dan Leher yang Diterapi dengan Radioterapi dan Kemoterapi Grewal MS and Gupta N ABSTRAK ABSTRAK • Komplikasi oral yang diinduksi oleh radioterapi (RT) sangat kompleks • Jaringan mukokutan: ↑permeabilitas vaskuler endapan fibrin pembentukan kolagen fibrosis. • Jaringan saliva: degenerasi produksi saliva ↓secara signifikan. • Efek kerusakan akibat radiasi di rongga mulut berbahaya karena radiasi mengenai mukosa mulut, gigi-gigi, kelenjar ludah, otot pengunyah dan tulang. • Perawatan sebelum radioterapi perlu dilakukan untuk menghindari komplikasi seperti osteoradionecrosis (ORN). • Pasien yang menjalani kemoterapi dan radioterapi memiliki risiko lebih besar untuk terjadinya mucositis oral dan infeksi oral sekunder e.g kandidiasis. PENDAHULUAN PENDAHULUAN • Di India: 806.000 kasus kematian akibat kanker • Kanker kepala dan leher (HNC) sering diobati dengan terapi radiasi (RT) • Komplikasi radioterapi timbul terutama pada sel yang cepat membelah atau kurang mampu memperbaiki kerusakan akibat radiasi • Sindrom radiasi spesifik pada rongga mulut: xerostomia dan dysgeusia karena kerusakan kelenjar ludah mucositis karena kerusakan epitel perubahan flora normal karies radiasi osteoradionekrosis rahang (ORN) karena berkurangnya kapasitas penyembuhan tulang PENDAHULUAN • Radioterapi menyebabkan ↓ vaskularisasi di dalam pulpa fibrosis dan atrofi. • Penentuan status pulpa penting untuk pengambilan keputusan lebih lanjut. • Pengelolaan kesehatan mulut sangat penting bagi pasien HNC untuk mencegah komplikasi • Komplikasi oral dapat dicegah, oleh karena itu sangat penting bagi tenaga medis memahami pencegahan dan manajemen radioterapi terkait komplikasi oral. KOMPLIKASI ORAL DARI RADIOTERAPI KEPALA DAN LEHER Xerostomia Dan Hipofungsi Kelenjar Saliva • Komplikasi oral paling sering dari RT kepala dan leher • 64% pasien masih mengalami xerostomia permanen sedang - berat setelah 22 tahun terapi radiasi. • Kelenjar ludah sangat sensitif terhadap radiasi. • ↓ tajam laju aliran saliva selama minggu pertama RT dengan fraksinasi konvensional (2 Gy / hari). • ↓laju aliran berlanjut sepanjang periode perawatan, terutama ketika kedua parotis di radiasi Xerostomia Dan Hipofungsi Kelenjar Saliva • Keluhan: saliva kental dan lengket serta sensasi ada terlalu banyak air liur karena sulit menelan. • RT konvensional xerostomia bersifat permanen. • Aliran saliva residual dapat dirangsang oleh sialogogues e.g pilocarpine atau cevimeline dan / atau penggunaan permen karet tanpa gula. Mukositis radiasi • Komplikasi jangka pendek akut yang sering terjadi • Ditandai dengan ulserasi di mukosa oro-esofagus dan gastrointestinal, rasa sakit dan disfagia • Awal: eritema setelah 4-5 hari terapi (dosis kumulatif 10 Gy) • Pasien sering mengeluh rasa terbakar pada mulut atau intoleransi makanan pedas. • Setelah radiasi kumulatif dosis 30 Gy (sekitar dua minggu), terjadi ulkus. • Puncak mukositis radiasi: dua minggu setelah RT 60-70 Gy. Fase ulseratif ini dapat berlangsung hingga 5-7 minggu setelah RT • Mukositis kronis jarang terjadi setelah RT Mukositis radiasi • Dokter gigi: perawatan mulut dasar (edukasi pasien, kontrol penyakit, dan instruksi kebersihan mulut) ↓jumlah mikroba di rongga mulut mencegah komplikasi lain yang berhubungan dengan terapi. • Penggunaan silikon pelindung mukosa yang dipakai selama RT dapat ↓keparahan mukositis berhubungan dengan penyebaran radiasi dari restorasi logam Kandidiasis Oropharingeal • Sangat sering terjadi dalam terapi kanker • + 27 persen pasien yang menjalani RT • A. Pseudomembran kandidiasis (sariawan), dengan plak putih tebal yang menyeka, • B. Eritema generalisata dan rasa terbakar yang tidak nyaman. • Klotrimazol 10 mg tab diberikan lima kali sehari efektif dalam mengobati OPC ringan hingga sedang • Profilaksis antijamur bermanfaat pada pasien berisiko tinggi. Gigi Karies • Radioterapi standar perubahan flora mikro oral dominasi mikroba asidogenik (Streptococcus mutans dan lactobacilli) + penurunan dalam aliran saliva = peningkatan risiko karies • Berkembang pesat paling cepat tiga bulan setelah RT • Lesi bagian serviks gigi • Dapat mempengaruhi permukaan gigi, termasuk tepi incisivus/gigi seri mandibula Gigi Karies • Radioterapi meningkatkan kerentanan dalam menuju dimineralisasi • Radiasi dianggap memiliki efek merusak langsung pada jaringan keras gigi, terutama di dentinoenamel junction (DEJ) • Perbedaan mikro-morfometrik yang signifikan dalam demineralisasi alami + radiasi enamel email kurang tahan terhadap serangan asam setelah radiasi Gigi Karies • Kerusakan gigi minimal terjadi di bawah 30 Gy • Terdapat 2-3 kali peningkatan risiko kerusakan gigi antara 30 dan 60 Gy kemungkinan terkait dengan dampak kelenjar ludah; • 10 kali peningkatan risiko kerusakan gigi > 60 Gy kerusakan akibat radiasi pada gigi selain kerusakan kelenjar ludah Gigi Karies • Cisplatin agen sitostatik pengobatan tumor ganas • Seifrtova: “sel-sel batang pulpa gigi terkena 5, 10, 20, atau 40 mmol/L cisplatin mereka memiliki respons stres genotoksik yang lebih besar dibandingkan dengan fibroblas kulit manusia normal” • Cisplatin konsentrasi tinggi mengaktifkan protein kinase yang diaktifkan mitogen dan apoptosis pada sel batang pulpa gigi dan bukan fibroblas kulit manusia. Gigi Karies • Karies gigi pulpa • Penting untuk dilakukan diagnosis vitalitas pulpa sebelum dilakukan radioterapi • Selama terapi radiasi juga pasien senantiasa rutin kontrol • Perubahan dapat melibatkan jaringan periradikular osteoradionecrosis Penyakit Periodontal • Efek Radioterapi berupa: – Perubahan langsung dan tidak langsung pada flora mikro oral karena xerostomia akibat radiasi. – Percepatan kehilangan perlekatan periodontal – Peningkatan risiko osteoradionecrosis (ORN) – Perubahan pada tulang dan jaringan lunak tulang hipovaskular, hiposeluler dan hipoksia • Kegagalan penyembuhan tulang peningkatan risiko infeksi osteoradionecrosis. Penyakit Periodontal • Ebstein et al.: “Peningkatan kehilangan gigi lebih besar daripada kehilangan perlekatan periodontal pada gigi yang terpapar radiasi dosis tinggi” • Sebelum radioterapi, dokter gigi harus mempertimbangkan dampak peningkatan kehilangan perlekatan pada gigi yang tersisa. Osteoradionekrosis • Karena hipoksia, hiposeluler, kemunduran hipovaskular tulang • Marx: “ini hasil dari defisiensi pergantian seluler dan sintesis kolagen akibat induksi radiasi dalam lingkungan yang hipoksia, hipovaskular dan hiposeluler di mana kerusakan jaringan melebihi kemampuan perbaikan jaringan yang terluka.” Osteoradionekrosis • Studi retrospektif penurunan insiden ORN mengikuti IMRT. • Perawatan gigi yang lebih baik pasca radioterapi mengurangi jumlah pencabutan gigi dan prosedur bedah yang diperlukan pasca radioterapi mengurangi insidensi ORN Trismus • Otot pterygoid diradiasi 31 persen mengalami trismus • Radiasi temporomandibular joint (TMJ) penurunan dalam pembukaan vertikal maksimum • Trismus mengganggu kebersihan mulut dan perawatan gigi. • Sebelum RT dimulai, diberi edukasi pasien untuk latihan rahang • Membantu mempertahankan pembukaan mulut dan mobilitas rahang maksimum. • Tongue spatel dan pembuka gigitan dinamis meningkatkan pembukaan mandibula Trismus • Pencegahan: – Mengukur pembukaan mulut maksimal dan gerakan lateral pasien sebelum RT, – Evaluasi ulang pembukaan mandibula dan fungsi pada kunjungan gigi tindak lanjut. – Apabila pengurangan pembukaan mulut intensitas dan frekuensi latihan harus meningkat, dan regimen terapi fisik ditentukan PENATALAKSANAA N Tujuan Pengelolaan Gigi Tujuan selama terapi kanker • memberikan perawatan suportif • Berikan pengobatan Tujuan jangka panjang pasca pengobatan • Tatalaksana xerostomia • Mencegah dan meminimalkan trismus • Mencegah dan mengobati karies gigi • Mencegah osteoradionekrosis pasca radiasi (ORN) Penatalaksanaan mukositis • Perawatan oral analgesik sistemik yang termasuk analgesik opioid. Mukositis harus dirawat secara konservatif u/ mencegah iritasi jaringan lebih lanjut dan kerusakan sel epitel regeneratif. • Analgetik yang diberikan harus sesuai dengan rasa sakit pasien. • Obat lokal Vitamin E, zat anti-inflamasi, sitokin dan multidrug obat kumur topikal • The Multinational Association of Supportive Care in Cancer (MASCC) dan the International Society of Oral Oncology (ISOO) memperbarui guideline merekomendasikan bahwa tablet hisap sucralfate, chlorhexidine, dan antimikroba tidak digunakan untuk pencegahan mucositis oral akibat induksi radioterapi. • Agen lain yang telah ditemukan bermanfaat termasuk gel aloevera dan produk madu Penatalaksanaan Kandidiasis Oral • Pengobatan topikal (poliena topikal, azole, chlorhexidine) adalah direkomendasikan sebagai terapi lini pertama • Antijamur topikal bersama dengan profilaksis sistemik (azoles, caspofungin (micafungin), amfoterisin B) telah terbukti mengurangi kolonisasi oral, yang dapat menyebabkan berkurangnya risiko infeksi lokal dan infeksi sistemik • Amfoterisin B dan beberapa kelas antijamur baru seperti echinocandins dapat digunakan pasien dengan infeksi resisten Penatalaksanaan Trismus • Tanda-tanda awal trismus harus diidentifikasi. Tes sederhana untuk mengidentifikasi trismus dilakukan, disebut tes tiga jari, di mana pasien diminta memasukkan tiga jari ke dalam mulut. • Perangkat fisioterapi pasif dan aktif digunakan dalam manajemen trismus. Instrumen-instrumen ini termasuk bilah lidah agregat atau bukaan paksa dengan tekanan jari beberapa kali sehari Penatalaksanaan Osteoradionekrosis • Debridemen lokal, perawatan antibiotik dan ultrasonografi dapat dilakukan dan terbukti berhasil jika didiagnosis lebih awal . • Pada pasien dengan penyakit lanjut, penggunaan oksigen hiperbarik ditambah dengan reseksi tulang nekrotik diindikasikan Penatalaksanaan Xerostomia • Dosis obat-obatan yang menyebabkan xerostomia (obat anti anxietas, antidepresan, antihipertensi atau analgesik opioid) dapat dikurangi untuk mengurangi kekeringan mulut • Asupan air dianjurkan untuk menjaga hidrasi. • Kafein harus dihindari menyebabkan penurunan produksi air liur. • Penghentian tembakau harus didorong. • Sialogogues seperti Pilocarpine hidroklorida, agonis β-adrenergik muskarinik non spesifik adalah obat pertama yang disetujui yang menunjukkan peningkatan laju aliran saliva dalam kondisi istirahat dan terstimulasi dibandingkan dengan baseline (dosis standar 5mg 3 kali sehari) • Permen lemon dapat dihisap untuk meningkatkan jumlah sekresi air liur. Permen karet bebas gula yang mengandung xylitol dapat merangsang aliran saliva, buffering, pembersihan gula dan dapat mencegah kerusakan gigi • Terapi stem cell mungkin merupakan pilihan yang baik untuk mengobati hiposalivasi yang diinduksi radioterapi tetapi pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme masih diperlukan Penatalaksanaan Karies Radiasi • Solusi kumur dan remineralisasi pasta gigi yang mengandung turunan kasein ditambah dengan kalsium fosfat (CD-CP) ditemukan efektif dalam mencegah karies pada pasien yang sedang menjalani terapi radiasi • Edukasi akan pentingnya menjaga kebersihan mulut yang baik. Mereka harus diinstruksikan tentang manfaat menggunakan sikat gigi untuk aplikasi gel fluoride atau chlorhexidine sepanjang hidup. SIMPULAN Semua pihak pada tim penanganan harus diinformasikan mengenai rencana perawatan onkologi. Perawatan oral seharusnya diinisiasi pada awal onset penatalaksanaan, dengan tujuan mengurangi morbiditas dan meningkatkan kepatuhan. Terimakasih Mohon arahan dan bimbingan