Cost
Cost
Minimization Cost Benefit Cost Utility
Effectiveness
Analysis Analysis(CBA) Analysis(CUA)
Analysis(CEA)
(CMA)
Perspektif
Komponen biaya Masyarakat Pasien Penyedia yankes Pembayar
Tukkaran
Efektivitas lebih tinggi Dominan
[Perlu perhitungan RIEB]
DIAGRAM EFEKTIVITAS-BIAYA
ADA 2 STUDI KASUS
1. DEMAM TIFOID
2. KASUS ASMA
Studi Kasus
Skenario:
• Asma merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh bronkokonstriksi
[penyempitan saluran nafas]. Inhalasi kortikosteroid telah menjadi cara
pengobatan rutin. Tetapi, pengobatan inhalasi kortikosteroid tunggal
kadang tidak cukup efektif untuk mengontrol gejala asma. Dua pengobatan
baru digunakan sebagai terapi penunjang, yaitu BreatheAgain® dan
AsthmaBeGone®.
5. Hitung dan lakukan interpretasi a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan.
efektivitas-biaya dari pilihan Rumus: Biaya / Efektivitas
pengobatan.
REB Pengobatan A = Rp 320.000 / 0,35 = Rp 914.286
REB Pengobatan B = Rp 537.000 / 0,60 = Rp 890.000
REB Pengobatan C = Rp 381.000 / 0,61 = Rp 624.590
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram Efektivitas-
Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan, bukan rerata efektivitas-
biaya.
c. Hitung rasio inkremental efektivitas-biaya [RIEB] setiap pengobatan:
Untuk Pengobatan C terhadap B, atau sebaliknya, tidak dilakukan
perhitungan RIEB.
RIEB Pengobatan B terhadap A
= [Rp 537.000 – Rp 320.000] / [0,60 – 0,35] = Rp 868.000
REB Pengobatan C terhadap A
= [Rp 381.000 – Rp 320.000] / [0,61 – 0,35] = Rp 234.615
contd
6. Interpretasi. a. Antara Pengobatan B dan C harus dipilih Pengobatan C,
karena dengan efektivitas yang sama Pengobatan C lebih
murah.
b. Antara Pengobatan A dan B, bila dipilih Pengobatan
B harus dikeluarkan biaya lebih sebesar Rp 868.000 untuk
peningkatan 1 unit efektivitas.
c. Antara Pengobatan A dan C, bila dipilih Pengobatan C
harus dikeluarkan biaya lebih sebesar Rp 234.615 untuk
peningkatan 1 unit efektivitas.
d. Bila Pengobatan B atau C akan dipilih, pengambil
kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan harus
mempertimbangkan apakah biaya lebih yang harus
dikeluarkan sebanding dengan peningkatan efektivitas
yang diperoleh.
7. Lakukan analisis Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas
sensitivitas dan ambil setiap pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung
kesimpulan. biaya satuan dengan mempertimbangkan variasi volume obat yang
digunakan.
Studi Kasus
COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGOBATAN
DEMAM TIFOID ANAK
MENGGUNAKAN SEFOTAKSIM DAN KLORAMFENIKOL
3 Identifikasi
tingkat
. Antibiotik Rata- rata lama harirawat Biaya perawatan
efektivitas.
5.84 Rp 1.075.500,00
Sefotaksim
4.38 Rp 714.200,00
Kloramfenikol
4. Identifikasi dan hitung biaya
pengobatan.
Biaya yang teridentifikasi dan diukur adalah biaya albumin, biaya
kunjungan dokter, biaya laboratorium, biaya rawat inap: contd
Biaya rerata Albumin A = Rp. 1.843.470
Biaya rerata Albumin B = Rp. 1.813. 792
Biaya rerata Albumin C = Rp. 1.878.401
5. Hitung dan lakukan interpretasi a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan.
efektivitas-biaya dari pilihan Rumus: Biaya / Efektivitas
pengobatan.
REB Pengobatan Sefotaksim = Rp. 1.075.500 /5.84 =
184.161
REB Pengobatan Kloramfenikol = Rp. 714.200/4.38=
163.059
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram
Efektivitas-Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan, bukan
rerata efektivitas-biaya.
7. Lakukan analisis sensitivitas Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas setiap
dan ambil kesimpulan. pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung biaya satuan
dengan mempertimbangkan variasi volume obat yang digunakan.
KESIMPULAN
•Kloramfenikol merupakan terapi paling efektif dalam
kasus demam tifoid ini , dengan pengeluaran biaya
yang paling sedikit dan lama hari rawat yang lebih
singkat.