Si
Berapa lama sebenarnya jam kerja kita dalam
sehari?
Manda hanya melakukan kerja lembur total adalah 4 jam. Take home pay
Manda berupa Gaji pokok dan tunjangan tetap berarti Upah sebulan = 100%
upah
Sesuai dengan rumus maka Upah Lembur Manda :
4 jam x 1/173 x Rp. 2.000.000 = Rp.46.243
Apa yang kata Undang-Undang mengenai panggilan kerja secara tiba-tiba?
Dalam UU Tenaga Kerja No.13 tahun 2003 sendiri, tidak mengatur mengenai panggilan kerja secara
tiba-tiba. Akan tetapi UU No.13/2003 mengatur mengenai waktu kerja lembur pada hari kerja, hari-
hari libur mingguan maupun libur resmi. Pertanyaan mengenai kerja lembur pada hari libur
mingguan dan libur nasional dapat Anda lihat di “Akhir Pekan dan Hari Libur"
Bagaimana Perjanjian Kerja Bersama mengatur mengenai panggilan kerja secara tiba-tiba?
Karena UU Tenaga Kerja No.13 tahun 2003 tidak mengatur mengenai panggilan kerja secara tiba-
tiba. Peraturan Perusahaan ataupun Perjanjian Kerja Bersama-lah yang mengatur mengenai
ketentuan panggilan kerja secara tiba-tiba di hari libur. Syarat dari pemanggilan kerja secara tiba-
tiba ini adalah :
Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
Terdapat pekerjaan yang membahayakan keselamatan perusahaan jika tidak cepat diselesaikan.
Dalam penyelesaian pekerjaan yang sangat penting bagi perusahaan dan tetap memperhatikan
saran – saran Serikat Pekerja.
Managemen perusahaan dapat mengatur jam kerja dan kerja lembur dan perhitungan upah lembur
(baik melalui Peraturan Perusahaan maupun Perjanjian Kerja Bersama) sepanjang masih sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apa yang dimaksud dengan istirahat kerja?
Setiap pekerja berhak atas istirahat antara jam kerja dalam sehari, sekurang
kurangnya 1/2 jam setelah bekerja 4 jam terus menerus dan waktu istirahat
tersebut tidak termasuk jam kerja (Pasal 79 UU 13/2003). Selain itu, pengusaha
wajib memberikan waktu secukupnya bagi pekerja untuk melaksanakan
ibadah (Pasal 80 UU 13/2003).
Masa istirahat mingguan tidak boleh kurang dari 1 (satu) hari setelah 6 (enam)
hari kerja atau tidak boleh kurang dari 2 (dua) hari setelah 5 (lima) hari kerja
dalam satu minggu (Pasal 79 UU 13/2003).
Berdasarkan pasal 85 UU no. 13 tahun 2003, pekerja tidak wajib bekerja pada
hari – hari libur resmi ataupun hari libur yang ditetapkan oleh perusahaan.
Karena waktu istirahat itu merupakan hak kita, maka perusahaan wajib
memberikan upah penuh. Akan tetapi, ada kalanya perusahaan menuntut
pekerja untuk tetap bekerja pada hari – hari libur karena sifat pekerjaan yang
harus dilaksanakan terus – menerus. Perusahaan yang mempekerjakan
pekerjanya di hari libur, wajib membayar upah lembur.
Bagaimana Perjanjian Kerja Bersama mengatur mengenai Jam
Istirahat Kerja?
Pengaturan jam kerja dalam sistem shift diatur dalam UU no.13/2003 mengenai
Ketenagakerjaan yaitu diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :
Jika jam kerja di lingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya
(selanjutnya disebut “perusahaan”) ditentukan 3 (tiga) shift, pembagian setiap
shift adalah maksimum 8 jam per-hari, termasuk istirahat antar jam kerja
(Pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.13/2003)
Jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari
40 jam per minggu (Pasal 77 ayat 2 UU No.13/2003).
Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja 8 jam/hari per-
shift atau melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40 jam per minggu, harus
sepengetahuan dan dengan surat perintah (tertulis) dari pimpinan
(management) perusahaan yang diperhitungkan sebagai waktu kerja lembur
(Pasal 78 ayat 2 UU No.13/2003).
Dalam penerapannya, terdapat pekerjaan yang
dijalankan terus-menerus yang dijalankan dengan
pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Menurut
Kepmenakertrans No.233/Men/2003, yang dimaksud
dengan pekerjaan yang diljalankan secara terus
menerus disini adalah pekerjaan yang menurut jenis
dan sifatnya harus dilaksanakan atau dijalankan secara
terus menerus atau dalam keadaan lain berdasarkan
kesepakatan antara pekerja dengan pengusaha.
Contoh-contoh pekerjaan yang jenis dan sifatnya harus
dilakukan terus menerus adalah : pekerjaan bidang jasa
kesehatan, pariwisata, transportasi, pos dan
telekomunikasi, penyediaan listrik, pusat perbelanjaan,
media massa, pengamanan dan lain lain yang diatur
dalam Kep.233/Men/2003 pasal 2.
Ada pula peraturan khusus yang mengatur mengenai pembagian waktu
kerja bagi para Satpam yaitu SKB Menakertrans dan Kapolri Nomor
Kep.275/Men/1989 dan Nomor Pol.Kep/04/V/1989. Dan juga peraturan
khusus mengenai waktu kerja bagi pekerja di sektor usaha energi dan
sumber daya mineral yaitu Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI Nomor Kep.234//Men/2003 tentang Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat Pada Sektor Usaha Energi Dan Sumber Daya Mineral pada
Daerah Tertentu.
Apa kata Undang-Undang mengenai pekerja perempuan yang bekerja shift
malam?
Karena tidak diatur secara spesifik mengenai pembagian jam kerja ke dalam shift-
shift dalam UU no.13/2003, berapa jam seharusnya 1 shift dilakukan, maka pihak
manajemen perusahaan dapat melakukan pengaturan jam kerja shift (baik melalui
Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja maupun Perjanjian Kerja Bersama) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Saat seorang karyawan bekerja sampai melewati jam kerja normal, benarkah bahwa
perusahaan wajib menyediakan transportasi untuk mengantar pulang karyawan
tsb?Apakah upah kita akan dibayar penuh di hari waktu istirahat mingguan
(weekend/day off) dan hari libur nasional?
Sudah merupakan kewajiban dari perusahaan untuk memberikan waktu istirahat kepada
pekerjanya. Masa istirahat mingguan tidak boleh kurang dari 1 (satu) hari setelah 6 (enam) hari
kerja atau tidak boleh kurang dari 2 (dua) hari setelah 5 (lima) hari kerja dalam satu minggu dan
berdasarkan Undang – Undang no. 13 pasal 85 tahun 2003, pekerja tidak wajib bekerja pada hari
– hari libur resmi ataupun hari libur yang ditetapkan oleh perusahaan. Karena waktu istirahat
itu merupakan hak kita, maka perusahaan wajib memberikan upah penuh. Akan tetapi, ada
kalanya perusahaan menuntut pekerja untuk tetap bekerja pada hari – hari libur karena sifat
pekerjaan yang harus dilaksanakan terus – menerus. Perusahaan yang mempekerjakan
pekerjanya di hari libur, wajib membayar upah lembur.
Bagaimana apabila jam kerja kita jauh melebihi jam kerja standar
(40jam/minggu)? Dan bagaimana bila perusahaan tidak membayar kelebihan
jam kerja tersebut?
Jam kerja yang sesuai dengan Undang –undang di Indonesia adalah 40 jam/minggu,
untuk jam kerja lebih dari itu, perusahaan wajib membayarkan upah lembur. Apabila
perusahaan tidak memberikan upah lembur, pekerja bisa menuntut via manajemen
sumber daya manusia di perusahaan tersebut ataupun berkonsultasi dengan serikat
buruh dan perusahaan pun bisa terkena sanksi pidana/administratif.
Akan tetapi, terkadang ada perusahaan di jenis pekerjaan tertentu yang memang
mengharuskan pekerjanya untuk bekerja lebih dari jam kerja standar. Pengusaha
yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu harus memenuhi syarat :
a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1
(satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu
Biasanya perusahaan akan memberi tahu jam kerja kita yang melebihi standar
dan sistem pengupahannya pada saat interview dan kita berhak melakukan n
egosiasi mengenai hal ini. Kesepakatan jam kerja itu akan ditulis dalam Surat
Perjanjian Kerja. Jika telah terjadi kesepakatan mengenai hal ini, kita tidak bisa
menuntut.
Bagaimana dengan perhitungan jam kerja shift malam?
Untuk jam kerja shift malam, pada prakteknya karyawan shift malam
bekerja selama 7 jam dalam 1 hari selama 5 hari kerja dengan total 35 jam
dalam 1 minggu, berbeda 5 jam dalam seminggu dibanding jam kerja shift
pagi/siang. Akan tetapi ada juga perusahaan yang tetap mempekerjakan
karyawan shift malam sama seperti karyawan shift pagi/siang yaitu 8
jam/hari atau 40 jam seminggu dengan memberikan tunjangan shift.
Apakah kedatangan 2 kali dalam 1 hari kerja bagi para pekerja shift
itu diperbolehkan? Apakah hal tersebut sesuai dengan UU yang
berlaku?
Jadi, bila ada Peraturan Perusahaan (PP) di perusahaan tempat Anda bekerja
bertentangan dengan Peraturan yang ada maka Peraturan Perusahaan tempat anda
bekerja menjadi batal demi hukum.
Apa yang harus dilakukan apabila perusahaan mengadakan kegiatan aktifitas diluar jam
kerja yang tidak ada hubungannya dengan pelayanan kerja seperti senam pagi? Apakah hal
tersebut dapat dikategorikan sebagai waktu kerja lembur bagi pekerja shift/ pekerja yang
sedang libur?
Kebijakan senam pagi yang dibuat oleh perusahaan tersebut bila dipandang dari sisi positif adalah
untuk kepentingan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran para karyawan. Akan tetapi
bila bertolak belakang dengan jam tugas dengan shift yang tidak memungkinkan dilaksanakan,
maka Anda dapat mennyampaikan keberatan kepada manajemen perusahaan dengan alasan yang
tepat.
Akan tetapi, apabila perusahaan Anda mengadakan kegiatan/pertemuan diluar jam kerja berkaitan
dengan tugas, maka Anda berhak atas upah lembur sesuai ketentuan perundang-undangan.
Perintah lembur harus atas persetujuan karyawan yang bersangkutan berdasarkan ketentuan Pasal
78 ayat (1) dan ayat (2) yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut;
Ayat (1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat :
a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14
(empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
Pasal 3 diatas cukup jelas diatur Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau
Perjanjian Kerja Bersama. Pasal 4 ayat (1) jelas perusahaan dapat melalukan
penggantian waktu kerja. Namun juga diikat pada ayat (2), bila anda setuju tidak
jadi masalah. Khusus untuk Perjanjian Kerja Bersama mekanismenya harus menjadi
Serikat Buruh.
Jika kita masuk kerja terlambat namun masih bekerja
terhitung kerja 4 jam (kurang dari 8 jam), apakah hak upah
makan tidak diberikan?