Anda di halaman 1dari 16

FRAUD

By : Hendry – 11140072 Jacobus Benitto – 11150006


Lidia Cadi – 11140281 Kelvyn Setiadi – 1150017
International Standards on Auditing (ISA) menegaskan auditor
bertujuan memberikan asurans yang memadai (reasonable
assurance) bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang
material yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun
manipulasi/kecurangan (fraud).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Fraud merupakan “Setiap


tindakan akuntansi sebagai: (1) Salah saji yang timbul dari
Fraud kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau
penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
Definition laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan,
(2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau
penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.

Menurut BPK RI (2007) : suatu jenis tindakan melawan hukum


yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh sesuatu
dengan cara menipu
TEORI FRAUD SCALE
- Teori ini diperkenalkan oleh Albrecht, Keith Howe, dan
Marshall Romney dalam Deterring Fraud: Internal
Perspektif Auditor (Lembaga Internal Yayasan Penelitian
Auditor, 1984).
- Dalam teori ini dapat menjelaskan kemungkinan
terjadinya tindakan fraud atau kecurangan dengan cara
mengamati tekanan, kesempatan dan integritas pelaku
yang akan melakukan fraud.
- Jika seseorang memiliki tekanan yang tinggi, kesempatan
besar dan integritas pribadi yang rendah, maka dapat
memungkinkan terjadinya fraud yang tinggi, begitu pula
sebaliknya.
- Tekanan disini terjadi karena masalah keungan dan atau
bisa karena masalah di lingkungannya. Adanya
kesempatan untuk melakukan tindak kecurangan
disebabkan karena lemahnya pengendalian maupun
pengawasan organisasi. Sedangkan, integritas pribadi
yang rendah disebabkan oleh kebiasaan individu yang
buruk.
- Fraud Scalemempunyai tujuan untuk mengukur terjadnya
pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab.
Kecurangan atau fraud ini biasanya mengarah pada
penipuan laporan keuangan.
THE FRAUD
DIAMOND
• Dalam "The Fraud Diamond: Menimbang Empat Elemen Penipuan,
"(The CPA Journal, Desember 2004), David T. Wolfe dan Dana R.
Hermanson menjelaskan terdapat empat sisi Fraud Diamond yang
memperluas segitiga penipuan untuk menggabungkan kemampuan
individu yaitu: ciri dan kemampuan pribadi yang dimainkan, peran
utama apakah penipuan benar-benar akan terjadi terjadi mengingat
adanya tekanan, peluang, dan rasionalisasi. Penulis menuliskan
banyak kecurangan tidak akan terjadi tanpa adanya hak seseorang
dengan kemampuan yang tepat menerapkan detail kecurangan.
Wolfe dan Hermanson menjelaskan empat sifat yang dapat diamati
untuk melakukan kecurangan, terutama bila melibatkan jumlah uang
yang besar atau berlanjut untuk jangka waktu yang panjang.sifat
tersebut yaitu :
• Posisi atau fungsi otoritatif dalam organisasi;
• Kapasitas untuk memahami dan mengeksploitasi sistem akuntansi
dan pengendalian internal
• Keyakinan (ego) bahwa dia tidak akan terdeteksi, atau, jika
tertangkap, dia akan berbohong sehingga dirinya keluar dari
masalah;
• Kemampuan untuk mengatasi stres yang tercipta di dalam orang
yang baik saat dia melakukan perbuatan buruk
Merupakan teori yang dikemukakan oleh Bologna pada tahun
1999. Dalam teori ini terdapat empat faktor yang mendorong
terjadinya fraud, yaitu :

Greed (ketamakan/keserakahan) adalah keinginan untuk selalu


memperoleh sebanyak-banyaknya (KBBI Daring, 2008).
Ketamakan sangat berhubungan dengan moral seorang individu.

Opportunity (kesempatan/peluang) merupakan suatu keadaan


yang bisa datang kapan saja. Selain itu, peluang sangat
bergantung pada tingkat kedudukan jabatan seseorang. Semakin
TEORI GONE tinggi jabatan seseorang, semakin besar peluangnya melakukan
kecurangan.
Need (kebutuhan) dapat menjadi faktor penyebab tindak
kecurangan saat kebutuhan seseorang (dapat dikatakan) sangat
mendesak. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan inilah yang
kemudian menjadikan seseorang untuk mengambil jalan pintas
dengan bertindak curang.
Exposure (pengungkapan) berkaitan dengan hukuman pelaku
fraud. Dengan terungkapnya suatu kecurangan dalam
perusahaan tidak menutup kemungkinan terulangnya hal yang
sama apabila hukuman atau saksi yang diberikan lemah dan
tidak menimbulkan sifat jera.
Who ?

PROFILE OF Why ?
FRAUDSTERS

Victim !
FRAUD TREE
Corruption

Jenis fraud ini paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan
pihak lain.

• Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) yaitu seorang pegawai atau


eksekutif memiliki kepentingan pribadi yang tersembunyi dalam suatu
transaksi yang bertentangan dengan kepentingan Perusahaan.
• Penyuapan (bribery) meliputi pemberian atau penerimaan sesuatu yang
bernilai dengan tujuan mempengaruhi suatu keputusan dari karyawan.
• Pemberian Ilegal (illegal Grattitudes) seperti penyuapan, tetapi tidak
dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan dibuat, tetapi
suatu imbalan yang diberikan karena suatu keputusan yang
menguntungkan.
• Pemerasan (Economic Extortion) merupakan kebalikan dari penyuapan.
Dalam pemerasan, karyawan meminta pembayaran dari pihak penjual atau
pemasok untuk suatu keputusan yang menguntungkan penjual atau
pemasok tersebut.
ASSET MISAPPROPRIATION
Fraudulent
Statements

Jenis fraud ini dibagi menjadi 2


(dua) macam yaitu financial dan
non-financial.

Kecurangan ini umumnya dilakukan


oleh pejabat eksekutif dalam
membuat laporan keuangan
menjadi tidak benar atau menutupi
kondisi keuangan yang sebenarnya
dengan melakukan rekayasa
keuangan untuk memperoleh
keuntungan
Fraud Prevention
• Corporate Governance dilakukan oleh manajemen yang
dirancang dalam rangka mengeliminasi atau setidaknya
menekan kemungkinan terjadinya fraud. Corporate governance
meliputi budaya perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan
pendelegasian wewenang.
• Transaction Level Control Process yang dilakukan oleh auditor
internal, pada dasarnya adalah proses yang lebih bersifat
preventif dan pengendalian yang bertujuan untuk memastikan
bahwa hanya transaksi yang sah, mendapat otorisasi yang
FRAUD memadai yang dicatat dan melindungi perusahaan dari
kerugian.
• Retrospective Examination yang dilakukan oleh Auditor
PREVENTION Eksternal diarahkan untuk mendeteksi fraud sebelum menjadi
besar dan membahayakan perusahaan.
• Investigation and Remediation yang dilakukan forensik auditor.
Peran auditor forensik adalah menentukan tindakan yang harus
diambil terkait dengan ukuran dan tingkat kefatalan fraud,
tanpa memandang apakah fraud itu hanya berupa pelanggaran
kecil terhdaap kebijakan perusahaan ataukah pelanggaran
besar yang berbentuk kecurangna dalam laporan keuangan atau
penyalahgunaan aset.
• Auditor internal bertanggung jawab
dalam mendeteksi fraud yang mungkin
PERAN telah terjadi sedini mungkin, sebelum
memebawa dampak yang lebih buruk
AUDITOR pada organisasi.
• Tanggung jawab auditor eksternal
INTERNAL DAN dalam mendeteksi fraud tersebut
EKSTERNAL dijabarkan lebih lanjut dalam SA seksi
316 – pertimbangan atas kecurangan
dalam audit laporan keuangan
Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik
• persyaratan pengangkatan Direktur Independen
adalah sebagai berikut:
• Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan
pemegang saham Utama tidak lebih dari 6 bulan
DIRECTORS & sebelum dilakukan pengangkatan
• Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Direksi
AUDIT dan Dewan Komisaris

COMMITTEE • Tidak menjabat sebagai Direksi atau Dewan


Komisaris di perusahaan lain (baik PT Tbk
maupun non-Tbk)
• Tidak merupakan orang dalam dari suatu
lembaga atau institusi atau profesi penunjang
pasar modal yang pernah di pekerjaan oleh
Emiten

Anda mungkin juga menyukai