Anda di halaman 1dari 40

PERENCANAAN KOTA BARU

(studi kasus Kota Baru Desa Margorejo, LamSel)

Syafira Ken Candra A.R 221150


Nur Hidayti 22115009
Nayoda Agung .S 22115024
Danang Azhari 22115041
Luqeeto Lazuardi .N 22115051
Ober Difan Siregar 22115039
Deden Gustiawan 22115
PL 4001- Peremajaan dan Perencanaan Kota Baru
Syah Riza Nur Adha 22115038
CONTENTS
I - PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan dan Sasaran

II – TINJAUAN LITERATUR DAN PRESEDEN


2.1 Tinjauan Literatur
2.2 Preseden

III – KARAKTERISTIK KAWASAN


3.1 Deskripsi Lokasi
3.2 Karakteristik Fisik & Non Fisik

IV - ANALISIS
4.1 Analisis Internal
4.2 Analisis Eksternal
1.1 Latar Belakang
Kota baru adalah kota yang direncanakan, dibangun, dan dikembangkan pada saat suatu atau beberapa kota lainnya yang
direncanakan dan dibangun sebelumnya telah tumbuh dan berkembang. (Gideon Golany,1978)

Pembangunan kota baru di Provinsi Lampung telah dilakukan sejak tahun 2012 dengan maksud untuk memberikan
kepastian dalam pelaksanaan pemindahan pusat perkantoran pemerintah daerah sebagai penyangga Kota Bandar
Lampung dan merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi beban Kota Bandar Lampung yang sudah padat akibat
tingginya laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Namun karena kebijakan
pemerintah Provinsi Lampung pembangunan ini telah terhenti sejak tahun 2014.

Dalam Perda no 3 tahun 2013 Pembangunan Kotabaru Lampung sebagai wilayah pusat perkantoran pemerintah daerah
provinsi lampung sekaligus wilayah pengembagan pendidikan, permukiman, dan perekonomian berlokasi di Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.
Lokasi pembangunan di Kecamatan Jati Agung dinilai strategis karena berdekatan dengan beberapa kabupaten atau
kota disekitarnya (Bandar Lampung, Lampung Selatan, Metro, dan Lampung Timur) dan juga mengingat lokasi
pembangunan yang berdekatan langsung dengan jalan tol sehingga memudahkan fungsi Kota Baru Lampung sebagai
kota penyangga.
Potensi dan Permasalahan
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merencanakan Kota Baru sebagai pusat pemerintahan Kota Bandar Lampung untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung?

1.3 Tujuan
1. Mengurangi tingkat kepadatan dan lalu lintas di wilayah Tanjung Karang dan Teluk Betung
2. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan Provinsi Lampung
3. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum investasi pembangunan Kota Baru Lampung
4. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pembangunan Kota Baru Lampung di bidang infrastruktur jalan, perumahan,
sarana umum dan peribadatan
1.4 Sasaran
1. Mengembangkan pusat perkantoran Provinsi Lampung
2. Pembangunan kawasan permukiman, infrastruktur serta sarana prasarana umum penunjang pemerintahan
3. Mewujudkan Kota Baru sebagai pusat perdagangan/bisnis
4. Menjadikan Kota Baru sebagai wilayah konservasi lingkungan
2.1 Tinjauan Literatur
- Kota merupakan pusat kegiatan dari suatu wilayah tertentu
- pusat pengelompokan penduduk Alasan Pembangunan
- pusat kegiatan ekonomi Kota Baru
- pusat budaya
- pusat politik, dsbnya Membuat ibukota baru
Memeratakan penduduk
- Kota adalah suatu hasil dari suatu proses pertumbuhan Mengeksplorasi sumberdaya alam
ekonomi, sosial, politik, budaya, sejarah dan geografis Mengembangkan baik metropolitan
maupun daerah suatu negara.
Mengatasi kepadatan penduduk
- Perkembangan dan Pemekaran Kota sangat ditentukan Menyediakan perumahan yang layak
oleh adanya: Mengembangkan kualitas lingkungan
- Ruang dan transportasi
- Waktu Site Membangkitkan secara ekonomis
- Potensi Kemudahan Situation daerah yang tertekan
Persyaratan Penetapan Lokasi Perencanaan Kawasan Perkotaan Baru

Memiliki daya dukung


Sesuai dengan sistem pusat
lingkungan yang memungkinan
permukiman perkotaan
Termuat dalam RPJMD untuk pengembangan fungsi
berdasarkan RTRWN, RTRW
perkotaan dan bukan kawasan
Provinsi dan RTRW Kabupaten
yang rawan bencana alam;

Terletak di atas tanah yang Tidak mengakibatkan


bukan merupakan kawasan Memiliki kemudahan untuk terjadinya pembangunan yang
pertanian beririgasi teknis penyediaan prasarana dan tidak terkendali dengan
maupun yang direncanakan sarana perkotaan kawasan perkotaan
beririgasi teknis; disekitarnya;

Mempunyai luasan kawasan budi


daya paling sedikit 400 Ha dan
Mendorong aktifitas ekonomi, merupakan satu kesatuan
sesuai dengan fungsi dan kawasan yang bulat dan utuh,
perannya; dan /satu kesatuan wilayah
perencanaan perkotaan dalam
satu daerah kabupaten.

Permendagri No. 1 Tahun 2008 : Bab IV Perencanaan Kawasan Perkotaan Baru


Kedudukan Pedoman Pembangunan Kota Baru dan Penataan Kota terhadap Rencana Tata Ruang &
Rencana Pembangunan

Diacu

Master Plan yang berupa konsep diterjemahkan menjadi RDTR sebagai dasar perizinan. Untuk itu, Master Plan
perlu diacu dalam penyusunan RDTR.
KATEGORI KOTA BARU BERDASARKAN FUNGSI

 KOTA BARU PENUNJANG (SUPPORTING NEW TOWN),


YAITU DIRENCANAKAN DAN DIKEMBANGKAN SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MEMECAHKAN
MASALAH DI KOTA INTI (INDUK) DALAM RANGKA PENYEDIAAN PERUMAHAN ATAU
PERLUASAN KOTA, DENGAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:
 Secara sosial dan ekonomis masih tergantung pada kota induknya (75 - 90 %)
 Jarak fisik terhadap kota induk kurang dari 60 km\
 JENIS KOTA BARU PENUNJANG:
 Kota satelit, permukiman lengkap berskala besar di pinggiran/luar kota induk yang
berfungsi sebagai dormitory town (BSD, Citra Raya, Lippo Karawaci, dsb)
 Kota kecil di sekitar kota induk yang ditingkatkan dan dikembangkan yang berfungsi
sebagai penunjang
wilayah metropolitan (Depok, Cibinong, Waru, dsb)
KATEGORI KOTA BARU BERDASARKAN FUNGSI

 KOTA BARU MANDIRI (SELF SUFFICIENT NEW TOWN)


YAITU DIRENCANAKAN DAN DIKEMBANGKAN DENGAN FUNGSI KHUSUS SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN
SUMBERDAYA ALAM DAN POTENSI WILAYAH, DENGAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:
 Secara sosial dan ekonomis dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan
terhadap kota induk relatif kecil (10 - 25 %)
 Jarak terhadap kota induk relatif jauh ( > 60 km) dan dipisahkan oleh kawasan bukan perkotaan
 JENIS KOTA BARU MANDIRI:
 Kota pusat pemerintahan (administrative town), yaitu kota baru yang dibangun sebagai pusat
pemerintahan
 Kota perusahaan (company town), yaitu kota baru yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan bisnis
yang akan menyelenggarakan kegiatan ekonomi bagi
komunitasnya, misal kota pertambangan, kota usaha kehutanan, kota industri
 Kota khusus, yaitu kota baru yang dibangun dengan fungsi dan kegiatan tertentu yang dapat
mandiri seperti hankam, riset, pendidikan, rekreasi dsb.
FAKTOR TERKAIT PENGEMBANGAN KOTA BARU

 FAKTOR SOSIAL
 Kependudukan, yaitu terjadinya urbanisasi dari desa ke kota dan terbukanya kesempatan kerja
 Kualitas kehidupan masyarakat, yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan akibat industrialisasi dan terjadinya
degradasi sosial dalam masyarakat
 FAKTOR EKONOMI
 Kegiatan usaha, yaitu melalui upaya dekonsentrasi kegiatan usaha dari kota-kota besar ke wilayah yang belum
berkembang (frontier region)
 Politik ekonomi, yaitu pembagian peran dalam pembangunan kota baru antara pihak pemerintah dan
Swasta
 FAKTOR LAHAN
 Pola penggunaan lahan, yaitu terjadinya perubahan pola penggunaan lahan pada wilayah yang akan dikembangkan
sebagai kota baru
 Harga lahan, yaitu perubahan nilai dan harga lahan akibat kebutuhan lahan dalam skala luas, sehingga
menimbulkan spekulasi tanah
 FAKTOR PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
 Kelembagaan, yaitu kewenangan dalam melakukan pembebasan, menguasai, mengelola dan mengalihkan lahan dan
properti, serta pembangunan dan pengoperasian infrastruktur
 Kemitraan dan sinkronisasi investasi dan pembangunan
2.2 Preseden
1. Putrajaya, Malaysia

Putrajaya adalah pusat pemerintahan Malaysia yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995. Kawasan
Putrajaya memiliki luas 46 km2 dan merupakan bekas lahan perkebunan kelapa sawit. Memiliki jarak dengan kuala lumpur mencapai 25
Km. Pemerintahan malaysia memindahkan ibu kota nya karena kemacetan di kuala lumpur. Fasilitas yang terdapat di kawasan
pemerintahan putrajaya antara lain :
1. Pusat informasi seperti putrajaya square
2. Kenyamanan umum seperti rumah sakit, pusat maritim, dll.
3. Masjid agung
4. Taman
5. Pusat komersil
2.2 Preseden
2. Tanjung Selor, Kaltara

Kota Baru Mandiri (KMB) Tanjung Selor memiliki cakupan 11 ha, pusat pemerintahan yang memiliki luas 2.500 ha . KBM Tanjung Selor
merupakan program Kementerian PPN/Bappenas terhadap seluruh wilayah Tanjung Selor. Sedang pusat pemerintahan Provinsi Kaltara
merupakan inisiasi Pemprov yang didukung oleh pemerintah pusat.
Fasilitas yang terdapat di kawasan pemerintahan putrajaya antara lain :
1. Plaza 6. air port
2. Masjid raya 7. tempat olahraga
3. Perumahan
4. Smart industry
5. Universitas dan sekolahan
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung
Kecamatan Jati Agung merupakan
salah satu bagian dari wilayah
Kabupaten Lampung Selatan
dengan membawahi 21 Desa
dengan
luas wilayah 164,47 Km2, dan dihuni
oleh berbagai etnis/suku baik
penduduk asli maupun pendatang
- Sebelah utara Berbatasan
dengan Lampung Timur
- Sebelah selatan Berbatasan
dengan Bandar Lampung
- Sebelah Barat Berbatasan
dengan Natar
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung

- Kecamatan Jati Agung memiliki


139 dusun, 213 RW dan 583 RT
- Memiliki 300 sekolah dan
Perguruan Tinggi
- Memiliki 112.834 jiwa jumlah
Penduduk (2016)
- Penduduk dengan usia 0-4 tahun
merupakan jumlah penduduk
terbanyak sebesar 11.353 jiwa
- Mayoritas Penduduk beragama
Islam
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Kota Baru

Kota Baru Lampung Selatan


merupakan salah satu Kota Baru
yang berada di Desa Margorejo
Kecamatan Jati Agung, Kabupaten
Lampung Selatan

- Sebelah Timur Berbatasan


dengan Lampung Timur
- Sebelah selatan Berbatasan
dengan Desa Margodadi
- Sebelah Barat Berbatasan
dengan Desa Sinar Rezeki

Luas Kota Baru sebesar ± 1.100 Ha

Lahan eksisting sebagai Lahan


Pertanian dan perkebunan mulai
dari jagung, singkong dan lain
sebagainya
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung

Desa Way Hui merupakan desa


dengan Tingkat Kepdatan Penduduk
sangat tinggi

Desa Jatimulyo dan Desa Karang Sari


Merupakan desa dengan tingkat
kepadatan Penduduk nomor dua atau
Tinggi

Desa Margorejo merupakan desa


dengan tingkat kepadatan peduduk
paling rendah
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Kota Baru

Kota Baru Lampung Selatan ada Pada


tingkat kepadatan penduduk yang
sangat rendah.
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung

Kecamatan Jati Agung Memiliki


Tutupan lahan sebagai berikut :
• Permukiman
• Perkebunan
• Pertanian Lahan Kering
• Pertanian Lahan Kering Campur
Semak
• Savanna
• Semak Belukar
• Tanah Terbuka
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Kota Baru

Tutupan Lahan desa Margorejo ialah


sebagai :
- Permukiman
- Pertanian Lahan kering

Tutupsn Lahan Kota Baru berupa


Pertanian Lahan Kering
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung

Kecamatan Jati Agung memiliki


struktur geologi maupun litologi
berupa :
- Tuf Berbatu apung =
- Tuf Riolitik =
- Ignimbirit
- Tuf
- Batu Lempung Tufan
- Batu Pasir Tufan

(+) Struktur Geologi Kokoh


(-) Tingkat kelulusan air Rendah
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung

Kecamatan Jati Agung Memiliki tiga


kelas kemiringan yaitu :
- 0-2%
- 2-5%
- 5-15%

Rata-rata di Kecamatan Jati Agung


memiliki tingkat kemiringan 0-5%

Sehingga dapat dikategorikan Landai


3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Kota Baru

Desa Margorejo memiliki tiga kelas


kemiringan yaitu :
- 0-2%
- 2-5%
- 5-15%

Rata-rata di Desa Margorejo memiliki


tingkat kemiringan 0-5%

Dan Untuk kawasan Kota baru


memiliki kemiringan 0-5%

Sehingga dapat dikategorikan Landai


4.1 Analisis Eksternal 1. Pusat Kegiatan
Kawasan Kota Baru Lampung sendiri
terletak diantara beberapa pusat kegiatan,
yaitu:
Nama Pusat Jenis Jarak
Kehiatan Tempuh
(Km)

Bandar PKN 27 Km
lampung
Natar PKL 38 Km
Tanjung PKL 28 Km
Bintang

Kaena jarak yang cukup jauh dari pusat


kegiatan, Kota Baru Lampung akan
dijadikan sebagai pusat kegiatan baru.
4.1 Analisis Eksternal 2. Guna Lahan Sekitar

EKSISTING DESIGN RESPOND

Perumahan Perumahan

Pertanian Pertanian

Kawasan Kota Baru Kawasan Kota Baru

Guna lahan di sekitar Kawasan kota baru lampung ini Karena ada Kawasan pemukiman yang
mayoritas merupakan lahan pertanian. Namun di berpotensi memberikan eksternalitas negatif,
Barat laut Kawasan ada Kawasan pemukiman. maka di sekitar guna lahan pemukiman akan
dibuat buffer pepohonan.
4.1 Analisis Eksternal 3. Kependudukan
Kawasan Kota Baru Lampung terletak di

Kec. Jati agung kecamatan jati agung tepatnya Desa Margo


rejo, dengan kisaran peduduk sebesar:

Penduduk Kepadatan
(jiwa) (orang/Km)

Kota Baru Lampung Desa Margo 1.885 281.76


Rejo
Kecamatan 114 .69 694.77
jati Agung
Lampung 694.773 105.35
selatan

Karena jumlah penduduk serta kepadatan yang relative rendah di Kecamatan Jati agung dan Desa Margo rejo,
kelompok sasaran Kota Baru Lampung tidak hanya terkhusus pada ASN saja, namun dari berbagai kalangan dengan
intensif penyerdian berbagai infrastruktur penunjang.
4.1 Analisis Eksternal 4. Sirkulasi

EKSISTING DESIGN RESPOND

Kota Baru Lampung Kota Baru Lampung

Kawasan Kota Baru Lampung sendiri dilewati oleh Karena Kawasan kota baru tersebut telah
jalan arteri primer dengan luas +/- 12 meter dengan dilewati oleh jalan arteri primer maka jalan
keadaan kurang baik. tersebut akan digunakan sebagai sirkulasi utama
dengan 2 jalur utama.
4.2 Analisis Internal 1. Sirkulasi Jalan

EKSISTING DESIGN RESPOND

Pembangunan dibuat tersebar agar tidak


Kondisi eksisting jalan kurang bagus karena belum
terjadi penumpukan aktivitas di satu titik yang
terlalu ramai penduduk dan jarang yang melintas
membuat kemacetan dan dibuat bundaran
agar mengurangi hambatan arus llu lintas
4.2 Analisis Internal 2. Vegetasi

EKSISTING DESIGN RESPOND

Direncanakan disepanjang jalan terdapat


Masih jarang terdapat pohon di sempanjang jalan
pohon agar mengurangi kebisikan jalan dan
sebagai sempadan
4.2 Analisis Internal 3. Drainase

EKSISTING DESIGN RESPOND


U

Untuk respon desain drainase akan direncanakan


Belum terdapat drainase karena masih daerah non-
mengarah kepada embung yang sudah ada di eksisting
terbangun
sebagai tadah air yang kemudian akan dimanfaatkan
dan dialirkan ke daerah yang membutuhkan
4.2 Analisis Internal 4. Elemen Tapak

Embung
Balai Informasi BIP2B
Masjid Agung
Gerbang Masuk

Kantor Gubernur Lampung

Rumah Sakit Bandar


Negara

Rumah Adat Lampung


Rusun Gedung DPR
Kegiatan
Kota Baru
Zonasi Kota Baru

Publik Semi Publik Privat


1. Siger dan alun-alun 1. Kajiati 1. Kantor Gubernur
2. Masjid raya 2. Polda 2. Sesat agung
3. Taman kota 3. Brimob 3. Mahan Agung
4. Monumen kota 4. Fasilitas pendidikan 4. Rumah Wakil Gubernur
5. Rumah sakit 5. Samapta 5. DPRD
6. Utilitas 6. Olahraga 6. DPD
7. Danau buatan 7. Permukiman 7. Balai Adat
8. Gerbang kota (3 buah) 8. Hotel 8. Kantor Pelayanan
9. Rekreasi Publik
10. Plaza 9. Kantor Pelayanan Non
11. Terminal Publik
12. Mall 10. Instansi vertikal
13. Pasar 11. Dit. Lalu lintas
12. Dinas pemadam
kebakaran
Kebutuhan Ruang Kota Baru
Jumla Jumlah Luas
Kompone Luas
Program Ruang h Banguna Persil
n Total
lantai n (m2)
Kantor gubernur 4 1 120.000 120.000
Rumah wakil
2 1 15.000 15.000 Juml Jumlah Luas
gubernur Kompone Luas
Program Ruang ah Banguna Persil
n Total
Sesat agung 2 1 25.000 25.000 lantai n (m2)

Mahan agung 1 1 20.000 20.000 Mall 3 1 35.000 35.000


DPRD 2 1 20.000 20.000 Pasar 1 1 20.000 20.000
Perkantor
DPD 1 1 10.000 10.000
an Masjid raya 2 1 70.000 70.000
Balai Adat 1 1 16.000 16.000
Dit. Lalu lintas 1 1 10.000 10.000 Siger dan alun-
1 45.000 45.000
alun
Kantor 38.872,
1 12 Taman kota 1 65.000 65.000
Pelayanan Publik 26
Bisnis dan
Kantor Komersil Jumla Luas
Pelayanan Non 1 5 9.640 Hotel 2 1 20.000 20.000 Kompone Jumlah Luas
Program Ruang h Persil
Publik n Bangunan Total
Rumah sakit 1 1 55.000 55.000 lantai (m2)
Instansi Vertikal 1 22 70.400
Plaza 1 1 20.000 20.000 Pendidikan 1 3 8.300 25.000
354912,
Total Perkantoran peribadatan 1 1 10.000 10.000
26 km2 Terminal 1 15.000 15.000
perdagangan 1 4 5.000 8.000
permukiman 2 80.000 160.000
Monumen kota 12.000 12.000 sanitasi 1 7 1.500 10.500
570.00 Ruang terbuka 245.000
Total Bisnis dan Komersil 245.000
0 km2 Fasilitas hijau
lainnya Brimob 1 1 10.000 10.000
Smapta 1 1 10.000 10.000
Kajati 1 1 10.000 10.000
Polda 1 1 10.000 10.000
Lapangan Golf 180.000 180.000
Sirkulasi 200.000
718.000
Total fasilitas lainnya
km2
Matriks Hubungan Fungsional
VISI, MISI & KONSEP
PENGEMBANGAN

PL 4001- Peremajaan dan Perencanaan Kota Baru


VISI & MISI
Visi:
“Kota baru dengan pusat pemerintahan baru Provinsi

Lampung yang Optimal, Nyaman dan terintegrasi.”


Misi:
• Menciptakan Kawasan pemerintahan Provinsi Lampung yang didukung dengan
infrastruktur yang baik.
• Menyediakan Kawasan pemerintahan yang ramah lingkungan dengan Ruang
Terbuka Hijau yang terkoneksi.
• Menciptakan pusat pemerintahan yang saling terhubung antar bangunan.
Konsep Pengembangan
Konsep Pengembangan:

Urban Catalyst
Lima cara Urban Catalyst dalam mendorong perkembangan sekitarnya :
• Terjadi jika katalis berperan sebagai tujuan utama bagi orang-orang untuk
mendatangi suatu wilayah dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga mampu
menciptakan aktivitas salah satunya aktivitas ekonomi ( adanya suppy demand )
• Memerlukan desain pengembangan yang tepat dan menarik secara fisik dan
visual
• Pengembangan yang dilakukan mampu menarik pola pergerakan melalui
penyediaan akses
• Karakteristik pengembangan harus terintegrasi dengan kebutuhan pengguna
jalanmelalui penyediaan streetscape
• Pengembangan yang dilakukan harus melihat kondisi lokasi tersebut.
Konsep Pengembangan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai