Anda di halaman 1dari 11

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

BY :TETTY JUNITA PURBA, SST, M.KES


DEFINISI

•Kekurangan kadar sel darah merah (hemoglobin) dalam darah


yang disebabkan karena kekurangan zat besi

• Menurut WHO, Anemia dalam kehamilan jika:

– Kadar Hb < 11 g/dL (pada trimester I dan III)

– Kadar Hb < 10,5 g/dl (pada trimester II)


Klasifikasi Derajat Anemia Menurut Manuaba (2011)

1) Hb 11 g% tidak anemia
2) Hb 9-10 g% anemia ringan
3) Hb 7-8 g% anemia sedang
4) Hb <7 g% anemia berat

Hasil pemeriksaan Hb sahli dapat di klasifikasikan sebagai


berikut: Hb 11 gr% dikatakan tidak anemia, 9-10 gr% anemia
ringan, 7-8 gr% anemia sedang, < 7 gr% anemia berat.
(Rukiah,2009,hal:150)
EPIDEMIOLOGI

 37,1% ibu hamil menderita anemia (Riskesdas 2013)

- 36,4% di kawasan perkotaan


- 37,8% di kawasan pedesaan

 30-50% wanita menderita anemia dalam kehamilan, dengan


defisiensi besi sebagai penyebab tersering, yakni lebih dari 90%
kasus
PATOFISIOLOGI

 Kebutuhan besi berbeda tiap trimester

 Kebutuhan besi meningkat cepat pada trimester kedua dan ketiga


karena pertumbuhan fetal, dan terjadi peningkatan dari volume plasma
yang sangat bermakna

 Kebutuhan besi adalah 1000mg : terdiri dari kebutuhan maternal


500mg untuk ekspansi sel darah merah, 300mg untuk kebutuhan janin
dan 200mg besi hilang lewat usus, urine dan kulit

 Defisiensi besi dapat dipicu karena gangguan intake, gangguan


serapan dan kehilangan besi yang meningkat
TANDA DAN GEJALA

1. Anamnesis:
a. Mudah lelah
b. Tampak pucat
c. Berdebar-debar

2. Pemeriksaan Fisik:
a. Konjungtiva pucat
b. Abnormalitas epitel:
- kuku koilonikia
TATALAKSANA

1. Tatalaksana Umum
 ± 200 mg besi elemental per hari
 Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian
tablet sampai 42 hari pascasalin

2. Tatalaksana Khusus
Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi
berikut:
 Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %
 Kadar Hb 7-10 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan
berkunang- kunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x per
menit)
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan

a. Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas,


hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,
ancaman dekompensasi kordis (Hb <6g%), mola hidatidosa, hiperemesis
gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
b.Bahaya saat persalinan: gangguan His (kekuatan mengedan), kala pertama
dapat berlangsung lama, dan dapat terjadi partus terlantar, kala dua
berlangsung lama sehingga dapat memelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat ikuti retensio plasenta, dan
perdarahan post partum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi
perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
c.Pada kala nifas: terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan post
partum, memudahkan infeksi puerpureum, pengeluaran ASI berkurang,
terjadi dekompensasi kardia memdadak setelah persalinan, anemia pada
nifas, mudah terjadi infeksi mamae.
2. Bahaya anemia terhadap janin. Sekalipun janin tampak mampu
menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi anemia akan
mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia
dapat terjadi gangguan dalam bentuk: abortus, kematian intrauterin,
persalinan prematuritas, tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran
dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat
infeksi sampai kematian perinatal, dan intelegensia rendah.
(Manuaba,2011,hal:240)
PROGNOSIS
Komplikasi
1. Pada bayi/anak
a. Defisiensi besi pada 3 bulan pertama usia kehidupan • Penurunan kondisi
mental dan psikomotor
b. Kontrol emosi yang buruk

2. Pada Ibu
a. Kelahiran preterm
b. BBLR
c. Solusio plasenta
d. Meningkatkan risiko perdarahan post partum

Pasien yang ditatalaksana dengan tepat menunjukkan prognosis yang baik

Anda mungkin juga menyukai