IV - ANALISIS
4.1 Analisis Internal
4.2 Analisis Eksternal
1.1 Latar Belakang
Kota baru adalah kota yang direncanakan, dibangun, dan dikembangkan pada saat suatu atau beberapa kota lainnya yang
direncanakan dan dibangun sebelumnya telah tumbuh dan berkembang. (Gideon Golany,1978)
Pembangunan kota baru di Provinsi Lampung telah dilakukan sejak tahun 2012 dengan maksud untuk memberikan
kepastian dalam pelaksanaan pemindahan pusat perkantoran pemerintah daerah sebagai penyangga Kota Bandar
Lampung dan merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi beban Kota Bandar Lampung yang sudah padat akibat
tingginya laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Namun karena kebijakan
pemerintah Provinsi Lampung pembangunan ini telah terhenti sejak tahun 2014.
Dalam Perda no 3 tahun 2013 Pembangunan Kotabaru Lampung sebagai wilayah pusat perkantoran pemerintah daerah
provinsi lampung sekaligus wilayah pengembagan pendidikan, permukiman, dan perekonomian berlokasi di Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.
Lokasi pembangunan di Kecamatan Jati Agung dinilai strategis karena berdekatan dengan beberapa kabupaten atau
kota disekitarnya (Bandar Lampung, Lampung Selatan, Metro, dan Lampung Timur) dan juga mengingat lokasi
pembangunan yang berdekatan langsung dengan jalan tol sehingga memudahkan fungsi Kota Baru Lampung sebagai
kota penyangga.
Potensi dan Permasalahan
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merencanakan Kota Baru sebagai pusat pemerintahan Kota Bandar Lampung untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung?
1.3 Tujuan
1. Mengurangi tingkat kepadatan dan lalu lintas di wilayah Tanjung Karang dan Teluk Betung
2. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan Provinsi Lampung
3. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum investasi pembangunan Kota Baru Lampung
4. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pembangunan Kota Baru Lampung di bidang infrastruktur jalan, perumahan,
sarana umum dan peribadatan
1.4 Sasaran
1. Mengembangkan pusat perkantoran Provinsi Lampung
2. Pembangunan kawasan permukiman, infrastruktur serta sarana prasarana umum penunjang pemerintahan
3. Mewujudkan Kota Baru sebagai pusat perdagangan/bisnis
4. Menjadikan Kota Baru sebagai wilayah konservasi lingkungan
2.1 Tinjauan Literatur
- Kota merupakan pusat kegiatan dari suatu wilayah tertentu
- pusat pengelompokan penduduk Alasan Pembangunan
- pusat kegiatan ekonomi Kota Baru
- pusat budaya
- pusat politik, dsbnya Membuat ibukota baru
Memeratakan penduduk
- Kota adalah suatu hasil dari suatu proses pertumbuhan Mengeksplorasi sumberdaya alam
ekonomi, sosial, politik, budaya, sejarah dan geografis Mengembangkan baik metropolitan
maupun daerah suatu negara.
Mengatasi kepadatan penduduk
- Perkembangan dan Pemekaran Kota sangat ditentukan Menyediakan perumahan yang layak
oleh adanya: Mengembangkan kualitas lingkungan
- Ruang dan transportasi
- Waktu Site Membangkitkan secara ekonomis
- Potensi Kemudahan Situation daerah yang tertekan
Persyaratan Penetapan Lokasi Perencanaan Kawasan Perkotaan Baru
Diacu
Master Plan yang berupa konsep diterjemahkan menjadi RDTR sebagai dasar perizinan. Untuk itu, Master Plan
perlu diacu dalam penyusunan RDTR.
KATEGORI KOTA BARU BERDASARKAN FUNGSI
FAKTOR SOSIAL
Kependudukan, yaitu terjadinya urbanisasi dari desa ke kota dan terbukanya kesempatan kerja
Kualitas kehidupan masyarakat, yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan akibat industrialisasi dan terjadinya
degradasi sosial dalam masyarakat
FAKTOR EKONOMI
Kegiatan usaha, yaitu melalui upaya dekonsentrasi kegiatan usaha dari kota-kota besar ke wilayah yang belum
berkembang (frontier region)
Politik ekonomi, yaitu pembagian peran dalam pembangunan kota baru antara pihak pemerintah dan
Swasta
FAKTOR LAHAN
Pola penggunaan lahan, yaitu terjadinya perubahan pola penggunaan lahan pada wilayah yang akan dikembangkan
sebagai kota baru
Harga lahan, yaitu perubahan nilai dan harga lahan akibat kebutuhan lahan dalam skala luas, sehingga
menimbulkan spekulasi tanah
FAKTOR PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
Kelembagaan, yaitu kewenangan dalam melakukan pembebasan, menguasai, mengelola dan mengalihkan lahan dan
properti, serta pembangunan dan pengoperasian infrastruktur
Kemitraan dan sinkronisasi investasi dan pembangunan
2.2 Preseden
1. Putrajaya, Malaysia
Putrajaya adalah pusat pemerintahan Malaysia yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995. Kawasan
Putrajaya memiliki luas 46 km2 dan merupakan bekas lahan perkebunan kelapa sawit. Memiliki jarak dengan kuala lumpur mencapai 25
Km. Pemerintahan malaysia memindahkan ibu kota nya karena kemacetan di kuala lumpur. Fasilitas yang terdapat di kawasan
pemerintahan putrajaya antara lain :
1. Pusat informasi seperti putrajaya square
2. Kenyamanan umum seperti rumah sakit, pusat maritim, dll.
3. Masjid agung
4. Taman
5. Pusat komersil
2.2 Preseden
2. Tanjung Selor, Kaltara
Kota Baru Mandiri (KMB) Tanjung Selor memiliki cakupan 11 ha, pusat pemerintahan yang memiliki luas 2.500 ha . KBM Tanjung Selor
merupakan program Kementerian PPN/Bappenas terhadap seluruh wilayah Tanjung Selor. Sedang pusat pemerintahan Provinsi Kaltara
merupakan inisiasi Pemprov yang didukung oleh pemerintah pusat.
Fasilitas yang terdapat di kawasan pemerintahan putrajaya antara lain :
1. Plaza 6. air port
2. Masjid raya 7. tempat olahraga
3. Perumahan
4. Smart industry
5. Universitas dan sekolahan
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung
Kecamatan Jati Agung merupakan
salah satu bagian dari wilayah
Kabupaten Lampung Selatan
dengan membawahi 21 Desa
dengan
luas wilayah 164,47 Km2, dan dihuni
oleh berbagai etnis/suku baik
penduduk asli maupun pendatang
- Sebelah utara Berbatasan
dengan Lampung Timur
- Sebelah selatan Berbatasan
dengan Bandar Lampung
- Sebelah Barat Berbatasan
dengan Natar
3.1 Deskripsi Wilayah Gambaran Umum Jati Agung
Bandar PKN 27 Km
lampung
Natar PKL 38 Km
Tanjung PKL 28 Km
Bintang
Perumahan Perumahan
Pertanian Pertanian
Guna lahan di sekitar Kawasan kota baru lampung ini Karena ada Kawasan pemukiman yang
mayoritas merupakan lahan pertanian. Namun di berpotensi memberikan eksternalitas negatif,
Barat laut Kawasan ada Kawasan pemukiman. maka di sekitar guna lahan pemukiman akan
dibuat buffer pepohonan.
4.1 Analisis Eksternal 3. Kependudukan
Kawasan Kota Baru Lampung terletak di
Penduduk Kepadatan
(jiwa) (orang/Km)
Karena jumlah penduduk serta kepadatan yang relative rendah di Kecamatan Jati agung dan Desa Margo rejo,
kelompok sasaran Kota Baru Lampung tidak hanya terkhusus pada ASN saja, namun dari berbagai kalangan dengan
intensif penyerdian berbagai infrastruktur penunjang.
4.1 Analisis Eksternal 4. Sirkulasi
Kawasan Kota Baru Lampung sendiri dilewati oleh Karena Kawasan kota baru tersebut telah
jalan arteri primer dengan luas +/- 12 meter dengan dilewati oleh jalan arteri primer maka jalan
keadaan kurang baik. tersebut akan digunakan sebagai sirkulasi utama
dengan 2 jalur utama.
4.2 Analisis Internal 1. Sirkulasi Jalan
Embung
Balai Informasi BIP2B
Masjid Agung
Gerbang Masuk
Urban Catalyst
Lima cara Urban Catalyst dalam mendorong perkembangan sekitarnya :
• Terjadi jika katalis berperan sebagai tujuan utama bagi orang-orang untuk
mendatangi suatu wilayah dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga mampu
menciptakan aktivitas salah satunya aktivitas ekonomi ( adanya suppy demand )
• Memerlukan desain pengembangan yang tepat dan menarik secara fisik dan
visual
• Pengembangan yang dilakukan mampu menarik pola pergerakan melalui
penyediaan akses
• Karakteristik pengembangan harus terintegrasi dengan kebutuhan pengguna
jalanmelalui penyediaan streetscape
• Pengembangan yang dilakukan harus melihat kondisi lokasi tersebut.
Konsep Pengembangan
THANK YOU