penyakit, dengan
cara membandingkan kelompok terpapar
(faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar
berdasarkan status penyakitnya di masa
depan.
Contohnya, penelitian yang ingin
membandingkan risiko kelompok orang yang
merokok dan kelompok orang yang tidak
merokok untuk menderita penyakit Ca Paru
di masa depan.
Karena sifatnya mengacu pada status
penyakit di masa depan, disebut juga
prospective study
Karena pengukuran variabel paparan
dilakukan saat ini dan penyakitnya difollow
up dimasa depan, disebut juga follow up
study
Karena waktu pengukuran variabel paparan
dan status penyakitnya tidak bersamaan,
disebut juga longitudinal study.
Merumuskan Hipotesa penelitian
Menetapkan kelompok-kelompok yang akan
diteliti sesuai dengan hipotesa yang akan
diuji
Menetapkan besarnya sampel (masing-
masing kelompok terpapar dengan tidak
terpapar) menggunakan rumus besar sampel
yang sesuai
Mengobservasi dan mencatat segala
keterangan yang diperoleh dan
memasukannya dalam tabel 2x2
Melakukan interpretasi dari data yang
diperoleh untuk mengetahui kemaknaan
asosiasinya dengan melihat parameter yang
digunakan dalam uji hipotesis tertentu (misal
nilai Confidence Interval, dll), dan besar
risikonya dengan parameter asosiasi untuk
desain cohort (seperti RR, AR, dll.).
Sakit (+)
Sakit (+)
Terpapar (+)
Tidak Sakit (-)
Populasi Tidak
Cohort Sakit (-)
Sakit (+)
Tidak
Terpapar (-)
Tidak Sakit (-)
Prospektif
Sekarang Masa Depan
Longitudinal
Faktor Penelitian Efek Jumlah
(+) (-)
Terpapar (+) a b a+b
Tidak Terpapar (-) c d c+d
Jumlah a+c b+d t
Lower Limit (LL) RR = RR (1-Z/X)
90% 1,64
95% 1,96
99% 2,56
X2 = (t-1) [(ad) – (bc)]2
n1 n0 m1 m0
Faktor Efek Jumlah
Penelitian (+) (-)
(+) a b a+b m1
(-) c d c+d m0
Jumlah a+c b+d t
n1 n0
RR = 1 Faktor penelitian bukan faktor risiko
yang secara bermakna mempengaruhi efek
RR > 1 dan rentang CI tidak mencakup nilai 1
Faktor penelitian merupakan faktor risiko yang
secara bermakna mempengaruhi efek
RR < 1 dan rentang CI tidak mencakup nilai 1
Faktor penelitian merupakan faktor protektif
yang bermakna terhadap efek
Rentang CI mencakup nilai 1 Faktor penelitian
tidak dapat disimpulkan sebagai faktor risiko
atau faktor protektif yang mempengaruhi efek.
Jika ditentukan sebelum penelitian tingkatan
kepercayaan 95%, jika nilai RR=24.09, LL=12.30,
UL=20.09, cara menulisnya:
Nilai RR=24.09; 95%CI=12.30 – 20.09
Interpretasinya:
Karena nilai RR>1, dan rentang nilai LL dan UL-nya
tidak mencakup nilai 1, maka faktor penelitian
merupakan faktor risiko yang secara bermakna
mempengaruhi efek, dimana kelompok yang terpapar
dengan faktor penelitian berisiko 24 kali lebih besar
untuk menderita efek dibandingkan dengan
kelompok yang tidak terpapar faktor penelitian.
Keuntungan Kerugian
Dapat disusun kriteria responden seperti Membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga
diinginkan yang besar
Dapat diobservasi semua keterangan Kemungkinan drop out responden tinggi
yang diinginkan tanpa perlu khawatir
terjadinya bias selection
Hasil yang diperoleh lebih dapat Sulit dilakukan jika jumlah kasus sedikit
dipercaya
Apabila ada kemajuan ilmu yang
mengubah cara diagnosa
Definisi Penelitian Eksperimen
Keuntungan dan Kerugian Penelitian
Eksperimen
Teknik Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah rancangan
penelitian epidemiologi analitik
intervensional yang mempelajari hubungan
antara paparan dengan penyakit, dengan
cara membandingkan data dari kelompok
orang yang sengala dialokasikan perlakuan
tertentu dan kelompok orang yang tidak
dialokasikan perlakukan tertentu.
Contohnya, penelitian yang ingin mengetahui
pengaruh vitamin C terhadap penyembuhan
penyakit gusi berdarah dengan
membandingkan kelompok penderita yang
diberi/dialokasikan vitamin C dengan
kelompok penderita yang tidak diberi vitamin
C.
Apakah dibenarkan, memberikan obat/intervensi baru
yang belum diketahui khasiatnya kepada manusia demi
penelitian?
Jika khasiatnya telah diketahui, apakah dibenarkan hanya
memberinya pada sekelompok manusia, sementara
kelompok lainnya tidak demi sebuah penelitian?
Bagaimana dengan pengaruh peneliti dalam pengamatan
hasil penelitian yang sedang dilakukan? Apakah peneliti
tidak terpengaruh dengan penelitian yang dilakukannya
tersebut?
Bagaimana pula jika sekelompok masyarakat yang sedang
dijadikan obejk percobaan tersebut sampai mengetahui
apa yang sedang dilakukan?
Harus dilakukan terlebih dahulu terhadap binatang
percobaan, baru kemudian manusia jika telah
diketahui khasiatnya, dan harus ada informed consent
yang disetujui oleh yang bersangkutan
Untuk uji obat baru, harus sudah diyakini bahwa obat
tersebut lebih baik atau paling tidak sama dengan
obat sejenis yang telah dikenal
Jika digunakan plasebo, harus diyakini tidak ada risiko
yang berarti bagi yang mendapat plasebo
Menerapkan randomized double blind controlled trial
untuk menghindari bias subyektifitas.
Merumuskan hipotesa
Menetapkan kelompok-kelompok yang akan
diteliti sesuai dengan hipotesa yang akan
diuji
Menetapkan besarnya sampel (masing-
masing kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol) menggunakan rumus
besar sampel yang sesuai
Melaksanakan penelitian sesuai dengan
rencana
Melakukan interpretasi data yang diperoleh
berdasarkan hasil uji yang sesuai dengan
melihat parameter perbedaan atau
kemaknaan yang sesuai.
Tidak Ikut
Penelitian
+
Kelompok
Kontrol
-
+
Kelompok
Perlakuan
-
90% 1,64
95% 1,96
99% 2,56
Jika karakteristik datanya sama, dapat
menggunakan OR atau RR, dengan sedikit
modifikasi interpretasi dengan tetap
memperhatikan kaidah matematik dan
statistik.
Dapat juga hanya dengan menggunakan
parameter nila-P
Jika menggunakan OR atau RR, disesuaikan
dengan sedikit modifikasi sesuai dengan
paradigma penelitian eksperimental
Jika menggunakan nilai-P, sesuaikan dengan
tingkat kepercayaan yang ditetapkan sebelum
penelitian (misal: 95%), sehingga:
Jika nilai P<α (0,05), maka faktor perlakuan memiliki
perbedaan pengaruh yang bermakna terhadap efek
Jika nilai P> α (0,05), maka faktor perlakuan tidak
memiliki perbedaan pengaruh yang bermakna
terhadap efek
Keuntungan Kerugian
Memungkinkan pengawasan yang Tidak dapat dilakukan langsung pada
optimal, sehingga hasil dapat dipercaya manusia karena adanya hambatan etis
dan merupakan bukti terkuat suatu
hubungan kausal
Apabila jumlah sampel besar, dapat Prinsip double blind sulit diterapkan
dihindari pengaruh-pengaruh luar yang untuk penelitian yang bukan obat.
tidak diinginkan
Ainurrafiq IZ., SKM., M.Kes.