Anda di halaman 1dari 26

HIV & AIDS

Asep Ramdhani
Erina Widya
Iis Mulyaningsih
Rosmawati Septiani
PENDAHULUAN
Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam famil
i lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan mengg
unakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk
virus DNA dan dikenali selama periode inkubasi yang
panjang.

HIV menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun d


an menghancurkannya. Terjadi dengan menggunakan
DNA dari CD4+ dan Limfosit untuk mereplika diri, dipro
ses ini virus tersebut mengahancurkan CD4+ dan limfo
sit.

HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi


yang panjang (klinik-laten), dan utamanya meny
ebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS.
Apa itu HIV & AIDS?
HIV mempunyai 3 gen yang merupakan
HIV (Human Immuno
komponen fungsional dan struktural. Tig
Deficiency Virus)
a gen tersebut yaitu gag, pol,& env. Gag
berarti grup antigen mengode protein inti
, pol mewakili polimerase mengode enzi
HIV adalah virus penyebab AIDS yang men m reverse transcriptase, protase dan int
yerang sistem kekebalan tubuh manusia s egrase, dan env adalah kepanjangan da
ri envelope mengode komponen struktur
ehingga tidak mampu melindungi dari sera al HIV yang dikenal dengan glikoprotein.
ngan penyakit lain. Bentuk HIV terdiri dari Gen lain yang ada dan penting dalam re
sebuah silinder yang dikelilingi pembungku plikasi virus yaitu: rev, nef, vpu, dan vpr.
s lemak yang melingkar-melebar.
Tipe Tipe HIV
HIV HIV-1 bermutasi lebih cepat
karena replikasi lebih cepat.
Tipe 1 Berbagai macam subtipe dari
HIV-1 telah ditemukan dala
m area geografis yang spesif
HIV ik dan kelompok spesifik risi
Tipe 2 ko tinggi.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)

AIDS adalah kumpulan dari beberapa gejala penya


kit akibat turunnya sistem kekebalan tubuh diseba
bkan HIV.

Saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuh


kan HIV dan AIDS. Yang sudah ditemukan adalah o
bat ARV (Anti Retro Viral) yaitu obat untuk mengen
dalikan jumlah virus HIV dan meningkatkan kualita
s hidup Odha (Orang dengan HIV & AIDS).
HIV tidak dapat hidup dalam:
HIV terdapat didalam: Darah yang mengering lebih dari 1
jam
Dalam air mendidih, atau panas ker
Darah
ing, dengan suhu 56°C selama 10-20
menit.
Cairan vagina Bahan kimia seperti Nonoxynol-9 (
untuk mencegah kehamilan), Sodium
Cairan sperma Klorida (bahan pemutih) dan Sodium
Hidroksida. Namun, ada penelitian ya
ng menyatakan HIV mampu hidup d
ASI dari ibu yang tertular HIV
alam darah yang tertinggal dijarum
suntik selama 4 minggu.
HIV tidak menular melalui
Sistem Imun Normal
Sistem imun melindungi tubuh dengan cara
mengenali bakteri atau virus yang masuk kedalam
tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Sistem imun
terdiri dari atas organ dan jaringan limfoid, termasuk
didalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa,
limfa, tonsil, adenoid, appendix, darah dan
pembuluh limfa.

Sel T Limfosit T

Fagosit Komplemen
Limfosit T

HIV menyerang CD4+, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsu
ng sampul HIV yang mempunyai efek toksik akan menghambat fungsi sel T (toxic HI
V). Secara tidak lansung, lapisan luar protein HIV yang disebut sampul gp 120 dan
anti p24 berinteraksi dengan CD4+ yang kemudian menghambat aktivasi sel yang m
empresentasikan antigen (APC). Setelah HIV melekat melalui reseptor CD4+ dan co
-reseptor bagian sampul tersebut melakukan fusi dengan membran sel dan bagian i
ntinya masuk kedalam sel membran. HIV provirus yang berada pada limfosit CD4+ k
emudian bereplikasi menyebabkan sel limfosit CD4 mengalami sitolisis.

Virus HIV yang telah berhasil masuk dalam tubuh


pasien juga menginfeksi berbagai macam sel, terutama
monosit, makrofag, sel mikroglia di otak, sel hobfour plase
nta, sel dendrit pada kelenjar limfa, sel epitel pada usus,
dan sel Langerhans dikulit.
Bagaimana Proses HIV menjadi AIDS?

Fase Pertama (mulai tertular


HIV atau Periode Jendela)

 HIV masuk kedalam tubuh manusia


 Tidak ada tanda-tanda khusus, orang yang tertular HIV tetap tampak sehat dan merasa s
ehat seperti orang lain yang tidak tertular HIV
 Periode Jendela: masa antara masukannya HIV ke dalam tubuh manusia sampai terbent
uknya antibodi (penangkal penyakit) terhadap HIV dalam darah. Periode ini biasanya ant
ara 1-3 bulan, atau bahkan 6 bulan.
 Bila dilakukan tes darah untuk HIV, hasilnya mungkin negatif karena antibodi terhadap HI
V belum terdeteksi dalam darah
 Meskipun tanpa gejala, namun sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Fase Kedua/ Asimptomatik (HIV positif tanpa gejala,umu
mnya selama 3-10tahun, tergantung stamina tubuh)

 HIV berkembang biak dalam tubuh


 Tidak ada tanda-tanda khusus, orang yang tertular HIV tetap tam
pak sehat dan merasa sehat.
 Bila dilakukan tes darah untuk HIV, antibodi sudah terdeteksi kare
na telah terbentuk antibodi terhadap HIV dalam darah atau diseb
ut HIV positif.
Fase Ketiga (muncul gejala)

 Sistem kekebalan menurun


 Mulai muncul gejala-gejala penyakit akibat inveksi HIV.
Contoh: pembengkakan kelenjar getah bening, pada seluruh tubuh, flu dan
diare terus-menerus.

Fase Keempat (AIDS)

 Sistem kekebalan tubuh sangat lemah.


 Mulai muncul gejala-gejala infeksi oportunistik (infeksi yang
muncul karena sistem kekebalan tubuh lemah)
Contoh: infeksi paru (TBC), infeksi jamur pada mulut (sariawan
yang parah), kanker kulit (sarkoma kaposi) dll.
Gejala Klinis pada stadium AIDS antara lain:
Gejala Utama/ Mayor:
 Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
 Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang atau terus mene
rus
 Penurunan berat badan lebih dari 100% dalam 3 bulan
TBC

Gejala Minor:
 Batuk kronis selama 3 bulan
 Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albic
ans
 Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh
 Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak gatal diseluruh tubuh
Tes Diagnostik

Tes Skrining yang digunakan untuk mendiagnosis HIV adalah


ELISA Mengidentifikasi antibodi terhadap HIV, tes ELISA sang
at sensitif, tapi tidak selalu spesifik, karena penyakit lain juga b
isa menunjukan hasil positif. Beberapa tes cepat untuk deteks
i HIV dikembangkan dengan menggunakan teknologi serupa
ELISA, dan hasilnya seakurat tes ELISA. Keuntungan tes ini h
asilnya cepat didapatkan dalam beberapa menit.
Pengobatan ARV (Anti Retro
Viral)
ARV adalah obat-obatan yang memperlambat virus berke
mbang biak. Bila diminum secara benar, obat-obatan AR
V akan mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh sampa
i kejumlah yang sangat sedikit atau tidak terdeteksi.

Obat-obatan ARV tidak menyembuhkan, akan tetap mem


iliki sedikit virus HIV dalam tubuh dan sistem pertahanan
dapat membaik. Namun tetap HIV positif dan dapat menu
larkan HIV kepada orang lain.
Bagaimana cara meminum obat-obat ARV?

Pengobatan ini untuk jangka waktu yang panjang, jika berhenti minum obat-obat
ARV, Virus akan terus berkembang biak dan bahkan akan lebih cepat lagi perke
mbangannya. Meskipun merasa sudah lebih sehat tetap harus terus menerus mi
num obat-obatan ARV.
Pengobatan yang dimaksud adalah bahwa harus meminum obat-obatan dalam ju
mlah yang benar setiap hari pada jam yang sama; awalnya mungkin terasa sulit
akan tetapi usahakan untuk menjadikannya sebagai suatu kebiasaan
Berhenti dan mulai lagi, serta lupa minum obat akan menghentikan
kerja ARV
Meminum beberapa tablet saja dari jumlah yang ditentukan, juga da
pat menghentikan kerja ARV
Jika harus berhenti minum obat-obatan ARV, konsultasikan dengan
dokter. Jika muncul efek samping dari obat-obat ARV segera konsul
tasikan dengan dokter.
Aturan Minum obat ARV
 Minum 2 kali sehari:
Berarti, dosis pertama harus diminum pada pagihari dan dosis kedua untuk
digunakan sekitar 12 jam kemudian. Misal, jika meminum dosis pertama
pada jam8 pagi maka dosis kedua harus dikonsumsi jam 8 malam.

 Minum 3 kali sehari:


Berarti, ketiga dosis harus diminum dengan jarakper 8 jam. Jika dosis
pertama diminum padajam 7 pagi, maka dosis kedua harus diminum
8 jam kemudian yaitu pada jam 3 sore. Dosis ketiga harus diminum p
ada jam 11 malam
Nama obat ARV serta Dosis
Tenofovir (TDF) 300mg sekali sehari

Lamivudin (3TC) 150mg dua kali sehari / 300mg


sekali sehari

Emtricitabin (FTC) 200mg sekali sehari

Zidovudin (AZT) 300mg dua kali sehari

Lopinavir/ritonavir (LPV/r) 200mg/50mg dua kali sehari


Dosis obat ARV untuk PPP HIV bagi Orang Dewasa dan Remaja

Tabel: Paduan Obat ARV untuk PPP Paduan


Orang yang terpajan

Remaja dan dewasa Pilihan TDF + 3TC (FTC) + LPV/r

Alternatif ARV TDF + 3TC (FTC) + E


FV ATAU AZT + 3TC + LPV
/r

Anak (< 10 tahun) Pilihan AZT + 3TC + LPV/r

Alternatif TDF + 3TC (FTC) + LPV/r


Dapat menggunakan EFV/
NVP untuk NNRTI
Lamivudin (3TC)

Mekanisme kerja obat

menghambat
enzime reverse penggunaan
transcriptase balik kombinasi
untuk mencegah ZDV- di induksi
dengan AZT mutasi kodon
pertumbuhan dapat
HIV-1 menghasilkan
menghasilkan sensitivitasvirus
efek sinergis terhadap obat
Efek samping

efek samping tertentu 1-10%


pada anak, termasuk kram perut, sakit perut
masalah pankreas, , anoreksia atau nafsu
nyeri telinga atau beng makan berkurang, pan
kak, atau pembengkaka >10% as dingin, pusing, pen
n kelenjar getah bening cernaan terganggu
batuk, diare, kelelaha
n & demam, sakit ke
pala, nyeri, mual, mu
ntah
Zidovudin (AZT)
Mekanisme kerja

 menghambat enzime reverse transkri


ptase
 menghambat timidin kinase gunakan
dengan 3TC
 menghambat resistensi

>10% 1-10%
anemia, anoreksia, malaise, pusing, in
Efek samping diare, sakit kepala somia, mengantuk,
berat, mual nyeri, perubahan jumlah
ruam, muntah trombosit
Pemberian ARV
Tujuan:

Memulihkan kekebalan tubuh dan mencegah penularan.

Panduan pelaksanaan

 Pastikan status HIV pasien


 Pasien perlu diberikan informasi tentang cara minum obat d
engan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan budaya setempat.
 Pemberian informasi efek samping obat diberikan tanpa me
mbuat pasien takut minum obat.
 Obat ARV diminum seumur hidup
Thank you

Anda mungkin juga menyukai