Anda di halaman 1dari 66

Shinta Dwi Hayu N

30101307079

Tutorial Klinik
FK UNISSULA
 Serumen adalah suatu campuran dari produksi kel
sebasea & sekresi apokrin dari kel seruminosa
yang bersatu dengan epitel deskuamasi dibag
kartilagi liang telinga luar.

Etiologi
 Produksi serumen yang berlebihan
 Produksi serumen terlalu keras/kadar air kurang
 Gangguan bentuk liang telinga
Produksi serumen yang berlebihan, terlalu keras

Serumen menumpuk lalu mengeras

Membentuk blok di saluran telinga

Telinga terasa penuh, gangguan pendengaran, nyeri


 Telingaterasa penuh
 Gangguan pendengaran
 Gatal-gatal
 Nyeri
 Serumen lunak  dapat dibersihkan dengan
kapas yang dililitkan oleh aplikator (pelilit).

 Serumen yg lembek & letaknya terlalu dalam,


sehingga mendekati membran timpani  dapat
dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga.

 Serumen yang telah keras  dilembekkan


terlebih dahulu dgn karbogliserin 10 %, setelah
itu dibersihkan dgn alat pengait atau diirigasi.
 Solutio Aqueos :
- 10% Sodium bicarbonate
- 3% hidrogen peroksida
- 2% asam asetat

 Solusio Organic :
- Carbamide peroxide (6,5%) dan glycerine
- Various organic liquids (propylene glycerol, etc)
- Cerumol (arachis oil, turpentine, dan dichlobenzene)
- Cerumenex (Triethanolamine, polypeptides, oleate-condensate)
 ETIOLOGI  PENATALAKSANAAN
 dapat berupa benda mati atau  Mengeluarkan harus hati-hati
benda hidup, binatang, karena bahaya merusak
komponen tumbuhtumbuhan gendang telinga. Bila perlu
atau mineral dengan anestesia
 anak kecil : kacang hijau,  Bila binatang, harus dimatikan
karet penghapus lebih dahulu dengan
 dewasa : potongan korek api; memasukkan tampon basah ke
kadang binatang kecoa, semut, liang telinga lalu teteskan
atau nyamuk cairan (mis. rivanol) selama ±
10 menit, lalu diirigasi atau
dengan pinset atau kapas yang
dililit pada pelilit kapas
 Benda asing besar dapat
ditarik dengan pengait
serumen, yang kecil dapat
diambil dengan cunam atau
pengait.
Peradangan liang telinga akut maupun kronis yg
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,atau jamur.

Dapat berasal dari :


1. Liang telinga
2. Manifestasi infeksi kulit secara keseluruhan
Etiologi Faktor Predisposisi

• trauma akibat sering mengorek telinga


• Bakteri • perubahan pH CAE asam mjd basa, ↓proteksi
• Jamur • kelembaban dan suhu udara yang tinggi
• keadaan umum yang buruk akibat anemia, DM

Jaringan lemak terbuka Tanda Radang

• jaringan lemak sebagai faktor • bengkak


pelindung terbuka • hiperemi
• kepekaan jar. apopilosebaseus • sekret encer/purulen
terhadap infeksi • nyeri (otalgia)
Otitis Eksterna
Sirkumskripta

Otitis Eksterna
Difus
 1/3 telinga luar  adneksa kulit
(folikel rambut, kel. Sebasea, dan kel serumen)
 Infeksi pada pilosebaseus : furunkel

 Etiologi :
Staphylococcus aureus-Staphylococcus albus
 Gejala :
- Rasa nyeri yang hebat
- Terdapat gangguan pendengaran bila furunkel
besar dan menyumbat liang telinga.

 Terapi : tergantung keadaan furunkel.


abses  aspirasi steril untuk mengeluarkan
nanah, lokal diberi antibiotik salep.
bila dinding furunkel tebal insisi, pasang drain

Biasanya tidak perlu antibiotik sistemik, hanya


obat simptomatik analgetik dan obat penenang.
TANDA FURUNKULOSIS MASTOIDITIS
AKUTA
Post Auricular Diffuse Maximal over mastoid
Tenderness antrum
Displacement of Pinna Forwards Typically forward and
down ward
Enlarged Lymph Present Absent
Nodes
Pressure on Tragus Pain No Pain
and Moving The Pinna
Mastoid X-Rays Mastoid air cells clean Mastoid air cells
cloudy
• Mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam.

• Etiologi:
Staphylococcus albus, escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa. Sekunder dari otitis media supuratif kronis.

• Gejala:
- Nyeri tekan tragus
- Liang telina sempit
- KGB regional membesar & nyeri tekan
- Sekret berbau, tidak mengandung lendir (musin)
 Pengobatan :
memasukkan tampon yang mengandung
antibiotika ke liang telinga.

Kadang diperlukan obat antibiotik sistemik


 Infeksi difus di liang telinga luar dan
struktur lain di sekitarnya.
 Terjadi pada orang tua dengan DM.
 pH serumen lebih tinggi
 Faktor immunocomprize dan mikroangiopati, otitis
eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.

 Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas


secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan
& tulang sekitarnya  sehingga timbul kondritis,
osteitis & osteomielitis yang menghancurkan
tulang temporal.
• Gejala :
 Rasa gatal di telinga, nyeri, sekret yg banyak
serta pembengkakan liang telinga
 Kemudian rasa nyeri makin hebat, jaringan
granulasi cepat tumbuh.
 Saraf fasialis dpt terkena.

• Pengobatan (harus cepat) :


 Antibiotik (fluoroquinolone),(aminoglikosida)
 Diperlukan juga tindakan debridement.
 Dipermudah oleh kelembaban yang tinggi. Jamur
hidup saprofit di liang telinga luar.
 Penyebab tersering : Pityrosporum, Aspergillus.
 Gejala : rasa gatal, rasa penuh di telinga.
Pada pemeriksaan liang telinga :
 Tampak massa putih keabu-abuan, menyempit,
terdapat lapisan seperti kertas basah
berbintik-bintik mengisi liang telinga.

 Konidiofordari infeksi Aspergilus niger akan


tampak sebagai bintik-bintik hitam pada
debris atau sebagai filamen-filamen yang
menonjol dari dinding liang telinga.
Diagnosa selalu dikonfirmasi dengan
pemeriksaan mikroskopis dari debris atau
dengan kultur KOH
 Pengobatan :
 Membersihkan liang telinga  Larutan asam
asetat 2% dalam alkohol, Larutan iodium
povidon 5%.

 Kadang diperlukan obat anti jamur yang


diberikan secara topikal  mengandung
nistatin, klotrimazol.
 Penyakit disebabkan oleh infeksi
virus Varicella zoster mengenai
dermatom saraf cranial
 Mengenai saraf trigeminus,
ganglion genikulatum &
radiks servikalis 
Sindrom Ramsay Hunt
 Gejala & Tanda:
 Lesi vesikuler kulit di CAE
 Otalgia
 Terkadang paralisis otot wajah.
• Etiologi:
Infeksi bakteri dan jamur yang tidak diobati, iritasi
kulit disebabkan cairan otitis media, trauma berulang,
benda asing  dapat menyebabkan radang kronis.

• Akibatnya:
Terjadi stenosis/penyempitan liang telinga karena
terbentuk jaringan parut (sikatriks)

• Pengobatan:
Operasi rekonstruksi liang telinga
• Ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga
disebabkan oleh terbentuknya sel epitel berlebihan
yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar.
• Terjadi karena proses radang yg kronis

• Gejala :
 Gangguan pendengaran & nyeri hebat disebabkan
desakan epitel berkeratin di liang telinga.
 Erosi tulang terjadi menyeluruh  tampak liang telinga
menjadi lebih luas

Terapi :
 Terjadi gangguan migrasi epitel setelah gumpalan
tersebut dikeluarkan  debris akibat radang harus
dibersihkan secara berkala.
• Erosi tulang terjadi hanya pada posteroinferior
• Byk tjd pada usia tua, unilateral

• Gejala :
 Otore
 Nyeri tumpul disebabkan oleh invasi kolesteatoma ke
tulang yang menimbulkan periosteitis.

• Terapi :
 Operasi agar kolesteatoma & tulang yang nekrotik bisa
terangkat sempurna dengan tujuan mencegah
berlanjutnya penyakit yang mengerosi tulang.
 Indikasinya: bila dekstruksi tulang sudah meluas ke
telinga tengah, erosi tulang p’dengaran, kelumpuhan
saraf fasialis, fistel labirin atau otore berkpanjangan.
 Obat tetes telinga dari alkohol atau gliserin dlm H2O2
3% (3x seminggu), antibiotik topikal.
Keratosis Obturans Kolesteatoma Eksterna

Umur Dewasa muda Tua


Penyakit terkait Sinusitis,Bronkiektasis Tdk ada

Nyeri Akut Kronis


Gangguan Konduktif/sdg Tdk ada/ringan
pendengaran
Sisi telinga Bilateral Unilateral
Erosi tulang Sirkumferensial Terlokalisasi
Kulit telinga Utuh Ulserasi
Osteonekrosis Tidak ada Bisa ada
Otorea Jarang Sering
 Peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid
OTITIS
MEDIA

OTITIS MEDIA OTITIS MEDIA


SUPURATIF NON SUPURATIF

Otitis Media Otitis Media Otitis Media Otitis Media


Supuratif Akut Supuratif Kronis Serosa Akut Serosa Kronis
(OMA) (OMSK) (barotrauma) (glue ear)
Terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu,
berlangsung <1 bln yg disebabkan invasi bakteri/virus
ke telinga tengah.

• Etiologi
Sumbatan tuba eustachius (penyebab utama),
pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah jg
terganggu  kuman masuk ke dalam telinga tengah,
berkolonisasi  peradangan

• Secara fisiologik, mekanisme pencegahan masuknya


mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa
tuba eutachius, enzim dan antibodi
 ISPA merupakan salah satu faktor penyebab
yang paling sering.

 Kuman penyebab OMA :

 Staphylococcus aureus (2%)


 Pneumococcus.
 Pada anak, keluhan utama :
 Rasa nyeri di dalam telinga
 Demam
 Ada riwayat batuk pilek sebelumnya.
 Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu
tidur,dan kadang anak memegang telinga yang sakit.
 Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret
mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak
tertidur tenang.

 Pada anak yang lebih besar atau dewasa :


Selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran dan
rasa penuh dalam telinga.
Perubahan mukosa telinga tengah sbg
akibat infeksi di bagi 5 stadium :
1. Stadium oklusi tuba eustachius
2. Stadium hiperemis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
Perjalanan penyakit
Stadium Patologi Gejala/Tanda Terapi
Oklusi Tekanan berkurang, Efusi Membrane timpani Dekongestan, HCl
(+) normal/keruh efedrin 0,5%
Hiperemi Pembuluh darah melebar Membrane timpani Dekongestan, HCl
Sekret eksudat/serosa hiperemi, edema efedrin 0,5%,
antibiotic
(ampisilin,
eritromisin),
analgetik
Supurasi Sel epitel superf hancur Membrane timpani antibiotic, analgetik,
 eksudat purulen boomban, demam, nyeri miringotomi
telinga sangat hebat, nadi
meningkat
Perforasi Membrane timpani Nanah keluar. Tidak Cuci telinga H2O2
rupture gelisah lagi, demam 3%, antibiotic
berkurang
Resolusi Membrane timpani Sekret berkurang  Antibiotik
perlahan kembali normal kering. Gejala (-)
Stadium Stadium
Hiperemis Supuratif

Kesulitan mendiagnosa apabila liang


telinga bengkak secara keseluruhan
menghalangi pemeriksaan
membrana timpani.

Stadium Perforasi
Terapi OMA tergantung pada stadiumnya.

1. Stadium Oklusi
Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka
kembali tuba eustachius.
 Diberikan obat tetes hidung
 HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik  anak <12 thn
 HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik  anak >12 thn
atau dewasa.
 Sumber infeksi juga harus diobati dengan
memberikan antibiotik.
2. Stadium Presupurasi
Antibiotika (golongan penisilin/ampisilin),
diberikan minimal 7 hari pada anak.
 Ampisilin50-100 mg/kg BB/ hari di bagi dlm 4 dosis
 Amoksilin 40 mg/kg BB/hari dibgi 3 dosis
 Eritromisin 40 mg/kg BB/hari

3. Stadium Supurasi
 Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk
dilakukan miringotomi bila membran timpani utuh.
 Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri
dapat berkurang.
4. Stadium perforasi
 Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
 Antibiotik yang adekuat

5. Stadium Resolusi
 Membran timpani berangsur normal kembali, tapi bila
tidak terjadi resolusi  Antibiotika dpt dianjurkan
sampai 3 minggu.
 Keluar sekret > 3 minggu  O.M.Supuratif subakut
 Perforasi menetap > ½ bln atau 2 bln  OMSK
 Sebelumada antibiotik, komplikasi paling sering
pada OMA ialah abses subperiosteal sampai
komplikasi berat: meningitis & abses otak.

 Otitis
media yang tidak diatasi menyebabkan
OMSK, kehilangan pendengaran permanen.
 Dahulu disebut otitis media perforata (OMP) :
Suatu radang kronis telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya
sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan,
baik terus menerus atau hilang timbul.

 Sekret : encer/kental, bening/berupa nanah


 Terapi yang terlambat diberikan
 Terapi yang tidak adekuat
 Virulensi kuman tinggi
 Daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang)
 Gizi & higiene buruk
Letak perforasi di membran timpani penting untuk
menentukan tipe/jenis OMSK :
 Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa
 Perforasi marginal : sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus/sulkus timpanikum
 Perforasi atik : perforasi terletak di pars flaksida
 OMSK dpt dibagi atas 2 jenis :
 OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna)

 OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)

 Berdasarkan aktifitas sekret yang keluar :


 OMSK aktif : sekret/otorrhea keluar dari kavum
timpani secara aktif
 OMSK tenang : keadaan kavum timpani terlihat
basah/ kering, tidak ada otorrhea
 OMSK tipe aman (tipe mukosa=Benigna)
 Proses peradangan terbatas di mukosa  tidak mengenai tulang
 Perforasi terletak di sentral
 Jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya
 Tidak terdapat kolesteatoma

 OMSK tipe bahaya (tipe Maligna)


 Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa  mengenai tulang
 Perforasi terletak di marginal/di atik
 Menimbulkan komplikasi yang berbahaya/fatal
 Disertai dgn kolesteatoma
 OMSK Aktif
Pengeluaran sekret/ otorrhea  tergantung
stadium, bersifat purulen (kental,putih) / mukoid,
sekret kadang berbau, berwarna kuning abu2 kotor,
terlihat keping kecil brwarna putih & mengkilap

 OMSK Inaktif
 Gangguan pendengaran
 Gejala lain : vertigo, tinitus / rasa penuh dalam
telinga, bercak-bercak putih pada membran timpani
 Hilangnya osikula  dapat terlihat lewat perforasi
membran timpani, terputusnya rangkaian osikula
akibat infeksi terdahulu
OMSK TUBOTIMPANAL

• Ditandai adanya perforasi sentral atau pars tensa


dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan
keparahan penyakit

Tipe :
• Permanent perforation syndrome : MT tetep berlubang (dry
eae), kambuh lagi bila ISPA, kemasukkan air
• Persistent mucosal disease : mukosa tdk dpt pulih kembali spt
semula krn berubah mjd jar fibrosis. polip, jar granulasi. Tdp
discharge : mukus, serous, purulen, byk tjd pd KU yg kurang
baik, anemis, penyk sistemik
OMSK ATICOANTHRAL

• Timpanomastoid : perforasi membran timpani


marginal/atik, discharge purulen, tdp pd semua
umur, komplikasi mastoiditis
• Lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya
dengan terbentuknya kantong retraksi yang
bertumpuknya keratin sampai menghasilkan
kolesteatom dan berbahaya
Berdasarkan gejala klinis dan Pemeriksaan
telinga terutama pemeriksaan otoskopi.

 Px. Penala untuk mengetahui gangguan


pendengaran
 Px. Audiometri  untuk mengetahui jenis &
derajat gangguan pendengaran
 Px. Penunjang  foto rontgen mastoid serta
kultur & uji resistensi kuman dari sekret telinga
DIAGNOSIS OMSK TUBOTIMPANAL

ANAMNESIS
1. Tuli konduktif
2. Ottorhea (serous, mukus, purulen jarang)
3. Nyeri (jarang, karena tidak menyerang tulang)
4. Vertigo (jarang, jika terjadi perubahan tekanan
saja, atau perubahan suhu yang lebih mudah
akibat besarnya lubang)
5. Akibat ISPA
6. Pada tipe mukosa persisten bisa disebabkan KU
pasien kurang baik (anemi, penyakit sistemik)
PEMERIKSAAN

1. Garputalagangguan pendengaran konduktif (CHL)


2. Audiometri (biasanya tuli CHL)
3. Otoskopi
4. Perforasi membrane timpani sentral
5. Sekret mukus, serus, purulen (jarang) keluar ke CAE
6. Radiologi (untuk melihat penyebaran ke tulang
 untuk tipe ini biasanya tidak perlu).
DIAGNOSIS OMSK ATICOANTHRAL

ANAMNESIS
1. Tuli konduktif / sensorineural
2. Ottorhea (purulen:kuning, kental, bau)
3. Nyeri (sering choleastoma atau penjalaran ke
tulang, bisa juga akibat sekret yang tertahan)
4. Vertigo (sering  gangguan choleastoma  labirin)

PEMERIKSAAN
1. Garputala (CHL atau SNHL)
2. Audiometri (CHL atau SNHL)
3. Otoskopi: Perforasi marginal atau di attic, sekret purulen
4. Radiologi
1. Perforasi pada marginal atau pada atik (tanda
dini dari OMSK tipe bahaya)
2. Abses/fistel retroaurikuler (belakang telinga)
3. Polip/jaringan granulasi di liang telinga luar
yang berasal dari dlm telinga tengah
4. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah
5. Sekret berbau nanah & bau khas
(aroma kolesteatom)
6. Terlihat bayangan kolesteatom
pada foto rontgen mastoid
 Gangguan pendengaran yang biasanya konduktif
 Keluarnya sekret
 Nyeri tidak lazim (otalgia)  bila ada merupakan
suatu tanda ancaman komplikasi karena hambatan
pengaliran sekret, terpaparnya durameter/dinding
sinus lateralis, ancaman abses otak
 Vertigo

 Bila sekret telah kering, tapi perforasi masih ada


setelah diobservasi selama 2 bulan  idealnya
dilakukan miringoplasti / timpanoplasti

 Bila sekret tetap ada, terjadinya infeksi berulang


 sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu,
mungkin jg perlu melakukan pembedahan, misalnya
adenoidektomi & tonsilektomi
 Terapi OMSK tipe aman
 Bila sekret yg keluar terus menerus  obat pencuci
telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
 Sekret berkurang  obat tetes telinga yg mengandung
antibiotika & kortikosteroid
 Antibiotik (oral) golongan penisilin, ampisilin/ eritromisin
 Pada infeksi yg dicurigai karena telah resisten terhadap
ampisilin  diberikan ampisilin as. klavulanat
 Terapi OMSK tipe Bahaya
 Dengan pembedahan  mastoidektomi
dengan atau tanpa timpanoplasti
 Terapi dgn medikamentosa hanyalah terapi
sementara sebelum dilakukan pembedahan
 Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi
abses sebaiknya dilakuakn tersendiri sebelum
mastiodektomi
Biasanya komplikasi didapatkan pada
penderita OMSK tipe atikoantral :
 Labirintis
 Abses retro aurikula
 Komplikasi intrakranial: meninginitis, abses
ekstradural, abses otak.
 Kadangkala suatu eksaserbasi akut oleh kuman
yang virulen pada OMSK tipe tubatimpani pun
dapat menyebabkan suatu komplikasi

Anda mungkin juga menyukai