Anda di halaman 1dari 31

TAJAM PENGLIHATAN DAN

KELAINAN REFRAKSI
Dr. Ellya Thaher, SpM, M.Kes
Objek Penglihatan

Benda sumber cahaya


Benda yang
dapat dilihat
Benda bukan sumber cahaya

Ada pantulan sinar ke mata, terjadi


pembiasan sinar, bayangan
benda sampai ke retina
Refraksi
Proses pembelokan jalannya sinar apabila sinar
melewati 2 medium yang berbeda
kerapatannya

Media refraksi
•Kornea ( n = 1,376)
•Akuos Humor ( n = 1,336)
•Lensa ( n = 1,386)
•Korpus vitreus ( n = 1,336)
Lensa
• Sinar yang berasal dari titik yang terletak 5m
(6m; 20 feet) dari mata dianggap memasuki
pupil mata sebagai sinar sejajar
Sferis + dan -

Silinder

F1 F2
Sumbu
utama
• Beberapa Jenis Lensa:
1. Lensa Plano
– Tidak memiliki efek bias
– Titik lengkung sama
2. Lensa Sferis
– Minus  bagian tengah lebih tipis
efek divergensi cahaya
– Plus  bagian tengah lebih tebal
efek konvergensi cahaya
3. Lensa Silindris
memiliki aksis (poros)
Sinar yang melewati poros tidak dibias
Sinar bidang tegak lurus pada poros dibiaskan
Kekuatan lensa/ daya bias lensa  DIOPTRI

Makin besar daya bias lensa, makin dekat


titik apinya pada lensa

f = 20 cm = 0,2 m ; KL= 1 / 0,2 = 5D

KL = 2 D ; f = 100 / 2 = 50 cm
Tajam Penglihatan
• Ditentukan menggunakan optotyp Snellen.
• Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5 atau 6 m
• Tiap huruf Snellen membentuk sudut 5 menit pada
jarak tertentu.
• Huruf pada baris 60 berarti huruf tersebut
membentuk sudut 5 menit pada jarak 60 m
• Tajam penglihatan 6/6:
pasien dapat mengenali huruf
pada jarak 6 m, yang oleh
orang normal huruf tersebut
dapat dilihat pada jarak 6 m

• Jika pasien hanya mampu


mengenali huruf pada baris 30,
berarti tajam penglihatan 6/30
• Hitung jari;
jari dapat dilihat terpisah olehorang normal
pada jarak 60 m

• Tajam penglihatan 3/60


Pasien hanya dapat menghitung jari 3 m

• Tajam penglihatan 1/60


 Pasien hanya dapat menghitung jari 1 m
• Lambaian tangan dapat dilihat oleh orang
normal pada jarak 300 m
• 1/300
 pasien hanya mengenal lambaian tangan

• Orang normal dapat melihat sinar pada jarak


tak terhingga
• 1/~  pasien hanya mengenal ada sinar

• Visus 0 ; pasien tidak mengenal adanya sinar


Akomodasi

Adalah kemampuan mata untuk mengubah


kecembungan lensa dengan kontraksi otot siliar
 bayangan fokus di retina

• Daya akomodasi = DIOPTRI


Amplitudo akomodasi
Perubahan dioptri yang diperoleh bila mata
berakomodasi maksimal dengan mata dalam keadaan
relaksasi
Menurun dengan bertambahnya umur
Umur 8 th 14 D
Umur 50 th  2D
Punctum Remotum
Titik terjauh yang tanpa akomodasi dibiaskan di
retina

Punctum Proximum
Titik tedekat yang dengan akomodasi sekuat-
kuatnya dibiaskan di retina
KELAINAN KELAINAN REFRAKSI
Emetropia
• Sinar sejajar dengan garis pandang yang
masuk pupil, tanpa akomodasi dibiaskan di
makula dengan tajam penglihatan 6/6/> baik

Ametropia
Miop
Sinar sejajar garis pandang , tanpa akomodasi
dibias di depan retina

sebab:
• sumbu mata terlalu panjang (Mp axial)
• daya pembiasan mata terlalu kuat(Mp ref)
• kornea terlalu lengkung: keratoconus
• lensa terlalu cembung: katarak imatur
Gejala subjektif:
•Kabur jauh: dekat terang
•PR dekat: Astenopia konvergensi

Derajat Miopia
•Ringan 1 – 3 D
•Sedang 3 – 6 D
•Tinggi >6 D

Komplikasi
•Degenerasi makula
•Degenerasi retina perifer
•Miopik kresen pada papil
• Terapi
• Lensa sferis negatif (S -) terkecil
• Pada anisometrop, dengan perbedaan OD &
OS > 3D maka koreksi terbesar diperlemah
• Misal :
• OD: S-1 : 6/6 OD: S-1
• OS: S-5 : 6/6 OS: S-3
Hipermetropia

• Sinar sejajar dengan sumbu mata dibias


dibelakang retina

• Untuk membedakan emetrop dan hipermetrop,


tambahkan S+ 0,50 di depan mata, pada
emetrop akan menjadi kabur dan pada
hipermetrop tambah terang atau tetap
Penyebab
Sumbu mata terlalu pendek
Daya pembiasan terlalu lemah

Gejala subjektif:
•Lelah
•Pusing
•Sakit kepala

Akomodasi terus-menerus
ASTENOPIA AKOMODATIF
ESOTROPIA
Terapi
• Lensa sferis positif terbesar agar melihat baik
tanpa akomodasi  hipermetrop manifest
• Anak-anak: HpM + ¼ HpL, 1/3 HpL, ½ HpL
• Jika koreksi dilakukan dengan melumpuhkan
akomodasi dengan sikloplegik maka
dibutuhkan lensa + lebih besar:
Hipermetrop total

selisih Hp total – Hp manifest = Hp Laten


• Pemberian lensa sferis + sesuai dengan
derajat Hp Manifest
• Jika tidak ada keluhan tidak diberikan
kacamata.

Komplikasi
• Mudah glaukoma karena sempitnya bilik
mata depan hipertropi otot
• Pada Hp sedang – tinggi dapat terjadi over
konvergensi menetap  esotropi
Astigmatismus

• Jika dengan lensa sferis ≠ 6/6 : astigmat


• Refraksi astigmat adalah sinar sejajar
sumbu penglihatan tidak dibiaskan pada satu
titik, tetapi pada banyak titik
Tidak teratur ( astigmat ireguler)
Permukaan kornea tidak teratur
Titik
pembiasan
Teratur ( astigmat reguler)
Astigmat Regular

1. Astig: Miopia (hipermetropia)simpleks;


kelainan pada satu sumbu miop/hipermetrop
dan lainnya emetrop
2. Astig: Miopia (hipermitropia) kompositus;
kedua meridian miop atau hipermetrop
3. Astig mikstus
suatu meridian miop dan meridian lainnya
hipermetrop
Terapi
• Lensa silinder
• Untuk astigmat ireguler: lensa kontak

Ametropia Kausa
Lensa koreksi Refraksi Aksial
Miopia Lensa - Bias kuat Bola mata panjang
Hipermetropia Lensa + Bias Bola mata pendek
lemah
Astigmat Kacamata Kurvatur 2 meridian tegak lurus
reguler silinder
Astigmat Lensa kontak Kurvatur kornea ireguler
ireguler
Presbiopia

• Jika punctum prox letaknya jauh dari jarak


baca
• Timbul usia 40 tahun
• Koreksi dengan lensa sferis +
– 40 th add S+1,00
– 45 th add S+1,50
– 50 th add S+2,00
– 55 th add S+2,50
– 60 th add S+3,00
Uji Refraksi

• Periksa mata satu persatu, biasakan OD


dahulu
1. Visus tanpa koreksi
2. Visus dengan koreksi
3. Adisi untuk 40 tahun keatas
4. Ukur pupil distansi (PD)
5. Buat R/ kacamata
Uji Pin Hole

• Untuk mengetahui apakah berkurangnya


tajam penglihatan karena kelainan refraksi
atau anatomis
COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)

• Adalah dampak negatif akibat


pemakaian komputer atau video
display terminal (VDT)
• Kumpulan gejala; okuler, non
okuler setelah bekerja di depan
komputer
• CVS terjadi pada 75% pekerja
yang menggunakan komputer 6 –
9 jam /hari
Manifestasi klinis
Gejala okuler
Astenopia
Eye strain
Dry eye
Penglihatan buram
Iritasi mata

Gejala non okuler


Sakit kepala (frontal & oksipital)
Nyeri otot leher
Nyeri otot punggung
Etiopatogenesis
1. Mekanisme permukaan okular
mata kering, seperti berpasir, rasa berat (paling
sering). Hal ini disebabkan lingkungan AC, kipas
angin, debu, bertambah usia, produksi air mata 
2. Mekanisme akomodatif
huruf pada layar terdiri dari titik-titik halus yang
tersusun sehingga mata akan berakomodasi secara
berulang-ulang agar tulisan terlihat jelas
3. Mekanisme ekstraokuler
gangguan tajam penglihatan mempengaruhi organ
tubuh seperti otot. Pengguna komputer yang melihat
tulisan tidak jelas  memicu gerakan kepala leher,&
bahu sehingga pegal.
Penatalaksanaan

1. pencahayaan  tidak terlalu terang, pakai


filter akan mengurangi silau.
2. Posisi layar komputer  jarak layar –
mata34 -40 inchi, bagian tengah layar 5 – 6
inchi dibawah garis pandang.
3. Istirahat,bekerja selama 4jam tanpa istirahat
 CVS.
4. Lubrikasi mata.
5. Kacamata yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai