31 Januari 2019 COMPACTION COMPACTION • Kompaksi merupakan proses pemadatan tanah di lapangan, bertujuan untuk meningkatkan massa jenis tanah dengan kadar air yang sedikit dan meningkatkan kekuatan tanah. • Karakteristik tanah dapat diketahui melalui tes kompaksi dan tes CBR. • Dari kedua tes didapatkan nilai maksimum dari kadar air maksimumdan jumlah tumbukan. DESIGN UNITS FOR SUBGRADE DESIGN DESIGN UNITS AND SELECTION OF DESIGN VALUES PENENTUAN DESIGN UNITS • Secara garis besar bergantung kepada geologi dan iklim tempat yang bersangkutan. Jika terkait pada perencanaan perkerasan jalan, topografi/slope merupakan faktor penentu terbesar. • Residual Soils (tanah yang berasal dari batu pada suatu tempat)-> mengalami geological breakdown • Transported Soils (glacial deposits, alluvial deposits, dll.) -> mengalami pedological breakdown • Bisa menggunakan foto/citra udara • Menggunakan Teknik Terrain Analysis untuk mengklasifikasi tanah, kondisi drainage, dan slope dari terrain untuk mengkategorikan area menjadi suatu sistem bilangan ILUSTRASI TEKNIK • Tingkat keakurasian dari soil mapping meningkat saat ukuran design unit diperkecil • Pada daerah utara terdapat Wisconsin drift (lacustrine dan sand area) dan pada daerah selatan umumnya residual soil (loessial area). • Banyak terdapat gravel terraces. • Tanah terdiri dari glacial drift dengan medium-high plasticity. • Kondisi Upland: memiliki slope 3-5 ft, tanahnya frost susceptible dan memiliki kondisi drainase yang jelek. • Kondisi Terrace: well drained, relative bagus untuk pembuatan jalan. • Faktanya tanah pada upland dan terrace harus memiliki design units yang berbeda. SOIL PROFILES • Tanah tidak hanya heterogenous pada potongan horizontal, namun juga secara vertikal. • Horizon development dipertimbangkan • Horizon C merupakan kunci untuk memprediksi subgrade performance dari jalan yang akan dikonstruksi, kecuali saat profil jalan memotong horizon atas. TYPICAL ROAD PROFILE ESTIMATING FINAL MOISTURE CONTENT • Kondisi kandungan air (w) dan kepadatan tanah sangat menentukan kapasitas perkerasan jalan ketika menerima beban • Kompaksi menentukan perubahan volume yang terjadi ketika perkerasan jalan menerima beban • Kandungan kadar air di subgrade dipengaruhi sebagaian besar oleh lingkungan disekitarnya • Variabel yang dicari itu ultimate water content • Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air dibawah perkerasan jalan adalah hujan, kedalaman muka air tanah, dan suhu. ULTIMATE MOISTURE INDICATOR 1. Frost Area Asumsi yang digunakan untuk melakukan pengecekan adalah kondisi terendam ketika dilakukan California Bearing Ratio Test atau pendekatan lain dengan kondisi mendekati kondisi saturated. ULTIMATE MOISTURE INDICATOR 2. Annual Rainfall +20 Inches, Water Table +20 Feet, Nonfrost Pendekatan yang bisa dilakukan adalah pengecekan sample tanah di laboratorium dengan kondisi terendam (tidak ada metode pasti atau akurat, namum hal tersebut adalah yang paling mungkin). 3. Arid and Semiarid Climates, Water Table +20 Feet Pendekatan yang dilakukan adalah penentuan kadar air optimum dan perlu adanya tes batas plastis nya (Plastic Limit) ULTIMATE MOISTURE INDICATOR 4. Water Table -20 Feet Pendekatan yang dilakukan untuk mengontrol kadar air ultimate adalah dengan melakukan perhitungan effective water table (s) 𝒔 = 𝒖 + 𝜶𝑷 s = effective depth of water table u = actual depth of water table α = 0,03 times plasticity index P = pressure of pavement • Tinggi muka air tanah kurang dari 6 m. Pengaruh kadar air terbesar adalah kenaikan kapilaritas. Sehingga perlu diperhitungkan faktor suction. Kandungan air ditentukan menggunakan persamaan berikut ESTIMATION OF CALIFORNIA BEARING RATIO • Hampir seluruh investigasi kekuatan tanah tidak akan mencakup 100% bagian tanah yang akan dibangun • CBR sebagai fungsi dari Unified Soil Classification, sehingga perlu melihat korelasinya. • Harus mengkategorikan dengan berbagai kondisi SPECIAL PROVISIONS AND PROBLEMS RIGID PAVEMENT PUMPING Pumping merupakan penyemburan air dan material subgrade/base melalui joints dan cracks pada pavement, yang dikarenakan defleksi dari slab setelah free water terakumulasi dibawah slab tersebut. MECHANICS OF PUMPING • Hanya rigid pavement yang mengalami pumping karena flexible pavement tidak akan melendut yang menyebabkan terdapatnya void space dibawah pavement. Kegagalan flexible pavement disebabkan oleh rutting, shoving, dll. • Pumping aktif terjadi setelah hujan pada fills dan cuts area. • Terjadi saat pavement dikonstruksi langsung di atas plastic clay soil. Muncul setelah beberapa lama saat diberikan beban berat berulang. • Penyebab void space: deformasi plastic karena lendutan pada slab, slab mengalami warping karena perbedaan temperature. • Air yang masuk ke void space dapat berasal dari infiltrasi air dari permukaan melalui edge dan joints ataupun dari groundwater. • Saat tanah keadaan free draining, air akan bergerak dalam tanah. • Saat tidak free draining, defleksi slab mengakibatkan penyemburan air pada pavement adge/joint/crack. Saat tanah mengalami suspense Bersama air maka terjadi penyemburan air berlumpur. • Lama kelamaan void membesar dan pavement akan retak dan gagal • Design Consideration akan pumping: 1. Free-draining base dengan outlet drainase yang memadai 2. Menggunakan suatu highly erosion- resistant base REMOVAL OF UNSUITABLE MATERIALS • Tanah yang mengandung banyak mica dan material organik bersifat highly elastic, menyebabkan lendutan saat beban ditiadakan, yang menyebabkan failure karena fatigue. • Tanah yang memiliki konten organic yang tinggi akan terkonsolidasi saat dikenakan beban walaupun telah diberi special provisions. • Sehingga material tersebut harus dihilangkan sebelum konstruksi dari subgrade. • Jika tidak memungkinkan, special provision harus dilakukan. HIGH-VOLUME CHANGE SOILS • Swell potential of heaving soils. Faktor kritikal: moisture control yang mencegah shrinkage saat mengering dan swelling saat menyerap air. • Diperlukan tindakan special saat terjadi subsequent saturation tanah. • Saat ditemukan highly sweeling soil, sangat diharuskan untuk dikompaksi pada sebuah moisture content yang mendekati optimum. • Penggunakan lime sebagai stabilizing agent untuk mengurangi swell tidak efektif untuk layer yang dalam (menyediakan working platform) • Tanah yang dibanjiri sebelum konstruksi pavement dapat menyebabkan subgrade kehilangan beberapa karakteristik swelling. LATERITE SOILS (HIGH IN IRON DAN ALUMINUM) • Memiliki low density dengan high moisture content. Saat dipindahkan dari cut area ke fills dan subgrade akan menjadi sensitive dengan kekuatan support rendah (sering menjadi liquid state). • Tetapi laterite tetap usable selama Teknik konstruksi saat mengkompaksi di fills dan subgrades. Diperlukan untuk mencampurkan dengan material yang lebih kering atau menggunakan “sandwich” construction. (stable materials are sandwiched between layers of laterite). • Stabilisasi dengan sedikit lime atau cement akan mengingkatkan karakteristik tanah laterite. TRANSITION ZONES (CUT TO FILL OR FILL TO CUT) • Mencegah pavement breakup • Juga dibutuhkan dimana pavement melewati horizon B dan dimana terdapat perubahan tanah yang drastic atau saat kondisi drainase mungkin berlaku. • Kedalaman 3-4 ft, dan lebar di tiap arah longitudinal dengan jarak 20-30 ft. • Juga terdapat di transverse section pada side-hill fills. SELECTIVE GRADING • Membutuhkan material terbaik yang tersedia pada subgrade: RECOMMENDED AT ALL TIMES. • Material yang lebih jelek bisa ditempatkan pada fill slopes dan pada lokasi- lokasi yang tidak akan mempengaruhi performance dari pavement yang akan dikonstruksi. SUBGRADE DRAINAGE • Water-bearing strata yang memungkinkan mengirim air ke pavement harus dicegat pada jarak tertentu dari seksi jalan. Parit harus dikonstruksi dengan kedalaman dimana tinggi air selalu dibawah base-course level. Umumnya, pasir akan berfungsi sebagai filter di sekitar saluran. Jika pasir penyaring tidak tersedia, penggunakaan graded aggregates disarankan. Backfill material haris dipadatkan di sekeliling pipa saluran. COMPACTION CONTROL COMPACTION CONTROL Typical Compaction Curve Method of Control