Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA 2
A Pilot Study on the Effectiveness of a Group-
Based Cognitive-Behavioral Therapy Program
for Coping with Auditory Hallucinations
Alifda Lilik N. F.
14631413

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Problem
Kelompok sampel terdiri dari 12 pasien laki-laki yang rawat inap
dengan usia berkisar 18-55 tahun yang dibagi secara acak, kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Pasien yang mengalami halusinasi
dengar ini menjalani perawatan rutin di Rumah Sakit Kesehatan dan
Penyakit Mental Manisa.

Schizofrenia dan gangguan schizoafektif dapat memiliki


dampak yang parah, kronis, dan prognosis negatif. Untuk waktu yang
lama dokter percaya bahwa terapi modalitas, pengobatan biologis
(seperti terapi obat dan ECT) adalah yang paling tepat untuk
gangguan psikotik. Namun demikian, kombinasi terapi obat dan
intervensi psikososial untuk gangguan psikotik telah menarik
perhatian dari dokter dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai macam
terapi modalitas, salah satunya yaitu Group-based Cognitive-
behavioral Therapy (CBT) untuk gangguan psikotik relatif baru dan
jarang digunakan, dibandingkan dengan intervensi psikososial
lainnya.
Intervention
Peneliti melakukan wawancara klinis dalam rangka untuk
mengetahui sejauh mana halusinasi pendengaran yang
berlangsung pada pasien dalam kedua kelompok perlakuan dan
kontrol.
Terapi kognitif atau terapi perilaku pertama kali
digunakan dengan pasien skizofrenia oleh Beck pada tahun
1952, yang melaporkan sangat bermanfaat bagi pengobatan
sistem delusi tahan pasien Terapi perilaku atau Group-based
Cognitive-behavioral Therapy (CBT) untuk gangguan psikotik
relatif baru dan jarang digunakan. Dibandingkan dengan terapi
obat saja untuk skizofrenia dan spektrum skizofrenia, kombinasi
terapi obat pada individu / kelompok yang berbasis CBT lebih
efisien, dan efektif dalam mengurangi gejala positif dan negatif,
meningkatkan wawasan, dan mencegah kambuh pada pasien.
Terapi CBT berbasis kelompok ini membantu individu /
kelompok untuk memahami masalah mereka serta menawarkan
teknik yang memungkinkan mereka untuk belajar untuk membuat
perubahan di masing-masing bagian, yang mengarah ke
peningkatan gejala emosional. Terapi ini dapat membantu
mengubah cara berpikir dan cara perilaku pasien. CBT berfokus
pada penyebab permasalahan atau gejala dimasa lalu.

Terapi CBT menggabungkan aspek ilmiah, filosofis, dan


perilaku yang menjadi satu pendekatan yang komprehensif untuk
memahami dan mengatasi masalah pasien. Program CBT
bertujuan untuk mengurangi gejala positif dan negatif, frekuensi
dan tingkat keparahan dari halusinasi pendengaran, kepercayaan
pasien dalam halusinasi pendengaran dan delusi, tingkat
kekambuhan dan untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengatasi halusinasi pendengaran.
Perawatan rutin seperti obat diberikan keapada 5 pasien (kelompok
kontrol) dan 7 pasien (kelompok perlakuan) diberi terapi CBT dan
perawatan rutin. Program CBT diberikan dua kali dalam seminggu,
setiap sesi dengan waktu sekitar 90 menit (termasuk 10 menit
istirahat). 2 sesi pertama melibatkan psychoeducation dan kegiatan
yang menargetkan membangun hubungan saling percaya dan
keterlibatan pasien dalam terapi.
Teknik untuk mengatasi halusinasi pendengaran disajikan
selama sesi 3 dan 4. Pada tahap ini pasien belajar untuk
memanfaatkan teknik untuk mengatasi halusinasi pendengaran.
Teknik yang membantu pasien mengatasi suara diperkuat. Pasien
kemudian diajarkan teknik penanganan yang baru, seperti
gangguan perhatian dan fokus. Teknik gangguan perhatian yang
bertujuan untuk membantu pasien menggeser mereka
memperhatikan stimulus atau kegiatan lain saat mendengar suara-
suara, bertujuan untuk mengurangi efek halusinasi pada pasien.
Teknik CBT ini mengharuskan pasien untuk lebih fokus
pada sumber, alam, dan isi dari suara agar pasien menyadari
suara-suara itu bukan berasal dari lingkungan dan bisa
dikendalikan. Pasien didorong untuk memotivasi diri sendiri,
melakukan teknik lain, seperti berdebat dengan membatasi suara,
dan mengubah nada suara negatif menjadi nada lucu yang
bersifat positif. Terapis menggunakan teknik-teknik
restrukturisasi kognitif (proses belajar untuk menyangkal distorsi
kognitif atau kesalahan berpikir) selama sesi 5-8.
Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengenali
situasi suara dan pikiran yang menyertai suara, dan membuat
hubungan antara pikiran dan suara. Dengan cara ini pasien bisa
menyadari suara-suara itu bukan berasal dari lingkungan dan
dengan mengubah pikiran mereka mereka bisa mengontrol
halusinasi pendengaran mereka dan mencegah kambuh yang
ditargetkan selama sesi terakhir.
Comparison
Jurnal : A Pilot Study on the Effectiveness of a Group-Based Cognitive-
Behavioral Therapy Program for Coping with Auditory HallucinationsA
Pilot Study on the Effectiveness of a Group-Based CognitiveBehavioral
Therapy Program for Coping with Auditory Hallucinations: Hasil
menunjukkan bahwa penggunaan terapi CBT berbasis kelompok ini lebih
efektif karena pasien mampu mengontrol tingkat halusinasi
pendengarannya dengan membentuk perilaku yang telah dimodifikasi
untuk mengubah pola berfikir pasien.
Jurnal : Group cognitive behavioral therapy for schizophrenia:
Randomised controlled trial. British Journal of Psychiatry (Barrowclough
C, et al. 2006) : Hasil menunjukkan bahwa terapi CBT yang diberikan
secara rutin efektif mampu mempengaruhi keyakinan pola berpikir dan
perilaku sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan kekambuhan pada
pasien.
Outcome
Penggunaan terapi perilaku atau CBT berbasis
kelompok ini pada kelompok perlakuan sangat efektif
dalam mengurangi keparahan gejala positif karena
setelah perawatan, pasien dengan kelompok perlakuan
mengalami penurunan yang signifikan dalam tingkat
keparahan dalam frekuensi halusinasi, delusi, tertekan
dengan halusinasi pendengaran, dan kecemasan dari
pada kelompok kontrol yang diberikan perawatan rutin
yang hanya menggunakan obat tidak memiliki wawasan
mengenai gejala, dan masih mengalami tingkat
kecemasan cukup tinggi terhadap halusinasi
pendengarannya.

Anda mungkin juga menyukai