Anda di halaman 1dari 17

Kelainan HIS,

Prematur dan
Postmatur
DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya
persalinan. Distosia dapat disebabkan
karena kelainan HIS (HIS hipotonik dan
hipertonik), karena kelainan mbesar
anak, bentuk anak (Hidrocefalus,
kembar siam, prolaps tali pusat), letak
anak (letak sungsang dan lintang), serta
karena kelainan jalan lahir.
Distosia karena kelainan HIS antara
lain

 Inersia Uteri (Hypotonic uterine


contraction )
 Tetania Uteri (Hypertonic uterine
contraction )
 Aksi Uterus Inkoordinasi (incoordinate
uterine action)
 Inersia Uteri (Hypotonic uterine contraction )
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong anak keluar

Penanganan :
a. Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi selama kehamilan harus diperhatikan.
b. Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan, dan dijelaskan tentang, kemungkinan yang ada.
c. Teliti keadaan serviks, presentasi dan posisi, penurunan kepala/bokong bila sudah masuk PAP pasien
disuruh jalan, bila his timbul adekuat dapat dilakukan persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil
maka akan dilakukan sectio cesaria.
d. Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dektrosa 5% ,dimulai dengan 12 tetes
permenit,dinaikkan setiap 10-15 tetes permenit sampai 40-50 tetes permenit.
e. Pemberian oksitosin tidak perlu terus menerus, sebab bila tidak memperkuat HIS setelah pemberian
beberapa lama,hentikan dulu dan ibu disuruh istirahat. Pada malam hari berikan obat penenang
misalnya valium10 mg dan esoknya dapat diulangi lagi pemberian oksitosin drips.
f. Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka sebaiknya dilakukan Secsio Sesarea
g. Bila semula HIS kuat kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah dan partus berlangsung
lebih dari 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi, tidak ada gunanya memberikan oksitosin drips,
sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obstetrik lainnya
(ekstraksi vakum atau forcep, atau secsio sesarea)
 Tetania Uteri (Hypertonic uterine contraction )
Adalah HIS yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim

Penanganan:
a. Berikan obat seperti morfin, luminal, dan sebagainya asal janin tidak akan lahir dalam waktu
dekat (4-6 jam).
b. Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus segera diselesaikan dengan secsio sesaria.
c. Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena janin lahir tiba-tiba dan
cepat.

 Aksi Uterus Inkoordinasi (incoordinate uterine action)


Sifat his yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan singkronisasi antara kontraksi dan bagian-
bagiannya

Penanganan:
a. Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot, berikan obat-obat anti sakit dan penenang
(sedativa dan analgetika) seperti morfin, petidin, dan valium.
b. Apabila persalinan sudah berlangsung lama dan berlarut-larut selesaikanlah partus
menggunakan hasil pemriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forseps atau seksio
sesaria.
ETIOLOGI DISTOSIA KARENA
KELAINAN HIS

TEXT HERE
Distosia karena kelainan HIS dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Primigravida, multigravida dan
grandemultipara.
2. Herediter, emosi dan ketakutan memegang
peranan penting.
3. Salah pimpinan persalinan, atau salah
dalam pemberian obat-obatan.
4. Bagian terbawah janin tidak berhubungan
rapat dengan segmen bawah rahim. Ini
dijumpai pada kelainan letak janin dan
disproporsi sefalopelvik.
5. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis
unikolis.
6. Kehamilan postmatur.
KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN
KARENA KELAINAN HIS

Kelainan his (insersia uteri) dapat


menimbulkan kesulitan, yaitu :
1. Kematian atau jejas kelahiran
2. Bertambahnya resiko infeksi
3. Kelelahan dan dehidrasi dengan tanda-
tanda : nadi dan suhu meningkat,
pernapasan cepat, turgor berkurang,
meteorismus dan asetonuria
pengertian PREMATURITAS
prematuritas adalah kelahiran hidup
bayi dengan berat <2.500 gram atau bayi
lahir hidup sebelum usia kehamilan
minggu ke-37 (dihitung dari hari
pertama haid terakhir). The American
Academy of Pediatric, mengambil
batasan 38 minggu untuk menyebut
prematur
Faktor predisposisi terjadinya kelahiran
prematur

 riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan


antepartum, malnutrisi dll
 Faktor janin yaitu : cacat bawaan, kehamilan ganda dll
 Faktor Plasenta: Kelahiran prematur yang disebabkan
oleh faktorplasenta meliputi: plasenta previa, dan solutio
plasenta
 Faktor Khusus : serviks inkompeten Persalinan
prematur berulang, overistensi uterus, kehamilan ganda,
kehamilan dengan hidramnion.
 Terjadi produksi prostaglandin
Klasifikasi bayi prematur

1. Bayi Derajat Prematur di Garis Batas (Border


Line Prematur). Berat badan bayi 2500 gr
dengan masa gestasi 37 minggu
2. Bayi Prematur Sedang (Moderately
Prematur) . Masa gestasi antara 31–36
minggu dengan berat badan 1500–2500
gram
3. Bayi Sangat Prematur (Extremely Prematur)
Masa gestasi antara 24 – 30 minggu dengan
berat badan berkisar antara 500-1400 gram
Komplikasi Pada Bayi Prematur

1. Gangguan pernafasan (Respiratory distress


syndrome (RDS, Asfiksia, Aspirasi Mekonium,
Retrolental Fibroplasia )
2. Gangguan Metabolik (Hipotermia, Hipoglikemia).
3. Gangguan Imunitas (Gangguan Imunologi, Ikterus )
4. Gangguan Sistem Peredaran Darah (Perdarahan
intraventricular haemorrhage (IVH), anemia,
Gangguan jantung, Gangguan pada otak)
5. Gangguan Cairan Elektrolit (Gangguan Ginjal,
Gangguan Pencernaan dan Nutrisi)
Penatalaksanaan Bayi Prematur
bayi prematur akan mendapatkan
perawatan sebagai berikut:
1. Pengaturan suhu
2. Pencegahan infeksi
3. Pengaturan dan Pengawasan Intake
Nutrisi Bayi PrematurPenimbangan
berat badan
4. Membantu beradaptasi
5. Pemberian Oksigen
6. Bantuan pernapasan
7. Mengkaji kesiapan untuk intervensi
terpilih yaitu beri stimulasi bila perlu
pada status bayi dan kesiapannya
pengertian POSTMATUR
Kehamilan postmatur (postterm) disebut
juga kehamilan lewat waktu/bulan
merupakan kehamilan yang berlangsung
sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,
dihitung dari hari pertama haid terakhir
menurut rumus Naegele dengan siklus
haid rata-rata 28 hari
Pemeriksaan diagnostik
kehamilan Postmatur

• Ultrasonografi (USG)
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan laboratorium
Komplikasi dari kehamilan Postmatur

1. Menurut Prawirohardjo (2008), komplikasi yang


terjadi pada kehamilan serotinus yaitu komplikasi
pada janin. Komplikasi yang terjadi pada janin
seperti gawat janin, gerakan janin berkurang,
kematian janin, asfiksia neonaturum dan kelainan
letak.
2. Menurut Achdiat (2004), komplikasi yang terjadi
seperti kelainan kongenital, sindroma aspirasi
mekonium, gawat janin dalam persalinan, bayi besar
(makrosomia) atau pertumbuhan janin terlambat,
kelainan jangka panjang pada bayi.
PENATALAKSANAAN
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2008) dalam pengelolaan kehamilan postmatur antara
lain:
1. Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lewat bulan atau bukan.
Dengan demikian, penatalaksanaan ditujukan pada dua variasi dari postmatur ini.
2. Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin.
3. Periksa kematangan serviks dengan skor Bishop. Kematangan serviks ini memegang
peranan penting dalam pengelolaan kehamilan postmatur. Sebagian besar kepustakaan
sepakat bahwa induksi persalinan dapat segera dilaksanakan baik pada usia 41 maupun
42 minggu bilamana serviks telah matang.

Menurut Arif Mansjoer (2000) penatalaksanaan kehamilan lewat waktu bila keadaan janin
baik dapat dilakukan dengan cara:
1. Tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes
tanpa tekanan 3 hari kemudian, Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea.
2. Induksi Persalinan.

Anda mungkin juga menyukai