Anda di halaman 1dari 50

CONGENITAL DEFORMITY &

COMMON NORMAL VARIATIONS


Klasifikasi Regio

 Upper extremity
 Lower extremity
 Spine
 General
Upper Extremity

 Polydactyly
 Syndactyly
 Radial club hand
Lower Extremity

 DDH (developmental dysplasia of the hip)


 Rontgen pelvis (hip kanan dan kiri)
 Blount disease
 Clubfoot
 Kelainan kongenital terbanyak dalam bidang
orhthopaedi
 Flatfoot
Spine

 Torticolis
 Otot yang mengalami gangguan :
sternocleidomastoideus
 Congenital scoliosis
 Berbeda dengan idiopatic scoliosis
General

 Osteogenesis imperfecta (OI)


 Klasifikasi
COMMON NORMAL VARIATIONS
Common Normal Variations in Children

 Terbanyak pada sistem musculoskeletal ada pada


ekstemitas bawah
 Sangat banyak pada anak, tetapi menjadi sangat
jarang pada remaja
 Memiliki kecenderungan membaik secara spontan
saat anak semakin tua
 Normal variations pada anak yang sehat akan terlihat
aneh oleh orang tua, keluarga, sahabat dan penjual
sepatu
Common Normal Variations in Children

 Dalam menangani kondisi ini, harus dipahami


penyebab dan perjalanannya (natural course)
 Dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan
penyebabnya:
1. Looseness atau hypermobility sendi
2. Twisting atau torsional pada tulang panjang yang
sedang tumbuh
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)

 Disebabkan ligament laxity → diduga keturunan


 Sering dijumpai pada anak
 Relatif jarang pada dewasa
 Variasi klinis yang sering dijumpai karena
hypermobility:
1. Flat feet (hypermobile ples planus)
2. Knock knee (genu valgum)
 Kedua kondisi ini diperberat oleh kegemukan
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)
 Sendi yang hypermobile → cenderung menyeluruh dari pada
terlokalisir
 Usia 1 tahun:
 Sebagian besar anak mulai berdiri dan semua sendinya
hypermobile → kaki menjadi fleksibel dan terlihat rata
(hanya saat weightbearing)
 Tiptoe stand → longitudinal arch akan timbul kembali
 Flexible flat feet pada young children tidak nyeri
 Medial arch dapat tidak terlihat hingga umur 3-6 tahun
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)
 Perbaikan ligamentous laxity dan hypermobility sendi secara
spontan → tampilan rata pada kaki akan semakin berkurang
 Flat feet derajat ringan dan sedang → tidak ada terapi khusus,
hanya perlu meyakinkan orang tua pasien
 Flat feet derajat berat : tujuan → mencegah stretching lebih
lanjut dari ligamen yang sudah lax hingga terjadi perbaikan
spontan ligamentous laxity secara general
Common Normal Variations in Children
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)
Flat feet derajat berat:
 Usia sebelum sekolah : sepatu boot dengan sponge rubber arch
(“scaphoid pad”)
 Usia sekolah : sepatu pendek + scaphoid pad
 Remaja :
 Pada umumnya masih terdapat severe joint laxity
 Penderita biasanya sudah merasa nyaman
 Beberapa remaja merasa tidak nyaman dan lelah pada kaki
 Tx : carefully molded arch support dapat mengurangi
keluhan → bila tidak berkurang, dilakukan fusi subtalar pada
akhir masa pertumbuhan
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
FLEXIBLE FLAT FEET (HYPERMOBILITY PES PLANUS)

Sepatu boot dengan “scaphoid pad” digunakan untuk mencegah


stretching lebih lanjut.
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)

KNOCK KNEES (GENU VALGUM)


 Penyebab terbanyak : hypermobility → kelenturan
pada medial collateral ligament lutut
 Anak > remaja
 Membaik secara spontan pada 90% anak
 Mudah terlihat pada posisi berdiri
 Anak dapat memiliki knock knee hingga umur 3-6
tahun
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
KNOCK KNEES (GENU VALGUM)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)

KNOCK KNEES (GENU VALGUM)


 Tujuan terapi : mencegah stretching lebih lanjut dari
medial collateral ligament lutut
 Posisi W atau posisi televisi harus dihindari karena
dapat menambah regang medial collateral ligament
lutut
 Pada anak yang lebih tua → dapat terjadi bony
deformity karena ketidak seimbangan epiphyseal
growth plate
 Tx : night splint
Common Normal Variations in Children
Common Normal Variations in Children

Posisi W / posisi televisi


Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
KNOCK KNEES (GENU VALGUM)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Hypermobility of Joints (Joint Laxity)
KNOCK KNEES (GENU VALGUM)
Common Normal Variations in Children
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones

 Torsional / twisting pada tulang panjang yang sedang


tumbuh menyebabkan gangguan pertumbuhan epiphyseal
plate → internal / eksternal rotasi
 Penyebab torsional :
 Prenatal → posisi intrauterine
 Postnatal → posisi tidur dan duduk
 Faktor postnatal dapat menyebabkan :
 Hambatan koreksi spontan
 Deformitas torsional baru
 Membaik secara spontan
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones

TOEING OUT – External / Lateral Femoral Torsion


 Toeing out → hampir selalu karena external femoral
torsion
 Pemeriksaan fisik :
 Ekstremitas bawah yang dalam posisi ekstensi
dirotasi eksterna → lutut akan ikut terotasi eksterna
hingga 90⁰
 Bila dirotasi interna → lutut hanya dapat terotasi
hingga posisi netral
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones

TOEING OUT – External / Lateral Femoral Torsion


 Posisi tidur dengan wajah menghadap ke bawah
dengan femora terotasi eksterna :
 Menyebabkan external torsion dari femoral dan
tibial
 Jarang setelah 2 tahun
 Prognosis external femoral torsion → baik
 Jarang diperlukan night splint pada kaki
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING OUT – External / Lateral Femoral Torsion
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones

TOEING OUT – External / Lateral Tibial Torsion


 External tibial torsion jarang menyebabkan toeing out
 External tibial torsion dapat terjadi sekunder akibat
muscle imbalance (cerebral palsy, poliomyelitis, spina
bifida, dll)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Femoral Torsion
 Femora tidak pernah terotasi interna in utero
 Duduk posisi W → menyebabkan internal femoral
torsion pada usia sekitar 5 tahun
 Pemeriksaan fisik :
 Ekstremitas bawah yang dalam posisi ekstensi dirotasi
interna → lutut akan ikut terotasi interna hingga 90⁰
 Bila dirotasi eksterna → lutut hanya dapat terotasi
hingga posisi netral
 Anak berjalan dengan posisi kaki dan lutut terputar ke
arah dalam
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Femoral Torsion
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Femoral Torsion
 Anak yang terus duduk dalam posisi W :
 Menyebabkan external tibial torsion
 Jalan dengan lutut terputar ke arah dalam tetapi kaki
mengarah ke luar
 Internal femoral torsion → cenderung membaik secara
spontan
 Tujuan terapi : mencegah internal torsion femora menjadi
lebih berat
 Stop duduk posisi W
 Duduk posisi tailor / cross-legged
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Femoral Torsion
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Femoral Torsion
 Kondisi yang lebih berat dan persisten pada usia > 8
tahun → night splint posisi rotasi eksterna
 Osteotomi rotasi femur tidak perlu dilakukan pada
internal femoral torsion anak yang sedang tumbuh
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Tibial Torsion
 Penyebab tersering toeing in pada anak
 Pemeriksaan fisik : lutut menghadap ke depan, kaki
terputar ke dalam
 Sebagian besar karena posisi intrauterine
 Membaik spontan seiring pertumbuhan
 Bila anak terus tidur dan duduk dalam posisi kaki
terputar ke dalam → gagal koreksi spontan dan
bertambah berat
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Tibial Torsion
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Tibial Torsion
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Tibial Torsion
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
TOEING IN – Internal / Medial Tibial Torsion
 Tujuan terapi : mencegah internal torsion pada tibia
 Mencegah duduk dan tidur dalam posisi internal tibia
torsion
 Anak usia 2 tahun dengan derajat yang berat → night
splint kaki posisi rotasi eksterna
 Osteotomi rotasi tidak perlu dan memiliki komplikasi
yang berat
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
BOW LEGS (GENU VARUM)
 Deformitas : internal torsion dan varus tibia disertai
external torsion femur
 Bukan kebalikan dari knock knees
 Sering dijumpai pada bayi baru lahir karena posisi
intrauterine
 Biasanya membaik secara spontan
 Genu varum simetris pada usia < 2 tahun jarang patologis
 Diperberat oleh posisi tidur dan duduk dalam posisi kaki
terputar ke dalam (= internal medial torsion)
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
BOW LEGS
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
BOW LEGS (GENU VARUM)
 Genu varum biasanya patologis bila:
 Timbul setelah usia 2 tahun
 Unilateral
 Berhubungan dengan shortening (ekstremitas atau postur)
 Derajat berat
 Anak dengan obesitas
 Bow legs persisten yang berat pada anak usia > 2 tahun →
night splint khusus : koreksi varus tibia dan melawan torsional
femur
 Tidak perlu osteotomi tibia untuk bow leg fisiologis
Common Normal Variations in Children
Variations Caused by Torsional Deformities of Bones
BOW LEGS
Normal Variations in Adults

 Joint laxity dan torsional yang berat dan tidak diterapi


pada anak :
 Akan bertahan hingga dewasa
 Bukan kondisi normal pada dewasa
 Flat feet, knock knee, dll akan menimbulkan gejala
karena proses degeneratif dini pada sendi
Normal Variations in Adults

NORMAL AGING PROCESS IN THE


MUSCULOSKELETAL SYSTEM
 Berkurangnya kekuatan otot secara perlahan
 Berkurangnya rentang gerak sendi secara perlahan
 Chondromalacia
 Berkurangnya kandungan air pada diskus
intervertebralis → narrowing disc space, tinggi tubuh
berkurang
 Osteoporosis generalisata, terutama pada wanita
Normal Variations in Adults
 Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System: Common Normal Variations. 3rd
ed. LWW. 1999.
 Hefti F. Pediatric Orthopaedics in Practice. Springer. 2007.
 Joseph B, Nayagam S, Loder RT, Torode I. Paediatric
Orthopaedics – A System of Decision Making. Hodder
Arnold. 2009.

Anda mungkin juga menyukai