Anda di halaman 1dari 24

Perawatan pasca sectio

caesarea
Kelompok 1
Dosen Pengampu: Is Susiloningtyas, S.SiT,. M.Keb
1. ALFU IZZATILMUNA
2. DIANA
3. FARIZA INDANA ZULFA
4. NURUL FADLILA
5. PUTRI CIPTARI LIAWAN
6. ZAKIYAH RETNO BESTARI
Definisi Perawatan Pasca Operasi

 Perawatan pasca operasi adalah pengelolaan pasien setelah operasi. Ini


termasuk perawatan yang diberikan selama periode pasca operasi
segera, baik di ruang operasi dan unit perawatan postanesthesia (Pacu),
serta selama hari-hari setelah operasi.
Tujuan Perawatan Pasca Operasi

 Tujuan dari perawatan pasca operasi adalah untuk mencegah komplikasi


seperti infeksi, untuk mempromosikan penyembuhan sayatan bedah, dan
kembali pasien untuk keadaan kesehatan.
Sectio Caesarea

Definisi
 Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram
 Sectio caesarea atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan
anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus
abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih.
 Proses persalinan operasi caesar umumnya berlangsung sekitar satu
jam.
 Pada pasien dengan pembiusan total, kesadaran akan berlangsung pulih
secara bertahap setelah penjahitan luka operasi
 Sedangkan pada pembiusan regional, dengan anasthesi epidural atau
spinal (memasukkan obat bius melalui suntikan pada punggung), ibu
bersalin akan tetap sadar hingga operasi selesai dan hanya bagian
perut ke bawah akan hilang sensasi rasa sementara
Perawatan Pasca SC

 Perawatan Post Seksio Sesarea (SC) pengelolaan pasien setelah operasi


yang diperlukan untuk mengembalikan kondisi kebugaran tubuh seperti
sedia kala.
Klasifikasi Jenis Luka Sectio Caesarea

a. Sectio Caesaria Transperitonealis Profunda


 Pembedahan yang paling banyak dilakukan dengan insisi di
segmen bawah uterus.
 Keunggulan: Perdarahan minimal, bahaya peritonitis ↓ ↓, rupture
uteri ↓ ↓.
b. Sectio Caesaria Klasik atau Sectio Caesaria Corporal
 insisi pada bagian tengah korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan
ujung bawah di atas batas plika vesiko uterine
 Dilakukan apabila ada halangan untuk melakukan sectio caesaria
transperitonealis profunda. Ex: Perlekatan uterus pada dinding
abdomen coz sectio caesare sebelumnya.
 Plasenta previa: bahaya perdarahan apabila dilakukan insisi bagian bawah
uterus melalui Sectio Caesaria Transperitonealis Profunda.
 Kelemahan  bahaya peritonitis ↑ ↑, 4x lipat bahaya rupture uteri pada kehamilan
yang akan datang.
c. Sectio Caesaria Ekstraperitoneal
 Sectio Caesaria ini dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi
puerperal
 Tidak lagi dilakukan  Pembedahan tersebut sulit dalam tehniknya
dan pengobatan infeksi sudah mengalami kemajuan
Faktor yang Mempengaruhi
Penyembuhan Luka Sectio Caesaria
1. Faktor Luka: Kontaminasi luka, Edema, dan hemoragi (perdarahaan)
2. Faktor Umum: Usia, Nutrisi, Obesitas, Medikasi
3. Faktor Fokal: Sifat Injuri, Adanya Infeksi, Area Luka
 Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, Ummah, Sumarsih
(2011) di RS PKU Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah menemukan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien
dengan post operasi sectio caesarea adalah personal hygiene, status gizi,
dan penyakit diabetes mellitus. Namun faktor yang paling mempengaruhi
adalah personal hygiene pasien.
Komplikasi Post Sectio Caesarea

1. Hematoma
2. Infeksi
3. Dehiscene dan Eviserasi
Perawatan Post Seksio Sesaria (SC) yang harus dilakukan oleh
bidan yaitu diantaranya:

 Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah urine
yang tertampung dikantong urine dan periksa/ukur jumlah perdarahan
selama operasi.
 Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada
lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score dan
kondisi bayi saat lahir, lembar operasi ditanda tangani oleh operator.
 Buat instruksi perawatan yang meliputi: jadwal pemeriksaan ulang tekanan
darah, frekuensi nadi dan pernapasan, jadwal pengukuran jumlah produksi
urine, berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terperinci yang
mencangkup nama, obat, dosis, cara pemberian, dan waktu atau jam
pemberian.
 Nasihat dan konseling Post Seksio Sesarea (SC)
Asuhan Pada Ibu Post Seksio Sesaria (SC)

 Pemberian cairan intravena. Kebutuhan cairan intravena, termasuk darah


selama dan setelah seksio sangat bervariasi.cairan yang diberikan secara
intravena terdiri dari larutan Ringer Laktat atau larutan sejenis dan Dekstrosa 5%
dalam air. Biasanya diberikan dalam 1-2 liter cairan yang mengandung
elektrolit seimbang selama dan segera setelah operasi.
 Ruang pemulihan. Di ruang pemulihan, jumlah perdarahan dari vagina harus
dipantau dengan ketat, dan fundus harus sering diperiksa dengan palpasi,
dengan palpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi kuat.
Balutan tebal dengan banyak plester dapat mengganggu palpasi dan
pemijatan fundus serta menimbulkan rasa tidak nyaman kemudiaan saat
plester, dan mungkin kulit diangkat. Ibu didorong untuk bernapas dalam dan
batuk.
 Setelah ibu sadar penuh, perdarahan minimal, tekanan darah memuaskan,
dan aliran urine paling tidak 30 ml per jam, pasien dapat dipulangkan ke
kamarnya.
 Pemberian analgesik (Anti nyeri).
 Tanda Vital. Tekanan darah, nadi, jumlah urin, dan fundus uteri diperiksa
paling tidak setiap jam selama 4 jam. Setiap kelainan dilaporkan. Setelah
itu, selama 24 jam pertama
 Terapi Cairan Dan Makanan. Secara umum, 3 liter cairan, termasuk Ringer
Laktat seyogianya adekuat untuk pembedahan dan 24 jam pertama
sesudahnya. Namun, jika pengeluarna urine kurang dari 30 ml per jam,
pasien harus segera dievaluasi kembali. Penyebab oligouria dapat
beragam mulai dari pengeluaran darah yang tidak diketahui sampai efek
antidiuretik infus oksitosin.
 Ambulasi. Umumnya, sehari setelah pembedahan, pasien harus turun
sebentar dari tempat tidur dengan bantuan paling tidak dua kali. Lama
waktu ambulasi Post Seksio Sesarea (SC) dengan general anastesi dan
regional anastesi cenderung sama. Selisih rata-rata lama waktu ambulasi
dini hanya 2 jam 40 menit (Umi Solikhah, 2011).
 Pemeriksaan Laboratorium
 Perawatan Payudara
 Pemulangan Dari Rumah Sakit. Ibu dapat dipulangkan dengan aman
pada hari keempat atau kelima pasca persalinan, kecuali jika terjadi
penyulit selama Masa Nifas.
 Pemberian Antimikroba Profilaksis. Suatu Penelitian mengevaluasi intervensi
terapi pada kelompok perempuan nulipara beresiko tinggi yang menjalani
seksio sesarea akibat disproporsi sefalopelvik.
Perawatan Luka Post Operasi Sectio
Caesarea
Perawatan Luka Post Sectio Caesarea

Angkat Jahitan dan Ganti Balutan


1. Persiapan Alat:
a. Troley
b. Bak Instrumen steril: pinset anatomis (2 buah). Gunting benang, hand
scoon, deppers, kassa.
c. Gunting verban
d. Korentang
e. Plester
f. Cairan antiseptik dlm tempatnya (Betadine)
g. Larutan NaCl 0,9% dlm tempatnya
h. Bengkok
i. Tempat sampah medis
j. Larutan klorin 0,5% dlm tempatnya
k. Sampiran (bila perlu)
2. Persiapan pasien

a. Ucapkan salam
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
c. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Pelaksanaan

a. Mencuci tangan
b. Membawa alat-alat dan mendekatkan kesisi pasien
c. Memasang sampiran
d. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dan membebaskan area luka
dari pakaian atau selimut
f. Menyiapkan plester dan memotongnya sesuai kebutuhan pembalutan
luka
g. Membuka bak instrumen dan Memasang sarung tangan
h. Membuka balutan, dimulai dari melepas plester (apabila plester susah dilepas
berikan larutan NaCl)
i. Melepas kasa penutup luka dengan perlahan dan hati-hati sedikit demi
sedikit sambil memperhatikan perlekatan pembalut dengan kulit incisi jahitan
atau drain (bila terpasang), kemudian buang ke dalam tempat sampah
medis/bengkok
j. Memperhatikan keadaan luka dari tanda-tanda infeksi/Kaji luka dengan
menekan daerah sekitar luka
k. Membersihkan luka dengan larutan NaCl secara searah menggunakan
deppers/kassa
l. Mengeringkan luka menggunakan deppres/kassa baru secara searah (Note:
Jangan terlalu Kering  Area luka yang lembab akan membantu proses
penyembuhan luka)
m. Melepas jahitan dengan cara sedikit menarik simpul jahitan keatas
dengan perlahan dan hati-hati menggunakan pinset kemudian potong
dengan gunting benang
Catatan: Perhatikan instruksi angkat jahitan apakah AJ setengah atau AJ
semua
n. Cabut benang dari kulit secara perlahan
o. Melakukan tindakan antisepsis dengan menggunakan kassa yang telah
diberi betadine secara searah
p. Tutup luka dengan kasa steril dan pasang plester
q. Rapikan pasien, lingkungan dan bereskan alat
r. Rendam peralatan yang telah digunakan dalam larutan klorin
s. Cuci tangan di bawah air mengalir
4. Sikap

 Memperhatikan teknik aseptik


 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
 Menjaga privasi pasien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai