SERAPAN ATOM
(SSA / AAS)
SPEKTRO. SPEKTRO.
MOLEKULER ATOMIK
SENYAWA SENYAWA
MOLEKULER ATOM
LANJUTAN…
Spesi: molekul
Metode: Spektroskopi UV-Visible dan Spektroskopi inframerah.
Spektroskopi
Molekuler Suhu rendah
Fase padat, gas, cair
Spesi: atom
SPEKTROSKOPI EMISI
ATOM
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
(SSA ATAU AAS)
PENDAHULUAN
• Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari
Pada tahun 1802, Wollaston Brewster
menemukan garis hitam pada mengemukakan
spektrum cahaya matahari pandangan bahwa garis
yang kemudian diselidiki Fraunhofer ini
lebih lanjut oleh Fraunhofer diakibatkan oleh proses Prinsip absorpsi ini
pada tahun 1820., absorpsi pada atmoser kemudian mendasari
matahari Kirchhoff dan Bunsen
untuk melakukan
penelitian yang
sistematis
mengenai spektrum dari
logam alkali dan alkali
tanah.
Kemudian Planck
mengemukakan
hukum kuantum dari
Pada tahun 1955, ketika
absorpsi dan emisi publikasi yang ditulis oleh
suatu cahaya. Walsh dan Alkemade &
Milatz muncul, SSA
direkomendasikan sebagai
metode analisis yang dapat
diaplikasikan secara umum
(lahirnya SSA)
SPEKTROFOTOMETER
SERAPAN ATOM
• Absorbsi
(penyerapan)
• Refleksi
(pemantulan)
• Refraksi (Bias)
Penetapan kadar ion logam dilakukan dengan mengukur intensitas
serapan cahaya pada λ tertentu dengan mengalirkan larutan zat ke
dalam nyala api.
1. Hukum Lambert.
2. Hukum Beer.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:
Dimana :
Io = Intensitas sumber sinar
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Absortivitas molar
b = Panjang medium
c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A = Absorbans.
• Atom logam (logam alkali atau alkali tanah) yang tereksitasi karena
energi termal akan kembali ke level energi tingkat dasar dengan
mengemisikan cahaya tampak. Intensitas cahaya yang diemisikan
sesuai dengan jumlah atom logam atau konsentrasi. Penetapan
kadar logam dengan cara ini diuraikan dalam Spektrofotometri
Emisi Nyala atau Flame Emision Spectrophotometry(FES).
• Atom logam dalam bentuk gas pada level energi tingkat dasar dapat
menyerap sejumlah energi radiasi tertentu sesuai dengan jumlah
atom logam atau konsentrasi mengikuti hukum Beer:
A =abc atau A=kc
E1
Absorpsi
Emisi
ΔE
E0
Persamaan Bohr: ΔE = E1 - E0 = hv = hc / λ
N1/N0 = (g1/g0)e-ΔE/kT
dimana N1= jumlah atom pada level energi tereksitasi, N0=jumlah atom
pada level energi tingkat dasar, g1/go=rasio bobot statistik atom pada
level energi tereksitasi dengan tingkat dasar, ΔE=energi eksitasi (hv),
k=tetapan Boltzmann dan T=suhu dalam derajat Kelvin.
Makin tinggi suhu dan makin kecil energi eksitasi maka rasio N1/N0
makin besar. Pada AAS suhu diatur sedemikian rupa agar rasio N1/N0
makin kecil atau jumlah atom logam pada level energi tingkat dasar
makin besar.
BAHAN BAKAR DAN OKSIDAN
Oksidan
Bahan bakar (fuel) Udara N2O
Suhu, K Suhu, K
Asetilen 2450 3200
Propan 2200 2900
Hidrogen 2300 2900
- Garis-garis resonansi : garis-garis yang timbul karena terjadinya transisi dari
keadaan dasar ke energi yang lebih tinggi.
- Hukum Lambert-Beer dapat dipakai pada metode SSA bila garis resonansi atom
yang di analisis memberi puncak yang sama ( mendekati) dengan spektrum
pancaran sumber radiasi.
- Keberatan terpenuhinya persyaratan hukum Beer pada SSA karena setiap unsur
perlu sumber radiasi tertentu.
- Sumber radiasi yang banyak dipakai “ Hollow Cathode Lamp” (HCL), namun setiap
unsur masih perlu lampu katoda tersendiri.
- Untuk analisis lebih dari satu unsur diperlukan lampu katoda berongga
kombinasi:
Sampel yang
Hanya dapat dianalisis harus
menganalisis logam dalam suasana
berat dalam bentuk asam, sehingga Biaya operasional
atom-atom. SSA semua sampel lebih tinggi dan
menganalisis logam yang akan dianalisis harga peralatan
berat dari atom- harus dibuat dalam yang mahal.
atom karena tidak suasana asam
berwarna. dengan pH antara 2
sampai 3.
FUNGSI ALAT
D2 Graphite
Hollow Furnace
Cathode or
Detector Read-out
Lamp* Burner
Chopper
Monochromator Amplifier
Fuel Oxidant
Sample
Aerosol (M+X-)
Penguapan-Pelarut
FES (Evaporation)
Partikel padat (MX)
Penguapan Padatn
Emission of hv
Gas (MX) (Vaporisation)
Disosiasi
M** (Atomisasi)
Thermal
(gas) excitation M* (gas) + X (gas)
hv AAS
Re-emission
M* AFS
hv of hv
(gas)
Atomic absorption spectrometer
Varian Spectr AA880, Double beam spectrometer
Spectral response 190–900 nm
Fast response deuterium background corrector
Rotating 8 – lamp turret
2 burners both for air-acetylene and nitrous oxide-acetylene flame
Atomic absorption spectrometer
Varian Spectr AA300 Zeeman
Single beam spectrometer, spectral response 190–900 nm
Zeeman – effect background corrector
Electrothermal atomization in graphite furnace
SKEMA INSTRUMENTASI
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM SINGLE BEAM
SKEMA INSTRUMENTASI
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM DOUBLE BEAM
1 2
6 7
4
8
5
1. Sumber Cahaya 5. Larutan Sampel
2. Flame/Nyala Api yang berasal dari “Burner” 6. Monokromator
3. Burner/Alat pembakar 7. Detektor
4. Nebulizer 8. Rekorder
Sumber Cahaya
Sumber cahaya semula yang digunakan adalah
lampu Wolfram, akan tetapi intensitas yang
diteruskan sangat kecil.
Saat ini digunakan sumber cahaya dengan
intensitas radiasi yang besar yaitu:
o Lampu HCL (Hallow Cathode Lamp/Lampu
Katode Berongga)
o Lampu EDL (Electrode Discharged Lamp/
Lampu Tanpa Elektrode)
LANJUTAN…
• Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian
selama 1000 jam.
Hollow-cathode lamps have become the most common light source for atomic
Lampu HCL
Lampu EDL
(Hallow Cathode Lamp) (Electrode Discharged Lamp)
FLAME (NYALA API)
BURNER
• Berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan
aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar
pada pemantik api
• Terdapat lubang yang merupakan proses awal
pengatomisasian nyala api
GAS PEMBAKAR
Pada SSA dipakai 2 macam gas pembakar, yaitu:
1. Yang bersifat oksidasi, seperti
- udara,
- udara dan O2
- campuran O2 dan N2O
2. Bahan Bakar berupa: gas alam, propana, butana,
asetilen dan H2
BURNER SYSTEM
Dalam metode SSA, sebagaimana Proses pengubahan ini dikenal
dalam metode spektrometri dengan istilah atomisasi, pada
atomik yang lain, sampel harus proses ini contoh diuapkan dan
diubah ke dalam bentuk uap didekomposisi untuk membentuk
atom. atom dalam bentuk uap.
Ada dua macam monokromator yang digunakan pada AAS yaitu monokromator
Celah dan Kisi difraksi.
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah sempit
dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator
Radiasi nyala dan radiasi yang diteruskan akan bergabung menuju detector.
DETEKTOR
Detektor pada AAS berfungsi mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik, yang memberikan suatu isyarat
listrik berhubungan dengan daya radiasi yang diserap
oleh permukaan yang peka.
Pada AAS umumnya dipergunakan adalah tabung
Penggandaan Foton (PMT= Photo Multiplier Tube
Detector)
[
[
AMPLIFIER
Berfungsi untuk mengolah kuat arus dari
detektor menjadi besaran daya serap atom
transmisi yang selanjutnya diubah menjadi
data dalam sistem pembacaan
RECORDER
Recorder merupakan bagian yang menampilkan
suatu angka atau gambar yang dapat dibaca oleh
mata.
PHOTO MULTIPLIER TUBE
CARA KERJA
1. Membuka gas terlebih dahulu, kemudian
kompresor, lalu ducting, main unit, dan
komputer secara berurutan.
2. Buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist).
3. Masukkan nomor lampu katoda yang dipasang .
4. Pilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik
langsung pada symbol unsur yang diinginkan.
5. Mengatur parameter yang dianalisis.
4. Tabung gas
• Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan
menggunakan minyak, karena minyak akan
dapat menyebabkan saluran gas tersumbat.
4.Buangan pada Spektrofotometri
Serapan Atom
Kurva kalibrasi
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN SSA
Penetapan kadar logam atau senyawa logam baik logam tunggal maupun
campuran dalam konsentrasi kecil termasuk sampel dengan matriks yang
kompleks. Misalnya: multivitamin mineral, cemaran logam, bijih tambang, logam
campur (alloy) dll.
Prinsip Penetapan Kadar
Buat larutan stok baku pembanding, kurva kalibrasi, larutan sampel, pengukuran,
perhitungan.
1. Larutan Baku Pembanding
Buat larutan stok 1000 bpj dari logam atau oksida logam murni.
2. Kurva Kalibrasi
a. Buat satu seri larutan baku yang terdiri minimum empat larutan dengan
mengencerkan larutan stok dengan rentang serapan 0,1- 0,4.
b. Ukur serapan masing-masing larutan baku minimum dua kali (hitung dan
catat nilai purata), dimulai dari larutan yang paling encer.
Sebelum pengukura larutan dengan konsentrasi berbeda, lakukan pengukuran air
suling atau blangko untuk pembilasan.
c. Buat kurva kalibrasi yaitu grafik hubungan antara serapan dengan
konsentrasi.
LANJUTAN…
3. Larutan Sampel
a. Buat larutan, kecuali pada Non-flame AAS padatan dapat
langsung diukur.
(Bila menggunakan asam, konsentrasinya dari larutan
sampel maksimum 1M).
b. Encerkan atau pekatkan (solvent extraction) bila perlu
(A= 0,1 – 0,4).
c. Cegah gangguan dengan salah satu cara tersebut.
d. Ukur serapan larutan sampel minimum dua kali.
e. Hitung dan catat nilai purata.
LANJUTAN…
• Perhitungan
a. Kurva kalibrasi
Bila kurva linier, kadar langsung dihitung dari kurva
kalibrasi atau persamaan regresi.
Kurva kalibrasi dicek sewaktu-waktu dan bila perlu buat
kurva kalibrasi baru.
b. Penambahan Baku Pembanding (standard addition
method)
Metode ini digunakan untuk sampel dengan matriks
kompleks atau komposisinya tidak diketahui sehingga
kondisi larutan baku tidak mungkin dibuat sama.
PREPARASI SAMPEL
Pada preparasi sampel yang akan dianalisa menggunakan
AAS, terdapat 2 cara tergantung dari bentuk sampel yaitu:
1. Gangguan kimia
2. Gangguan ionisasi
3. Gangguan matriks
4. Gangguan emisi
5. Gangguan spektra
1. GANGGUAN KIMIA (CHEMICAL
INTERFERENCES)
• Persen Transmittance
• Absorbance
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Hindari pemakaian
Larutan sampel pelarut aromatik
diusahakan seencer atau halogenida. Pelarut yang
mungkin (konsentrasi Pelarut organik yang digunakan adalah
ppm atau ppb). Kadar umum digunakan pelarut untuk
unsur yang dianalisis analisis (p.a)
tidak lebih dari 5% adalah keton, ester
dalam pelarut yang dan etil asetat.
sesuai.
TEKNIK ANALISA KUANTITATIF DENGAN AAS
Menguji beberapa larutan standard yang mengandung unsur yang
ingin diuji dengan variasi konsentrasi yang telah diketahui ke dalam
alat AAS untuk mendapatkan nilai absorbansinya.
• The metal vapor absorbs energy from an external light source, and
electrons jump from the ground to the excited states
• The ratio of the transmitted to incident light energy is directly
proportional to the concentration of metal atoms present
• A calibration curve can thus be constructed [Concentration (ppm)
vs. Absorbance]
DETERMINE THE CONCENTRATION OF A
SOLUTION FROM A CALIBRATION CURVE.