Anda di halaman 1dari 22

ASSALAMUALAIKUM

Wr. Wb.
Kelompok 14

Nama Anggota :
1. Muhammad Vicky Rizaldi (17108010041)
2. Rama Razani (17108010052)
3. Hafidz Nugroho (17108010063)
Pengertian Kebijakaan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah implementasi dari bentuk operasional


kebijakan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam mengatur keuangan
negara. Arah kebijakan ditekankan pengalokasian pengeluaran negara dan
penerimaan negara terkhusus pada perpajakan, contohnya saja tinggi
rendahnya pajak, atau bahkan pembebasan pajak dalam pengendalian
perekonomian untuk mencapai tujuan nasional.
Macam-Macam Kebijakan Fiskal

Macam-macam kebijakan fiskal terbagi atas 2 bagian yakni :

1. Kebijakan fiskal berdasarkan segi teori.


2. Kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan pengeluaran.
1. Kebijakan Fiskal Berdasarkan Segi Teorinya

Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah


kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari
berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam
peningkatan kesempatan kerja.

Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran


adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam
mencapai ekonomi yang stabil.

Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) :


Stabilisasi anggaran adalah kebijakan yang mengatur
segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan
manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran
dan program-program pemerintah. tujuannya adalah
penghematan anggaran pemerintah.
2. Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah
Penerimaan dan Pengeluaran

a. Kebijakan Anggaran Seimbang


b. Kebijakan Anggaran Surplus
c. Kebijakan Anggaran Defisit
d. Kebijakan Anggaran Dinamis
A. Kebijakan Anggaran Seimbang

Kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang menyusun jumlah


penerimaan dan pengeluaran sama besar, jadi penerimaan yang diterima
pemerintah harus sama dengan pengelurannya dan begitupun sebaliknya.
Keuntungan kebijakan ini adalah tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari
dalam negeri dan luar negeri, sedangkan kerugiannya adalah jika
perekonomian negara dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan
ekonomi semakin memburuk.
B. Kebijakan Anggaran Surplus

Kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan yang disusun dengan


pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada pengeluaran atau
pengeluaran dengan sedikit tetapi pendapatan/penerimaan banyak. ini
digunakan untuk mencegah inflasi.
C. Kebijakan Anggaran Defisit

Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan yang disusun dengan


cara pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan/pendapatan. Ini
berupakan kebalikan dari kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran
defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan kelesungan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan
anggaran.
D. Kebijakan Anggaran Dinamis

Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah


kebijakan yang disusun dengan cara jumlah pengeluaran dan penerimaan
sama besar dan lama kelamaan jumlahnya makin bertambah. kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah sehingga
dibutuhkan jumlah yang besar.
Contoh Kebijakan Fiskal

• Menaikkan jumlah pajak


• Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak)
• Melakukan penghematan pengeluaran negara
• Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi
pemerintah
Dampak Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal mempengarui perekonomian. Ketika pemerintah


mengubah pengeluaran atau tingkat pajaknya, perububahan itu mempengarui
permintaan terhadap output barang dan jasa perekonomian serta mengubah
tabungan nasional, investasi, dan tingkat bunga ekuilibrium.
APLIKASI KEBIJAKAN FISKAL

DI INDONESIA

Kebijakan fiskal tahun 1999-2000 :


• Memperkuat dan memperketat basis penerimaan anggaran.
• Mendukung dan berkontribusi aktif dalam program rekapitalisasi perbankan.
• Mempertahankan dan tetap beracuan pada prinsip pembiayaan defisit.
Kebijakan Fiskal Tahun 2001-2008 :
• Proses pemulihan perekonomian masih belum pasti.
• Nilai tukar rupiah terhadap uang asing masih lemah.
• Insflasi meningkat.

Peran Pemerintah:
- Merumuskan instrument kebijakan fiskal dan pengeluaran.
- Menganalisis pengaruh penerimaan dan pengeluaran negara terhadap
kondisi perekonomian, tingkat pengangguran, dan inflasi.
- Mewujudkan sasaran ekonomi.

Kebijakan Ekonomi:
- Meningkatkan stabilitas ekonomi
- Pemeliharaan ketahanan fiskal melalui penyesuaian APBN 2001.
Kebijakan Fiskal Tahun 2009-2011
Pada Tahun 2009 :
Kebijakan Fiskal dilihat dari arah kebijakannya:
• Peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan perdesaan.
• Percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi.
• Peningkatan upaya antikorupsi serta pertahanan dan keamanan dalam negeri

Kebijakan Fiskal dilihat dari strateginya:


• Pengendalian subsidi BBM dan listrik,
• Belanja kementerian negara dan lembaga Rp.322,3 triliun.

Kebijakan Fiskal di sektor riil:


• Di bidang sumber daya air
• Di bidang transportasi
• Di bidang energi
Kebijakan Fiskal pada tahun 2010 :
O Menjaga agar sektor riil terus bergerak
O Mencegahh terjadinya gelombang PHK
O Menjaga stabilitas harga
O Menjaga daya beli masyarakat
O Menjaga ketahanan pangan dan energi
Pada Tahun 2011 :
Kebijakan Pemerintah:
– Kesepakatan antara Ditjen Pajak dan Akuntan Publik dalam rangka pemeriksaan pajak.
– Kebijakan penyetaraan PPN antara film impor dan nasional.

Kebijakan pemerintah  Menkeu dalam Peraturan Menteri Keuangan:


– Pembebasan Pajak Penambahan Nilai (PPN) untuk rumah sederhana.
– Perlakuan PPN atas jasa maklon.
– Penyederhanaan proses pemberian pembebasan bea masuk dan cukai.
Trend dalam Komposisi Pendapatan Pajak, 1990-2009

(Persentase pangsa total penerimaan pajak)


Komposisi 1990-1996 1997-2001 2002-05 2006-08 2009

pajak dalam negeri 90.7 93.2 95.4 95.7 97.0

Pajak penghasilan 41.6 48.5 47.3 49.8 51.2

saya. Non-minyak dan pajak penghasilan Gas 41.6 42.8 38.7 39.4 43.2

ii. pajak penghasilan minyak dan gas 0.0 6.1 9.0 10.9 8.3

Pajak Pertambahan Nilai 36,9 32.0 32.2 31.1 31.1

Pajak Bumi dan Bangunan 3.8 3.3 3.9 4.6 3.9

Tugas pada tanah dan bangunan transfer 0.0 0.4 0,9 0,9 1.0

cukai 7.5 8.3 10.5 8.7 9.1

Pajak dalam negeri lainnya 0,9 0,7 0,7 0.5 0.5

pajak perdagangan internasional 9.3 6.8 4.6 4.3 3.0


Pajak impor 9.2 5.7 4.5 3.3 2.9

pajak ekspor 0,2 1.1 0,1 1.1 0,1

Sumber: Pemerintah Statistik Keuangan, Bank Indonesia


PPN diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1985. Saat ini PPN di Indonesia adalah 10 persen. Namun,
ekspor barang dan jasa dibebaskan dari PPN. Berikut ada 22 barang yangg dibebaskan yaitu:

Barang bukan kena pajak (PPN):

1. Pertambangan atau pengeboran produk.

2. Komoditas dasar seperti kenaikan, jagung, garam, sagu dan kacang kedelai.

3. Food dan minuman yang disajikan di hotel, restoran dan sejenisnya, dan bahwa disampaikan oleh
katering.

4. Uang, emas batangan, dan surat berhargalayanan tidak kena pajak.


Layanan tidak kena pajak :

1. Pelayanan kesehatan
2. Pelayanan sosial seperti panti asuhan, layanan pemakaman, dll
3. Layanan surat menggunakan perangko
4. Jasa keuangan dan asuransi
5. Pelayanan agama
6. Layanan pendidikan
7. Jasa seni dan hiburan
8. Jasa penyiaran non-iklan
9. Tanah dan transportasi umum berbasis air dan transportasi udara internasional
10. Tenaga kerja
11. Layanan hotel
12. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah
13. Jasa parkir daerah
14. Layanan telepon umum menggunakan koin
15. Jasa pengiriman uang oleh wesel
16. Makanan dan katering layanan

Anda mungkin juga menyukai