Anda di halaman 1dari 20

PENERIMAAN PERIKATAN DAN

PERENCANAAN AUDIT
TAHAPAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

• Penerimaan Perikatan Audit

• Perencanaan Audit

• Pelaksanaan Pengujian Audit

• Pelaporan Audit
PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT
• Evaluasi integritas manajemen
• Identifikasi keadaan dan resiko yang luar biasa
• Menentukan kemampuan/ kompetensi untuk
pelaksanaan audit
• Evaluasi independensi
• Menentukan kemampuan profesionalnya
dengan kecermatan dan keseksamaan
• Mempersiapkan surat perikatan
EVALUASI INTEGRITAS MANAJEMEN
• Untuk memperoleh keyakinan bahwa
manajemen calon klien dapat dipercaya dan
bertanggung jawab

• Cara memperoleh:
– Menghubungi auditor pendahulu
– Wawancara dengan pihak ketiga
– Pengalaman auditor tentang kliennya
IDENTIFIKASI KEADAAN & RESIKO LUAR BIASA

• Identifikasi calon pemakai laporan keuangan

• Status hukum dan stabilitas keadaan


keuangan

• Evaluasi kemungkinan diaudit


MENENTUKAN KOMPETENSI UNTUK PELAKSANAAN AUDIT

Standar umum pertama:


“audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup”

• Penentuan tim audit


• Kebutuhan konsultan dan spesialis
EVALUASI INDEPENDENSI
Standar umum kedua:
“dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor”

• Independensi
• Integritas dan Obyektivitas
MENENTUKAN KEMAMPUAN PROFESIONALNYA
DENGAN KECERMATAN DAN KESEKSAMAAN

Standar umum ketiga:


“dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama”

• Penentuan Waktu Penunjukan


• Penjadwalan Pekerjaan Lapangan
• Pemanfaatan personel klien
PEMBUATAN SURAT PENUGASAN
• Tujuan:
– Menghindari kesalahpahaman
– Melindungi auditor terhadap tanggung jawab hukum bila
terdapat tuduhan tidak melaksanakan pekerjaan dengan
baik
• Isi surat penugasan:
– Rincian pekerjaan
– Luas audit dan batasan-batasan
– Besarnya biaya audit
– Pekerjaan yang harus dikerjakan oleh staf klien
– Perkiraan waktu audit
PERENCANAAN AUDIT
• Tujuan:
– Untuk memperoleh bukti
– Efisiensi pelaksanaan audit
– Menghindari kesalahpahaman

• Langkah-langkahnya:
– Pemahaman usaha dan industri klien
– Penggunaan prosedur analitis
– Penentuan tingkat materialitas tahap awal
– Pertimbagan resiko audit
– Pertimbangn faktor yang berpengaruh terhadao saldo awal (jika
perikatan merupakan audit tahun pertama)
– Penyusunan strategi audit
– Pemahaman SPI
PEMAHAMAN USAHA & INDUSTRI KLIEN

• Yang perlu diketahui, antara lain: jenis usaha, jenis


industri, transaksi dalam hubungan istimewa,
peraturan pemerintah, SPI, sifat laporan yang harus
diserahkan

• Cara yang ditempuh, antara lain:


– Review laporan tahun lalu
– Review data perusahaan dan industri
– Peninjauan pabrik dan kantor klien
– Wawancara
– Penentuan adanya hubungan istimewa
PENGGUNAAN PROSEDUR ANALITIS

• Tujuan:
– Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan
transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir
– Mengidentifikasi bidang yang mungkin mencerminkan risiko
audit tertentu

• Langkah-langkah:
– Identifikasi perhitungan yang harus dibuat
– Harapan dan pembanding
– Pelaksanaan penghitungan/pembandingan
– Analisa data dan menentukan perbedaan yang penting
– Investigasi perbedaan yang tidak diharapkan
– Menentukan pengaruh terhadap rencana audit
PENENTUAN TINGKAT MATERIALITAS TAHAP AWAL

• Suatu nilai informasi akuntansi yang dihilangkan atau


salah disajikan mungkin akan mengubah pertimbangan
seseorang yang bersandar pada informasi tersebut
karena hilangnya atau salah penyajian informasi
tersebut.

• Materialitas kuantitatif dan kualitatif


RESIKO AUDIT
• Resiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal
untuk menyesuaikan pendapatnya atas
laporan keuangan yang salah saji secara
material.

• Jenis-jenisnya:
– Resiko melekat (inherent risk)
– Resiko pengendalian (control risk)
– Resiko penemuan (detection risk)
PERTIMBANGAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
SALDO AWAL

Laporan keuangan harus mencerminkan


dampak:
• Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang
dibawa ke tahun berikutnya dari tahun
sebelumnya
• Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
tahun-tahun sebelumnya
STRATEGI AUDIT TAHAP AWAL
Pendekatan
Komponen Substantive Approach Lower level of control
risk approach

Resiko Maksimum Sedang atau


pengendalian rendah
Pemahaman SPI Minimum Ekstensif

Test of control Sedikit Ekstensif

Substantive test Ekstensif Dibatasi


PENGUJIAN AUDIT

• Pengujian Analitik

• Pengujian pengendalian

• Pengujian substantif
PENGUJIAN ANALITIK
• Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses
auditnya dan pada tahap review menyeluruh terhadap hasil audit.
• Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari
perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data
yang lain.
• Pada tahap awal proses audit, pengujian analitis dimaksudkan
untuk membantu auditor dalam memahami bisnis, klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum
seorang auditor melaksanakan audit secara rinci dan mendalam
terhadap objek audit, ia harus memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit.
• Analisis ratio, analisis laba bruto, analisis terhadap laporan
keuangan perbandingan (comparative financial statements)
merupakaan cara untuk mendapatan gambaran menyeluruh
mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha klien.
PENGUJIAN PENGENDALIAN
• Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang
untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Ditujukan
untuk mendapatkan informsi mengenai:
1) frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan,
2) mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut dan,
3) karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.

• Auditor melakukan pengujian dengan cara memilih secara acak


surat order pembelian yang dibuat oleh klien dalam tahun yang
diperiksa dan kemudian melakukan audit mengenai:
• Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian
• Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian
• Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian
PENGUJIAN SUBSTANTIF
Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam:
• Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
• Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
• Ketidakkonsistensia dalam penerapan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia
• Ketidaktepatan pisah batas (cutoff) pencatatan transaksi
• Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian dan
pembagian)
• Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi
• Pencantuman pengungkapan (disclosure) unsur tertentu dalam
laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai