Anda di halaman 1dari 16

HIPERBILIRUBENEMIA

Program Studi
Oleh: Keperawatan
1. Imey Priscillia A (201702071)
2. Julian Widyantoro (201702073)
3. Wahyu Pratita M (201702099)
PENDAHULUAN
Hiperbilirubinemia merupakan salah
satu fenomena klinis yang paling
sering ditemukan pada bayi baru lahir.
Sekitar 25 – 50% bayi baru lahir
menderita ikterus pada minggu
pertama
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hiperbilirubinemia.
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit
hiperbilirubinemia.
3. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit
hiperbilirubinemia.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis hiperbilirubinemia.
5. Untuk mengetahui pathway penyakit
hiperbilirubinemia.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dari penyakit
hiperbilirubinemia.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium
hiperbilirubinemia.
8. Untuk mengetahui diagnose keperawatan
hiperbilirubinemia.
9. Untuk mengetahui intervensi keperawatan
hiperbilirubinemia.
Definisi
Hiperbilirubinemia merupakan suatu kondisi
bayi baru lahir dengan kadar bilirubin serum
total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama
yang ditandai dengan ikterus, yang dikenal
dengan ikterus neonatorum patologis.
Definisi Menurut Kelompok Kami
Hiperbilirubinemia adalah
meningginya kadar bilirubin di dalam
jaringan ekstravaskuler, sehingga
kulit, konjungtiva, mukosa dan alat
tubuh lainnya berwarna kuning yang
mempunyai potensi menimbulkan
kernikterus kalau tidak ditanggulangi
dengan baik, nilai normal bilirubin
indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin
direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
Etiologi
1.
Produksi bilirubin yang berlebihan.
2.
Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar.
3.
Gangguan transportasi
4.
Gangguan dalam ekskresi
Manifestasi Klinis
1. Ikterus terjadi 24 jam.
2. Peningkatan kosentrasi bilirubin 5 mg%
atau lebih setiap 24 jam.
3. Kosentrasi bilirubin serum sewaktu 10
mg% pada neonarus kurang bulan dan
12,5 mg% pada neonatus cukup bulan.
4. Ikterus yang disertai proses hemolisis
(inkompabilitas darah, defisiensi enzim
G-6-PD (Glukosa 6 Phosphat
Dehydrogenase))
5. Ikterus yang disertai keadaan berikut :
• Berat lahir kurang dari 2000 gram
• Masa gestasi kurang dari 36 minggu
• Infeksi
• Gangguan pernafasan
Patofisiologi
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga
dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin
tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein
Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia,
asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan
peningkatan kadar bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi hepar atau
neonatus yang mengalami gangguan ekskresi
misalnya sumbatan saluran empedu.
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERBILIRUBINEMIA
Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kehamilan 3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian
• Riwayat Persalinan fungsional
• Riwayat Post natal • Aktivitas / Istirahat
• Sirkulasi
• Riwayat Kesehatan • Eliminasi
Keluarga • Makanan / Cairan
• Riwayat Pikososial • Neuro sensori
• Pernafasan
• Pengetahuan • Keamanan
Keluarga • Seksualitas
• Penyuluhan/
Pembelajaran
Pemeriksaan Fisik

Amati ikterus pada siang hari dengan lampu


sinar yang cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas
dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat
dengan penerangan yang kurang, terutama
pada neonatus yang berkulit gelap. Penilaian
ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita
sedang mendapatkan terapi sinar.
Pemeriksaan Laboratorium

1.
Golongan darah dan ‘Coombs test’.
2.
Darah lengkap dan hapusan darah.

3.
Hitung retikulosit, skrining G-6-PD.
4.
Bilirubin direk.
Diagnosa Keperawatan

1.
Risiko tinggi cedera
2.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan.
3.
Gangguan suhu tubuh
Penatalaksanaan
1. Stimulasi proses konjugasi bilirubin
menggunakan fenobarbital.
2. Menambahkan bahan yang kurang
pada proses metabolisme bilirubin
3. Mengurangi peredaran
enterohepatik dengan pemberian
makanan oral dini.
4. Mengeluarkan bilirubin secara
mekanik melalui transfusi tukar
Kesimpulan
Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk
ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium
yang menunjukkan peningkatan kadar serum
bilirubin. Hiperbilirubi-nemia fisiologis yang
memerlukan terapi sinar, tetap tergolong non
patologis sehingga disebut ‘Excessive Physiological
Jaundice’. Digolongkan sebagai hiperbillirubenemia
patologis (‘Non Physiological Jaundice’) apabila
kadar serum bilirubin terhadap usia neonates >95%
menurut Normogram Bhutani.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai