Anda di halaman 1dari 97

SPEKTROFOTOMETER

SERAPAN ATOM
(SSA / AAS)

Oleh : Imelda V. Imang


SPEKTROSKOPI

SPEKTRO. SPEKTRO.
MOLEKULER ATOMIK

SENYAWA SENYAWA
MOLEKULER ATOM
LANJUTAN…
Spesi: molekul
Metode: Spektroskopi UV-Visible dan Spektroskopi inframerah.
Spektroskopi
Molekuler Suhu rendah
Fase padat, gas, cair

Spesi: atom

Metode: AAS, AES, AFS


Spektroskopi
Atomik Suhu tinggi karena diperlukan untuk proses atomasi (pelepasan
ikatan kimia)
Fase gas
SPEKTROSKOPI ATOM

SPEKTROSKOPI EMISI
ATOM
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
(SSA ATAU AAS)
PENDAHULUAN
• Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari
Pada tahun 1802, Wollaston Brewster
menemukan garis hitam pada mengemukakan
spektrum cahaya matahari pandangan bahwa garis
yang kemudian diselidiki Fraunhofer ini
lebih lanjut oleh Fraunhofer diakibatkan oleh proses Prinsip absorpsi ini
pada tahun 1820., absorpsi pada atmoser kemudian mendasari
matahari Kirchhoff dan Bunsen
untuk melakukan
penelitian yang
sistematis
mengenai spektrum dari
logam alkali dan alkali
tanah.

Kemudian Planck
mengemukakan
hukum kuantum dari
Pada tahun 1955, ketika
absorpsi dan emisi publikasi yang ditulis oleh
suatu cahaya. Walsh dan Alkemade &
Milatz muncul, SSA
direkomendasikan sebagai
metode analisis yang dapat
diaplikasikan secara umum
(lahirnya SSA)
SPEKTROFOTOMETER
SERAPAN ATOM

Teknik ini dapat digunakan


Spektrofotometri untuk menganalisis konsentrasi
Serapan Atom (SSA) atau lebih dari 65 jenis logam yang
berbeda dalam suatu
Atomic Absorption Merupakan metoda larutan.
Spectrophotometry (AAS) yang populer untuk
adalah spektrofotometri analisa logam Metode ini bermanfaat
yang didasarkan atas karena di samping untuk menetapkan kadar
serapan energi radiasi relatif sederhana ia logam atau senyawa logam
oleh atom logam dalam dalam konsentrasi kecil
juga selektif dan dalam matriks yang
bentuk gas pada level sangat sensitif. kompleks, misalnya:
energi tingkat dasar multivitamin mineral,
(ground state energy sampel biomedik, polutan
level). logam dalam air, makanan
dan minuman, dll.
ATOMIC ABSORPTION SPECTROSCOPY

Pengukuran jumlah Atom yang diserap oleh cahaya sesuai


panjang gelombang resonansi dari atom (spesifik), bila
jumlah atom besar maka cahaya yang diserap pun akan besar.

Dengan mengukur jumlah cahaya yang diserap, maka


penentuan secara kuantitatif dari jumlah unsur dalam analit
dapat dilakukan.
Elemen yang di highlight “Pink” dapat
dideteksi dengan AAS
AAS adalah metode
analisis untuk
menentukan unsur-unsur
Pada dasarnya AAS logam secara kualitatif Interaksi
mempunyai prinsip kerja dan kuantitatif dalam yang terjadi
yang hampir sama dengan jumlah sangat kecil (trace pada AAS
Spektrofotometri UV-Vis. element [dalam ppm])
berdasarkan Serapan antara lain:
atau absorbsi radiasi oleh
atom bebasnya.

• Absorbsi
(penyerapan)
• Refleksi
(pemantulan)
• Refraksi (Bias)
Penetapan kadar ion logam dilakukan dengan mengukur intensitas
serapan cahaya pada λ tertentu dengan mengalirkan larutan zat ke
dalam nyala api.

Untuk mendapatkan atom-atom dalam bentuk uap, maka sejumlah


kecil logam disemprotkan (berupa aerosol) ke dalam nyala api untuk
mendapatkan atom dalam bentuk gas yang bebas.

Dengan menggunakan nyala api tersebut, maka bila dilewatkan atom/


unsur dalam bentuk gas yang berada pada energi dasar maka atom
tersebut akan menyerap sejumlah energi pada panjang gelombang
tertentu dan atom akan tereksitasi ke energi yang lebih tinggi.

Jumlah atom yang diserap akan sebanding dengan konsentrasi


atom yang dilewatkan pada nyala api.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu
dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas
yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap
dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan
banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel.

Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan


dari:

1. Hukum Lambert.

2. Hukum Beer.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:

Dimana :
Io = Intensitas sumber sinar
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Absortivitas molar
b = Panjang medium
c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A = Absorbans.

Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya


berbanding lurus dengan konsentrasi atom
ATOMIC ABSORPTION SPECTROSCOPY
• Apabila atom dari keadaan ground state mengalami eksitasi ke
keadaan bebas maka cahaya dari panjang gelombang yang sesuai
dengan atom dalam keadaan bebas tersebut akan bertemu,
sehingga atom bebas dapat menyerap cahaya yang memasuki
keadaan eksitasi dalam proses yang dikenal sebagai serapan
atom.
• Proses penyerapan ini diilustrasikan sebagai berikut:
TEORI DASAR

• Atom logam (logam alkali atau alkali tanah) yang tereksitasi karena
energi termal akan kembali ke level energi tingkat dasar dengan
mengemisikan cahaya tampak. Intensitas cahaya yang diemisikan
sesuai dengan jumlah atom logam atau konsentrasi. Penetapan
kadar logam dengan cara ini diuraikan dalam Spektrofotometri
Emisi Nyala atau Flame Emision Spectrophotometry(FES).
• Atom logam dalam bentuk gas pada level energi tingkat dasar dapat
menyerap sejumlah energi radiasi tertentu sesuai dengan jumlah
atom logam atau konsentrasi mengikuti hukum Beer:
A =abc atau A=kc

Penetapan kadar logam dengan cara ini diuraikan dalam AAS.


LANJUTAN…

 Absorpsi dan Emisi

E1

Absorpsi

Emisi
ΔE

E0

Persamaan Bohr: ΔE = E1 - E0 = hv = hc / λ

h = Tetapan Planck c = Kecepatan cahaya


v = Frekuensi radiasi λ = Panjang gelombang
LANJUTAN…
Pada proses atomisasi diatur agar sebagaian besar uap atom logam
berada pada level energi tingkat dasar dan sebagian kecil pada level
energi eksitasi tergantung pada suhu atomisasi dan energi eksitasi
sesuai dengan persamaan Boltzmann :

N1/N0 = (g1/g0)e-ΔE/kT

dimana N1= jumlah atom pada level energi tereksitasi, N0=jumlah atom
pada level energi tingkat dasar, g1/go=rasio bobot statistik atom pada
level energi tereksitasi dengan tingkat dasar, ΔE=energi eksitasi (hv),
k=tetapan Boltzmann dan T=suhu dalam derajat Kelvin.

Makin tinggi suhu dan makin kecil energi eksitasi maka rasio N1/N0
makin besar. Pada AAS suhu diatur sedemikian rupa agar rasio N1/N0
makin kecil atau jumlah atom logam pada level energi tingkat dasar
makin besar.
BAHAN BAKAR DAN OKSIDAN

• Suhu pada proses atomisasi ditentukan oleh jenis


dan komposisi atau perbandingan antara bahan
bakar (fuel) dengan oksidan.

Oksidan
Bahan bakar (fuel) Udara N2O
Suhu, K Suhu, K
Asetilen 2450 3200
Propan 2200 2900
Hidrogen 2300 2900
- Garis-garis resonansi : garis-garis yang timbul karena terjadinya transisi dari
keadaan dasar ke energi yang lebih tinggi.

- Hukum Lambert-Beer dapat dipakai pada metode SSA bila garis resonansi atom
yang di analisis memberi puncak yang sama ( mendekati) dengan spektrum
pancaran sumber radiasi.

- Keberatan terpenuhinya persyaratan hukum Beer pada SSA karena setiap unsur
perlu sumber radiasi tertentu.

- Mengatasinya : dipakai monokromator dengan resolusi tinggi  dengan satu


sumber radiasi bisa untuk berbagai unsur.

- Sumber radiasi yang banyak dipakai “ Hollow Cathode Lamp” (HCL), namun setiap
unsur masih perlu lampu katoda tersendiri.

- Untuk analisis lebih dari satu unsur diperlukan lampu katoda berongga
kombinasi:

misalnya :Ca, Mg, Ni, Fe, Cu, Zn, Cd, Pb dll.


KEUNTUNGAN / KELEBIHAN AAS

Dapat menentukan kadar logam dari suatu campuran yang


sangat kompleks dengan cepat dan ketepatan yang tinggi

Dapat menentukan kadar logam yang konsentrasinya


sangat kecil tanpa harus dipisahkan terlebih dahulu

Dapat mengukur kandungan logam dengan satuan part per


million/ppm
KELEMAHAN AAS

Kurang sensitif untuk penentuan sampel bukan logam

Sumber cahaya kontinyu tidak dapat digunakan  garis-


garis absorpsi lebih sempit dari pita pada spektroskopi
biasa. Untuk menyiasatinya digunakan lampu Hollow
Cathode

Kemampuan terbatas pada penentuan tingkat oksidasi


dan lingkungan kimiawi sampel yang dianalisis
LANJUTAN…

Sampel yang
Hanya dapat dianalisis harus
menganalisis logam dalam suasana
berat dalam bentuk asam, sehingga Biaya operasional
atom-atom. SSA semua sampel lebih tinggi dan
menganalisis logam yang akan dianalisis harga peralatan
berat dari atom- harus dibuat dalam yang mahal.
atom karena tidak suasana asam
berwarna. dengan pH antara 2
sampai 3.
FUNGSI ALAT

Spektrofotometer Serapan Selain itu Spektrofotometer


Atom berfungsi untuk Serapan Atom juga dapat
menentukan kadar digunakan untuk
konsentrasi dari unsur menentukan apakah obat-
metalik untuk kepentingan obatan terapeutik tingkat
medis dalam pemeliharaan seperti lithium telah dicapai
kesehatan, seperti kalsium, dalam darah dan juga dapat
magnesium, tembaga, seng, mendeteksi quantitatif
dan besi. kadar racun pada logam.
INSTRUMENTASI

D2 Graphite
Hollow Furnace
Cathode or
Detector Read-out
Lamp* Burner

Chopper
Monochromator Amplifier
Fuel Oxidant

Sample

* Tidak diperlukan pada FES


INSTRUMENTASI
1. Sumber sinar
BAGIAN UTAMA
2. Tempat sampel
3. Monokromator
4. Detektor
5. Readout
PRINSIP KERJA
Cahaya dari lampu HCL dengan λ yang sama dengan analit, akan
diserap oleh atom logam analit pada kondisi energi tingkat dasar
yang terjadi pada proses atomisasi (pada nyala burner).
 Sisa intensitas cahaya atau rasio intensitas cahaya sampel (sample
beam) dan pembanding (reference beam) setelah diseleksi oleh
monokromator, oleh detektor (PMT) diubah menjadi signal listrik,
diperbesar oleh amplifier, kemudian disajikan sebagai serapan
pada display.
PROSES ATOMISASI
Larutan (M+X-)
Penyemprotan)

Aerosol (M+X-)
Penguapan-Pelarut
FES (Evaporation)
Partikel padat (MX)
Penguapan Padatn
Emission of hv
Gas (MX) (Vaporisation)
Disosiasi
M** (Atomisasi)
Thermal
(gas) excitation M* (gas) + X (gas)
hv AAS
Re-emission
M* AFS
hv of hv
(gas)
Atomic absorption spectrometer
Varian Spectr AA880, Double beam spectrometer
Spectral response 190–900 nm
Fast response deuterium background corrector
Rotating 8 – lamp turret
2 burners both for air-acetylene and nitrous oxide-acetylene flame
Atomic absorption spectrometer
Varian Spectr AA300 Zeeman
Single beam spectrometer, spectral response 190–900 nm
Zeeman – effect background corrector
Electrothermal atomization in graphite furnace
SKEMA INSTRUMENTASI
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM SINGLE BEAM
SKEMA INSTRUMENTASI
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM DOUBLE BEAM
1 2

6 7

4
8

5
1. Sumber Cahaya 5. Larutan Sampel
2. Flame/Nyala Api yang berasal dari “Burner” 6. Monokromator
3. Burner/Alat pembakar 7. Detektor
4. Nebulizer 8. Rekorder
Sumber Cahaya
 Sumber cahaya semula yang digunakan adalah
lampu Wolfram, akan tetapi intensitas yang
diteruskan sangat kecil.
 Saat ini digunakan sumber cahaya dengan
intensitas radiasi yang besar yaitu:
o Lampu HCL (Hallow Cathode Lamp/Lampu
Katode Berongga)
o Lampu EDL (Electrode Discharged Lamp/
Lampu Tanpa Elektrode)
LANJUTAN…
• Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian
selama 1000 jam.

• Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk


memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji,
akan mudah tereksitasi
• Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu
1. Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1
unsur

2. Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran


beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Sumber sinar : HCL
Dibuat bertekanan rendah
Diisi gas Ar atau Ne

Terbuat dari unsur yg akan dianalisis


Terbuat dari wolfram/ tungsten

Dikenai beda voltase cukup tinggi


Atom gas pada anoda terionisasi—menuju katoda
--logam pd katoda terpental—uap—tereksitasi—
Kembali ke GS—memancarkan λ karakteristik dgn unsur
yg dianalisis—diserap oleh uap atom dari sampel—
(Garis resonansi)
SCHEMATIC OF AN ATOMIC-
ABSORPTION EXPERIMENT
AAS mempunyai 2 macam sistem optik, yaitu:
• berkas tunggal
• berkas ganda

Sistem optik “berkas ganda” pada AAS tidak sama dengan


Spektrofotometri UV-Vis.

Berkas sinar yang keluar dari cahaya/nyala yang mengandung


unsur yang diukur.
Berkas pertama prinsipnya identik dengan Spektofotometer UV-
Vis, sinar yang lewat dibaca sebagai absorban, sedangkan sinar
kedua hanya mengoreksi variasi sumber radiasi saja dan
tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang berasal dari
nyala.
SKEMA SISTEM OPTIK PADA AAS
HCL EDL
Hollow-cathode Lamps
Schematic of a hollow-cathode lamp

Hollow-cathode lamps have become the most common light source for atomic
Lampu HCL
Lampu EDL
(Hallow Cathode Lamp) (Electrode Discharged Lamp)
FLAME (NYALA API)

Flame (nyala Api)


Catatan:
o Profil nyala api tiap unsur berbeda-beda
o Umumnya tinggi nyala api gas pembakar dibuat ± 5 cm
o Semakin Tinggi Konsentrasi larutan sampel maka semakin
banyak energi cahaya yang terserap
LANJUTAN…
 Nyala api dapat diperoleh dari campuran gas
pembakar pada temperatur ± 2300°C.
 Macam-macam campuran gas pembakar untuk nyala
api pada AAS:
1. Asetilen-Udara (terbanyak dipakai)
2. Asetilen- O2
3. Asetilen-Dinitrogen Oksida
4. Hidrogen-Udara
DUCTING
• Ducting merupakan bagian cerobong asap
untuk menyedot asap atau sisa pembakaran
pada AAS, yang langsung dihubungkan pada
cerobong asap bagian luar pada atap
bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS,
tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar.
KOMPRESOR
• Alat yang terpisah dengan main unit.
• Berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara pada waktu
pembakaran atom.

BURNER
• Berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan
aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar
pada pemantik api
• Terdapat lubang yang merupakan proses awal
pengatomisasian nyala api
GAS PEMBAKAR
Pada SSA dipakai 2 macam gas pembakar, yaitu:
1. Yang bersifat oksidasi, seperti
- udara,
- udara dan O2
- campuran O2 dan N2O
2. Bahan Bakar berupa: gas alam, propana, butana,
asetilen dan H2
BURNER SYSTEM
Dalam metode SSA, sebagaimana Proses pengubahan ini dikenal
dalam metode spektrometri dengan istilah atomisasi, pada
atomik yang lain, sampel harus proses ini contoh diuapkan dan
diubah ke dalam bentuk uap didekomposisi untuk membentuk
atom. atom dalam bentuk uap.

Secara umum pembentukan atom bebas dalam keadaan


gas melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Pengisapan pelarut, pada tahap ini pelarut akan teruapkan dan
meninggalkan residu padat.
• Penguapan zat padat, zat padat ini terdisosiasi menjadi atom-atom
penyusunnya yang mula mula akan berada dalam keadaan dasar.
• Beberapa atom akan mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih
tinggi dan akan mencapai kondisi dimana atom-atom tersebut mampu
memancarkan energi.
• Tahap pembentukan atom dari larutan zat:
1. Pengkabutan
2. Penguapan pelarut
3. Penguraian zat menjadi atom
• Contoh proses pembentukan atom Pb dari PbNO3
adalah sbb:
Pb(NO3)2.H2O --------Pb(NO3)2 + H2O
Pb(NO3)2 ---------PbO + NO
PbO ---------Pb + O (atom-atom netral)
NEBULIZER
Nebulizer adalah suatu alat untuk
mengubah larutan menjadi Aerosol
yaitu butiran-butiran cairan yang sangat
halus yang terdispersi di udara.

Larutan yang tersedot melalui pipa kapiler


yang akan menumbuk glass bead dengan
kecepatan tinggi maka cairan pecah
menjadi butiran yang sangat halus yang
tercampur dengan udara membentuk
aerosol.

Alat ini bekerja dengan


menyemprotkan gas dan sampel
ke arah Burner.
MONOKROMATOR
Monokromator yang dipakai harus mampu
memberikan resolusi yang terbaik. Monokromator
berfungsi memisahkan resonansi yang telah
mengalami absorbs (untuk memisahkan panjang
gelombang yang digunakan dalam analisis)
.

Grating (kisi difraksi) celah


MONOKROMATOR
 Monokromator dalam alat SSA akan memisahkan, mengisolasi dan mengontrol
intensitas energi yang diteruskan ke detektor.

 Ada dua macam monokromator yang digunakan pada AAS yaitu monokromator
Celah dan Kisi difraksi.

 Monokromator berada diantara nyala dan detektor. Monokromator yang biasa


digunakan ialah monokromator difraksi grating.

 Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah sempit
dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator

 Kesulitan : monokromator tidak dapat menghalangi radiasi nyala menuju detector.

 Radiasi nyala dan radiasi yang diteruskan akan bergabung menuju detector.
DETEKTOR
 Detektor pada AAS berfungsi mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik, yang memberikan suatu isyarat
listrik berhubungan dengan daya radiasi yang diserap
oleh permukaan yang peka.
 Pada AAS umumnya dipergunakan adalah tabung
Penggandaan Foton (PMT= Photo Multiplier Tube
Detector)
[
[

AMPLIFIER
 Berfungsi untuk mengolah kuat arus dari
detektor menjadi besaran daya serap atom
transmisi yang selanjutnya diubah menjadi
data dalam sistem pembacaan
RECORDER
 Recorder merupakan bagian yang menampilkan
suatu angka atau gambar yang dapat dibaca oleh
mata.
PHOTO MULTIPLIER TUBE
CARA KERJA
1. Membuka gas terlebih dahulu, kemudian
kompresor, lalu ducting, main unit, dan
komputer secara berurutan.
2. Buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist).
3. Masukkan nomor lampu katoda yang dipasang .
4. Pilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik
langsung pada symbol unsur yang diinginkan.
5. Mengatur parameter yang dianalisis.

6. Tunggu hingga selesai warming up.


7. Klik icon bergambar burner/ pembakar,
setelah pembakar dan lampu menyala alat
siap digunakan untuk mengukur logam.

8. Masukkan blanko, didiamkan hingga garis


lurus terbentuk.
9. Masukkan sampel hingga kurva naik dan belok baru
dilakukan pengukuran.
10. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh
dengan mengklikicon print atau pada baris menu
dengan mengklik file lalu print.
11. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air
deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit, api
dan lampu burner dimatikan, program pada komputer
dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor,
setelah itu ducting dan terakhir gas.
CARA MEMELIHARA/PERAWATAN
1. Lampu katoda
• Bila setelah selesai digunakan, maka lampu
dilepas dari soket pada main unit AAS, diletakkan
pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan
dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya
setelah selesai penggunaan, lamanya waktu
pemakaian dicatat.
2. DUCTING

• yaitu dengan menutup bagian ducting


secara horizontal, agar bagian atas dapat
tertutup rapat, sehingga tidak akan ada
serangga atau binatang lainnya yang dapat
masuk ke dalam ducting.
3. Burner
• Setelah selesai pengukuran ,selang aspirator
dimasukkan ke dalam botol yang berisi
aquabides selama ±15 menit.

4. Tabung gas
• Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan
menggunakan minyak, karena minyak akan
dapat menyebabkan saluran gas tersumbat.
4.Buangan pada Spektrofotometri
Serapan Atom

• Tempat wadah buangan (drigen)


ditempatkan pada papan yang juga
dilengkapi dengan lampu indicator.
CARA KALIBRASI

Metode AAS termasuk dalam kategori metode


komparatif –> skala absorbans dari AAS tersebut harus
dikalibrasi dengan suatu deret standar yang diketahui
konsentrasinya dengan akurat (atau menggunakan
CRM – Certified Reference Materials).
• Cara Kalibrasi:
1. Buat blanko kemudian ukur nilai
absorbansinya (menunjukkan angka 0)
2. Masukkan larutan standar, ukur
absorbansinya minimal 3 kali
3. Bandingkan nilai yang terukur pada
spektrofotometri dengan yang yang
tercantum pada standar larutan (Lihat
apakah ada penyimpangan atau tidak)
CARA ANALISIS
 Sesuai dengan Hukum Lambert beer jika sinar yang digunakan
adalah sinar monokromatis
 Absorbansi ~ konsentrasi analit (panjang nyala konstan)

INGAT! = AAS bukan metode pengukuran yang


absolut, melainkan metode relatif

Membandingkan sampel dengan references

Kurva kalibrasi
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN SSA
 Penetapan kadar logam atau senyawa logam baik logam tunggal maupun
campuran dalam konsentrasi kecil termasuk sampel dengan matriks yang
kompleks. Misalnya: multivitamin mineral, cemaran logam, bijih tambang, logam
campur (alloy) dll.
 Prinsip Penetapan Kadar
Buat larutan stok baku pembanding, kurva kalibrasi, larutan sampel, pengukuran,
perhitungan.
1. Larutan Baku Pembanding
Buat larutan stok 1000 bpj dari logam atau oksida logam murni.
2. Kurva Kalibrasi
a. Buat satu seri larutan baku yang terdiri minimum empat larutan dengan
mengencerkan larutan stok dengan rentang serapan 0,1- 0,4.
b. Ukur serapan masing-masing larutan baku minimum dua kali (hitung dan
catat nilai purata), dimulai dari larutan yang paling encer.
Sebelum pengukura larutan dengan konsentrasi berbeda, lakukan pengukuran air
suling atau blangko untuk pembilasan.
c. Buat kurva kalibrasi yaitu grafik hubungan antara serapan dengan
konsentrasi.
LANJUTAN…
3. Larutan Sampel
a. Buat larutan, kecuali pada Non-flame AAS padatan dapat
langsung diukur.
(Bila menggunakan asam, konsentrasinya dari larutan
sampel maksimum 1M).
b. Encerkan atau pekatkan (solvent extraction) bila perlu
(A= 0,1 – 0,4).
c. Cegah gangguan dengan salah satu cara tersebut.
d. Ukur serapan larutan sampel minimum dua kali.
e. Hitung dan catat nilai purata.
LANJUTAN…

• Perhitungan
a. Kurva kalibrasi
Bila kurva linier, kadar langsung dihitung dari kurva
kalibrasi atau persamaan regresi.
Kurva kalibrasi dicek sewaktu-waktu dan bila perlu buat
kurva kalibrasi baru.
b. Penambahan Baku Pembanding (standard addition
method)
Metode ini digunakan untuk sampel dengan matriks
kompleks atau komposisinya tidak diketahui sehingga
kondisi larutan baku tidak mungkin dibuat sama.
PREPARASI SAMPEL
Pada preparasi sampel yang akan dianalisa menggunakan
AAS, terdapat 2 cara tergantung dari bentuk sampel yaitu:

1. Destruksi Basah, adalah metode perombakan sampel


dengan menggunakan Asam kuat baik tunggal maupun
campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan
zat oksidator. Destruksi dilakukan dengan pemanasan
pada suhu tidak lebih dari 300°C. Setelah itu sampel
dilarutkan dalam pelarut asam encer baik tunggal
maupun campuran.
PREPARASI SAMPEL
2. Destruksi Kering, adalah perombakan organik
logam dalam sampel menjadi logam-logam
anorganik (dalam bentuk oksida) dengan jalan
pengabuan sampel dalam tanur (Furnace) dengan
pemanasan yang tertentu.

Pada umumnya destruksi kering dilakukan pada


suhu 400°C- 800°C, tergantung jenis sampel yang
dianalisis. Oksida yang terbentuk kemudian
dilarutkan dalam pelarut asam encer baik tunggal
maupun campuran.
INTERFERENSI/GANGGUAN DALAM AAS

1. Gangguan kimia
2. Gangguan ionisasi
3. Gangguan matriks
4. Gangguan emisi
5. Gangguan spektra
1. GANGGUAN KIMIA (CHEMICAL
INTERFERENCES)

• Gangguan kimia dapat terjadi jika logam yang


dianalisa akan bereaksi dengan kation/ anion yang
ada dalam larutan membentuk senyawa yang sukar
diatomkan.
• Contoh: pada analisis Ca akan terganggu oleh
adanya pospat atau sulfat
Cara mencegah gangguan kimia:
• Penggunaan nyala api dengan suhu lebih tinggi
sehingga mampu mengatomisasi garam yang
terbentuk
• Penambahan zat kimia (releasing agent) sehingga
pembentukan garam dapat dicegah.
• Contoh: pada analisis Ca dengan adanya
penggangggu fosfat, maka ditambahkan zat
releasing agent yakni La sehingga pembentukan
Ca(PO4)2 dapat dicegah.
2. GANGGUAN IOINISASI

• Gangguan ionisasi terjadi saat analisis unsur-unsur


yang mudah menjadi ion (alkali, alkali tanah).
• Cara mengatasi gangguan jenis ini adalah ditambah
zat X yang mudah menjadi ion agar elektron yang
dihasilkan mampu menetralkan ion yang terbentuk
karena proses ionisasi.
• Contoh: penambahan pottasium dengan konsentrasi
tinggi pada analisis Ba
3. GANGGUAN MATRIKS
• Larutan cuplikan mengandung unsur yang dianalisa dan
logam-logam (Ti,W, Zr) yang membentuk oksida logam.
• Perbedaan sifat kimia (berat jenis, kerapatan, viskositas,
tegangan permukaan) antara larutan sampel dengan
standar.
Cara mengatasi gangguan ini adalah dengan
mengencerkan larutan sampel hingga sifat fisikanya
sama dengan larutan standar, kalibrasi menggunakan
metode standar adisi sehingga matriks larutan sampel
dan standar sama.
4. GANGGUAN EMISI
• Pada konsentarsi analit yang tinggi, metode AAS untuk
unsur-unsur yang memiliki emisi tinggi terkadang
menunjukkan presisi yang lemah. Contoh: barium pada
flame N2O-C2H2 (3200˚C)
• Gangguan terjadi karena gangguan elektronik dari
photomultiplier.
• Cara menanggulangi gangguan ini yakni dengan
memperkecil lebar celah, serta meningkatkan arus pada
lampu
5. GANGGUAN SPEKTRA
 Terjadi pada analisis unsur dengan panjang gelombang
yang overlap (sangat dekat dengan spectra atom
pengganggu, hanya terpisah 0,001 nm) dengan daerah
panjang gelombang serapan atom unsur atom yang
dianalisa.

 Contoh: Va (λ=308,211 nm) dan Al (λ=308,215 nm) dapat


diatasi dengan menyeleksi garis resonansi Al yang lain
misalnya pada λ=309,27 nm.
BACKGROUND ABSORPTION (LANJUTAN)
Background absorption
Gangguan ini disebabkan oleh serapan molekul atau hamburan cahaya dari:
molekul gas,fragmen molekul, partikel asap bila digunakan pelarut organik.
Cara mengatasi (background correction):
Gunakan cahaya kontinyu dari lampu D2 yang membentuk berkas cahaya
ganda (double beam) dengan cahaya dari sumber cahaya. Background
absorption mempengaruhi sample and reference beam. Koreksi background
dilakukan dengan mengukur rasio dari intensitas kedua berkas cahaya
tersebut.
• Gangguan Fisika
Gangguan ini disebabkan oleh efek matriks yang berpengaruh terhadap
sifat fisika sampel seperti: kekentalan, bobot jenis, tegangan muka atau sifat
menguap dari larutan sampel. Hal ini berpengaruh pada ukuran partikel
aerosol pada proses atomisasi.
Cara mengatasi:
Gunakan matrix matching yaitu pelarut yang sama dengan komposisi
matriks yang hampir sama.
ANALISA KUANTITATIF
• Transmittance

• Persen Transmittance

• Absorbance
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Hindari pemakaian
Larutan sampel pelarut aromatik
diusahakan seencer atau halogenida. Pelarut yang
mungkin (konsentrasi Pelarut organik yang digunakan adalah
ppm atau ppb). Kadar umum digunakan pelarut untuk
unsur yang dianalisis analisis (p.a)
tidak lebih dari 5% adalah keton, ester
dalam pelarut yang dan etil asetat.
sesuai.
TEKNIK ANALISA KUANTITATIF DENGAN AAS
 Menguji beberapa larutan standard yang mengandung unsur yang
ingin diuji dengan variasi konsentrasi yang telah diketahui ke dalam
alat AAS untuk mendapatkan nilai absorbansinya.

 Memplotkan variasi C (konsentrasi unsur yang ingin diuji pada


beberapa larutan standar) dengan nilai absorbansinya. y= bx + a

dimana absorbansi (A) : sumbu y dan

konsentrasi (C) : sumbu x.


TEKNIK ANALISA KUANTITATIF DENGAN AAS

 Menguji larutan sampel ke dalam alat AAS untuk


mendapatkan nilai absorbansinya.

 Setelah itu masukan nilai A sebagai y ke dalam persamaan


garis linear yang telah didapat pada langkah sebelumnya.

Dari persamaan itu kita akan mendapatkan nilai x yaitu

nilai konsentrasi unsur yang ingin diuji dalam sampel.


DESCRIBE THE PRINCIPLES OF AA.
• When metals are exposed to heat, they absorb light.
• Each metal absorbs light at a characteristic frequency. For
example:

• The metal vapor absorbs energy from an external light source, and
electrons jump from the ground to the excited states
• The ratio of the transmitted to incident light energy is directly
proportional to the concentration of metal atoms present
• A calibration curve can thus be constructed [Concentration (ppm)
vs. Absorbance]
DETERMINE THE CONCENTRATION OF A
SOLUTION FROM A CALIBRATION CURVE.

• AA can be used to identify the presence of an


element (qualitative analysis), or the concentration
of a metal (quantitative analysis)

• Quantitative analysis can be achieved by


measuring the absorbance of a series of solutions
of known concentration.

• A calibration curve and the equation for the line


can be used to determine an unknown
concentration based on its absorbance.
DETERMINE THE CONCENTRATION OF A
SOLUTION FROM A CALIBRATION CURVE.
DAFTAR PUSTAKA
• Gandjar, IG dan Rohman, A. 2017. Kimia Farmasi
Analisis. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Hal 298-318
• Skoog, Holler, Nieman. 1998. Principles of
Instrumental Analysis, 5th ed. Saunders College
Publishing. USA.
• Watson, DG. 2010. Analisis Farmasi. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
• Vogel’s textbook of Quantitative Chemical Analysis

Anda mungkin juga menyukai