Anda di halaman 1dari 29

KEHAMILAN

EKTOPIK
TERGANGGU

SITI RAHMA MANSUR


PEMBIMBING dr. DANIEL SARANGA, SP..OG (K)
DEFENISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan
akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti
tempat.Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar
tempat yang semestinya”.
ETIOLOGI
1 • INFEKSI DAN KERUSAKAN TUBA

2 • SALPINGITIS ISTMICA NODOSA

3 • KELAINAN ZIGOT

4 • FAKTOR OVARIUM

5 • MEROKOK

6 • PENGGUNAAN HORMON ESTROGEN


MANIFESTASI KLINIS

TRIAS KET

nyeri
AMENOREA Perdarahan.
abdomen.
GEJALA LAIN:
• Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada
perabaan dan kavum douglas menonjol karena ada bekuan darah.
• Pleuritic chest pain, bisa terjadi akibat iritasi diafragma akibat perdarahan
• Perubahan uterus: Uterus dapat tumbuh membesar pada 3 bulan pertama akibat
hormon yang dilepaskan plasenta.Uterus dapat terdesak ke sisi yang berlawanan
dengan masa ektopik.
• Tekanan darah normal : Kecuali bila terjadi ruptur, perubahan yang terjadi antara
lain adanya peningkatan ringan, respon vasovagal seperti bradikardi dan hipertensi
ataupun penurunan tensi tajam disertai peningkatan nadi bila perdarahan terus
berlangsung dan hipovolemia
• Temperatur : Setelah perdarahan akut suhu tubuh dapat turun atau meningkat >
38°C bila terjadi infeksi5
DIAGNOSA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

– Anamnesis dan gejala klinis


• Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan
per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah.Berat atau ringannya nyeri tergantung pada
banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
– Pemeriksaan fisis
• Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
• Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda
abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
• Pemeriksaan ginekologis, yaitu pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan
dan kiri.
DIAGNOSA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

– Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : Hb, Leukosit, urine β-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat.
• USG
– Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
– Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
– Adanya massa komplek di rongga panggul

– Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah.
– Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
– Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial tiap satu jam menunjukkan penurunan kadar Hb akibat
perdarahan.
• Adanya lekositosis ( dapat mencapai > 30.000/µL).
• Urinary Pregnancy Test, dengan metode inhibisi aglutinasi hanya menunjukkan positif pada kehamilan
ektopik sebesar 50-69%.
• Serum β-hCG assay
• Serum progesteron, pada kehamilan ektopik, kadarnya lebih rendah dibanding kehamilan normal intrauterin.
Kadar < 5 mg/L menunjukkan kemungkinan besar adanya kehamilan abnormal. Pemeriksaan ini tidak bisa
berdiri sendiri dalam mendiagnosis kehamilan ektopik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Ultrasound Imaging
• USG abdominal, kehamilan tuba sulit dideteksi dengan metode ini.
• USG vaginal, untuk mendeteksi letak gestational sac. Pada usia kehamilan ≥6 minggu, bila tidak dijumpai gestational sac
maka bisa dicurigai kehamilan ektopik.
• Color and Pulsed Doppler Ultrasound, untuk mengidentifikasi karakteristik warna vaskular, apakah terletak di intrauterine
atau ekstrauterine.
– Kombinasi Serum β-hCG dan Sonography
• Peningkatan serum hCG> 2000 mIU/mL disertai gestational sac intrauterine yang tidak dapat diidentifikasi,
kemungkinan adanya kehamilan ekstrauterine sangat besar.
– Laparoskopi
• Merupakan gold standard untuk mendiagnosis kehamilan ektopik. Laparoskopi dilakukan jika dengan pemeriksaan
lain diagnosis kehamilan ektopik masih belum dapat ditegakkan. Dengan metode ini tuba falopi dan ovarium
dapat tervisualisasi dengan baik.

PENATALAKSANAAN

• Setelah diagnosis ditegakkan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
• Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena sumber
perdarahan harus dihentikan.
• Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500
ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung).
• Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini:
• Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah penampung yang steril.
• Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood bag) apabila
kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan
diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
• Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung tetesan.
PENATALAKSANAAN

• Tindakan dapat berupa :


– Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi.
– Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah satu
yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan
reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang sempurna atau
rekurensi (hasil ektopik ulangan).
• Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang di
sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri antibiotik kombinasi atau tunggal
dengan spektrum yang luas.
PENATALAKSANAAN

• Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:


• Ketoprofen 100 mg supositoria.
• Tramadol 200 mg IV.
• Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
• Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
• Konseling pasca tindakan
• Kelanjutan fungsi reproduksi.
• Resiko hamil ektopik ulangan.
• Kontrasepsi yang sesuai.
• Asuhan mandiri selama dirumah.
• Jadwal kunjungan ulang4.
PEMBAHASAN


• Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pada anamnesis pasien masuk dengan keluhan utama nyeri perut bawah yang sudah
dirasakan sejak ±2 minggu yang lalu SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin lama nyeri
perut semakin bertambah nyeri.1 minggu SMRS keluar darah bercampur lendir dari jalan
lahir.keluhan dirasakan 1 minggu SMRS. Pasien juga merasa mual dan muntah setiap ada
makanan yang masuk. Pasien tidak merasakan pusing, tidak ada keluhan demam, dan penglihatan
kabur
PEMBAHASAN

• Berdasarkan teori nyeri abdomen disebabkan oleh kehamilan tuba yang pecah.Timbunan darah
menimbulkan iritasi dan manifestasi rasa nyeri, darah dalam ruangan perut tidak berfungsi dan
menyebabkan pasien tampak pucat (anemia), TD turun sampai shock, bagian ujung-ujung
anggota badan terasa dingin, perut kembung karena darah. Nyeri dapat menjalar keseluruh
abdomen bergantung pada perdarahan didalamnya.Bila rangsangan darah dalam abdomen
mencapai diafragma, dapat terjadi nyeri di daerah bahu. Bila darahnya membentuk hematokel
yaitu timbunan di daerah kavum douglas akan terjadi rasa nyeri di bagian bawah dan saat
defekasi
PEMBAHASAN

• Selain itu pasien mengeluhkan keluarnya darah dari jalan lahir yang dialami sejak 1 minggu
SMRS.Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik yang
terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan
desidua. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna cokelat tua.
• Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik walaupun penderita
sering menyebutkan tidak jelasnya ada amenore, karena gejala dan tanda kehamilan ektopik
terganggu bisa langsung terjadi beberapa saat setelah terjadinya nidasi pada saluran tuba yang
kemudian disusul dengan rupture tuba karena tidak bisa menampung pertumbuhan mudigah
selanjutnya.
PEMBAHASAN

• Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/70 mmHg, konjungtiva anemis (+/+). Nyeri tekan
abdomen regio inguinalis dextra. Hal ini sesuai teori yang mengatakan penderita akan tampak
kesakitan dan pucat. Jika sudah terjadi perdarahan dalam rongga abdomen akan ditemukan
tanda-tanda syok. Pada pemeriksaan obstetri : portio: lunak, nyeri goyang portio, kavum douglasi
menonjol, tidak ada pembukaan, dan pelepasan darah bercampur lendir. Pada pasien dengan
kehamilan ektopik terganggu pada pemeriksaan vagina dapat ditemukan rasa nyeri ketika
menggerakkan serviks yang biasa disebut dengan nyeri goyang (+), atau slinger sign
PEMBAHASAN

• Demikian pula kavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan oleh karena terisi oleh darah.
Pada kejadian abortus tuba biasanya konsistensi agak lunak. Hematokel retrouterina dapat
diraba sebagai tumor dikavum douglasi. Beberapa riwayat dan penemuan pemeriksaan fisik
meningkatkan kecurigaan terhadap kehamilan ektopik.Untuk itu, bagaimanapun juga, tidak ada
kombinasi penemuan yang boleh dianggap untuk menyimpulkan adanya kehamilan ektopik
berdasarkan penemuan klinik saja.
PEMBAHASAN

• Penanganan pada penderita kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Dalam
tindakan demikian, beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu: kondisi
penderita saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik,
serta kondisi anatomic organ pelvis. Pada banyak kasus, pasien-pasien ini membutuhkan
salpingektomi karena kerusakan tuba yang banyak, hanya beberapa kasus saja salpingotomi
dapat dilakukan.Pada pasien kehamilan ektopik yang hemodinamiknya stabil dan dikerjakan
salpingotomi dapat dilakukan dengan teknik laparaskopi.
PEMBAHASAN

• Pada pasien kehamilan ektopik yang hemodinamiknya stabil dan dikerjakan salpingotomi dapat
dilakukan dengan teknik laparaskopi. Salpingotomi laparaskopik diindikasikan pada pasien hamil
ektopik yang belum rupture dan besarnya tidak lebih dari 5 cm pada diameter transversa yang
terlihat komplit melalui laparoskopi.
• Pada pasien ini, penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan teori dimana dilakukan
tindakan laparotomi dan salpingektomi sinistra
SEKIAN.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai