• Biokimia • Behavior: • Pada tingkat 0,05% alkohol dalam darah, pikiran, penilaian, dan pengekangan akan kendur dan kadang-kadang terganggu. • Pada konsentrasi 0,1%, tindakan motorik volunter biasanya menjadi kaku. • Pada 0,2%, fungsi dari seluruh area motor otak tertekan, dan bagian otak yang mengontrol perilaku emosional juga terpengaruh. Pada 0,3 persen, seseorang biasanya bingung atau mungkin menjadi stupor; pada 0,4 hingga 0,5 persen, orang itu mengalami koma. • Efek pada tidur • Efek pada organ lain Kriteria diagnostik untuk intoksikasi alkohol – Baru saja menggunakan alkohol – Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bemakna secara klinis yang berkembang selama atau segera setelah ingesti alkohol – Satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian alkohol : • Bicara cadel • Inkoordinasi • Gaya berjalan tidak mantap • Nistagmus • Gangguan atensi dan daya ingat • Stupor atau koma – Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. Kriteria diagnostik untuk putus alkohol • Penghentian pemakaian alkohol yang telah lama dan berat • Dua atau lebih tanda berikut ini, yang berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah kriteia 1 : – Hiperaktivitas otonomik – Tremor tangan yang meningkat – Insomnia – Mual atau muntah – Halusinasi atau ilusi lihat, raba atau dengar – Agitasi psikomotor – Kecemasan – Kejang • Gejala dalam kriteria 2 menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi pentinglainnya • Gejala tidak disebabkam suatu kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lainnya. Pengobatan • Benzodiazepin • Carbamazepin Amfetamin Bentuk-bentuk • dextroamphetamine (dexedrine) • methamphetamine (desoxyne) • dan methylphenidate (ritaline)
• Nama jalanannya crack, crystal, crystal meth, dan
speed. • Zat yang behubungan dengan amphetamine lainnya adalah ephedrine dan propanolamine yang merupakan suatu dekongestan. Efek Samping • Efek pada serebrovaskuler, jantung, dan gastrointestinal • Neurologis: Kedutan sampai tetani, koma dan kematian. • Penggunaan amphetamine intravena berhubungan dengan transmisi HIV dan hepatitis. • Psikologis: kegelisahan, sulit tidur, iritabel, Sikap permusuhan, konfusi, waham paranoid ataupun halusinasi • Pada wanita hamil akan menyebabkan BBLR, lingkar kepala kecil, usia kehamilan dini dan retardasi pertumbuhan. Efek Subjektif • Setelah mengkonsumsi dosis biasanya (100- 150 mg), pengguna biasa merasakan : – Elevated mood – Meningkatkan kepercayaan diri – Perasaan damai – Menurunkan nafsu makan – Menurunkan konsentrasi – Psikotik Intoksikasi amphetamin • Pemakaian amphetamin atau zat yang berhubungan yang belum lama terjadi • Perilaku maladapif atau perubahan perilaku yang bermakna secara klinis yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian amphetamin atau zat yang berhubungan • Dua atau lebih hal berikut yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian amphetamin atau zat yang berhubungan : – Takikardia atau bradikardia – Dilatasi pupil – Peninggian atau penurunan tekanan darah – Berkeringat atau menggigil – Mual atau muntah – Tanda-tanda penurunan berat badan – Agitasi atau retardasi psikomotor – Kelemahan otot, depresi pernafasan, nyeri dada dan aritmia jantung – Konfusi, kejang, diskinesia, distonia, atau kom • Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. Gejala Putus amphetamin • Penghentian amphetamin yang telah lama atau berat • Mood disforik dan dua atau lebih perubahan fisiologis berikut yang berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah kriteria A: – Kelelahan – Mimpi yang gamblang dan tidak menyenangkan – Insomnia atau hipersomnia – Peningkatan nafsu makan – Retardasi atau agitasi psikomotor • Gejala dalam kriteria B menyebabkan penderitaan bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi lainnya • Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. Kafein Efek • Dosis tunggal rendah sampai sedang (20- 200mg): – meningkatkan energi dan konsentrasi – Meningkatkan motivasi dalam bekerja – menurunkan rasa kantuk dan kebutuhan untuk tidur. – Dosis 300-800mg dapat menyebabkan ansietas dan nervousness Kriteria intoksikasi kafein • Konsumsi kafein yang belum lama niasanya melebihi 250 mg • Lima atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau segera seelah pemakaian kafein : – Gelisah – Gugup – Gembira – Insomnia – Muka merah – Diuresis – Gangguan gastrointestinal – Kedutan otot – Jalan pikiran atau bicara yang melantur – Takikadia atau aritmia jantung – Periode tidak mudah lelah – Agitasi psikomotor • Gejala dalam kriteria B biasanya menimbulkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya yang penting • Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. Kriteria diagnostik putus kafein • Pemakain kafein setiap hari dalam jangka waktu yang lama • Penghentian pemakaian kafein secara tiba-tiba ataupenurunan jumlah kafein yang digunakan segera diikuti oleh nyeri kepala dan satu gejala berikut : • Kelelahan atau mengantuk yang nyata • Kecemasan atau depresi yang nyata • Mual atau muntah • Gejala dalam kriteria B menyebabkan penderitan secara bermakna secra klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi lainnya • Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. Kanabis Kriteria untuk intoksikasi kanabis • Pemakaian kanabis yang belum lama • Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis yang berkembang segera setelah pemakaian kanabis • Dua atau lebih tanda berikut yang berkembang dalam 2 jam pemakaian kanabis : – Injeksi konjungtiva – Peningkatan nafsu makan mulut kering – Takikardia • Gejala bukan dari kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. • Sebutkan jika dengan gangguan persepsi