Anda di halaman 1dari 8

Pengertian, Sejarah, dan

Produk Bank Syariah


Kelompok 4
Alif Fitrah Fajriadi (20170703021025)
Masidatul Ilmiyah (20170703022117)
Meisita Nurhadi (20170703022120)
Bank Syariah

Bank Syariah

Secara etimologis, istilah bank berasal Secara etimologis berarti sumber air
dari kata Italia “Banco” yang yang mengalir, kemudian kata
artinya bangku. tersebut digunakan untuk
pengertian: hukum-hukum Allah
Secara terminologis, bank adalah
yang diturunkannya untuk umat
badan usaha yang menghimpun
manusia (hamba Allah).
dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan Secara terminologis, syariah yaitu
menyalurkannya kepada hukum atau peraturan yang
masyarakat dalam bentuk kredit diturunkan Allah melalui Rasul-Nya
dan/atau bentuk lainnya dalam yang mulia, untuk umat manusia,
rangka meningkatkan taraf gidup agar mereka keluar dari kegelapan
rakyat ke dalam terang dan
mendapatkan petunjuk ke arah
yang lurus
B. Sejarah Bank Syariah

1. Sejarah Bank Syariah pada Masa Rasulullah SAW dan Sahabat


Prinsip ekonomi Islam telah dipraktikkan sejak masa Nabi Muhammad
SAW, terus merambat ke masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Pada masa
Nabi, model-model transaksi seperti menghimpun dana umat, pinjam
meminjam uang dan barang, penyaluran dana kepada masyarakat
ditangani oleh lembaga keuangan yang dipimpin oleh Zubair bin Awwam
dan lembaga keuangan lainnya yang dipimpin oleh Ibn Abbas. Pada masa
Abbasiyah prinsip perbankan tampak ke permukaan, yaitu pada masa
pemerintahan al-Muqtadir (908-932). Sebagai contoh, ada beberapa istilah
perbankan yang berasal dari Islam, seperti kredit dan cek. Term kredit berasal
dari kata qard. Kredit artinya peminjaman uang (lending money) dan qard
berarti peminjaman uang dengan dasar kejujuran.
2. Sejarah Bank Syariah di Tingkat Internasional
Oleh karena bunga uang secara fiqih dikategorikan sebagi riba yang
berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas muslim
mulai timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-
ribawi. Melihat gagasannya yang ingin membebaskan diri dari mekanisme
bunga, pembentukan bank syariah mula-mula banyak menimbulkan
keraguan. Padahal, telah muncul kesadaran bahwa bank syariah merupakan
solusi masalah ekonomi untuk menghasilkan kesejahteraan sosial di negara-
negara Islam.
Berdirinya bank Islam diawali dengan berdirinya sebuah bank tabungan
lokal yang beroperasi tanpa bunga di desa Mit Ghamir yang berlokasi di tepi
Sungai Nil pada 1963 oleh Dr. Abdul Hamid an-Naggar, meskipun beberapa
tahun kemudian ditutup.
 Gagasan berdirinya bank Islam di tingkat internasional, muncul dalam
konferensi negaranegara Islam sedunia di Kuala Lumpur Malaysia pada
tanggal 21 sampai 27 April 1969, yang diikuti oleh 19 negara peserta.
 Pada 1971 didirikan bank Islam di Mesir dengan nama Bank Sosial Nasser,
yang berlokasi di Kairo. Namun bank ini mulai beroperasi baru pada 1972
 Pada 1975 juga teiah diadakan konferensi ekonomi Islam di Mekkah,
sebagai tindak lanjut rekomendasi dari konferensi tersebut dua tahun
kemudian lahirlah Islamic Development Bank (IDB) yang kemudian diikuti
dengan pembentukan lembaga-lembaga keuangan Islam di beberapa
negara yang secara umum berbentuk bank Islam komersial dan lembaga
investasi.
3. Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Ide pendirian bank syariah di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970-an. Di
mana pembicaraan mengenai bank syariah muncul pada seminar hubungan
Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar yang
diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan
Yayasan Bhineka Tunggal Ika.
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah
Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat
bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di
Indonesia akan terus berkembang. Setelah BMI mulai beroperasi sebagai bank
yang menerapkan prinsip syariah pertama di Indonesia, frekuensi kegairahan umat
Islam untuk menerapkan dan mempraktikkan sistem syariah dalam kehidupan
berekonomi sehari-hari menjadi tinggi.
4. Prinsip-prinsip Operasional Bank Syariah
Secara umum, setiap bank Islam dalam menjalankan usahanya minimal
mempunyai lima prinsip operasional, yaitu sebagi berikut:
a. Prinsip simpanan giro
b. Prinsip bagi hasil
c. Prinsip jual beli dan mark-up
d. Prinsip sewa
e. Prinsip jasa (fee)
C. Produk Bank Syariah

Pada sistem bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank


tidak motif mendapatkan bunga, tetapi dalm rangka mendapatkan
keuntungan bagi hasil. Dan nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada
mereka yang membutuhkan (misalkan modal uang) dengan perjanjian
pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak bersifat menjual uang yang
mengandalkan bungan atas pokok pinjaman yang diinvestasikan, tetapi
pembagian laba yang diperoleh pengusaha.
a. Produk Pendanaan
b. Produk Pembiayaan
c. Produk Jasa Perbankan

Anda mungkin juga menyukai