Pembimbing:
Dr. Nanang Heru, Sp.B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2019
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
IDENTITAS Alamat : Kendal
No RM : 5717xx
Tanggal masuk RS : 26 Maret 2019
Tanggal pemeriksaan : 2 April 2019
Ruang rawat : Anggrek
ANAMNESIS
Auto anamnesis pada tanggal 28 Maret 2019 dibangsal Anggrek.
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan timbul benjolan di pipi sebelah kanan. Awal muncul
benjolan tersebut kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu, semakin lama semakin membesar,
hingga menetap sampai saat ini. Pasien tidak merasakan nyeri. Dengan beristirahat
maupun aktivitas keluhan tetap sama.. Keluhan lain terdapat benjolan pada bagian leher
sebelah kanan, tidak terasa nyeri. Sudah sejak 2 bulan yang lalu awalnya benjolan kecil
hingga lama-lama membesar. Gejala lain seperti demam, pusing, mual muntah disangkal
oleh pasien
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat DM : Disangkal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Diffcount
Eosinofil absolut 0,11 10^3/ul 0,045-0,44
Basofil absolut 0,01 10^3/ul 0-0,2
Netrofil absolut 4,65 10^3/ul 1,8-8
Limfosit absolut 1,71 10^3/ul 0,9-5,2
Monosit absolut 0,87 10^3/ul 0,16-1
Eosinofil L 1,5 % 2-4
Basofil 0,1 % 0-1
Netrofil 63,3 % 50-70
Limfosit L 23,30 % 25-40
Monosit H 11,8 % 2-8
Kimia Klinik
Ureum 20,9 mg/dL 10,0-50,0
Kreatinin 0,9 mg/dL 0,70-1,10
2. Kimia Klinik
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Normal
SGOT 9 U/L 0 – 35
SGPT 7 U/L 0 – 35
Kesan =
Kesan :
- Lesi solid lobulated pada region maxilla paramedian kanan disertai
dengan perluasan ke kutis, subkutis dan muskulus di sekitarnya, ke
intra oral disertai destruksi tulang dan gigi, serta meluas ke dasar
sinus maksilaris kanan suggestive massa maligna (sarcoma)
- Multipel limfadenopati pada level 1A, 1B, 2, 3 dan 5 kanan (uk.
terbesar 4.12 x 3.14 cm)
- Tak tampak infark, perdarahan maupun massa intra cranial
4. Pemeriksaan Panoramik
Kesan =
•Lesi lusen pada maksila kanan di region periapical gigi 1.1, 1.2, 1.3,
1.4, 1.5, yang mengakibatkan luksasi gigi 1.1, 1.2, 1.3, 1.4.
•DD/ Abses, DD/ Malignansi
6. Pemeriksaan Histopatologi / Sitologi (FNAB)
Kesan :
Keterangan :
T2: menginvasi ke jaringan subkutis,
destruksi tulang maxilla,
N2 : nodul >3 cm dan <6 cm
M1 = Metastatis ke kelenjar limfe regional
(submandibula)
PENATALAKSANAAN
■ Ip Dx :
Open biosy (minimal kelenjar getah bening colli dextra) + FS
■ Ip Tx :
■ Kemoterapi >> (Paclitaxel 210 mg, Kemobotin 300 mg, Curasil 600
mg)
- Nacl 0,9 %
■ Ip Mx :
- Keadaan umum
- Tanda vital
■ Ip Ex :
- Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang kondisi penyakit yang
dialami pasien
- Menjelaskan kemungkinan perlunya tindakan kemoterapi
- Mengajarkan teknik relaksasi kepada pasien
PROGNOSIS
Sinus Paranasal
• Sinus maksila
• Sinus frontal
• Sinus etmoid
• Sinus sfenoid kiri dan kanan
C. Etiologi
• Paparan debu kayu
• Senyawa nikel
• Hexavalent chromium 2
• Asap las
• Arsenik
• Minyak mineral
• Pelarut organik,
• Debu tekstil
D. Gejala dan Tanda
1. Gejala Nasal
• Obstuksi hidung unilateral
• Rinorea
• Sekret darah / epistaksis
• Deformitas
• Sekret berbau
2. Gejala Orbital
• Diplopia
• Proptosis
• Oftalmoplegia
• Gangguan visus
• Epifora.
D. Gejala dan Tanda
3. Gejala Oral
Penonjolan atau ulkus di palatum atau prosessus alveolaris
nyeri gigi
4. Gejala Fasial
• Deformitas pipi
• Nyeri
• Anestesi
• Paretesi
5. Gejala Intrakranial
• Sakit kepala hebat
• Oftalmoplegia
• Gangguan visus
• Likuorea
• Kelainan saraf kranial
• Trismus
• Anestesia
• Parestesia
E. Diagnosis
1. Anamnesis
Tanyakan tiap gejala dan tanda pada nasal, orbital, oral, facial,
dan intrakranial
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
• Deformitas
• Wajah Asimetri
• Proptosis
• Pendorongan bola mata ke atas
• Rinoskopi anterior-posterior = massa? Permukaan
licin/berbenjol? Mukosa? Darah? Dinding lateral
terdorong ke medial tumor maxilla
b). Palpasi
• Massa di pipi
• mati rasa (kebas) atau hypesthesia syaraf infraorbital
(V2) atau supraorbital (V3)
• Palpasi palatum massa? nyeri tekan?
E. Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologi.
• Foto polos sinus paranasal = erosi tulang dan
perselubungan padat unilateral.
• CT scan = perluasan tumor dan destruksi tulang
• MRI = perluasan tumor ke jaringan padat dan untuk
membedakan jaringan tumor dari jaringan normal
F. Klasifikasi TNM dan Sistem Staging
(American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2006)
1. Drainage/Debriment
pada pasien yang mendapat terapi radiasi sebagai pengobatan primer
2. Resection
Palliative excision dipertimbangkan untuk mengurangi nyeri yang parah, untuk dekompresi
cepat dari struktur-struktur vital, atau untuk debulking lesi massif
3. Rehabilitasi
Prosthesis atau reconstructive flap seperti flap otot temporalis dengan atau tanpa inklusi
tulang kranial, pedicled atau microvascular free myocutaneous dan cutaneous flap
I. Penatalaksanaan
4. Rehabilitasi
Modalitas tunggal, sebagai kombinasi dengan kemoterapi, membantu terapi setelah operasi maupun
dalam faliatif terapi.
5. Kemoterapi
biasanya paliatif, penggunaan efek cytoreductive untuk mengurangi rasa nyeri dan penyumbatan,
atau untuk mengecilkan lesi eksternal massif. Penggunaan cisplatin intrarterial dosis tinggi dapat
digunakan secara bersamaan dengan radiasi pada pasien dengan karsinoma sinus paranasal.
J. Prognosis
Pada umumnya prognosis kurang baik. Banyak sekali faktor seperti, perbedaan diagnosis histologi,
asal tumor primer, perluasan tumor, pengobatan yang diberikan sebelumnya, status batas sayatan, terapi
ajuvan yang diberikan, status imunologis, lamanya follow up dan banyak lagi faktor lain
Walaupun demikian pengobatan yang agresif secara multimodalitas akan memberikan hasi yang
terbaik dalam mengontrol tumor primer dan akan meingkatkan angka bertahan hidup selama 5 tahun
sebesar 75% untuk seluruh stadium tumor