SISTEM REPRODUKSI

LAKI-LAKI

Laboratorium Histologi
FK UNEJ
Sistem reproduksi laki-laki:
 Testis.
 Sistem saluran keluar.
 Kelenjar genital.
 Penis.
TESTIS
 Kelenjar eksokrin:
◦ menghasilkan spermatozoa.

 Kelenjar endokrin:
◦ menghasilkan hormon.

 Lokasi:
◦ bermigrasi dari rongga perut (janin)
ke scrotum (setelah lahir).
SCROTUM
 Kantung berdinding tipis, t.a.:
◦ kulit, sedikit jaringan subkutan, lapisan otot polos.

 Fungsi:
◦ mempertahankan suhu optimal spermatogenesis
(sedikit lebih rendah daripada suhu tubuh).
KAPSULA TESTIS
 Tunika vaginalis:
◦ lapisan terluar, t.a. selapis sel mesotel
(rusak saat pembuatan sediaan).

 Tunika albuginea:
◦ lapisan tengah, tebal, t.a. jar. ikat padat fibroelastis.

 Tunika vaskulosa:
◦ lapisan terdalam,
t.a. jar. ikat kendor & pembuluh darah.
KAPSULA TESTIS
 Tunika albuginea menebal pada permukaan
posterior testis & menonjol ke dalam
 disebut mediastinum testis.

 Dari mediastinum, menyebar sekat-sekat fibrosa

tipis ke arah kapsula testis membagi testis
menjadi ±250 ruangan berbentuk piramid
(apex mendekati mediastinum)
 lobulus testis t.a.:
 1-4 tubulus seminiferus.
 pembuluh darah, saraf dalam jar. ikat kendor.
 sel interstitial Leydig.
TUBULI SEMINIFERI
 Permukaan luar diliputi jar. ikat peritubular:
◦ jaringan ikat, sel fibroblast pipih.
◦ sel-sel dg. sifat otot polos (peritubular myoid cell).

 Permukaan dalam diliputi oleh modifikasi

epitel berlapis kubis
(epitel germinativum/seminiferum):
◦ sel spermatogenik.
◦ sel penyokong/sustentakuler dari Sertoli.

Berakhir pada tubulus rectus di apex lobulus.

Sel-sel Spermatogenik
 4-8 lapisan, berkembang dari basal ke lumen.

Spermatogonia A pucat:
 duduk pada basal membran.
 inti lonjong/bulat,, kromatin
bergranula halus-pucat.
 Sitoplasma pucat.
Spermatogonia A gelap:
 kromatin inti lebih gelap.
Spermatogonia A bermitosis
menghasilkan spermatogonia B 
bermitosis menghasilkan spermatosit
primer.
Spermatosit primer:
 daerah tengah.
 paling besar.
 inti besar, kromatin berupa
gumpalan kasar atau benang
halus; inti pada tingkat
karyokinesis tertentu.
 mengalami meiosis I.
Spermatosit sekunder:
 lebih kecil.
 kromatin inti kurang padat.
 lebih ke daerah tengah.
 jarang terlihat (segera
mengalami meiosis II).
Spermatid:
 dekat lumen (compartimentum
adluminale), berkaitan erat dengan
sel Sertoli.
 Early: ukuran lebih kecil
daripada spermatosit primer
& sekunder.
 Late: kaput spermatid kecil
terpulas gelap, terbenam
dalam sitoplasma sel Sertoli,
ekor terjulur ke lumen
tubulus seminiferus.
 Berdiferensiasi menjadi
spermatozoa
Sel Penyokong/Sel Sertoli
 Meluas dari membran basal ke lumen tubulus
seminiferus.
 Sel kolumnar panjang, batas tidak teratur
(sisinya mempunyai cekungan-cekungan).
 Mengarah radier pada sumbu panjangnya.
 Inti lonjong, kromatin jarang-halus.
 Anak inti jelas.
 Fungsi?
Jaringan Interstitial
 terdapat dalam lobulus testis
di antara tubuli seminiferi.
 terdiri atas:
◦ sabut kolagen, pembuluh darah, limfe, saraf,
fibroblast, makrofag, mast cell, sel mesenkim.

Khas terdapat Sel Interstitial Leydig

◦ Sel besar, berkelompok.
◦ Sitoplasma bervakuol.
◦ Anak inti jelas, dapat berjumlah 2.
◦ Fungsi?
Sistem Saluran Genital
 Tubuli recti.
 Rete testis.
 Ductus efferentes.
 Ductus epididimis.
 Ductus deferens.
 Ampula ductus deferens.
 Ductus ejakulatorius.
 Urethra.
Tubuli Recti
 Pada apex lobulus, tub. seminiferus
melanjutkan diri menjadi tub. rectus yg
berjalan lurus.
 Saluran sempit-pendek dengan epitel
selapis silindris rendah/kuboid.
 Tidak dilapisi otot polos.
 Tanpa sel spermatogenik.

 Masuk mediastinum menjadi rete testis.

Rete Testis
 Jalinan saluran tidak teratur yang
beranastomosis dengan lumen lebar yg
dilapisi oleh
◦ epitel selapis kubis rendah/pipih.
 Bermuara ke ductus efferentes.
 Ductus eferentes menghubungkan rete
testis & ductus epididimis.
 Beberapa tubulus di rete testis & ductus
efferentes berisi timbunan sperma.
Ductuli Efferentes
 10-15 ductuli berjalan relatif lurus.
 Menyusun caput epididimis.
 Epitel:
◦ selapis silindris.
◦ permukaan lumen tidak teratur.
◦ epitel tidak sama tinggi.
 epitel rendah: tidak bersilia.
 epitel tinggi: bersilia
(satu-satunya saluran bersilia motil)
o Diliputi otot polos sirkular.
Ductus Epididimis
 Semua ductuli efferentes ductus epididimis.
 Sangat berlekuk.
 Membentuk corpus & cauda epididimis.
 Epitel berderet silindris dg stereosilia sama tinggi.
 Diliputi otot polos sirkular.
Ductus Deferens
 Kelanjutan ductus epididimis.
 Keluar dari scrotum, berjalan dalam canalis inguinalis.

 Mukosa lipatan longitudinal, lumen bentuk bintang.

◦ Epitel berderet silindris berstereosilia.
◦ Lamina propria:
 tipis.
 di bawahnya terdiri atas sabut kolagen padat &
anyaman halus sabut elastis.
 Muskularis:
 longitudinal, sirkuler, longitudinal.
 Adventitia:
◦ jaringan ikat, pembuluh darah, saraf.
Ampula Ductus Deferens
Pelebaran ductus deferens:
◦ lumen lebih lebar.
◦ lipatan mukosa lebih banyak dengan
diverticula/crypta glandulares.

Lapisan:
 Mukosa: epitel selapis silindris/kuboid.
 Muskular.
 Adventitia.
Ductus Ejakulatorius
 Saluran setelah bersatunya:
◦ ampula ductus deferens &
saluran vesikula seminalis.
 Menembus prostat bermuara ke uretra.
 Epitel selapis/berderet silindris.
 Dinding: jar. ikat fibrous.
Kelenjar genital
 Vesikula seminalis.
 Prostat.
 Bulbo-urethral (Cowper).
Vesikula Seminalis
 lonjong, berlekuk-lekuk, di belakang prostat.

 Mukosa:
◦ lipatan primer, sekunder, saling beranastomosis
membentuk rongga crypta mucosa.
◦ Epitel berderet silindris rendah/kuboid.
◦ Lamina propria.
◦ Muskularis lebih tipis drpd ductus deferens:
 dalam: sirkuler.
 luar: longitudinal.
◦ Adventitia:
 jar. ikat, sabut elastis, pembuluh darah, saraf.

 Sekresi: cairan seminal kental.

Prostat
 Kumpulan 30-50 kelj. tubuloalveolar.
◦ alveoli & tubuli: besar & tidak teratur.
◦ kelj. tertanam dalam jar. ikat padat & otot polos
(fibromyoelastikum).

 Mukosa banyak lipatan.

 Epitel kelenjar selapis atau berderet silindris, kuboid.
 Duktus ekskretorius:
◦ menyerupai asini kelenjar,.
◦ bagian terminal: epitel silindris gelap sebelum memasuki uretra.

 15-30 saluran keluar bermuara ke uretra pars prostatika.

 Sekresi: encer seperti susu.

 Corpora amylacea/concretio prostatica:

◦ bentukan bulat/lonjong yg merupakan sekret prostat yang memadat
Kelenjar Bulbo-Uretral
 Sepasang, ukuran 2x kacang hijau.
 Kelenjar tubuloasinar.
 Dibungkus kapsul fibroelastik:
◦ jaringan ikat, otot polos, serat otot rangka (diafragma
urogenital).
 Terdiri atas beberapa lobulus dipisahkan oleh
septum jaringan ikat dari kapsul.
 Sel sekretorik:
◦ selapis silindris/kuboid.
 Duktus ekskretorius:
◦ selapis silindris/kuboid, berderet silindris.
 Produk: mucous.
 Bermuara ke uretra pars penile.
Penis
 Epidermis.
 Dermis:
◦ berkas otot polos tunica Dartos.
◦ saraf, pembuluh darah, lemak.
 Fascia penis profunda (Buck).
 Tunica albuginea.
 Corpora cavernosa & corpus spongiosum.
Kulit Penis
 Tipis & halus.
 Bagian ujung bertemu membentuk preputium
menutupi glans.
 Permukaan dalam preputium:
epitel berlapis pipih tanpa tanduk.
 Kelenjar keringat (+), kelenjar lemak (+) dg.
folikel rambut.
 Pada glans & bagian dalam preputium:
◦ kelenjar Tyson (modifikasi kelenjar lemak).
Penis
Terdiri atas 3 tabung erektil:
 1 pasang corpora cavernosa
(masing-masing: corpus cavernosum).

 1 buah corpus cavernosum uretra

(=corpus spongiosum).
Corpus Cavernosum
 Proksimal: terpisah.
 Distal:
◦ berjalan bersama, dipisahkan oleh
septum mediana/pectiniformis.

 Dibungkus sarung fibrous tebal (tunika albuginea) dan

2 lapisan otot polos:
◦ dalam: sirkuler.
◦ luar: logitudinal.

 Kerangka/trabekula, t.a.:
◦ sabut kolagen, sabut elastis, otot polos, saraf.

 Ruang cavernosa di antara trabekula dilapisi endotel:

◦ sinus-sinus darah untuk ereksi, lebih lebar di bagian tengah.
Corpus Spongiosum
 Membungkus uretra.
 Tunika albuginea lebih tipis.
 Trabekula lebih tipis & elastis.
 Ruang cavernosa lebih kecil.