Anda di halaman 1dari 50

Penetapan Kadar Keasaman

Jumlah

Definisi :
Keasaman Jumlah adalah Banyaknya basa
yang
diperlukan untuk menetralkan zat asam di dalam
satu liter sampel

Penyebab : Asam mineral dan CO2


PRINSIP

• Keasaman ditetapkan melalui titrasi


asam basa, basa kuat seperti NaOH
menetralkan zat asam sampai titik
akhir titrasi (titik ekivalen)
REAKSI

• CaCO3 + 2 NaOH Ca(OH)2 + Na2CO3


• CO2 + NaOH H2O + Na2CO3
Prosedur

• Pipet 50,0 ml sampel , masukkan


dalam erlenmeyer, tambahkan 3 tetes
indikator PP 1 %
• Titrasi dengan larutan NaOH 0,01 N
sampai warna merah muda konstan
Perhitungan

Sebagai CO2
1000/v sampel x (V.N) NaOH x BE CO2
(44/1) = …… mg/L CO2

• Sebagai CaCO3
1000/ v sampel x (V.N) NaOH x BE
CaCO3(100/2) = …… mg/L CaCO3
Penetapan Kadar Kebasaan
Jumlah
Definisi :
Kebasan Jumlah adalah Banyaknya asam
yang
diperlukan untuk menetralkan zat basa di
dalam satu liter sampel

Penyebab : ion karbonat, bikarbonat,


Hidroksida, Borat dan pospat
PRINSIP

• Kebasaan ditetapkan melalui titrasi


asam basa, asam kuat seperti Asam
sulfat dan HCl menetralkan zat basa
sampai titik akhir titrasi (titik
ekivalen)
REAKSI

• OH+ H H2O
• CO3 + H HCO3
• HCO3 + H H2O + CO2
Prosedur

• Pipet 50,0 ml sampel , masukkan


dalam erlenmeyer, tambahkan 3 tetes
indikator MO 1 %

• Titrasi dengan larutan HCL 0,01 N


sampai warna Orange
Perhitungan

Sebagai HCO3-
1000/v sampel x (V.N) HCl x BE HCO3-
(61/1) = …… mg/L HCO3-
Sebagai CaCO3
1000/ v sampel x (V.N) HCl x BE CaCO3
(100/2) = …… mg/LCaCO3
KESADAHAN

• Kesadahan adalah daya atau kemampuan


air untuk mengendapkan sabun
• Sabun diendapkan oleh ion Ca dan Mg
• Juga oleh ion Fe, Al, Sr , Zn dan
Hidrogen tapi kadarnya sedikit
Macam – macam Kesadahan

• Kesadahan sementara, ion Ca dan Mg


berada sebagai ion bikarbonat , dapat
dihilangkan dengan pemanasan
• Kesadahan tetap, ion Ca dan Mg berada
sebagai ion Carbonat, tak dapat
dihilangkan dengan pemanasan hanya
dapat dilunakkan
Prinsip Kesadahan Jumlah

• EDTA dan garamnya membentuk senyawa


komplek yang larut bila bereaksi dengan ion
logam
• Bila Ind. EBT ditambahkan pada suatu lar. yg
mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ pada pH=10
akan menjadi merah
• Pada T.A.T akan berubah jadi Biru
Prosedur
• Pipet 50,0 ml sampel , masukkan dalam
erlenmeyer, tambahkan 2 ml buffer
pH=10 dan Ind. EBT seujung sendok
• Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M dari
warna merah sampai warna biru
Perhitungan

Sebagai CaCO3

1000/ v sampel x (V.M) Na2EDTA x BM


CaCO3(100) = …… mg/L CaCO3
Prinsip Kesadahan Ca

• EDTA akan bergabung dahulu dengan ion Ca


baru dengan ion Mg
• Konsentrasi ion Ca dapat ditentukan secara
terpisah bila ion Mg mengendap sebagai
Mg(OH)2
• Ind. Murexid
• Pada T.A.T akan berubah dari warna merah
muda sp ungu
Prosedur

• Pipet 50,0 ml sampel , masukkan


dalam erlenmeyer, tambahkan 2 ml
NaOH 1 N dan Ind. Murexid seujung
sendok
• Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M
dari warna merah muda sampai
warna ungu
Perhitungan

Sebagai Ca

1000/ v sampel x (V.M) Na2EDTA x


BA Ca (40) = …… mg/L Ca
Penetapan Kadar Klorida

PRINSIP
• Klorida ditetapkan dengan metoda
Argentometri Mohr
• Dalam suasana pH 7 – 10
• Indikator K2CrO4 5 %
• Titik Akhir Titrasi dari warna kuning sp
endapan merah bata ( lar. Kuning)
REAKSI

• Cl-+ AgNO3 AgCl end putih + NO3-

• 2 Ag++ K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 K+


Prosedur

• Pipet 50,0 ml sampel , masukkan dalam


erlenmeyer, tambahkan 0,1 g MgO dan 1 ml
Ind. K2CrO4 5 %

• Titrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N dari


warna kuning sampai terbentuk endapan merah
bata ( lar. Kuning)
Perhitungan

Sebagai Cl

1000/ v sampel x (V.N) AgNO3 x


BA Cl (35,45) = …… mg/L Cl
PK.Pemeriksaan Oksigen Terlarut
(Dissolved Oxygen)
Prinsip
• Reaksi pembebasan Iodium (yodometri) yang
equivalen dengan O2 yang ada dengan mengukur I2
dengan larutan baku Na2S2O3 dan larutan pati untuk
menentukan titik akhir titrasi sebagai indikator karena
daya serapnya terhadap Iodium—›biru cerah. Pada
akhir reaksi berubah jadi tak berwarna karena I2 telah
habis. Prinsip reaksi oksidasi.
Reaksi
• MnSO4 + 2 NaOH Mn(OH)2putih +
Na2SO4
• Mn(OH)2+ ½ O2 MnO2 coklat + H2O
• MnO2 + 2NaI + 2H2SO4 MnSO4 +
Na2SO4 + 2 H2O + I2
• I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI+ Na2S4O6
PROSEDUR

1. Contoh air masukkan ke dalam botol


oksigen, tak ada gelembung udara dalam
botol (volumenya diketahui).
2. Tambahkan 1,0 ml MnSO4 20 % dan 1,0 ml
pereaksi oksigen, botol ditutup .
3. Kocok dan biarkan selama 15 menit pada
ruangan gelap.
Lanjutan

4. Larutan dalam botol dibagi menjadi dua


bagian (pada waktu menuang larutan
diusahakan kontak dengan udara dihindarkan )
5. Ke dalam masing-masing cairan tambahkan 1
ml H2SO4 pekat dan segera titrasi dengan
larutan Na2S2O3 0,025 N.
6. Catat pemakaian Na2S2O3 0,025 N dari titrasi
kedua larutan tadi ( Titrasi I dan II ).
Perhitungan

• Kadar Oksigen terlarut :

• 1000 x (VxN) Na2S2O3 x BE O2 (8)


Vtera-4
=………….mg O2/ L
PK.Zat Organik (Bilangan
Permanganat
• Prinsip
Metode Asam:
Zat organik di dalam sampel dioksidasi oleh
KMnO4 berlebih dalam keadaan asam &
panas. Sisa KMnO4 direduksi dengan larutan
asam H2C2O4 berlebih. Kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali dengan KMnO4
Reaksi

• Suasana asam :

• 2 KMnO4 + 2 H2SO4 K2SO4 +


2 MnSO4 + 2 H2O + 5 O n

• Zat Organik +On CO2+ H2O


Perhitungan

• 1000 x {(10+a)b - (10xc) x 31,6}


Vol.Sp
=…………mg KMnO4/L
• Keterangan :
a = ml KMnO4
b = Normalitas KMnO4
c = Normalitas H2C2O4
Perhitungan

1000 x{(VxN KMnO4) -(VxN H2C2O4 ) x31,6}


Vol.Sp
=…………mg KMnO4/L
PK.Sulfida

• Prinsip
Sulfida di dalam larutan asam bila
bereaksi dengan Iod berlebih akan
dioksidasi menjadi sulfur. Kelebihan Iod
akan dititrasi kembali dengan larutan Na
tiosulfat.
PROSEDUR

1. Ke dalam botol tertutup yang


diketahui isinya, masukkan
contoh air sampai penuh.
2. Tambahkan 5,0 ml Cd asetat
(ujung pipet tercelup di dalam
contoh air)
PROSEDUR

3. Tutup dan kocok baik-baik hindari


terjadinya gelembung udara

4. Biarkan 5 jam, saring endapan


CdS dengan kapas, dan cuci
dengan aquades
PROSEDUR
5. Pindahkan kapas dan endapan ke
dalam stop Erlenmeyer, asamkan
dengan 20 ml H3PO4 LP, tambah 10,0
ml iodin (I2 0,1 N)
6. Setelah didiamkan selama 20 menit
ditempat gelap, titrasi kembali dengan
Na2S2O30,1 N dengan indikator
amylum
Reaksi

H+
• S + I2 → S + 2 I-

• I2 + I- + Amylum → I3 amylum
(komplek) biru
Perhitungan

1000x(V1xN I2 – V2xNNa2S2O3)x16,03
Volum tera-5
=………. mg S/L

• Keterangan :
V1 = Volum I2 yang ditambahkan
V2 = Volum Na2S2O3 0, 1N
PK.Sulfat (SO42-)

• Prinsip

Ion sulfat akan diendapkan dalam


suasana asam dengan barium klorida
membentuk hablur barium sulfat yang
seragam.
Reaksi

SO42- + BaCl2 → BaSO4 (s) putih


Perhitungan
• 1000 x ml titrasi x ~ (kesetaraan)
ml sp
=………..mg SO42-/L
• Keterangan :
Baku sulfat 100ppm
1ml ~ 0,1mg SO42-
Baku sulfat 50ppm
1ml ~ 0,05mg SO42-
PK : C.O.D
(CHEMICAL OXSIGEN DEMAND)

• Definisi
COD / KOK adalah jumlah O2 yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organik yang ada dalam 1 liter sampel air,
dengan pengoksidasi K2Cr2O7 sebagai sumber
oksigen (oxidizing agent).
Prinsip Analisa

• Zat organik dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7


dalam suasana asam yang mendidih dengan
katalisator Ag2SO4 untuk mempercepat reaksi
dan penambahan HgSO4 untuk menghilangkan
gangguan chlorida.
Prinsip Analisa
• Untuk memastikan zat organis habis
teroksidasi, maka pengoksidasi K2Cr2O7
ditambahkan berlebihan. Kelebihan K2Cr2O7
digunakan untuk menentukan berapa O2 yang
telah terpakai melalui titrasi dengan Ferro
Ammonium sulfat. Indikator feroin digunakan
untuk menentukan titik akhir titrasi dari warna
hijau-biru menjadi merah coklat.
Prinsip Analisa

Untuk analisa COD ini dilakukan uji larutan


blangko, karena blangko tidak mengandung
zat organik awal yang dapat dioksidasi
K2Cr2O7  nilai awal K2Cr2O7
Reaksi

• Ca Hb Oc + Cr2 O7= + H+ -------> CO2


+ H2O + Cr3+
• (kuning) Ag2SO4 (hijau)
• 6 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+  6 Fe3+ +
2 Cr3+ + 2 H2O
Gangguan
1. Kadar klorida < 2000 ppm mengganggu
kerja AgSO4, tapi dapat dihilangkan
dengan HgSO4 (dengan jumlah yang
sebanding)

2. NO juga akan teroksidasi menjadi NO.


Bila konsentrasi NO > 2 mg/maka
perlu penambahan 10 mg Asam sulfamat
per mg NO, baik dalam sampel maupun
blangko
Keuntungan
1. Tes COD lebih singkat dari tes BOD.

2. Tidak selalu butuh pengenceran

3. 2-3x lebih teliti

4. gangguan yang sifatnya racun terhadap


zat organis tidak berpengaruh.
Kekurangan

• Merupakan analisa suatu reaksi


oksidasi kimia yang meniru oksidasi
biologis, sehingga merupakan
pendekatan; tidak dapat
membedakan zat inert dan zat yang
teroksidasi secara biologis.
PK : BOD
(BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND)

• Definisi
Angka BOD adalah : jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan /
mengoksidasikan hampir semua zat organik
yang terlarut dan sebagian zat- zat organik
tersuspensi dalam air selama lima hari pada
temperatur 20 oC.
Prinsip Analisa

• Pemeriksaan BOD berdasarkan reaksi oksidasi


zat organik dengan O2 dalam air dan proses ini
berlangsung karena adanya bakteri aerobik.
• Atas dasar reaksi tersebut diperkirakan reaksi
50% terjadi setelah 2 hari, , 75% terjadi setelah
5 hari, setelah itu reaksi berjalan sangat lambat
dan reaksi selesai 100% setelah 20 hari
(diperkirakan zat organik telah habis)

Anda mungkin juga menyukai