Anda di halaman 1dari 54

PREEKLAMSIA WITH

SEVERE FEATURE +
KPD
DWI RETNO SARI (71160891844)
TITIN S.M PAKPAHAN (213210072)
NESSA AQILLA (71160891908)
mentor: dr. Ivan Pasaribu
Pembimbing:
dr. INDRA Z. HASIBUAN, M. Ked
(OG) Sp. OG.
LATAR BELAKANG

penyumbang terbesar
angka kematian ibu dan
perinatal sekitar 2-3%
kehamilan
PREEKLAMSIA

Insidens preeklampsia di
Indonesia berkisar antara 3-10%,
dengan 39,5% di antaranya
menyebabkan kematian di
tahun 2001 dan 55,56% di tahun
2002
Preeklamsia
Preeklampsia adalah sindrom klinis
pada masa kehamilan (setelah
kehamilan 20 minggu) yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah
(>140/90 mmHg) dan proteinuria (0,3
gram/hari) pada wanita yang tekanan
darahnya normal pada usia kehamilan
sebelum 20 minggu
FAKTOR RISIKO
Primigravida
Penyakit Umur yang
autoimun. ekstrim

Hiperplasentosis, Riwayat
seperti keluarga pernah
molahidatidosa, preeklampsia
kehamilan ganda, atau eklampsia
diabetes mellitus,
hidrops fetalis, bayi
besar.
Penyakit-penyakit ginjal
dan hipertensi yang sudah
Obesitas ada sebelum hamil
Teori Hipertensi Dalam Kehamilan
• Invasi arteri
uterina • Maladaptasi
trofoblastik yang maternal.
abnormal • HLA-G
Plasentasi Imunologis

Kardio
Defisiensi Vaskular
• Defisiensi Kalsium Gizi Genetik-
meningkatkan resiko • Hilangnya daya
preeklamsi-eklamsi inflamasi daya refrakter
te
KLASIFIKASI

PE tanpa
tanda bahaya

PE dengan
tanda bahaya
DIAGNOSIS
Trombositopenia

Gangguan ginjal

Gangguan liver

Edema Paru

Didapatkan gejala neurologis

Gangguan pertumbuhan janin


PENATALAKSANAAN

PE Ringan Rawat inap


• Setelah 2 minggu pengobatan
a. Rawat jalan rawat jalan tidak menunjukkan
adanya perbaikan gejala-gejala
• Bed rest ( baring/tidur miring)
preeklapsia
• Makan biasa
• Kenaikan berat badan ibu ≥ 1 kg
• Roborantia 1x1 perminggu selama 2x berturut-
• Tidak boleh diberikan turut
diabetikum atau anti hipertensi • Kalau setelah dirawat 1 minggu
• Kontrol ulang 1x1 minggu tidak jelas terjadi perbaikan,
• Pemeriksaan laboratorium penderita dimasukkan ke
golongan PE berat atau bila
dijumpai satu atau lebih gejala
PE berat.
Cara persalinan:
Sedapat mungkin dilakukan persalinan
secara pervaginam dengan persingkat kala II
(EV/EF). SC dilakukan bila terdapat indikasi
obstetri
• Penderita PE ringan yang mencapai normotensif
selama perawatan, persalinan ditunggu sampai
40 minggu lewat TTP dilakukan induksi partus.
• Penderita PE ringan yang tekanan darahnya
turun selama perawatan tetapi belum mencapai
normotensif terminasi kehamilan dilakukan
pada kehamilan 37 minggu.
PE Berat

• 1. Kehamilan > 37 minggu:


• a. Perawatan ekspektatif
• - Pemberian MgSO4
• - Pemberian kortikosteroid dexametasone
• - Pemberian obat antihipertensi
• - Monitoring keluhan
• - Menimbang BB
• - Mengukur proteiunuria
• - Pemeriksaan laboratporium
• - Pemeriksaan USG:
• -Penderita boleh dipulangkan bila telah bebas dari dari
gejala PEB selama 3 hari berturut-turut
PE BERAT

b. Perawatan aktif:
Terminasi kehamilan dilakukan 1-2 jam
setelah pemberiam MgSO4 atau setelah
homodinamik stabil. Pemberian MgSO4
diteruskan sampai 24 jam pasca persalinan.

Indikasi ibu Indikasi


Indikasi janin
laboratorium
Cara persalinan:
 Persalinan yang dianjurkan adalah persalinan pervaginam
1. Belum inpartu
 Induksi persalinan bila bishop score ≥ 5
 Bila perlu dilakukan pematangan servix dengan balon
kateter no. 24 diisi dengan 40 cc aquabidest
 Indikasi sc bila:
 Induksi perslinan gagal (6 jam setelah induksi,
tidak tercapai his yang adekuat)
 Terjadi maternal/ fetal distress
2. Inpartu
o Kemajuan persalinan dipantau dengan partograf
o persingkat kala II persalinan dengan (EV/EF)
o indikasi sc bila: terjadi maternal/ fetal distress; 6 jam tidak
masuk kala aktif; penyimpangan partograf
3. SC Primer:
• Kontra indikasi persalinan pervaginam, usia kehamilan , 34
minggu
KOMPLIKASI
- Eklampsia
- Perdarahan serebrovaskular
- HELLP Syndrome
- Gagal ginjal dan Edema Paru
- Kematian maternal

- Kematian perinatal dan morbiditas fetus


meningkat
- IUGR
- Kelahiran prematur
- Solutio placenta
KETUBAN PECAH DINI

Ketuban pecah dini (KPD)


didefinisikan sebagai pecahnya selaput
ketuban sebelum terjadinya persalinan.
Etiologi/ Faktor Resiko

Belum diketahui secara pasti


 Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)
 Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan
ketuban)
 Multipara
 Malposisi
 Disproporsi sefalo pelvic
 Servik inkompeten
 Artifisal (amniotomi)
 Penyakit-penyakit seperti pyelonephritis,
sistitis, servisitis dan vaginitis.
Klasifikasi

KPD Preterm KPD Aterm

pecahnya ketuban
pecah ketuban yang sebelum waktunya
terbukti dengan vaginal yang terbukti dengan
pooling, tes nitrazin dan, vaginal pooling, tes
tes fern atau IGFBP-1 (+) nitrazin dan tes fern
pada usia <37 minggu (+), IGFBP-1 (+)
sebelum onset persalinan. pada usia kehamilan ≥
37 minggu.
Diagnosis

Anamnesis

pemeriksaan fisik

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan laboratorium
Penatalaksanaan
Prosedur penanganan KPD:
 Penderita drawat di rumah sakit, istirahat mutlak
dan bokong ditinggikan, sedapat mungkin hindari
periksa dalam.
 Diberikan antibiotika profilaksis atau terapi sedini
mungkin (inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam)
 Monitoring djj, observasi tanda-tanda infeksi dan
tanda-tanda mulainya persalinan.
 Usg untuk konfirmasi diagnostic
 Jika ada tanda-tanda infeksi, terminasi kehamilan
Viable for life: ≥ 37 mgg/ Non viable for life:< 37
BB ≥2500 gram mgg/ BB <2500 gram

• Observasi yang baik • Dirawat dan


selama 8-12 jam dipertahankan sampai usia
• Inpartu (-) → Induksi kehamilan 37 minggu.

• induksi gagal →SC • Pematangan paru dengan

• Anak letak lintang →SC dexamethasone


6mg/IM/12 jam selama 4
kali.
Komplikasi

infeksi
intrauterin

persalinan
lebih awal.
Status Pasien
IDENTITAS DIRI PASIEN
Nama : Ny. YS
Umur : 27 tahun
Suku : Batak
Alamat : Jl. K.H Rivai A.
Manaf Nasution, Medan Amplas
Agama : Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk : 31 Januari 2019
Jam Masuk : 22.55 WIB
23

ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Nyeri kepala hebat

Hal ini dialami pasien sejak ±2 hari sebelum


masuk rumah sakit dan memberat dalam satu hari ini. Nyeri dirasakan
terus menerus. Pasien mengatakan bahwa tekanan darahnya selalu
tinggi selama kehamilan ini yang diketahui ketika pemeriksaan di
bidan pada ± 1 bulan yang lalu. Keluhan nyeri ulu hati tidak dijumpai.
Keluhan pandangan kabur tidak dijumpai. Keluar air air dari kemaluan
dijumpai 1,5 jam sebelum masuk kerumah sakit, secara tiba-tiba.
Dengan volume 2 kali ganti sarung, nyeri perut disangkal, Kontraksi
disangkal, lendir bercampur darah disangkal. Riwayat menderita
tekanan darah tinggi sebelum hamil tidak dijumpai. Riwayat tekanan
darah tinggi pada kehamilan dalam keluarga dijumpai. BAK dan BAB
dalam batas normal.
24

Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Riwayat Menikah
Lama : 5 hari Pasien menikah 1
Siklus : 28 hari kali pada usia 26
Volume :±2
tahun
doek/hari
Nyeri : tidak ada
HPHT : 5 Mei 2018 Riwayat Persalinan
TTP : 12 Februari 1.Hamil ini
2019
ANC : 6x ke bidan
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Sens : Compos Mentis
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 88 x/i
Pernafasan : 24 x/i
Suhu : 36,8 oC
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan: 145 cm
BMI : 33 %
VAS : 5-6
25
STATUS GENERALISATA

Kepala : Dalam batas normal


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik
(-/-), Refleks pupil (+/+), Isokor, ka=ki
Leher : Pembesaran KGB (-/-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernafasan : Vesikuler
Suara Tambahan : Tidak Ada
Extremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, Patella
reflex (+) , edema pretibial (+/+)
27

STATUS OBSTETRI Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan luar Adekuasi Panggul


Promontorium : Tidak teraba
Linea Inominata : 2/3 anterior
Abdomen : Membesar asimetris , Spina Ischiadica : Menonjol
peristaltik (+) normal Os. Sacrum : Mobile
TFU : 2 jari di bawah procecus Os. Coccygeus : Cekung
xipoideus Arcus Pubis : Tumpul
Bagian Teregang : kanan Kesan : Panggul
Adekuat
Bagian Terbawah : kepala VT : Cervix Sacral, Ø tertutup,
Gerak Janin : (+) eff 30%, Kepala 5/5
HIS : (-) ST : lendir darah (-), air
Denyut Jantung Janin : (146 ketuban(+)
x/menit)
LABORATORIUM
(31 Januari 2019)
28

Hemoglobin 11,4 g/dl 12-16


Eritrosit 4,28 106/µL 4,0-5,40
Leukosit 18,60 103/µL 4,0-11,0
Hematokrit 34,6 % 36,0-48,0
Platelet 310 103/µL 150-400
SGOT 22,00 U/L 0,00-40,00
SGPT 17,00 U/L 0,00-40,00

Creatinin 0,67 mg/dl 0,6-1,2


Uric Acid 3,60 mg/dl 3,5-7,0
APTT 29,7 Detik 28,6-42,2
INR 0,89 Detik 1-1,3
D-dimer 1.600,00 Ng/dl < 500
Protein ++++ Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Urobilinogen Negatif Positif


Diagnosa Kerja
PE with severe feature + Ketuban Pecah Dini+
Primigravida + KDR (38-40) minggu + Persentasi
kepala + Anak Hidup
Terapi
• O2 Nasal kanul 2-4L/menit
• Pemasangan Kateter Urine dengan Urine inisial  150
ml
• Inj. MgSO4 4 gr ,20% 20cc (Loading dose )bolus
lambat
• IVFD RL + MgSO412 gr, 40%  14gtt/menit
(maintenance dose)
• Inj. Ceftriaxone 1 gr  persiapan operasi
• Nifedipine tab 10 mg

Rencana : Sectio Caesaria


LAPORAN SC
WAKTU TINDAKAN

04:15 – Pasien dibaringkan diatas meja operasi dengan


04:19 posisi supine dengan infus terpasang baik.

04:20 – Dilakukan anastesi spinal, ditunggu dan pasien


04:25 diminta mengangkat kaki. Pasien mengatakan
kakinya kebas dan sulit diangkat, kemudian
operator memberikan rangsangan nyeri di daerah
kaki. Pasien sudah tidak merasakan nyeri. Dilakukan
pemasangan kateter urin. Kateter terpasang baik

04:26 – Operator mencuci tangan degan cara fuerbringer


04:32 dan memakai alat pelindung diri seperti cap,
masker, apron, sepatu boat, baju steril dan sarung
tangan steril.
LAPORAN
LAPORAN SC SC

04:33 – 04:37 Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik


pada lapangan operasi dengan povidon
iodine dan alkohol 70% lalu ditutup dengan
doek steril kecuali lapangan operasi

04:43 – 04:53 Di bawah spinal anatesi dilakukan insisi


Pfannenstiel pada kuadran bawah
abdomen mulai dari kutis, subkutis, sampai
fascia sepanjang 10 cm.

04:53 – 04:58 Dengan menyisipkan pinset anatomi di


bawahnya, fascia digunting ke arah kiri dan
ke kanan, otot disisihkan secara tumpul.

04:58 – 04:01 Peritoneum visceralis dijepit dengan pinset


anatomis, diangkat lalu digunting ke atas
dan ke bawah
LAPORAN
LAPORAN SC SC

05:01 – 05:08 Tampak uterus gravidarum sesuai kehamilan, dilakukan


insisi low concave di segmen bawah rahim (SBR) sampai
subendometrial. Endometrium ditembus dengan klem dan
dilebarkan secara tumpul sesuai arah sayatan.

05:08 – 05:10 Selaput ketuban dipecahkan, tampak air ketuban jernih, tampak
bagian kepala

05:10 – 05:18 Janin dilahirkan dengan cara melahirkan kepala, lahir bayi
perempuan dengan berat 2800 gram, panjang badan 47 cm, Apgar
score 9/10, anus (+). Tali pusat diklem dua sisi dengan jarak ± 5
cm dari tali pusat bayi dan digunting diantaranya
LAPORAN
LAPORAN SC SC

05:18 – 05:28 Dilakukan penjepitan tepi luka dengan menggunakan4 oval klem,
dilakukan management aktif kala III dengan injeksi oxytocin 10
IU secara IV. Kemudia plasenta dilahirkan dengan metode
peregangan tali pusat terkendali. Kesan : plasenta lahir lengkap,
kemudian diberikan injeksi metilergometrin 0,2 mg secara IV.
Cavum Uterus dibersihkan dengan kassa steril. Kesan : bersih

05:28 – 05:43 Dilakukan penjahitan pada segmen bawah uterus secara continous
suture dengan vicryl 1.0 dimulai dengan jahitan pertama ± 1 cm dari
ujung luka. Dilakukan penjahitan continous dengan menembus bagian
myometrium sampai endometrium. Kemudian diteruskan sampai
ujung luka. Evaluasi perdarahan dan kontraksi uterus. Kesan :
perdarahan terkontrol, kontraksi adekuat.
LAPORAN
LAPORAN SC SC

05.44 – 06:04 Dinding abdomen dijahit lapis deilapis sebagai berikut :


- Peritoneum dijahit secara continous suture dengan benang
plain catgut no.2.0
- Obat obat diaproksimasi secara simple suture dengan
benang plain catgut no.2.0
- fascia dijahit secara continuous suture dengan benang vicryl
no.1.0
- subkutis dijahit secara simple interrupted dengan
menyisipkan sedikit fascia menggunakan benang chromic
catgut no.2.0
- kutis dijahit secara subkutikular dengan benang catgut
no.2.0
06:04 – 06:09 Penjahitan selesai, luka pada dinding perut selesai dijahit dan ditutup
dengan supratule, kassa dan hypafix
LAPORAN
LAPORAN SC SC

06:10 – 06:15 Operasi selesai, keadaan umum ibu


post operasi :
• Sensorium : compos mentis
• Tekanan Darah : 140/80 mmHg
• Nadi : 82 x/i
• Pernafasan : 20 x/i
• Suhu : 36.1oC
• Kontraksi : (+)
PEMANTAUAN
LAPORAN SC KALA IV
Waktu 06:15 06:30 06:45 07:00 07:15 07.45 08:15
Tekanan 140/8 140/70 140/70 130/70 140/80 130/80 140/70
Darah 0
(mmHg)
Nadi (Menit) 82 86 90 90 90 92 90

Pernapasan 20 22 22 20 22 22 20
(Menit)
Bleeding + + - - - - -
Kontraksi + + + + + + +
Uterus
Urin Output 65 70 70 70 70 80 80
(cc)
TFU (cm) 2 jari 2 jari 2 jari 2 jari 2 jari 2 jari 2 jari
bawah bawah bawah bawah bawah bawah bawah
pusat pusat pusat pusat pusat pusat pusat
RENCANA

TATALAKSANA POST SC
Terapi Medikamentosa
 IVFD RL + oksitosin 10 IU 20 gtt/menit selanjutnya IVFD
RL + MgSO4 40% 30cc 14 gtt/menit
 Inj. ceftriaxone 1gr/12 jam
 Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
 Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
 Nifedipine tab 10 mg

Rencana Tindakan
 Cek lab darah rutin 2 jam post SC
 Awasi kontraksi, vital sign, dan perdarahan
HASIL LAB 2 JAM POST SC

1 Februari 2019

Test Result Unit References

Hemoglobin 10,4 g/dl 12-16

Eritrosit 3,93 106/µL 4,0-5,40

Leukosit 18,50 103/µL 4,0-11,0

Hematokrit 32,3 % 36,0-48,0

Platelet 286 103/µL 150-400


Follow Up Pasien
01 Februari 2019

S O A P

Post Sens : CM Post SC a/i PE - IVFD RL + MgSO4


SC TD : 140/100mmHg with severe 40% (30cc) 14gtt/menit
Nadi : 100 x/ menit feature+ KPD+ - IVFD RL + Oxitocyn
Pernafasan : 22 x/menit NH0 10-10-5-5 20 gtt/i
Suhu : 36,5 oC - Inj. Ceftriaxone 1gr/
Abdomen : soepel, peristaltik (-) 12 jam
TFU : 2 jari bawah pusat - Inj. Ketorolac 30mg/
L/O : Tertutup verband, kesan 8 jam
kering - Inj. Ranitidine 50 mg/
P/V : (-), lochia (+) rubra 12 jam
BAK : (+) via kateter, , UOP via - Nifedipine tab 4
kateter ± 50 cc/jam warna x10mg
kuning jernih
BAB : (-), flatus (-) R/Cek DR 2 jam Post
SC, Awasi vital sign,
kontraksi uterus,
perdarahan dan tanda-
tanda eklamsi.
02 Februari 2019
S O A P
Nyeri Sens : CM Post SC a/i PE - Diet M2
luka TD : 150/100mmHg with severe - IVFD RL 20 gtt/i
operasi Nadi : 102 x/ menit feature+ KPD+ - Inj. Ceftriaxone 1gr/
Pernafasan : 20 x/menit NH1 12 jam
Suhu : 36,6 oC - Inj. Ketorolac 30mg/
Abdomen : soepel, peristaltik 8 jam
(+) Normal - Inj. Ranitidine 50
TFU : 2 jari bawah pusat mg/ 12 jam
L/O : Tertutup verband, kesan - Nifedipine tab 4
kering x10mg
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+) via kateter 1600 R/: - Awasi vital sign,
cc/24 jam kontraksi uterus,
BAB : (-), flatus (+) perdarahan dan tanda-
tanda eklamsi.
- Pindah Ruangan
03 Februari 2019

S O A P

Nyeri Sens : CM Post SC a/i PE - Diet MB TKTP


luka TD : 140/90 mmHg with severe - Cefadroxil 2 x 500
operasi Nadi : 100 x/ menit feature+ KPD+ mg
Pernafasan: 20 x/menit NH2 -Asam Mefenamat
Suhu : 36,6 oC 3x500mg
Abdomen : soepel, peristaltik (+) - Vit. B comp. 2x1
normal -Nifedipine 4x 10mg
TFU : 2 jari dibawah pusat
L/O : tertutup verband, kesan R/: - Terapi Oral
kering - Aff Infus
P/V : (-), lochia (+) rubra - Aff Kateter
BAK : (+) , UOP via kateter ± - Mobilisasi
1500 cc/24 jam
BAB : (-), flatus (+)
04 Februari 2019

S O A P

Nyeri Sens : CM Post SC a/i PE with -Diet MB TKTP


luka TD : 140/90 mmHg severe feature -Cefadroxil 2 x 500 mg
operasi Nadi : 88 x/ menit +KPD+ NH3 -Asam Mefenamat
berkuran Pernafasan : 20 x/menit 3x500mg
g Suhu : 36,7 oC - Vit. B comp. 2x1
Abdomen: soepel, peristaltik (+) -Nifedipine 4x 10mg
TFU : 2 jari dibawah pusat
L/O : tertutup verband, kesan
kering R/: - PBJ
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+) , UOP ± 1500 cc/24
jam
BAB : (-), flatus (+)
Diskusi Kasus
TEORI KASUS
Definisi
Preeklampsia adalah sindrom Ny. YS, 27 tahun, G1P0A0
klinis yang timbul setelah 20 dengan usia kehamilan 38-40
minggu kehamilan yang ditandai minggu datang dengan
dengan peningkatan tekanan tekanan darah 180/100 mmHg
darah (>140/90 mmHg) dan dan proteinuria (++++) yang
proteinuria (0,3 gram/hari) pada disertai gejala neurologis
wanita yang tekanan darahnya nyeri kepala (+). Os tidak
normal pada usia kehamilan memiliki riwayat tekanan
sebelum 20 minggu yang darah tinggi sebelumnya.
kadang-kadang disertai konvulsi
sampai koma. Ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda
kelainan-kelainan vascular atau
hipertensi sebelumnya.
TEORI KASUS
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan Pada kasus ini pasien merupakan
kejadian preeclampsia antara lain: primigravida dengan berat badan
a) Primigravida atau Nullipara obesitas dan terdapat riwayat
b) Usia yang ekstrim yaitu dibawah 20 keluarga preeklamsia.
tahun atau lebih 35 tahun
c) Riwayat PE
d) Diabetes mellitus, penyakit ginjal
dan hipertensi kronis
e) Hiperplasentosis : gemelli,
erytroblastosis foetalis,
molahidatidosa
f) Obesitas
g) Hidramnion
h) Anti Phospolipid sindrom
 Preeklampsia sekarang diklasifikasikan
Diagnosis
menjadi : Preeklampsia tanpa tanda bahaya;
serta Preeklampsia dengan tanda bahaya, Hasil Pemeriksaan
apabila ditemukan salah satu dari pemeriksaan Laboratorium
gejala/tanda berikut ini : saat pasien (31 Januari
 TD sistol ≥ 160 mmhg atau TD diastole pertama kali 2019)
≥110 mmHg pada dua pengukuran dengan datang: Hb: 11,4 g/dl
selang 4 jam saat pasien berada dalam posisi Sens : compos Ht: 34,6%
tirah baring; mentis Leu: 18,60/µL
 Trombositopenia <100.000/µL; TD : 180/100 Trom :
 Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan mmHg 310000/µL
meningkatnya transaminase dua kali dari Puls : 88 x/i SGOT: 22U/l
nilai normal, nyeri perut kanan atas RR : 24x/i Creatinin : 0,67
persisten berat atau nyeri epigastrium yang Temp : 36,9oc
tidak membaik dengan pengobatan atau Anemis: - Pemeriksaan
keduanya; Ikterik : - urinalisa
 Insufisiensi renal yang progresif Sianosis : - (31 Januari
(konsentrasi kreatinin serum >1.1 mg/dL) Dyspnoe : - 2019)
 Edema paru Oedema : +/+ Protein : ++++
Dengan
 Gangguan serbral dan pengelihatan
keluhan nyeri
kepala.
TEORI KASUS

Penatalaksanaan Pasien di SC pada tanggal 01


 Rawat inap Februari 2019 setelah mendapat
 Pemberian obat anti kejang berupa MgSO4 dan rawat 9 hingga 04
MgSO4 Februari 2019.
 Batas (cut off) tekanan darah untuk Terapi
pemberian antihipertensi yang - O2 Nasal Kanul 2-4L/menit
dipakai yaitu ≥160/110 mmHg dan - IVFD RL + MgSO4 40%30cc
MAP ≥ 126 mmHg. 14gtt/menit
 Antihipertensi lini pertama - Inj. MgSO4 20% 20cc -> bolus
Nifedipin, dosis 10-20 mg per oral, lambat
dulangi setelah 30 menit maksimum - Nifedipine tab 10mg
120 mg dalm 24 jam.
 Terminasi kehamilan dilakukan 1-2
jam setelah pemberian MgSO4 atau
setelah terjadi stabilisasi
hemodinamik.
CLINICAL
SUMMARY
Ny.YS, 27 th, G1P0A0, Batak, Protestan,
SLTA, Ibu Rumah Tangga dengan usia kehamilan 38-
40 minggu. datang ke RSUPM dengan keluhan nyeri
kepala hebat dengan tekanan darah 180/100 mmHg
dan riwayat tekanan darah tinggi selama 1 bulan lalu.
Os tidak memiliki riwayat preeklamsia.disertai dengan
keluhan keluar air-air dari kemaluan dijumpai 1,5 jam
sebelum masuk kerumah sakit, secara tiba-tiba.
Dengan volume 2 kali ganti doek Berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien di diagnosa awal dengan PE with
severe feature + KPD + PG + KDR (38-40) minggu +
PK + AH . Tindakan yang direncanakan adalah Sectio
Caesaria .
Pada pukul 0 5.10 WIB lahir bayi perempuan
dengan berat 2800 gram, panjang badan 47 cm,
Apgar score 9/10, anus (+). Berdasarkan anamnesia,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosis dengan post SC a/i PE with
severe feature + KPD+ PG + KDR (38-40) minggu
+ PK + AH + H0 .
Rencana selanjutnya adalah perbaikan
keadaan umum pasien, awasi vital sign, kontraksi
uterus, perdarahan per vaginam, dan tanda-tanda
eklamsi
PERMASALAHAN
 Apakah penanganan pada pasien ini sudah
tepat?
 Sebagai dokter umum ditingkat puskesmas,
apabila menemukan kasus seperti ini, tindakan
apa yang perlu dilakukan ?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai