GEOTAMBANG
GEOTAMBANG
.
PENDAHULUAN Latar Belakang
▪ Pada tahun 2005 Badmus dan Ayolabi ▪ Metode resistivitas ini bertujuan untuk
menggunakan metode geolistrik mempelajari variasi resistivitas lapisan
konfigurasi Schlumberger untuk tanah bawah permukaan secara
mengetahui sebaran batuan kapur secara horizontal dan memberikan informasi
vertikal (sounding). secara 2D (Maryanto,dkk,2014).
▪ Metode geolistrik resistivitas sounding
▪ Konfigurasi dipole-dipole adalah
bertujuan untuk mempelajari variasi
metode dalam pencarian variasi nilai
resistivitas batuan dipermukaan bumi
secara vertical dan memberikan informasi resistivitas secara vertikal maupun
secara 1D (Maryanto,dkk,2014). horizontal. Namun kekurangan
konfigurasi ini adalah kurang sensitif
▪ Selanjutnya, penelitian ini dikembangkan
dalam pembacaan variasi resistivitas
lagi pada tahun 2009 untuk mengetahui
secara vertikal.
sebaran batuan kapur secara horizontal
(mapping) dengan tempat penelitian yang
sama yaitu Southwestern Nigeria 5
(Badmus,2009).
PENDAHULUAN Tujuan dan Manfaat
6
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN Lintasan Pengukuran
9
METODE PENELITIAN Alat yang Digunakan
Alat Geolistrik 2D
Kabel Meteran
(Resistivitymeter)
Baterai
10
METODE PENELITIAN
“
Diagram Alir Penelitian
11
METODE PENELITIAN Prosedur Pengukuran
▪ Prosedur penelitian yang dilaksanakan ▪ Mengukur koordinat dan elevasi dari setiap
dalam penelitian ini dikelompokkan titik sepanjang lintasan menggunakan GPS.
menjadi tiga. Metode yang dilakukan ▪ Mengatur peralatan sesuai dengan
adalah observasi, pengambilan data dan konfigurasi Dipole-Dipole, kabel-kabel
analisis data dipasang sesuai dengan susunan
▪ Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan elektroda.
▪ Menentukan panjang lintasan yang ▪ Menghidupkan alat resistivitymeter,
merupakan lintasan pengambilan data kemudian dilakukan penembakan arus
dan memberi tanda pada setiap jarak 10 kedalam bumi dengan menekan tombol
m sebagai titik peletakan elektroda. enter.
▪ Meletakkan masing – masing elektroda ▪ Selanjutnya akan muncul nilai beda
pada titik- titik dengan urutan C2 , C1, P1 potensial (mV), nilai arus (mA) dan
dan P2 dimulai dari titik 0 m. resistivitas semu (R) pada display alat
12
resistivitymeter.
KONFIGURASI GEOLISTRIK – DIPOLE – DIPOLE
13
HASIL & PEMBAHASAN
LINTASAN DAN PENAMPANG
Menurut informasi geologi, daerah
penelitian
▪ Berada pada daerah formasi wonosari.
Pada formasi ini tersusun atas tiga
batuan yaitu batu gamping, napal
pasiran dan sisipan batu lempung,
Hasil interpretasi yang memiliki nilai
resistivitas antara 600 – 1244 .m.
dapat diindikasikan bahwa batuan kapur
pada lapisan tersebut memiliki formasi
yang tidak terlalu kompak,
▪ Selain itu batuan kapur yang terdapat
pada lapisan tersebut masih tercampur
oleh clay sehingga terkadang batuan
kapur yang dijumpai pada lapisan 15
tersebut berwarna agak coklat dan
mudah lapuk
Hasil Interpretasi Lintasan 1
Hasil interpretasi lintasan 1 sepanjang 130 m dan berada pada ketinggian 410 m sampai 405 m diatas
permukaan laut (dpl). Titik 70 m sampai titik 100 m merupakan daerah yang diduga memiliki kandungan 16
batuan kapur dengan nilai resistivitas tinggi relatif dangkal, sehingga jika ingin melakukan penggalian
dapat dialakukan pada daerah tersebut.
Hasil Interpretasi Lintasan 2
Hasil interpretasi lintasan 2 sepanjang 150 m dan berada pada ketinggian 385 m sampai 375 m
diatas permukaan laut (dpl). Terdapat lapisan batu kapur yang dilapisin clay yang daerah tersebut 17
merupakan area perbukitan tambang.
Hasil Interpretasi Lintasan 4
18
Hasil interpretasi Lintasan 4 sepanjang 130 m dan berada pada ketinggian 385 m sampai 363 m
diatas permukaan laut (dpl). Dilapisan ini terdapat lapisan batu kapur yang kompak.
Hasil Interpretasi Lintasan 5
Hasil interpretasi Lintasan 5 mendekati kaki perbukitan yang mana pada lintasan ini terdapat formasi 19
batu kapur yang lebih kompak.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
21
THANKS!
Any
questions? 22
SlidesCarnival icons are
editable shapes.
Examples:
23