Oleh :
Athira Hartin
1707101030126
Pembimbing :
Dr. dr. SUHERMAN, Sp.S (K)
13 % 87 %
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global secara
akut lebih dari 24 jam (kecuali terdapat intervensi bedah atau
meninggal), berasal dari gangguan aliran darah otak.
STROKE HEMORAGIK
SH Intraserebral SH Subarachnoid
Perdarahan primer dari pembuluh • Primer : spontan, non trauma,
darah di parenkim otak dan bukan
disebabkan oleh trauma. non hipertensif
• Sekunder : trauma (+)
FAKTOR RISIKO
Dapat Diubah Tidak Dapat Diubah
• Hipertensi
• Usia
• Diabetes Melitus
• Ras
• Abnormalitas jantung
• Jenis Kelamin
• Dislipidemia
• Merokok • Gen
• Konsumsi alkohol
• Kurangnya aktifitas fisik
PATOGENESIS
Faktor risiko stroke
Perdarahan
STROKE
FAKTOR RISIKO
ATEROSKLEROSIS
Perlukaan pada endotel akibat hipertensi,
diabetes, kelainan lipid darah proliferasi
kolagen pada pembuluh darah penebalan
dari fibriointimal proliferasi sel otak
munculnya plak fibrosis timbunan abses
kolesterol dan mengaktivasi stiokin (IL-1 dan
TNF) aktivasi endotel vaskular fase
prokoagulan.
FAKTOR RISIKO
HIPERTENSI
Hipertensi kronis kelemahan
pembuluh darah pembentukan
aneurisma pada ganglia basalis,
talamus, pons dan substansia alba.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TERAPI
PENATALAKSANAAN DI UGD • stabilisai jalan napas dan pernapasan
• stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
• pemeriksaan awal fisik umum
PENANGANAN SH INTRA • pengendalian peninggian TIK
SEREBRAL
• penanganan transformasi hemoragik
PENANGANAN SH • pengendalian kejang
SUBARAKHNOID
• pengendalian suhu tubuh
• pemeriksaan penunjang
KOMPLIKSASI
Skor dari GCS yang rendah berhubungan dengan prognosis yang lebih
buruk dan mortalitas yang lebih tinggi. Apabila terdapat volume darah yang
besar dan pertumbuhan dari volume hematoma, prognosis biasanya buruk
dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk dengan tingkat mortalitas
yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko
kematian dua kali lipat.
PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER
• Mengatur pola makan yang sehat
Pengendalian faktor risiko yang
• Melakukan olah raga yang teratur
• Menghentikan rokok
tidak dapat dimodifikasi, dan
• Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat pengendalian faktor risiko yang
• Memelihara berat badan yang layak dapat dimodifikasi seperti
• Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang
beresiko tinggi hipertensi, diabetes mellitus,
• Penanganan stres dan beristirahat yang cukup riwayat TIA, dislipidemia, dan
• Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter
dalam hal diet dan obat
sebagainya
• Pemakaian antiplatelet
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : AN
• Usia : 59 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Aceh Pidie
• Suku : Aceh
• Pekerjaan : Guru
• No RM : 1-18-53-92
• Tanggal Masuk : 11 Maret 2019
• Tanggal Periksa : 12 Maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Penurunan kesadaran secara tiba – tiba
Status Internus
• Keadaan Umum : Buruk
• Kesadaran : Delirium
• Tekanan Darah : 175/90 mmHg
• Nadi : 110 kali/ menit
• Pernafasan : 26 kali/menit
• Suhu : 36,80C
PEMERIKSAAN FISIK
Normosefali,
simetris Konj. Palpebra Inferior
anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-),
Dalam batas normal
Edema (-/-),
sianosis (-/-)
akral hangat Nyeri tekan (-), soepel
(+) , peristaltik (+)
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E3M5V3
Pupil : Bulat isokor (3 mm/3 mm)
Reflek Cahaya Langsung : (+/+)
Reflek Cahaya Tidak Langsung : (+/+)
Tanda Rangsang Meningeal
• Kaku kuduk : Tidak ada
• Brudzinski I : Tidak ada
• Brudzinski II : Tidak ada
NERVUS CRANIALIS
Kelompok Sensoris:
Nervus II (otonom) Kanan Kiri
1. Nervus I (fungsi penciuman)
2. Nervus II Sulit dinilai
-Tajam penglihatan
1. Ukuran pupil
-Lapangan pandang Sulit dinilai 2. Bentuk pupil 3 mm 3 mm
-Fundus okuli Sulit dinilai 3. Refleks cahaya bulat bulat
-Pengenalan warna Tidak dilakukan langsung + +
1. Nervus V (fungsi sensasi wajah) Tidak dilakukan 4. Refleks cahaya tidak + +
2. Nervus VII (fungsi pengecapan 2/3 Sulit dinilai langsung - -
anterior lidah) Sulit dinilai 5. Nistagmus - -
3. Nervus VIII (fungsi pendengaran dan Sulit dinilai 6. Strabismus - -
keseimbangan) 7. Eksoftalmus - -
8. Melihat kembar
4. Nervus IX (pengecapan 1/3 posterior Sulit dinilai
lidah)
NERVUS CRANIALIS
Kelompok Motorik:
Nervus III, IV, VI
Kanan Kiri
(gerakan okuler) Nervus V (fungsi motorik)
Membuka mulut
Sulit dinilai
Menggigit dan
Sulit dinilai
Pergerakan bola mengunyah
mata : Nervus VII (fungsi motorik) Kanan Kiri
Sulit dinilai Sulit dinilai
1. Lateral 1. Mengerutkan dahi
Sulit dinilai Sulit dinilai
2. Atas 2. Menutup mata
Sulit dinilai Sulit dinilai 3. Menggembungkan pipi
3. Bawah
Sulit dinilai Sulit dinilai 4. Memperlihatkan gigi
4. Medial 5. Sudut bibir Sudut bibir datar
Sulit dinilai Sulit dinilai
5. Diplopia
Kesan: lateralisasi parese n.VII
sinistra
NERVUS CRANIALIS
Nervus IX & X (fungsi
Kanan Kiri
motorik)
Bicara
Sulit dinilai Sulit dinilai
Menelan
1. Mengangkat bahu
Sulit dinilai Sulit dinilai
2. Memutar kepala
Hitung Jenis
Eosinofil 0 0–6 %
Basofil 1 0–2 %
Neutrofil Batang 0 2–6 %
Neutrofil Segmen 80 50 – 70 %
Limfosit 8 20 – 40 %
Monosit 11 2–8 % 13/03/2019
CT-Scan Kepala
• Tampak lesi hiperdens berdensitas darah Tampak
lesi hiperdens berdensitas darah dengan volume
25,5 cc di lobus temporo-parietal dextra dengan
perifokal edema di sekitarnya
• Sistem ventrikel normal
• Sulci dan gyri normal
• Tak tampak deviasi mid line struktur
• Tak tampak kalsifikasi abnormal
• Orbita normal
• Sinus maxillaris, ethmoidalis, sphenoidalis dan
frontalis normal
PEMBEDAHAN
Tidak dilakukan
PROGNOSIS
IV CITICOLIN 500mg/12jam
Citicolin berperan untuk perbaikan membran sel saraf melalui
peningkatan sintesis phosphatidylcholine dan perbaikan neuron
kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari produksi
asetilkolin. Citicolin juga menunjukkan kemampuan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif, Citicolin diharapkan mampu
membantu rehabilitasi memori pada pasien. Studi klinis menunjukkan
peningkatan kemampuan kognitif dan motorik yang lebih baik pada
pasien yang mendapatkan Citicolin
TERAPI
Amlodipin 1x10mg
Tekanan darah tidak perlu diturunkan secara cepat. Tekanan darah harus
diturunkan samoau tekanan darah premorbid atau 15-20% bila tekanan
sistolik 180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan
volume hematoma bertambah.
Untuk pencegahan perdarahan yang lebih parah, obat antihipertensi
yang dapat diberikan salah satunya adalah golongan antagonis kalsium
(Ca channel blocker) seperti Amlodipine.
TERAPI
Drip Paracetamol 1gr/8 jam
Pada pasien ini diberikan drip Paracetamol 1 gr sebagai anti nyeri
(keluhan sakit kepala). Pada kasus stroke hemoragik tidak
direkomendasikan menggunakan anti nyeri golongan antiinflamasi
nonsteroid karena dapat memperburuk perdarahan
Gejalaklinisyangdid Penatalaksanaanun
Etiologi:terjadiakibatp Faktorrisiko:Hipe Penegakandiagnosisst
apatkansesuaideng tuk
erdarahandalamotakya rtensikronis, rokehemoragikdapatdi
anlesiyangterkenap kasusstrokehemora
ngapabilapembuluhdar DM,merokok. tegakkanmelaluianam
adaotak. gikadalah
ahdiotakruptursehingg nesis,pemeriksaanfisik pengobatan non-
amenyebabkaniskemia ,pemeriksaanpenunja medikamentosa,
danhipoksia. ng(CT Scan) medikamentosa,
bedah (jika perlu).
TERIMA KASIH