Anda di halaman 1dari 51

ANGKA HARAPAN HIDUP, ANGKA

KEMATIAN IBU DAN TOTAL FERTILITY


RATE DI INDONESIA DAN DI DUNIA

KELOMPOK 1
1. AYU ANDIRA (206117005)
2. HENI TASARI (206117007)
3. VUSFA INDAH
RHAMADAYANTY(20611004)
ANGKA HARAPAN HIDUP
DEFINISI
Angka harapan hidup adalah rata-rata jumlah tahun

kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah

berhasil mencapai umur tertentu. Misalnya, angka harapan

hidup umur sepuluh tahun, berarti rata-rata tahun

kehidupan yang akan datang dijalani oleh mereka yang

telah mencapai usia sepuluh tahun. Manfaat mengetahui

angka harapan hidup adalah untuk menentukan tingkat

kemakmuran penduduk dalam suatu daerah atau negara.


Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di
suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya
termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan
kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
ANGKA HARAPAN HIDUP DI
INDONESIA DAN DUNIA
• Pada artikel Warga Makin Panjang Umur ,Jawa

Pos tanggal 14 Maret 2017. Angka harapan hidup


(AHH) Surabaya mencapai 73,85 pada 2014.
Artinya, bayi yang lahir menjelang 2014 diprediksi
bisa hidup selama hampir 74 tahun. Setiap tahun
AHH selalu naik meski belum ada pencatatan resmi
selama tiga tahun terakhir.
• Pada artikel Angka Harapan Hidup Tahun 2040:

Spanyol Urutan Teratas, Peringkat Indonesia


Naik , Deutsche Welle tanggal 05 November 2018.
Pada tahun 2040 diprediksi indonesia naik
peringkat di dunia dari peringkat 117 ke 100.

• Untuk dunia secara keseluruhan, studi para peneliti

memproyeksikan kenaikan rata-rata lima tahun


dalam rentang umur, dari usia 73,8 pada tahun
2016 menjadi 77,7 tahun pada 2040.
ULASAN ARTIKEL
• Data di Indonesia

Kabag Kesra Pemkot Surabaya Imam Siswandi


menerangkan, AHH tahun ini belum diketahui.
Namun, dia memperkirakan AHH Surabaya
mencapai 75 tahun. AHH dipengaruhi banyak faktor.
Faktor utamanya adalah tingkat kesehatan, gizi,
pendidikan, dan tempat tinggal ”Kami punya banyak
program untuk meningkatkan itu semua,” terangnya.
• Pada masalah kesehatan, pemkot telah
mendaftarkan 500 ribu warga sebagai peserta
BPJS. Mereka merupakan penerima bantuan
iuran (PBI). Iuran BPJS mereka ditanggung
APBD pemkot. ”Yang berhak menerima adalah
warga miskin, bunda PAUD, petugas kebersihan
kampung, dan banyak lainnya. Ada 36
klasifikasi,” terangnya.
• Pada program penambahan gizi, pemkot memiliki

program konsumsi untuk yatim piatu dan lansia.


Selain itu, terdapat program gemar makan ikan dari
dinas ketahanan pangan dan pertanian (DKPP).
• Untuk masalah pendidikan, pemkot menerapkan

program pendidikan gratis hingga SMA/ SMK


sejak 2011. Namun, program tersebut terhenti
saat kewenangan SMA/SMK beralih ke provinsi
tahun ini. Akan tetapi, siswa miskin diupayakan
tetap gratis. Pemkot telah mengirim data 11 ribu
siswa miskin ke provinsi.
• Terkait masalah permukiman, memang masih

ditemukan banyak kantong kumuh di Surabaya.


Pemkot berupaya memperbaiki hal tersebut
dengan membuat program rehab sosial daerah
kumuh (RSDK). Setiap rumah bakal diberi jatah
Rp 25 juta untuk perbaikan.
• Data di Dunia

Yang mempengaruhi Indonesia mengalami kenaikan

peringkat di dunia dalam lingkup Angka Harapan Hidup yaitu

Lima penentu rata-rata rentang hidup dalam dua dekade dari

sekarang semuanya terkait dengan apa yang disebut penyakit

"gaya hidup" yakni : tekanan darah tinggi, kelebihan berat

badan, gula darah tinggi, bersama dengan penggunaan

alkohol dan tembakau mengalami penurunan ,maka hal-hal

tersebut mempengaruhi kenaikan peringkat indonesia dalam

lingkup AHH.
• Karena tembakau sendiri di dunia diduga
merenggut nyawa sekitar tujuh juta jiwa setiap
tahunnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia,
WHO.
ANGKA KEMATIAN IBU
DEFINISI
Angka kematian ibu (AKI) adalah
jumlah kematian selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau
cedera (WHO, 2014).
ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA
DAN DI DUNIA
• Data di Indonesia

Pada artikel Kualitas Kesehatan Masih Rendah

,Kompas tanggal 29 Maret 2018. Tentang Angka kematian

ibu di Indonesia masih tinggi, mencapai 359 ibu per

100.000 kelahiran (SDKI, 2012). Tingginya angka kematian

ibu menunjukkan kualitas kesehatan sebuah bangsa masih

rendah. Angka kematian ibu di Indonesia yang tinggi

selama tiga dekade terakhir belum mampu ditekan.


Jumlah kematian ibu hamil dan melahirkan
berdasarkan data Survei Penduduk 2010 mencapai
349 per 100.000 kelahiran hidup.

Survei Penduduk Antarsensus (Supas) 2015


menyebut ada 305 ibu meninggal akibat melahirkan
dari setiap 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
data Supas 2015 itu, jika setiap tahun terdapat 4 juta-
5 juta kelahiran, maka setiap tahun terdapat 12.000-
15.000 kematian ibu melahirkan.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan,
tingginya angka kematian ibu membuat Indonesia
gagal mencapai target Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs). Saat MDGs berakhir pada 2015,
angka kematian ibu di Indonesia ditargetkan 102 per
100.000 kelahiran. Karena itu, dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-
2019, pemerintah menargetkan menurunkan kematian
ibu menjadi 306 ibu per 100.00 kelahiran hidup pada
2019.
Pengumpulan bukti itu dilakukan AIPI (Akademi Ilmu

Pengetahuan Indonesia) dengan menelusuri 7.831 literatur

yang mengulas kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir

di Indonesia selama 20 tahun terakhir. Hasilnya, AIPI

menemukan penyebab kematian ibu sangat beragam, salah

satunya adalah akses terhadap pelayanan kesehatan

berkualitas belum merata. ”Perbaikan fasilitas kesehatan

harus dilakukan secara utuh berdasarkan prinsip continuum

care (perawatan berkelanjutan),” katanya.


Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian
Kesehatan Eni Gustina mengatakan, pada dasarnya
kematian ibu dan bayi di Indonesia tidak terlepas
dari masalah klasik empat terlalu dan tiga terlambat.
Masalah klasik empat adalah terlalu tua, terlalu
muda, terlalu sering, dan terlalu dekat. Kemudian
tiga terlambat adalah terlambat mengambil
keputusan, terlambat dirujuk, dan terlambat
mendapat penanganan.
• Data di Dunia

Berdasarkan Laporan World Bank tahun 2017,


dalam sehari ada empat ibu di Indonesia yang
meninggal akibat melahirkan. Dengan kata lain ada
satu ibu di Indonesia yang meninggal setiap enam
jam.
Dalam acara ini, Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia (AIPI) memaparkan temuan dari
penelusuran sebanyak 7.831 literatur dan makalah
terkait kematian ibu yang baru melahirkan dan
bayinya yang dilakukan selama Juni 2016 hingga
Maret 2018, bekerjasama dengan dengan Badan
Pembangunan Internasional Amerika Serikat
(USAID).
Salah satu data yang dipaparkan adalah
data dari ASEAN Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2017. Data tersebut menunjukkan
bahwa pada tahun 2015 kematian ibu di Indonesia
masih mencapai 305 per 100 ribu. Angka ini tiga
kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs
Indonesia, yaitu 102 per 100 ribu. Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan
angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara.
“Kematian ibu masih merupakan masalah kesehatan
yang utama,” kata Ketua AIPI, Prof. Sangkot Marzuki.

Oleh karena itu, AIPI melakukan penelusuran melalui


data dan penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti ilmiah
keadaan ibu di Indonesia sebagai rekomendasi kepada
pemerintah Republik Indonesia untuk segera membentuk
Komite Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu
di Indonesia.
“Permasalahan kematian ibu memiliki
penyebab yang kompleks, sehingga upaya
penurunannya memerlukan kolaborasi berbagai
sektor seperti profesional di bidang kesehatan,
pemerintah, dan masyarakat,” sambungnya lagi.
ULASAN ARTIKEL
• Data di Indonesia

Pengurangan kematian ibu hamil dan


melahirkan juga membutuhkan peran aktif
pemerintah daerah. Selama ini, pengurangan
kematian ibu tidak merata karena sangat
bergantung pada kepemimpinan dan kepedulian
pemerintah daerah.
Contoh baiknya dilakukan Pemerintah Kota Surabaya
yang mempunyai program bidan pendamping calon
pengantin. Para bidan membekali para calon pengantin
tentang pentingnya menjaga gizi pada 1.000 hari pertama
kehidupan bayi untuk menekan angka kematian ibu dan
bayi. Selain itu juga ada program pemberian makanan
tambahan bagi ibu hamil.

Selain persoalan medis, persoalan nonmedis juga


harus diselesaikan karena berpengaruh besar terhadap
kematian ibu. Salah satunya adalah tingginya perkawinan
usia dini yang meningkatkan berbagai risiko medis.
• Data di Dunia

Meningkatnya Angka Kematian Ibu dapat di


kurangi secara perlahan dengan dukungan dari
kesehatan, pemerintahan dan masyarakat. Dari sisi
kesehatan dapat dihimbau dari petugas kesehatan
untuk mengambil keputusan yang cepat dan
meminimalisir tindakan yang mengakibatkan
terjadinya kesalahan.
Dari pemerintahan bisa mendukungnya
dengan bentuk memenuhi fasilitas kesehatan dan
pembiayaannya. Dari sisi masyarakat bisa
dilakukan himbauan untuk melakukan tindakan
segera pada ibu hamil yang akan melahirkan
untuk dilahirkan ke fasilitas kesehatan.
ANGKA KESUBURAN TOTAL
(TOTAL FERTILITY RATE)
DEFINISI
Angka kesuburan total (Total Fertility Rate)
ialah istilah yang digunakan di bidang demografi
untuk menggambarkan jumlah rata-rata anak yang
akan terlahir dari seorang wanita sepanjang
hidupnya bila ia akan mengalami tingkat
kesuburan spesifik usia terkini yang pasti dan ia
akan selamat dari kelahiran sepanjang usia
reproduktifnya.
ANGKA KESUBURAN TOTAL DI
INDONESIA DAN DI DUNIA
• Data di Indonesia

Pada artikel Masalah Kependudukan, Kompas tanggal


28 Desember 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045
hasil Survei Penduduk Antarsensus (Supas) 2015 Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Bappenas menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia tahun 2019 diproyeksikan sebanyak
266,91 juta jiwa dan terus bertambah hingga mencapai 318,96
juta jiwa di tahun 2045. Akan ada tambahan sekitar 52 juta
penduduk dalam kurun waktu 26 tahun ke depan.
Struktur umur penduduk Indonesia masih didominasi

oleh usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah mencapai

183,36 juta jiwa. Jauh melampaui jumlah penduduk usia muda

(0-14 tahun) sebanyak 66,17 juta jiwa dan penduduk lanjut usia

(65 tahun ke atas) sebanyak 17,37 juta jiwa. Rasio

ketergantungan mencapai angka 45, yang bermakna bahwa

setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 45

penduduk usia nonproduktif. Rasio ketergantungan tahun 2019

merupakan yang terendah selama ini, menandai kita sedang

memasuki periode terbaik bonus demografi.


Rasio ketergantungan akan terus mencetak
rekor terendah hingga 2023 dan setelahnya
diproyeksikan terus naik. Selama periode 2019 hingga
2045, struktur umur penduduk akan berubah. Jumlah
penduduk usia 0-14 tahun relatif stabil, tetapi
cenderung turun sebagai konsekuensi penurunan
angka kelahiran (total fertility rate).
• Data di Dunia

Berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2017-


2018 (WEF: Global Competitiveness Report 2017-
2018), Indonesia terus mengalami kenaikan
peringkat daya saing global, dari peringkat ke-50
(2013) menjadi ke-36 (2018). Namun, peringkat daya
saing kita akan naik lebih cepat jika kita mampu
memperbaiki daya saing di pilar pendidikan,
kesehatan, dan kesiapan teknologi.
Sejalan dengan hal itu, Presiden Jokowi
menekankan bahwa fokus pemerintah di tahun
2019 adalah pada pembangunan sumber daya
manusia. Bahkan, APBN 2019 secara eksplisit
bertemakan ”APBN untuk mendorong investasi
dan daya saing melalui pembangunan (investasi)
sumber daya manusia (SDM)”.
Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), daya
saing suatu negara ditentukan oleh tiga pendorong
utama, yaitu dorongan faktor produksi (factor-driven),
dorongan efisiensi (efficiency-driven), dan dorongan
inovasi (innovation-driven).

Kebijakan pemerintah membangun infrastruktur


fisik dan memperbaiki tata kelola pemerintahan
selama empat tahun terakhir berdampak positif
terhadap peningkatan daya saing yang bersifat factor-
driven.
Jumlah penduduk yang besar dengan daya
beli yang terus meningkat menjadikan Indonesia
memiliki modal daya saing dari sisi efficiency-
driven.

Di era Revolusi Industri, daya saing sangat


ditentukan bukan hanya oleh factor and efficiency-
driven, melainkan juga kemampuan inovasi
(innovation-driven).
ULASAN ARTIKEL
• Data di Indonesia

Proyeksi penduduk Indonesia periode 2015-2045


memperlihatkan dua fenomena menarik dalam perspektif
bonus demografi (besarnya penduduk usia produktif
antara 15-64 tahun dalam suatau negara). Pertama,
ternyata periode puncak bonus demografi yang sering
diistilahkan sebagai jendela peluang (the window of
opportunity) maju lebih awal delapan tahun.
Kedua, bonus demografi akan berakhir lebih
cepat dari proyeksi sebelumnya. Jika pada proyeksi
penduduk sebelumnya bonus demografi
diproyeksikan berlangsung selama tahun 2012
hingga 2042, proyeksi terbaru menunjukkan bahwa
bonus demografi akan berakhir di tahun 2037, lebih
cepat lima tahun.
Tentu harus ada respons yang tepat dari pemerintah
terhadap informasi di atas. Pertama, kita menyadari bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 diimplementasikan justru saat
Indonesia sedang berada pada periode terbaik bonus
demografi. RPJMN 2020-2024 yang akan disusun pada
2019 harus didesain agar mampu secara nyata
mentransformasi bonus demografi menjadi bonus ekonomi.
Melimpahnya penduduk usia produktif harus bermanfaat
nyata bagi peningkatan kesejahteraan penduduk.
Selain itu, periode bonus demografi yang lebih
pendek mengharuskan kita bekerja lebih cepat untuk
meraih manfaat sebelum bonus demografi berakhir.

Transformasi bonus demografi menjadi bonus


ekonomi akan terwujud jika penduduk usia produktif
yang termasuk angkatan kerja dapat bekerja secara
layak dan sejahtera.
• Data di Dunia

Revolusi Industri juga menciptakan tantangan


di era bonus demografi karena ancaman untuk
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di
industri juga meningkat. Pekerja dituntut memiliki
kompetensi kerja yang tinggi atau akan tersisih.
Tantangan ini berpotensi menjadi ancaman bagi
bonus demografi jika kita tidak segera membangun
SDM dengan kompetensi inovasi.
Inovasi bersumber dari pengetahuan baru
dan lulusan terlatih yang dihasilkan sekolah dan
universitas. Namun, WEF menjelaskan bahwa
sebagian besar sistem pendidikan saat ini masih
mengacu pada model yang dikembangkan seabad
lalu. Pemerintah perlu segera menyempurnakan
sistem pendidikan, ekosistem inovasi melalui
sistem dan lingkungan yang mendukung
berkembangnya inovasi.
Sistem pendidikan harus menghasilkan
manusia unggul yang berkarakter, inovatif, dan
berbakat tinggi. Pendidikan tidak sekadar
mengajarkan siswanya agar lulus ujian.
Pendidikan harus mendidik siswa untuk mampu
memecahkan masalah, mengambil keputusan,
berpikir kritis dan kreatif, memiliki kecerdasan
emosi, dan mampu menjadi pribadi berkarakter
lifelong learning.
Tak ada pilihan lain, kita harus
mengembangkan strategi pendidikan yang adaptif
terhadap Revolusi Industri, agar innovation-driven
yang menjadi prasyarat Revolusi Industri dapat
berkembang dan mendukung peningkatan daya
saing Indonesia. Jika daya saing meningkat,
investasi juga akan meningkat, kesempatan kerja
di sektor formal terbuka lebar, memberi
kesempatan bagi penduduk
PERBANDINGAN ANTARA ANGKA
HARAPAN HIDUP , ANGKA KEMATIAN
IBU DAN TOTAL FERTILITY RATE
• Angka Harapan Hidup di Indonesia mengalami kenaikan.

Pada tahun 2014 AHH di indonesia yaitu 73,85 tahun dan


studi para peneliti memproyeksikan kenaikan rata-rata
lima tahun dalam rentang umur, dari usia 73,8 tahun pada
2016 menjadi 77,7 tahun pada 2040. Untuk di dunia
secara keseluruhan di prediksi pada tahun 2040
indonesia naik peringkat dari117 ke 100,
• Angka Kematian Ibu mengalami kenaikan seperti yang
dipaparkan oleh ASEAN Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2017 yang ditargetkan 102 dari 100.000
ibu melahirkan ternyata melebihi target yaitu 305 dari
100.000, hal itu terjadi karena permasalahan kematian ibu
memiliki penyebab yang kompleks, sehingga upaya
penurunannya memerlukan kolaborasi berbagai sektor
seperti profesional di bidang kesehatan, pemerintah, dan
masyarakat.
• Total Fertility Rate ( TFR ) pada penduduk Indonesia masih

didominasi oleh usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah


mencapai 183,36 juta jiwa. Rasio ketergantungan mencapai
angka 45, yang bermakna bahwa setiap 100 penduduk usia
produktif akan menanggung 45 penduduk usia nonproduktif.
Rasio ketergantungan tahun 2019 merupakan yang terendah
selama ini, menandai kita sedang memasuki periode terbaik
bonus demografi yang kedepannya akan menguntungkan
dan mendapatkan bonus ekonomi karena adanya
peningkatan usia produktif untuk dapat melaksanakannya.
 TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai